SISTEM PROSES
biodiesel, yaitu proses produksi RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)
dan proses produksi biodiesel atau FAME (Fatty Acid Methyl Ester). Dalam
proses produksi FAME, bahan baku berupa RBDPO dan metanol akan diproses
Produksi RBDPO pada PT. LDC Indonesia dilakukan di unit refinery dengan
(Crude Palm Oil) atau yang biasa disebut dengan minyak sawit mentah. Proses
Raw material berupa CPO (Crude Palm Oil) dialirkan dari storage tank
menggunakan sentrifugal pump ke heat exchanger bertipe plate and frame. Pada
HE tersebut terjadi transfer panas antara feed dengan final product refinery.
o
Terlebih dahulu feed material yang bersuhu 45-50 C dipanaskan dengan
48
menggunakan steam pada heat exchanger untuk mempercepat reaksi pada kisaran
flow dosing adalah dengan mengatur jumlah stroke dosing pump tersebut sesuai
dengan persentase pemakaian yaitu 0.04% – 0.06 %. H3PO4 didosingkan pada line
gum-gum yang terdapat pada feed material. Selanjutnya dialirkan ke paddle mixer
Setelah phosporic acid dan CPO bercampur secara homogen, kemudian campuran
ini selanjutnya dialirkan ke bleacher tank. CPO yang ada dalam bleacher akan
untuk mengikat heavy metals (Fe dan Cu), kotoran, dan memucatkan warna. Hasil
Selanjutnya bleaching palm oil yang berwarna merah darah dipompakan Niagara
Filter, untuk menyaring bleaching earth yang masih terkandung dalam BPO.
Bleaching earth yang masih menempel pada filter (cake) disebut sebagai spend
minyak yang telah diperoleh dialirkan ke dalam bleaching oil tank sebagai tempat
49
Kondisi proses yang penting diperhatikan pada proses bleaching:
1. Kondisi vakum bleacher : Max 120 torr ( kecuali pada kondisi change
procces).
Pada proses ini peralatan Vertical Pressure Leaves Filter berfungsi untuk
impurities yang terdapat pada oil. Peralatan ini terdiri dari lembaran filter leave
yang dipasang secara vertikal pada housing. Bleaching earth + impurities berada
dipermukaan sedangkan oil akan lolos melalui screen ke manifold yang dialirkan
pipa outlet. Sisa bleaching earth yang telah dipisahkan dari minyak dengan
Kondisi proses yang perlu diperhatikan pada pengoperasian niagara filter adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan proses filtrasi, filtrate oil harus jernih pada proses black
run.
3. Pada proses cake drying, steam out let harus bersih dari oil untuk
50
4. Pada proses ventilasi (reduce pressure), pastikan 0 barg baru dilakukan
discharge valve.
Setelah proses niagara filter selanjutnya oil difilter kembali dengan menggunakan
peralatan filter bag dengan ukuran porositas yang lebih kecil, hal ini dilakukan
untuk memastikan impurities tidak lolos pada proses filtrasi. Jika impurities lolos
CPO yang telah mengalami proses degumming (pengikat gum atau lendir) dan
pemucatan warna (bleaching) disebut bleaching palm oil (BPO). BPO akan
diproses lagi untuk mendapatkan refined bleached deodorized palm oil (RBDPO)
atau sering disebut refined bleached oil (RPO). Agar proses penghilangan zat
penyebab rasa dan bau yang tidak disukai dalam minyak berlangsung dengan
baik, minyak yang akan mengalami deodorisasi harus bersih dari bleaching earth.
Proses deodorisasi adalah sistem destilasi proses di bawah vacuum yang tujuannya
untuk mengeluarkan FFA, aldehid, keton, alkohol dan bleaching color yang tidak
Proses deodorization dilakukan didalam suatu reaktor atau vessel yang berbahan
dasar carbon steansles steal 316 L yang tahan terhadap chemical tertentu, bejana
ini digunakan sebagai proses destilasi dan didesain dibawah kondisi vakum
51
(1,52,5 torr) guna menjaga agar tidak terjadi oksidasi pada temperatur tinggi
sekaligus membantu proses penguapan. Pada proses ini, free fatty acid (FFA),
moisture content, dan keton akan menguap karena titik didihnya lebih rendah.
Pada proses ini, bleached palm oil ( BPO ) dipompakan ke heat exchanger bertipe
plate and frame. Pada HE tersebut terjadi transfer panas dengan menggunakan
media pemanas berupa steam, temperatur setting diatas 110°C. Selanjutnya oil
berfungsi untuk menarik kandungan oksigen dan moisture yang terdapat pada
Proses selanjuntya BPO dipompakan ke shell and tube heat exchanger. Pada
final product refinery untuk memanaskan bleached palm oil. Peralatan ini juga
didesain under vacum untuk membantu proses penguapan moisture yang terdapat
dalam minyak. Final heating dilakukan pada shell and tube heat exchanger
dengan menggunakan media pemanas berupa steam yang dihasilkan dari high
untuk memanaskan bleached palm oil, feed material / bahan baku. Untuk
52
final product keluar dari refinery plant disetting berbeda yaitu jika direct ke
fractionation plant disetting 65°C sedangkan jika produk disimpan di storage tank
Blok diagram proses pengolahan CPO menjadi RBDPO pada refinery plant dapat
biodiesel dan juga bahan baku unit fraksinasi untuk mengasilkan produk turunan
RBDPO berupa olein (fraksi cair) dan stearin (fraksi padat). Proses fraksinasi
fraksinasi PT. LDC Indonesia melakukan proses fraksinasi dengan metode dry
fractionation dengan tujuan untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi,
yaitu olein (fraksi cair) dan stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik
beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada
dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan
53
fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak
jenuh. Pada temperatur rendah (20oC) stearin berada pada fasa padat, sedangkan
olein tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan
Proses fraksinasi pada PT. LDC Indonesia terdiri atas dua tahapan yaitu
kristalisasi dan filtrasi. Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin
kristaliser. RBDPO dari buffer tank dipompakan menuju heat exchanger, hal ini
dilakukan agar RBDPO tetap dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50-
air pendingin. Proses pendinginan terjadi dua kali dengan menggunakan air
pendingin dari cooling tower dan air pendingin dari chiller. Air pendingin dari
cooling tower berada pada suhu 20oC dialirkan ke tangki kristalizer sehingga
dari chiller. Chiller adalah unit pendingin air yang dapat menurunkan temperatur
air sampai 7oC. Air ini akan digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah
didinginkan dengan air biasa dengan suhu 25-35oC. Selama di tangki kristalizer
terjadi proses pendinginan dan RBDPO diaduk dengan pengaduk yang dilengkapi
pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang sesuai untuk
disaring oleh membrane filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan bertujuan
54
untuk mencegah pembekuan RBDPO, pemerataan suhu dan pemerataan
mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat pendinginan
berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi,
secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan minyak
dalam membrane filter press. Setelah proses filling selesai, dilanjutkan dengan
proses squeezing. Pada proses ini membrane filter press saling merapat dan udara
pemisahan antara olein dan stearin. Fraksi olein (cair) akan mengalir melalui
membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan untuk
memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membrane filter press. Setelah
press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan
yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat
55
penyumbatan pori-pori membrane filter press, maka akan dialirkan filtrat dan
wash oil melalui katup ke alat membrane filter press untuk melepaskan stearin
jenuh yang melekat. Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan
membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan
Produksi FAME pada PT. LDC Indonesia dilakukan di unit biodiesel dengan
RBDPO yang berasal dari unit refinery dan metanol, serta katalis berupa sodium
Unit ini berfungsi untuk menurunkan kandungan air yang terkandung didalam
RBDPO, jika kandungan air umpan pada RBDPO lebih tinggi dari spesifikasi
(>0,05%). Unit ini dilengkapi dengan sebuah flash sederhana dalam kondisi
vakum. Umpan aliran minyak (RBDPO) berada dibawah kontrol laju alir dari tank
farm yang dipanaskan terlebih dahulu dengan alat penukar panas 180E1 dengan
menggunkan minyak panas yang keluar dari 180V1 dan kemudian dipanaskan
hingga 100 dengan steam di alat penukar panas 180E2, sebelum dikirim ke flash
chamber 180V1. Flash chamber 180V1 dan kondensor yang terhubung dijaga
56
Minyak panas yang telah dikurangi kandungan airnya, over flow melalui bagian
setelah didinginkan dengan penukar panas 180E1 dengan minyak umpan. Apabila
temperatur minyak terlalu tinggi, safety cooler 180E3B dapat diletakkan dalam
pengoperasian dengan media berupa cooling water. Uap air yang meninggalkan
bagian atas 180V1 dikondensasi dengan kondensor 180E3 dan apabila keluaran
liquid (silphone). Fase uap keluaran silphone dialirkan menuju ke pompa vakum
180P2 dan fase cairnya over flow menuju ke sewer (saluran pembuangan) untuk
1. Transesterification (163-1)
menggunakan empat buah reaktor yang dipasang secara seri (163R1, 163V1,
163V2 dan 163A1). Keempat reaktor tersebut beroperasi pada kondisi temperatur
sebagai berikut:
CH2-O-CO-R CH2-OH
CH3-ONa
CH2-O-CO-R CH2-OH
(Triglycerides) (Metanol) (Methylester) (Glycerol)
57
Reaksi transesterifikasi tersebut menggunakan bahan baku berupa trigliserida /
RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) yang diperoleh dari unit
refinery dan metanol dengan dosing 19 - 21% serta katalis berupa Sodium
Methylate dengan dosing 1,5 - 2%. Produk yang dihasilkan dari reaksi tersebut
adalah FAME (Fatty Acid Metil Ester) dan glycerol. Selain menghasilkan dua
samping yaitu fatty matter dan SG (Sterol Glucoside). Reaksi samping yang
Panas reaksi yang ditimbulkan dari transesterifikasi dapat diabaikan dan terdapat
sejumlah panas yang disuplai dari luar dengan menggunakan koil pemanas yang
bertujuan untuk menjaga agar campuran reaksi tersebut berada pada temperatur
beraksi dengan metanol dan fase berat (gliserin) yang masih mengandung katalis
aktif dari tahap reaksi ketiga (163V2). Metanol diumpankan secara berlebih
samping (saponifikasi).
58
Dari tahap reaksi di reaktor 163R1, campuran tersebut dialirkan secara gravitasi
reaktor 163V1 melewati pipa yang terhubung dan dilengkapi dengan pipa
pemanas berjaket (jacketed pipe heater). Tujuan adanya sirkulasi tersebut ialah
campuran reaktan, katalis serta fase berat yang berasal dari reaktor 163R1.
Pada tahap di 163R1 ini, campuran masih tetap bereaksi dan gliserin sudah mulai
terbentuk. Gliserin yang merupakan fase berat keluar melalui bagian bawah
reaktor 163V1 dibawah level control. Pada stream keluaran gliserin tersebut
relatif kaya akan sabun, sehingga gliserin tersebut dialirkan menuju ke tangki
atas reaktor 163V1 dan dialirkan ke reaksi sirkulasi kedua (reaktor 163V2)
dengan menggunakan pompa 163P4 dan terjadi proses mixing yang bertujuan
Pada tahap 163V2 ini terdapat sejumlah metanol dan katalis yang ditambahkan
dihasilkan pada reaktor ini relatif kaya akan katalis dan sedikit mengandung
sabun, sehingga direcycle kembali menuju ke reaktor 163R1 (dengan tujuan untuk
mengurangi penggunaan fresh katalis). Fasa ringan keluar melalui bagian atas
59
Campuran reaksi yang berasal dari 163A1 mengandung produk (methylester),
metanol dan gliserin bebas, sejumlah sabun saponifikasi serta katalis aktif
pompa 163P6A. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengambil residu
katalis yang masih aktif sehingga dapat digunakan kembali. Pada keluaran
dengan menggunakan pompa 163P5. Yield yang diperoleh pada tiap-tiap reaktor
Reaktor Yield
163R1 ≤ 50%
163V1 80%
163V2 90%
163A1 95%
Sumber: Quality Control PT. LDC Indonesia
Crude Methylester yang berasal dari reaktor 163A dialirkan menuju ke separator
163S1, dimana terdapat dua fasa yang akan dipisahkan yaitu fase berat (gliserin)
dan fase ringan (methylester). Kemudian fasa ringan tersebut overflow menuju ke
buffer tank 163V3A dan selanjutnya ditransfer ke flash drum 163V4 dengan
Pada tahap pre-flashing ini, crude methylester disirkulasi dengan pompa 163P13
60
163E1 bertipe shell and tube. Selanjutnya methylester tersebut dialirkan menuju
ke flash drum 163V4, dimana sekitar 60% kandungan metanolnya diuapkan dan
yang beroperasi dibawah tekanan vakum (-700 mbarG). Metanol yang telah
(metanol dengan kadar air rendah bahkan tidak ada) untuk selanjutnya direcycle
ke proses.
