Dosen Pembimbing:
CPO umum digunakan sebagai bahan baku untuk membuat minyak goreng.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan
akan minyak goreng semakin tinggi.
Crude Palm Oil (CPO)
• Indonesia merupakan negara produsen CPO terbesar di dunia
dengan peningkatan produksi rata-rata 11,48% per tahun.
• CPO dari Indonesia terbanyak diekspor ke China, Uni Eropa,
India, Afrika dan Pakistan.
• Nilai ekspor CPO Indonesia cenderung fluktuatif dari tahun ke
tahun. Sehingga dibuat kebijakan hilirisasi industri minyak
sawit agar Indonesia tidak bergantung pada pasar CPO dunia.
• turunan dari CPO yang dikelompokkan menjadi tiga jalur
hilirisasi yaitu oleofood complex, oleokimia complex dan
biofuel complex.
• Produk pangan yang merupakan hasil produk hilir oleofood
complex diantaranya adalah minyak goreng, margarin,
creamer, cocoa butter/specialty-fat, shortening, dan lain-lain.
Produk Pengolahan CPO
• Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng juga
menghasilkan beberapa hasil samping antara lain
stearin dan Palm Fatty Acid Destillation (PFAD).
Proses
- Fraksinasi
1 Proses 2 Proses Fraksinasi
penyulingan
• Penyulingan minyak mentah (refinery) • Proses fraksinasi bertujuan untuk
dilakukan untuk menghilangkan semua memisahkan minyak dan trigliserida
senyawa glyceridic dan non-glyceridic yang terkandung di dalamnya menjadi
yang memengaruhi rasa, warna, dua komponen atau lebih berdasarkan
stabilitas dan keamanan dari minyak. titik lebur dan kelarutannya.
Chemical Refining
• Proses pemurnian secara kimia (chemical refining) adalah proses pemurnian CPO
dengan jalan reaksi kimia, yaitu mereaksikan NaOH dengan asam lemak bebas
yang berada dalam CPO. Proses ini disebut juga dengan caustic refining. Chemical
refining terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu degumming & neutralization,
bleaching & filtration, dan deodorization. Reaksi antara NaOH dengan FFA
membentuk produk samping berupa sodium soap.
Perbandingan Proses Penyulingan
Nilai Yield Lebih tinggi (tidak ada sabun) Lebih rendah (terbentuk sabun)
• Terdiri dari dua tahap, yaitu kristalisasi yang bertujuan untuk membentuk kristal stearin dengan
dilakukan pengadukan dan pendinginan. Tahap kedua adalah filtrasi dimana kristal stearin
dipisahkan dari minyak sehingga didapatkan produk olein.
Detergent Fractionation
• Pada metode ini digunakan detergent sebagai wetting agent untuk meningkatkan hasil
pemisahan kristal dari fasa liquid. Wetting agent yang digunakan pada umumnya adalah lauryl
sulfate dan dikombinasikan dengan magnesium sulfate sebagai elektrolitnya. Pemisahan fasa
cair dan dan sisa minyak cair ini menggunakan sentrifugal.
Solvent Fractionation
• Minyak dilarutkan dengan solvent organik seperti aseton dan heksan dengan kadar yang telah
ditentukan dan didinginkan. Dari proses ini dihasilkan miscella yang mengandung sebagian
kristal minyak dan solvent yang kemudian disaring dalam kondisi vakuum di dalam drum filter.
Olein miscella dan stearin miscella kemudian didistilasi terpisah untuk menghilangkan solvent
dan me-recover fraksi.
Perbandingan Proses Fraksinasi
4500
4000
3500
1.000 ton
3000
2500
2000
1500
1000
2015 2015.5 2016 2016.5 2017 2017.5 2018 2018.5 2019
Tahun
Komponen Nilai
Kualitas Bahan
Trigliserida (TGA) 90,70%
Baku
Digliserida (DGA) 4,83%
Spesifikasi CPO yang
digunakan dapat dilihat pada Monogliserida (MGA) 0,20%
tabel disamping (Shahidi, Free Fatty Acid (FFA) 4,00%
2005).
Phosphatida 0,07%
Karoten 0,03%
Tocopherol 0,07%
Impurities 0,10%
Total 100%
Bahan baku penunjang yang digunakan dalam proses pembuatan
Bahan Baku Penunjang minyak goreng sawit ini adalah bleaching earth dan asam fosfat.
Dihasilkan juga produk margarin dari hasil pengolahan PT Asian Agro Agung Jaya (RGM Group) 307.396
produk samping stearin sebesar 21.000 ton.
Lokasi Pabrik
Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara
Pasar
Pemasaran produk MGS ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri juga untuk Transportasi
tujuan ekspor
Lokasi pabrik ini dekat dengan Jalan Lintas
Sumatera;
Iklim Transportasi kapal laut pelabuhan Tanjung
Temperatur udara (24-34ºC); Curah hujan (223 Balai
mm); Kecepatan angin (18 km/jam)
Lokasi Pabrik
Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara