1. Unit Degumming
Pada tahap ini, CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO). Proses
Degumming bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut dan bersifat fosfatida,
getah (gum), warna, logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia
seperti asam fosfat. Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak disukai
oleh konsumen pada olein dapat dihilangkan dan diperkecil. Pada proses degumming ini
dilakukan dengan tahapan pelunturan zat-zat yang terkandung didalam CPO (Crude
Palm Oil), bagian ini harus dipantau dengan teliti karena jika proses ini tidak sempurna
maka akan berpengaruh atau berdampak pada hasil akhir. Proses degumming dilakukan
dengan cara menyerap semua kotoran yang tidak diinginkan menggunakan reaksi dari
bahan kimia. Dalam proses ini CPO atau minyak kelapa sawit mentah yang pertama
masuk dipanaskan pada suhu sekitar 90ºC - 110ºC sebelum ditambah asam fosfat.
CPO dialirkan ke bleacher buffer tank sebagai penampungan sementara untuk CPO.
Karena BPO pada bleacher memiliki suhu sekitar 90-110oC, maka air yang terlarut
didalam BPO akan menguap. Uap air tersebut akan dihisap oleh pipa vakum yang
sebelumnya melalui drop separator. Pada drop separator ini terdapat drain yang masuk
kembali ke bleacher buffer tank yang bertujuan untuk menyalurkan kembali minyak
yang ikut terhisap oleh vakum, oleh pompa vakum uap air dipompakan ke water trap
yang pada proses selanjutnya didinginkan dan masuk ke dirty water tower. Setelah
kandungan warna terikat BE, getah terikat H3PO4 maka dilakukan proses penyaringan di
unit Niagara filter. Dengan menggunakan pompa, BPO dari bleacher buffer tank
dipompakan ke Niagara filter. Pada stasiun ini terjadi penyaringan BE oleh filter leave
dari BPO yang telah dipucatkan tadi.
Minyak yang telah dipucatkan ini disebut BPO. Unit ini merupakan unit yang
menghasilkan RBDPO yang merupakan minyak setengah jadi. Deacidifying adalah
proses penguraian kadar asam (fatty acid) sedangkan deodorizing adalah proses
penguraian warna dan bau dari BPO dengan menggunakan sistem sparging dan
memanfaatkan pembangkit vakum untuk menghisapkan warna dan bau yang pada BPO
serta temperatur yang cukup tinggi. Proses deodorizing dimulai dari BPO di Bleach Oil
Tank dengan suhu 70-85% dipompakan ke Bleached Oil Heater yang dipanaskan
sampai suhu 90-110oC.
Pemanasan BPO pada vacum final heater memanfaatkan steam yang berasal dari boiler
high pressure. Guna alat ini adalah untuk menaikkan temperatur dari 220oC-235oC
menjadi 250oC-260oC. BPO dicairkan di presstipper untuk mengalami proses
pemisahan minyak, penguraian fatty acid, warna dan bau yang terkandung di dalam
BPO. Sementara BPO mengalami agitation yang memanfaatkan steam dengan low
pressure sehingga menghasilkan semi Refining Bleach Dedorizing (RBD). Kemudian
semi RBD dialirkan ke Deodorizing Tank (DEO) untuk diuraikan dengan
memanfaatkan steam sparging.
Fatty acid kemudian dialirkan ke acid oil tank kemudian dipompakan ke fatty acid
cooler untuk didinginkan, selanjutnya disirkulasikan lagi ke fatty acid scrubber. Karena
temperatur tinggi maka sisa asam akan turun secara melapak untuk kembali dihisap ke
acid oil tank. Sedangkan uap air, warna dan bau dihisap oleh vakum scrubber dengan
tekanan sisa-sisa asam tersebut kondesatnya di buang di fat trap. Minyak dari fatty acid
scrubber turun secara melapak untuk menurunkan temperatur minyak tersebut, untuk
kemudian dialirkan ke deodorizer tank. Terakhir minyak akan dialirkan ke final oil
cooler, disini suhu RBDPO telah menjadi 60oC-65oC. RBDPO lalu dialirkan ke
polishing filter untuk proses penyaringan, dan diharapkan suhu RBDPO keluar ke
polishing filter sekitar 45oC sebelum dipompakan ke RBDPO storage tank.
4. Unit fraksinasi (proses untuk mengubah RBDPO menjadi olein dan stearin)
Proses fraksinasi adalah kelanjutan dari proses pemurnian yang bertujuan untuk
memisahkan olein dan stearin dari RBDPO dan menghasilkan produk yang bernilai
ekonomis tinggi. Pada prinsipnya proses ini merupakan pemisah minyak kelapa sawit
atas 2 fraksi yaitu olein (fasa cair) dan stearin (fasa padat) yang masing-masing berbeda
titik leburnya. Olein ini yang kemudian digunakan sebagai minyak goreng, sedangkan
stearin yang merupakan produk samping dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan margarin. Pada proses fraksinasi ini ada dua tahap yaitu:
a. Pembentukan Kristal
Pertumbuhan kristal melalui pendinginan bertahap menggunakan kristalizer, prinsip
kristalizer adalah proses pemisahan fraksi-fraksi padat dan cair yang ada di dalam
RBDPO dengan jalan menurunkan temperatur RBDPO tersebut menggunakan
pengadukan. Proses ini menggunakan alat kristalizer yang berfungsi untuk
pembentukan kristal dari RBDPO sehingga dapat dipisahkan menjadi RBD olein dan
RBD stearin.
b. Pemisahan fasa cair dan fasa padat
RBDPO yang telah dikristalisasi dan difraksinasi selanjutnya adalah proses filtrasi di
unit membran filter press. Bertujuan untuk memisahkan olein (fasa cair) dan stearin
(fasa padat) menggunakan sistem press. Olein akan dipompa menuju tangka
oenyimpanan kemudian siap dipasarkan sebagai minyak goreng kelapa sawit. Stearin
yang tertahan pada membrane filter dimasukkan ke dalam tangki penampungan
stearin yang dilengkapi dengan pemanas steam agar stearin yang membeku dapat
mencair kembali lalu dialirkan ke dalam tangka penyimpanan.
Proses produksi PT.LDC East Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4. 1.