Methylester yang berasal dari 163V4 dialirkan menuju ke buffer tank 163V20,
yaitu proses pencucian pertama. Sedangkan fase berat yang berupa gliserin over
flow ke tangki 163V8 dan metanol dialirkan ke 163 E7. Selain berisikan crude
gliserin, tangki 163V8 tersebut juga berisikan crude gliserin yang berasal dari
163R1, 163P3, 163V1 dan 163P9. Tangki tersebut berjenis flash tank yang
didalam crude gliserin. Metanol yang telah terpisah dengan crude gliserin
Methylester yang berasal dari buffer tank 163V20 mengandung sedikit gliserin,
sterol glucosides, sabun dan katalis, dimana ketiga kandungan tersebut akan
dihilangkan pada tahap pencucian pertama dengan menggunakan air recycle yang
berasal dari tahap pencucian kedua (3-5%) dan ditambah dengan fresh water yang
berasal 600V1 yang telah ditambahkan dengan asam sitrat. Sebelum melalui
proses pencucian, methylester melalui tahap penetralan pH, dimana asam sitrat
61
dan air pencuci diumpankan secara kontinyu dari unit 600 dan dicampur dengan
dengan menggunakan HE 163E20 berjenis plate and frame dan pemanas berupa
163S20 yang beroperasi secara sentrifugal. Air pencuci yang digunakan pada
tahap pre-washing ini dapat direcycle dari separator sentrifugal kedua (163S2)
berasal dari 163S20 kemudian dialirkan menuju ke tangki pencucian 163V7 untuk
proses selanjutnya.
Fase ringan yang berasal dari 163S20 kemudian dialirkan menuju ke tangki
pencucian 163V7. Fase ini mengandung sterol glucoside yang akan dihilangkan
melalui tahap pencucian kedua dengan fresh water (3-5%). Tahap pencucian ini
Aliran metil ester dikirim dari separator 163S2 ke kolom distilasi 163C1 dengan
62
menggunakan pompa recirculation 163P14, dimana kandungan moisture dan
metanol dihilangkan dalam main flashing column 163C1 dan diikuti dengan post
flasher163C3 dimana metil ester dimasukkan ke vakum yang lebih tinggi (sekitar
Sebelum memasuki kolom, metil ester dipanaskan dengan dua alat penukar panas,
bawah 163C3 sebagai aliran panas, sedangkan umpan akhir dipanaskan dengan
Aliran metil ester yang telah dikeringkan yang meninggalkan 163C3 ditransfer ke
basah yang dievaporasi di dalam kolom 163C1dan 163C3 dihisap dengan steam
Seluruh perlengkapan vent di plant dikumpulkan di unit ini. Unit ini terdiri dari
unit pre-condensing disertai sebuah kolom absorpsi dan sebuah water scrubber.
Unit ini didesain untuk mengkondensasi seluruh vent pada keadaan darurat dari
aliran atas unit produksi. Unit pre-condensing terdiri dari kondensor vertikal
63
adalah metanol yang dikondensasi ditransfer ke unit rectification 160 dan ke
163V8.
