Mikronutrien Kandungan
• α-caroten 235 ppm
• β-caroten 377 ppm
• Vitamin E 810 ppm
• Likopen 8.74 ppm
• Lutein Trace
• Sterol -
• β-sitosterol 370 ppm
• Kampasterol 151 ppm
• Stigmasterol 66 ppm
• Kolesterol 18 ppm
• Ubuquinone 10 (UQ 10) 18-25 ppm
Proses Refinery
Phosphoric
Degumming Acid
Bleaching
Spent Clay Bleaching Clay
Filtration
Palm Fatty
Steam volatile Deodorization Acid Distillate
RBDPO
Chemical refining
CPO
Neutralization KOH
Dryer
NBDPO
• Perbedaan proses physical dan chemical
refining terletak pada proses menghilangan
komponen FFA yang terdapat di dalam minyak
Degumming
• Proses degumming adalah proses untuk menghilangkan
kotoran pada minyak, yaitu zat-zat terlarut atau zat-zat yang
bersifat koloid seperti gum dan serat-serat pengotor yang
terdapat dalam CPO
• Pada dasarny gum merupakan senyawa organik berupa
phospolipid atau phospotida
Fosfolipid adalah sejenis molekul lipid yang
merupakan komponen utama membran sel.
Setiap fosfolipid terdiri dari dua asam lemak,
satu gugus fosfat, dan satu molekul gliserol
• Saat ini pada pabrik-pabrik minyak goreng telah
banyak menggunakan asam untuk proses
degumming yaitu asam fosfat (H3PO4) dan asam
sitrat.
• Asam fosfat berguna untuk memisahkan fosfatida
yang merupakan sumber rasa dan warna yang
tidak diinginkan
• Fosfatida dalam minyak terbagi menjadi fosfatida
hydratable dan fosfatida non hydratable.
• Fosfatida hydratable mudah dipisahkan dengan
penambahan air pada suhu 40 oC. Penambahan air
mengakibatkan perubahan sifat fosfolipid yang
awalnya lipofilik menjadi lipofobik sehingga mudah
dipisahkan dari minyak.
Penambahan air juga berfungsi memisahkan kotoran
yang tidak larut minyak seperti lendir, getah, serat,
dan partikel kecil.
• Fosfatida non hydratable terlebih dahulu harus
dikonversi menjadi fosfatida hydratable dengan
penambahan larutan asam dan dilanjutkan dengan
proses netralisasi
• Proses degumming dapat dilakukan dengan 2 cara :
penambahan air (degumming air) dan penambahan asam
(degumming asam)
• Proses degumming asam berlangsung dengan cara
memanaskan minyak hingga mencapai suhu 80 oC dan
menambahkan asam fosfat (konsentrasi 0,045%) 0,04%
dari volume CPO
• Penggunaan konsentrasi asam fosfat yang semakin tinggi
dapat mengurangi kandungan gum sisa pada minyak karena
asam fosfat bereaksi dengan gum dan terpisah dari minyak.
• H3PO4 juga berfungsi sebagai reagen untuk mengendapkan
gum hydratable dan mengendapkan logam-logam dengan
membentuk garam
Netralisasi (Deasidifikasi)
• Netralisasi merupakan proses pemurnian yang bertujuan
untuk menetralkan asam lemak bebas dan mengurangi gum
yang masih tertinggal.
• Netralisasi dilakukan dengan cara mereaksikan asam lemak
bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun.
• Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna
dan kotoran seperti fosfatida dan protein dengan cara
membentuk emulsi. Sabun atau emulsi ini dapat dipisahkan
dari minyak dengan cara sentrifuge
• Netralisasi yang paling sering dilakukan adalah dengan
penambahan alkali yang pada umumnya adalah NaOH
• Proses netralisasi dilakukan dengan menyabunkan asam
lemak bebas dengan larutan NaOH dalam air diikuti dengan
pencucian. Jumlah larutan NaOH yang digunakan sebesar 5-10
persen dari berat minyak
• Reaksi penyabunan dilakukan pada suhu 60-65 oC, dan dapat
juga digunakan suhu yang lebih tinggi hingga 98 oC.
Minyak yang akan dinetralkan dipanaskan pada suhu 35-40 oC dengan tekanan
lebih rendah dari atmosfir.
Dengan cara tersebut gas CO2 yang terbentuk akan menguap dan asam lemak
bebas yang tinggal dalam minyak kurang lebih sebesar 0,05 persen.