Anda di halaman 1dari 11

./,IV.5.

2 Deskripsi Proses Produksi

Proses produksi pada Departemen Refinery and Speciality Fats PT Wilmar Nabati
Indonesia Gresik terdiri dari proses refinery I (pemurnian), proses hidrogenasi, dan
refinery II. Pada proses refinery bahan baku yang masuk antara lain CKS (crude kernel
stearin) dan CKL (crude kernel olein). Hasil dari proses refinery yaitu RKL (refined
kernel olein) dan RKS (refined kernel stearin). Kedua minyak ini kemudian dilakukan
proses hidrogenasi sehingga menghasilkan hydrogenation kernel olein (HKL) dan
hydrogenation kernel stearin (HKS). Selanjutnya diproses dalan pabrik refineryII untuk
dimurnikan dan siap menjadi produk.

IV.5.2.1Proses Refinery

Refinery adalah proses pemurnian minyak nabati (palmatic oil, lauric oil,
hydrogenated oil, coconut oil) yang dimaksudkan untuk menurunkan kadar asam, warna,
kadar air, pengotor, bau serta menambah stabilitas minyak. Prinsip refinery berdasarkan
pada titik didih dari gliserida dan komponen yang terkandung didalamnya, sehingga
dapat terpisah antara satu komponen dengan komponen lainnya dengan bantuan chemical
tertentu, kemudian produk yang dihasilkan adalah minyak kelapa sawit yang murni dan
bebas dari kotoran-kotoran, gram, dan lain-lain yang terkandung dalam minyak sebelum
proses refinery serta harus sesuai dengan ketentuan atau spesifikasi standar konsumsi
atau menuju proses selanjutnya.
Dalam penerapan proses refinery, dilakukan terlebih dahulu adalah menganalisa
jenis material apa yang akan di-refenery, yang meliputi sebagai berikut:
a. Jenis minyak, digunakan untuk mentukan perlakuan apa yang akan dilakukan
operator.
b. Suhu awal material
c. Kandungan FFA (Free Fatty Acid), untuk menentukan Final Heating di
Deodorization Section.
d. Moisture & Impurities, ini untuk menentukan Temperature di Pre-treatment.
e. IV (iodine value) , ini untuk menentukan kadar kejenuhan lemak yang harus di
turunkan.
f. Lovibon Colour, ini untuk menentukan penggunaan blecing eart.
g. Perokside Value, test ini digunakan untuk mengukur berapa banyak H3PO4 (posporic
acit) dan citric acit.

Proses refinery dibagi menjadi beberapa tahapan, yang diantaranya adalah:


a. Pre-treatment & Degumming,merupakan proses menaikkan temperature menjadi
102oC untuk menghilangkan moisture (kadar air) dan mempercepat reaksi saat
penambahan PA/CA untuk menetralisir getah, gram, kotoran dan lain-lain.
b. Bleaching, bertujuan untuk mengadsorbsi kotoran-kotoran yang sudah terikat oleh
bahan kimia sebelumnya pada proses Pre-treatment & Degumming dan juga
mengurangi klorofil, karoten dan xantofil, ion logam (Ni, Fe, Cu, Mg, Ca) sehingga
warna minyak jadi lebih jernih.
c. Filtration, untuk menyaring minyak dari spent earth yang telah menyerap getah,
gram, kotoran, dan lain-lain dari hasi proses degumming dan bleaching.
d. Deodorization,untuk memisahkan FFA, bahan yang menimbulkan bau dan rasa tidak
enak seperti senyawa aldehid, keton dan alkohol serta unsur atau zat lain yang tidak
dapat dipisahkan oleh proses sebelumnya, dan proses ini menggunakan system
destilasi (titik didih).