Untuk mengurangi kandungan metanol dalam aliran gas ke atmosfir pada level
dimana ketika aliran air lewat, metanol diabsorb. Gas yang telah bebas metanol
dibuang ke atmosfir melalui flame arrester. Air dari 163C2 yang mengandung
metanol dikirimkan ke unit metanol rectification 160. Unit vent condensation dan
unit upstream dilindungi dari tekanan yang berlebihan dengan hydraulic seal
163V11.
Tujuan dari tahapan ini adalah pengasaman dari aliran gliserin mentah, yang
berguna untuk menetralkan katalis sisa dan untuk memecahkan sabun yang
dari pemecahan sabun dipisahkan dan pH dari gliserin yang murni disesuaikan.
Aliran gliserin mentah yang datang dari pompa transfer 163P6B (yang kaya akan
metanol dan dengan kandungan air lebih rendah dari 1%) dipanaskan dengan dua
penukar panas 166E2 dan 166E1. Umpan awal sebagai aliran panas meninggalkan
bagian bawah flash drum 166V1, ketika umpan akhir diberikan steam bertekanan
rendah. Kemudian, gliserin mentah yang telah dipanaskan dikirim ke flash drum
64
Metanol yang telah dievaporasi di flash drum 166V1, yang bekerja pada kondisi
temperatur sekita 100 dan tekanan sekitar 0,2 barG, dikirim langsung ke unit
Gliserin yang berasal dari flash drum 166V1 ditransfer ke stirred acidification
vessel 166V2 dengan pompa 166P1 ke penukar panas 166E2 dan kemudian
dicampurkan dengan fase berat yang berasal dari separator sentrifugal 163S2
(komponen utama: air, gliserin, metanol, dengan sedikit garam dan sabun), dan
dengan 36% larutan HCl menggunakan pompa 166P6. Jumlah HCl dikontrol
vessel dibawah 4.
Dari 166V2 aliran gliserin yang telah diasamkan akan over flow secara gravitasi
ke tangki 166S1, dimana akan terpisah fatty matter (fase ringan), yang akan
Aliran gliserin yang telah dinetralkan yang berasal dari unit pemecahan sabun
(soap splitting) dikirim ke unit distilasi metanol. Aliran gliserin yang datang dari
gliserin 166V3 dan dikirimkan ke recovery pre-heater 166E3 oleh pompa umpan
65
166P8. Gliserin dipanaskan dengan aliran metanol bebas gliserin yang keluar dari
kolom distilasi metanol 160C1. Keluaran gliserin yang telah murni ditransfer
Metanol yang berasal dari unit proses aliran atas dan yang dikumpulkan di tangki
Aliran liquid yang berasal dari kolom 163C1 dikumpulkan pada tangki 160V1 dan
setelah pemanasan awal pada 160E1, umpan dibawah kontrol laju alir ditransfer
ke kolom rectification dengan pompa 160P1. Uap metanol yang berasal dari
atmospheric flash drum 166V1 dan dari kolom distilasi 166C1 diumpankan secara
tangki penampungan 160V2 dimana dicampurkan dengan metanol yang baru dari
66
tank farm. Kuantitas yang diperlukan diukur menggunakan mass flow meter-
counter.
Air yang meninggalkan bagian bawah kolom distilasi dapat menjadi umpan unit
pembuatan asam sitrat atau dikeluarkan sebagai air yang terbuang (waste water),
setelah didinginkan di 160E1, dimana air tersebut akan memanaskan cairan dari
Unit ini berfungsi sebagai tahap persiapan larutan asam sitrat 30% dan air yang
akan digunakan pada unit 163 (Methylester / Glycerine Separation Section). Pada
unit ini, asam sitrat yang digunakan berbentuk bubuk dan akan dibuat menjadi
larutan encer dengan cara dicampur dengan air yang berasal dari 600V1 dan
Air yang digunakan terdiri atas air olahan yang berasal dari unit WTP (Water
Treatment Process) dan air recovery yang berasal dari metanol retrification unit,
asam sitrat tersebut difilter di 600F1 dan kemudian di pompakan ke unit 163
67
Secara keseluruhan, proses produksi FAME pada pabrik biodeiesel PT. LDC
68