IV.5.2.2Mekanisme proses Refenery

Proses refenery terdiri dari 4 tahapan yaitu :


1. Tahap Pre-Treatment & Degumming
Material yang dialirkan dari tank farm kemudian ditampung ke tangki penampung
(TK301). Setelah mengisi minimal 10 % dari kapasitas tangki, kemudian raw material
dengan suhu sekitar 50-80oC berdasarkan jenis material karena material mempunyai suhu
yang berbeda-beda, kemudian dialirkan menggunakan sentrifugal pump (PU301A/B) ke
Heat exchanger (HE311) dengan aliran diatur seberapa besar flow rate dari tank farm
sehingga masukan dan tarikan seimbang. Dan pada HE311 terjadi perpindahan panas
antara raw material dengan final product refinery yang telah melewati proses deodorasi.
Kondisi proses yang terjadi dalam Heat exchanger (HE311) adalah temperatur raw
material naik sedangkan temperatur product turun. Setelah temperature raw material naik
di kisaran 75-107oC hal ini juga tergantung dengan jenis materialnya, kemudian
dilewatkan Heat exchanger yang kedua (HE312) dengan pertukaran panas antara raw
material dan steam. Temperatur raw material di set 102 oC, kalau material sudah
mencapai suhu kurang lebih 102 oC maka valve steam akan otomatis tertutup. Naiknya
temperatur dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung pada raw
material. Apabila raw material masihterdapat moisture, maka akan terjadi proses
oksidasi dan hidrolisis pada minyak.
Selanjutnya raw material masuk ke tangki pencampur(MX312), Pada tangki
pencampur(MX312) ini raw material dicampurkan dengan bahan kimia yaitu Phosphoric
acid (H3PO4) yang dipompa oleh pompa (PU321) dari tangki (TK321) untuk raw yg
bersifat crude, sedangkan Citric acid (C6H8O7) yang dipompa oleh pompa(PU322) dari
tangki(TK322) untuk raw material hasil dari proses hidrogenasi. Phosphoric acid
digunakan untuk menetralisir gum-gum yang di dalamnya terkandung phospholipid,
resin, getah & serat pengotor tanpa mengurangi jumlah free fatty acid (FFA) yang
terdapat dalam minyak dengan waktu proses antara 15 – 30 menit. Sedangkan Citric acid
digunakan untuk menghentikan reaksi katalis setelah proses hidrogenasi serta mengikat
trace metal. Phosphoric acid/ Citric acid akan tercampur sempurna dengan minyak pada
temperatur min 102oC. Hal ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi pada
proses penyaringan pada Niagara filter.
Pada raw material yang akan diolah menjadi produk berkualitas super, pada proses
degumming, pertama dicampurkan Citric acid terlabih dahulu, kemudian dicampurkan
Phosphoric acid agar kadar impurities benar-benar diminimalisir. Minyak hasil proses
Pre-threatment ini diberi istilah Degummed Palm Oil /degummed palm kernel oil
(DPO/DPKO).
Kondisi proses yang penting dan harus diperhatikkan pada fase pre-treatment
adalah sebagai berikut:
a. Plate Heat Exchanger pada pengoperasian, dua fluida yang dialirkan harus
dilakukan secara bersamaan dan bertahap, karena plate heat exchanger mudah bocor
atau cracking.
b. Persentase dosingPhosphoric acid dengan bleaching earth harus selalu dimonitor
(diawasi) setiap jam, serta strainer dosing pump secara periodik dibersihkan. Jika
tidak sesuai pemakaian maka akan berakibat proses bleaching tidak akan
berlangsung sempurna dan proses filtrasi pada Niagara Filter akan block (tertutup)

2. Tahap Bleaching
Setelah melalui proses pre-threatment, minyak dialirkan ke dalam Vessel (VE611).
Pada saat di dalam vessel(VE611), minyak kemudian ditambah dengan bleaching earth
yang fungsinya untuk mengadsorbsi gum-gum yang telah dinetralisir oleh Phosphoric
acid/ Citric acid dan proses pemucatan warna untuk mengurangi klorofil, karoten &
xantofil, ion logam (Ni, Fe, Cu, Mg, Ca) juga menyerap suspensi koloid serta hasil
degradasi minyak (peroksida). Bleaching earth didosing secara otomatis dengan bantuan
program dan berdasarkan flow rate digunakan karena semakin cepat flow rate maka
semakin cepat dosingnya. Dan untuk sekali dosing membutuhkan B/E sebesar 2.2 kg.
Vessel ini beroperasi pada kondisi vacuum yang bertujuan untuk :
a. Menguapkan moisture yang terdapat pada raw material.
b. Menguapkan spurging steam yang digunakan untuk proses pengadukan Bleaching
earth dengan minyak.
c. Meniadakan oksigen pada proses bleaching sehingga proses oksidasi tidak terjadi.

Dosing bleaching earth yang ditambahkan yaitu sekitar 0,6 - 1,0% dari kapasitas
minyak per jamnya, tetapi bisa menambah lebih banyak dosing bleaching earthnya
disesuaikan dengan jenis material yang akan diproses dan target warna minyak produk.
Setelah itu minyak yang telah mengalami proses reaksi ditampung di Vessel (VE612)
sebelum memasuki proses filtrasi.

3. Tahap Filtrasi
Setelah dibleaching dan ditampung di vessel (VE612) maka minyak dipompa ke
niagara filter oleh pompa (PU621/PU622). Niagara Filter merupakan alat yang akan
menyaring minyak untuk memisahkan hasil dari proses degumming dan bleaching
earthyang sudah menjadi spent earth. Cara kerja Niagara filter (FL621/FL622) adalah
dengan mengalirkan minyak ke dalam Niagara filter, yang didalamnya terdapat Filter
leaf (lembaran filter berbentuk lempengan besi, terdapat sekitar 17filter leaf dalam setiap
1 mesin Niagara filter). Proses penyaringan dengan Niagara filter menentukkan kualitas
hasil minyak. Suhu minyak yang di masukkan ke dalam Niagara filter diharapkan
sebesar 85o-102oC, yang bertujuan agar tidak terjadinya block pada filter leafe bila suhu
terlalu rendah. Blocking juga bisa terjadi apabila pada filterleaf masih tedapat spent
earth yang menempel, sehingga menyebabkan minyak tidak dapat tersaring secara
optimal atau tidak dapat menembus ke dalam pori-pori yang terdapat pada filter leaf.
Tahapan-tahapan yang terjadi di dalam alat niagara filter adalah sebagai berikut:
a. Stand by, proses stand by merupakan proses siaga yang dilakukan niagara filter untuk
mempersiapkan datangnya minyak dari vessel (VE612). Pada proses ini biasanya
tidak dilakukan aktivitas apa-apa, selain menunggu. Operator pada saat ini melakukan
pemeriksaan berkala pada alat Niagara filter beserta komponen-komponennya, untuk
menjaga kondisi Niagara filter agar tetap baik dalam melakukan proses penyaringan.
b. Filling, proses filling merupakan proses pengisian minyak ke dalam niagara filter
hingga high level. Minyak yang di masukkan ke dalam Niagara filter berasal dari
VE612. Kapasitas maksimal niagara filter sekitar 5 ton dengan tekanan maksimal 4
bar, tetapi biasanya hanya 3,5 bar sudah dilakukan pergantian ke filter niagara yang
lain. Dan apabila tekanan yang dimiliki Niagara filter melebiha 4 bar, maka akan
terjadi block pada Niagara leaf. Akibatnya minyak yang ingin disaring tidak dapat
tersaring dengan baik. Proses pengisian biasanya berlangsung selama 10-15 menit.
c. Coating,proses coating merupakan proses pelapisan filter leaf yang terdapat di dalam
niagara filter dengan bleacing earth. Satu mesin niagara filter memiliki 17filter leaf.
Bentuk filter leaf memiliki banyak pori-pori kecil dikedua sisinya, sehingga bleaching
earth akan menutupi pori-pori tersebut dan menyisakan celah kecil yang hanya bisa
dilalui oleh minyak, karena massa minyak lebih kecil dibandingkan dengan bleaching
earth. Proses coating biasanya berlangsung selama 15-20 menit sedangkan pada
niagara yang baru diganti maka proses coating bisa mencapai 60 menit. Kemudian
minyak yang tersikulasi akan dialirkan ke vessel (VE612), yang kemudian minyak
yang terdapat di vessel (VE612) akan kembali mengalir ke dalam Niagara filter.
Proses ini berjalan terus menerus tanpa henti.
d. Filtration, proses filtrasi merupakan proses penyaringan minyak untuk
menghilangkan bleaching earth dan unsur-unsur lainnya yang masih terkandung di
dalamnya. Proses penyaringannya adalah dengan filter leaf yang telah dilapisi oleh
bleaching earth saat coating. Karena pori-pori bleaching earth telah ditutupi
bleaching earth, sehingga menyebabkan bleaching earth yang lain tidak bisa
melewati pori itu. Hanya saja minyak yang memiliki massa lebih kecil dari pada
bleaching earth bisa melewati celah-celah kecil pada pori-pori yang dilapisi oleh
bleaching earth tersebut. Sehingga kadar bleaching earth di dalam minyak menurun,
tetapi tidak menutup kemungkinan masih terdapat bleaching earth yang terikut
minyak.
e. Circulation, proses circulation merupakan proses siklus perulangan yang terjadi
apabila tangki vessel (VE612) memiliki ketinggian didalam tangki rendah (low), atau
tangki vessel (VE701A/B) memiliki ketinggian didalam tangki penuh (full), sehingga
menyebabkan minyak hasil filtrasi kembali ke vessel(VE612) untuk ditampung
kembali. Hal ini terjadi, untuk menghindari keadaan kelebihan minyak (over flow)
pada tangki vessel (VE701A/B). Sehingga pada vesel terdapatindicator atau alat
safetyyang diletakkan di dalamnya, sehingga apabila minyak sudah mencapai
ketinggian tertentu, maka alat tersebut akan berfungsi dan memberikan kode ke
control room agar menutup valve atau pause proses.
f. Heel Emptying, proses heel emptying merupakan proses pengosongan Niagara filter
yang di dalamnya masih terdapat minyak yang bercampur bleaching earth. Minyak
tersebut akan dialirkan ke vessel(VE612) menggunakan steam. Steam yang
disemburkan memiliki temperature 180o-200o C dan bertekanan 3 bar. Tahap ini
dilakukan agar minyak yang masih mengandung banyak bleaching dapat difiltrasi dari
awal. Bisa juga digunakan saat akan pergantian Niagara filter (FL621 ke FL622)
ataupun sebaliknya karena pressure menunjukkan 4 bar sehingga harus segera
dibersihkan karena sudah tidak efektif lagi.
g. Cake Drying, proses cake drying merupakan proses pengeringan bleaching earth
yang kemungkinan belum jatuh dan masih menempel pada filter leaf. Proses ini juga
dibantu dengan menggunakan steam yang sama. Bleaching earth yang sudah kering
sebagian akan jatuh secara sendirinya, dan sebagian masih ada yang menempel.
Untuk menjatuhkan spent earth kering yang masih menempel nanti akan ditindak
lanjuti pada proses selanjutnya.
h. Venting,proses Venting merupakan proses pelepasan tekanan di dalam Niagara Filter.
Tekanan pada saat cake drying sekitar 2 bar, kemudian akan di turunkan hingga
tekanan menjadi tekanan normal.
i. Discharge, proses Discharge merupakan proses terakhir yang dialami oleh niagara
filter. Proses ini berlangsung dengan membersihkan filter leafe yang masih terdapat
spent earth yang masih menempel. Caranya adalah dengan menggetarkan filter leafe
dengan bantuan mesin vibrator sehingga seluruh spent earth akan jatuh ke dasar.
Setelah vibrator berhenti, maka valve niagara filter akan terbuka dan mengarahkan
spentearth kering tersebut ke Dump Storage.
Minyak yang sudah disaring pada proses filtrasi, kemudian masuk ke dalam pipa
Manifold. Pipa Monifol akan langsung mengarahkan minyak ke alat filter sleeve atau
cloth (FL623), kemudian ke filter bag (FL624/FL625). Proses penyaringan kembali
dilakukan dua kali ini untuk memastikan bahwa di dalam minyak tidak terkandung hasil
daribleaching earth dan degummingsama sekali. Daya saring FL623 dengan
FL624/FL625 lebih baik dari pada penyaringan pada filter leaf di Niagara Filter.
FL624/FL625 memiliki peran penting, karena pada penyaringan ini dilakukan
penyaringan terakhir dengan filter bag yang memiliki pori sangat kecil (ukuran pori
penyaring : filter bag (FL624/FL625) = 8 micron ). Hasil penyaringan dari filter bag
(FL624/FL625) adalah berupa minyak Bleach Palm Oil (BPO)/Bleach Palm Kernel Oil
(BPKO), yang kemudian akan dilanjutkan pada proses deodorasi.
Karena proses refinery ini semi continous, jadi sering terjadi stock changes
(mengganti raw material yang akan diproses). Raw material baru masuk ke tangki
TK301 ketika VE611 kosong dan diblow agar tidak ada minyak yang tercampur saat raw
material baru masuk.
Pada saat yang bersamaan, minyak di Niagara filter difiltrasi dan ditampung ke
slope tank (TK641) untuk tahap filling. Minyak yang berada di vessel(VE612) juga
difiltrasi semua hingga kosong melewati Niagara filter dan ditampung di tangki(TK641)
dan baru bisa mentranfer ketika 10 % dari volume tangki dan pada saat stock change.
Slope tank merupakan tangki penampung minyak yang dilengkapi dengan cyclone.
Cyclone ini digunakan untuk memisahkan minyak dengan steam yang keluar bersama
minyak. Proses kerja slope tank yang pertama adalah minyak akan masuk ke dalam slope
tank yang berasal dari Niagara filter yang didorong dengan bantuan pompa. Minyak
masuk ke dalam slope tank pertama melewati cyclone. Cyclone ini memisahkan minyak
dengan steam yang kemungkinan terkandung di dalam minyak. Steam yang terpisah
dengan minyak akan terbawa ke cerobong atas dan terlepas ke udara (atmosphere).
Karena berat jenis minyak yang lebih berat dari Steam maka minyak terlempar ke
dinding cyclone kemudian minyak yang dipengaruhi gravitasi akan turun masuk ke
dalam slope tank di bawah cyclone (analogi corong).
Selanjutnya minyak yang masuk ke dalam slope tank dan disirkulasi ke Niagara
filter. Kemudian minyak akan memasuki tahap final filtration melewati filter bag(FL623)
kemudian ke FL624/FL625 (filter bag) dan mengalir ke vessel (VE701A/B). Untuk tahap
stock change heel emptying, minyak dari Niagara filter dialirkan oleh steam ke
tangki(TK641). Dan untuk tahap cake drying dan lainnya sama dengan keadaan normal.
Hal-hal yang penting dan harus diperhatikan pada pengoprasian niagara filter
adalah sebagai berikut:
a. Sebelum dilakukan proses filtrasi, filtrate oil harus jernih pada proses black run.
b. Steam yang digunakan untuk proses drying harus dry steam.
c. Pada proses venting (penurunan tekanan), pastikan tekanan sudah aman kemudian
baru dilakukan proses discharge untuk menghindari discharge valve rusak.
d. Pressure pada Niagara filter harus diperhatikan maksimal adalah 4 bar. Apabila
tekanan melebihi 4 bar, maka akan terjadi block pada filter leaf yang menyebabkan
proses penyaringan tidak optimal dan harus dibersihkan.
e. Pembersian filter niagara dilakukan pada saat tekanan sudah melebihi 4 bar atau
sudah 40 hari penggunaan.

4. Tahap Deodorasi
Tahap deodorasi merupakan proses distilasi yang dirancang dibawah tekanan
normal atau vakum (sekitar 1-2.5 torr), untuk menjaga agar tidak terjadi oksidasi pada
temperature tinggi dan untuk membantu proses penguapan. Kondisi vakum dibuat juga
memiliki tujuan lain, yaitu untuk menurunkan titik didih minyak menjadi 230-260oC dari
titik didih normal sekitar 800o-900oC. Hal ini dilakukan karena apabila minyak
dipanaskan dengan temperatur di atas 3500C, maka minyak tersebut akan mengalami
kerusakan molekul dan menyebabkan hasil minyak menjadi kurang baik dan
terbentuknya radikal bebas. Pada proses deodorasi minyak dipanaskan pada suhu tertentu
untuk memisahkan komponen yang terkandung di dalam minyak berdasarkan titik
didihnya sepeti: Free fatty acid, moisture, keton ,thocoperol, aldehide, beta carotene
yang merupakan elemen- elemen pada minyak yang diharapkan menguap atau
terdekomposisi pada suhu tersebut.
Proses deodorasi dimulai dari masuknya minyak BPO/BPKO ke dalam vessel
(VE701A/B). Kemudian dialirkan dengan pompa (PU701) ke filter (FL711A/B). Bentuk
filter FL711A/B adalah catridge filteryang terdiri dari 7 catrige. Tujuan catridge filter
adalah untuk menyaring minyak agar benar-benar bebas dari kotoran-kotoran yang
lolosdari proses filtrasimaupun degumming. Selanjutnya hasil penyaringan dialirkan
menuju deodorizer (DE731). Deodorizer ini dirancang memiliki 11 tray dimana 1 tray
bermuatan 5.6 ton minyak bleach. Di tray 2 sampai 9 diberi spurging steam. sedangkan
untuk tray 5,6, dan 7 memiliki 2 saluran spurging. Suhu setiap spurging steam adalah
sekitar 210o-215oC, hal ini digunakan untuk mengangkat FFA agar dapat terhisap oleh
VE751.
Proses kerja alat deodorizer dimulai dari minyak masuk ke tray 1 (tray paling atas)
kemudian dipanaskan dengan bantuan steam. Lalu masuk ke tray yang ke 2 lalu ke tray
3,suhu minyak akan semakin meningkat. Peningkatan temperatur di tray 2 dan 3
menggunakan thermosiphon. System thermosiphon Tray 2 terhubung dengan tray 9
sedangkan tray 3 terhubung dengan tray 8.
Selanjutnya minyak turun ke tray 4 dan dipanaskan oleh boiler (HB721) yang
berbahan bakar NG. Boiler ini digunakan untuk memperoleh final heating di tray 4-5 dan
untuk tray selanjutnya suhu akan turun sampai di tray 10 hingga bersuhu 150 oC. Tiap
jenis minyak memiliki final heating yang berbeda-beda, dan dimaksudkan untuk
menghilangkan bau, moisture, impurities dan kandungan minyak yang rusak secara
maksimal serta meminimalisir minyak yang ikut menguap. Setting valve pada tiap tray
umumnya 100 detik dan akan terbuka otomatis secara bergantian dari tray yang paling
bawah, hal itu dilakukan dengan maksud agar tercapainya suhu optimal dan
penyempurnaan reaksi pada tiap tray. Pada tray 4-5, diharapkan FFA akan menguap
sempurna dan semua uapan dari 11 tray tersebut akan terhisap ke tangki PFAD (VE751)
karena vakum sekitar 1 torr. Sehingga, vakum tersebut dapat bekerja pada vessel(VE751)
dan deodorizer (DE731). Pada deodorizer di tray 2 hingga 9 terdapat lubang di tengah
tray yang berfungsi untuk jalur penarikan uap-uap yang terbentuk dan jalur untuk minyak
yang tumpah menuju splash tank (VE771).
Pada vessel VE751 terjadi kondensasi FFA menjadi PFAD (Palm Fatty Acid
Destilate). Prosesnya PFAD dipompa oleh sentrifugal pump lalu didinginkan oleh
HE751 menjadi 50-60oC,kemudian dispraykan dari bagian atas VE751. Treatment ini
dilakukan untuk efisiensi pembentukan PFAD. Jadi FFA uap yang ditarik vakum akan
terkondensasi menjadi liquid karena bertumbukan dengan PFAD dingin yang dispray
dibagian atas. PFAD yang sudah terkumpul kemudian akan dialirkan menuju Fatty Acid
Storage.
Di tray 6 dan 7 suhu masih cukup tinggi untuk proses penarikan FFA dan
impurities. Di tray 8 dan 9 mulai terjadi pendingin karena system thermosiphon tadi. Di
tray 10 ada saluran menuju VE771 (splash tank), untuk pembuangan minyak yang
tumpah atau meluap karena spurging, minyak kemudian dipompa ke tangki penampung
di pump house. Di tray 10 minyak didinginkan menggunakan cooling water dengan
system koil dengan set point suhu 150 oC. Kemudian di tray 11 merupakan penampung
produk. Di tray ini diambil sampel apakah minyak sudah sesuai dengan mutu yang
diizinkan.
Minyak yang keluar dari proses deodorasi berupa Refine Palm Oil (RPO)/ Refine
Palm Kernel Oil (RPKO) yang bersuhu sekitar 135-140 oC. Setelah itu minyak akan
dipompakan oleh pompa(PU731A/B) menuju HE742 untuk menurunkan temperaturnya.
Refinery oil ini akan mengalami pertukaran panas dengan raw material di heat
exchanger(HE311), sehingga temperature produk menjadi 80-100oC. kemudian produk
didinginkan pada heat exchanger(HE742) menjadi 65oC dengan bantuan air dari colling
tower. Selanjutnya menuju penyaringan di filter (FL741A/B) yang merupakan catridge
filter. Filter ini di fungsikan untuk menyaring minyak RPO dari impurities yang
kemungkinan masih terikut di dalam minyak. Banyaknya catridge filter di setiap filter
(FL741A/B) sebanyak 10 buah. Selanjutnya Hasil penyaringan tersebut akan dialirkan
menuju pipa pembagi (header), untuk kemudian dialirkan menuju storage tank atau
langsung menuju proses berikutnya.
Apabila kandungan FFA masih tinggi dan warna masih tak sesuai dengan mutu,
maka minyak hasil refinery ini akan di alirkan kembali ke vessel (VE701A/B). Kondisi
penting yang harus diperhatikan pada fase deodorasi adalah sebagai berikut:
a. Vacuum kondisi
b. Spurge steam
c. Fatty acid sirkulasi temperature dan flow
d. Pressure drop topdeodorizer dan bottom
e. Monitor quality product sesuai dengan target spesifikasi.

IV.5.2.3 Spesifikasi alat


Alat-alat yang digunakan dalam plat refinery adalah sebagai berikut:
1. Tangki 301, digunakan untuk menampung sementara material dari farm house.
2. PU301 A dan B, digunakan untuk memompakan atau menarik material dari TK 301
ke HE311 dan HE312 lalu ke pompa mixer (MX311)
3. HE311 dan HE312, digunakan untuk memanskan minyak material dengan bantuan
minyak panas minyak produk dan steam.
4. TK321, tempat phosfor.
5. TK322, tangki asam citrat.
6. MX312, tempat pengadika material dan chemical
7. TK321, tangki bleaching.
8. VE611 dan VE612, tangki sementara campuran minyak chemical dan bleaching.
9. PU622, pompa untuk mentranmisikan minyak dari VE612 ke filter niagara (FL622).
10. FL621 dan FL622, filter niagara digunakan untuk menyaring minyak dengan
bantuan bleaching dan filter leaf.
11. FL623, filter cloth digunakan untuk menyaring miyak dengan bantuan cloth
berukuran 10 micron
12. FL624, filter bag digunakan menyaring minyak dengan bantuan filter bag yang
berukuran 8 mikron.
13. VE701A dan VE701B, digunakan untuk tangki sementara minyak setelah proses
filtrasi.
14. PU701, pompa digunakan untuk mentranfer minyak dari VE701 ke filter catrige
(FL711) dan menuju DE731.
15. FL711, filter digunakan untuk menyaring minyak dengan bantuan catrige sepeti
benang yang digulung pada tabung yang berlubang.
16. DE711, tangki destilasi atau deoderizitation,digunakan untuk menghilangkan kadar
FFA dan bau yang terdiri dari 11 tray.
17. PU731A dan B, pompa digunakan untuk mentranfer minyak produk dari DE711 ke
HE311, HE742, FL741 dan lalu ke tanki farm house.
18. HE742, untuk mendinginkan minyak produk.
19. FL741, digunakan untuk penyaringan terakhir pada minyak produk denga bantuan
10 catrige.

Anda mungkin juga menyukai