Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN DEGUMING

Degumming merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran seperti logam-logam
dangetah atau lendir yang terdapatdalam minyak berupa phospotida, protein, karbohidrat, dan resin
tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Proses degummingCPO dapat dilakukan
dengan cara CPO direaksikan dengan asam fosfat atau asam sitrat. Komponen utama yang akan
dipisahkan pada proses degumming ini adalah fosfatida. Senyawa fosfatida ini akan menimbulkan warna
dan rasa yang tidak diinginkan serta bisa mengurangi nilai simpan minyak (Madya and Azis, 2006).

FUNGSI

Adapun fungsi dari degumming CPO yaitu untuk menghilangkan zat-zat terlarut atau zat-zat yang
bersifat koloid seperti gumdan serat-serat pengotor berbentuk gumatau getah lendir berupa fosfolipid,
protein, residu dan karbohidrat dari dalam minyak kelapa sawit (Abdillah, 2008).Proses degumming yang
biasanya digunakan pada proses degumming yaitu degumming asam. Dalam memilih metode
degummingharus mengetahui terlebih dahulu karakteristik dari bahan yang akan digunakan, misalnya
dalam menentukan jenis senyawa fosfatida.

PROSES DEGUMMING

Proses degummingdilakukan dengan menambahkan asam dalam pengolahannya untuk menurunkan


getah (gum)pada minyak sehingga dapat meningkatkan viskositas. Sebagai minyak atau lemak, minyak
sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. CPO berupa minyak yang
agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan karena kandungan karotenoid (terutama β-
karotena).Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis
tenera kurang lebih 500-700 ppm.

Proses degumming CPO dengan asam mengindikasikan bahwa mekanisme perpindahan massanya
diawali dengan transfer massa gumyang terikat pada fase minyak ke gumbebas pada fase asam. Setelah
terjadi transfer massa gum dari fase minyak ke fase larutan asam kemudian terjadi reaksi antara
gumdengan asam dan selanjutnya mengendap. Perpindahan massa ini berlangsung jika terjadi kontak
antara fase minyak dan fase asam dilakukan dalam tangki berpengaduk (Ristianingsih, et all,, 2011).

FAKTOR YANG MEMPERANGARUHI

2.6.1. Jumlah Pelaru

CPO memiliki kandungan senyawa non hydratable dan sifat lipofilik. Proses ekstraksi secara asam
dilakukan sebagai pengubah kandungan senyawa menjadi hydratable. Jumlah pelarut asam harus
disesuaikan dengan kandungan fosfatida pada minyak untuk menentukan perhitungan eksperimental
pada jenis minyak mentah (Shahidi, 2005). Setelah dilakukan konversi senyawa dengan pelarut asam
dilakukan proses netralisasi untuk memisahkan asam lemak bebas pada minyak
(Yuli, et all, 2011). Penambahan air atau asam pada proses degumming berfungsi menghidrasi fosfatida.
Jumlah penambahan air atau asam perlu disesuaikan dengan fosfatid minyak (Shahidi, 2005).

2.6.2. Lama Degumming

Waktu degumming yang ditingkatkan dapat menyebabkan peningkatan efisiensi penurunan jumlah
fosfatid sebagai akibat dari peningkatan waktu reaksi. Ekstraksi mimyak dengan penggunaan air (water
degumming) sangat tinggi, waktu pengadukan selama satu jam hanya meningkatkan sekitar 4 persen
eliminasi fosfatid dan menghasilkan minyak dengan warna yang cenderung gelap (Eshratabadi, 2008).

2.6.3. Temperatur

Persentase penurunan jumlah fosfatid dari minyak semakin meningkat dengan peningkatan suhu proses.
Proses hidrasi fosfolipid menjadi lebih mudah dengan peningkatan suhu pada rentang tertentu.
Peningkatan suhu yang berlebihan menyebabkan minyak teroksidasi sehingga menyebabkan minyak dan
getah (gum) sulit terpisah (Estiasih, et all, 2013). Selain itu, warna minyal menjadi gelap suhu yang lebih
tinggi dari 60°C. Penggunaan suhu 90°C, dengan penam maksimum asam fosfat 2% menghasilkan warna
minyak yang cenderung k gelap (Kurniati, 2017).

Menurut Estiasih(2013) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses degumming CPO yaitu
konsentrasi asam, temperatur, kecepatan degumming, dan lama degumming. Semakin tinggi
konsentrasi asam fosfat yang ditambahkan, konsentrasigum dalam minyak semakin berkurang dan
semakin lama degumming dapat menurunkan rendemen pada minyak, akan tetapi waktu degumming
yang terlalu lama dapat menurunkan kualitas minyak, asam lemak teroksidasi menyebabkan perubahan
warna pada produk akhir.

2.7. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan di daun dan buah tumbuhan genus citrus
(jeruk - jerukan). Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi hingga dapat mencapai bobot 8% kering. Keasamaan asam sitrat didapat dari tiga
gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi yang dihasilkan
adalah ion sitrat. Penambahan asam sitrat dapat mengkondisikan pH asam pada larutan sehingga dapat
menghasilkan ekstrak pigmen yang lebih banyak (Kristina et al., 2012).
Selain dari penggunaan sebagai pengawet makanan dan minuman juga sebagai pemberi cita rasa,
menghilangkan kesadahan air dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakomodasi pada bahan
penukar ion sebagai komplek sitrat. Asam sitrat (2-hydroxy1.2.3-propanetricarboxylic acid) mengandung
tiga gugus karboksil. Secara komersial, asam sitrat diproduksi melalui fermentasi dari bahan yang
mengandung glukosa dan sukrosa (Umemura, et al. (2011). Semakin banyak jumlah asam sitrat yang
ditambahkan, semakin kuat ketahanan terhadap air. Penambahan sampai 20% pada bambu
memperlihatkan hasil yang optimal (Widyorini, et al., 2012).

2.8. Suhu

Proses peningkatan suhu secara rentang tertentu pada proses hidrasi akan menjadi lebih mudah dan jika
peningkatan suhu secara berlebihan menyebabkan minyak teroksidasi sehingga menghasilkan gum sulit
dipisahkan (Estiasih, et all,2013). Suhu mempunyai peranan yang signifikan dalam proses degumming.
Menurut Yuli, et all, (2011) dalam penelitiannya tentang studi kinetika proses kimia dan fisika
penghilangan getah CPO dengan asam dengan menggunakan perlakuan suhu 50, 60, 70, dan 80°C
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu maka gum yang terambil dari minyak akan semakin besar
sehingga konsentrasi gum sisa pada minyak semakin berkurang. Di samping itu semakin tinggi suhu,
energi yang dimiliki oleh partikel CPO semakin besar sehingga mobilitasnya semakin tinggi. Semakin
tinggi suhu menyebabkan terjadinya proses oksidasi, hidrolisis dan polimerasi menghasilkan senyawa
hasil degradasi minyak seperti keton, aldehid, dan polimer. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kenaikan suhu dapat menyebabkan warna minyak menjadi semakin gelap, antara lain vitamin yang
terkandung dalam minyak menjadi teroksidasi baik karotenoid yang bersifat larut dalam minyak akibat
proses oksidasi maupun oksidasi tokoferol (Vitamin E)13, selain itu pada suhu tinggi (mendidih) asam
lemak, sterol, dan hidrokarbon yang dihasilkan dari hidrolisa trigliserida dapat terurai dan larut atau
bercampur dalam minyak sehingga warna minyak menjadi merah dan kecoklatan, namun, hal yang
paling mempengaruhi adalah adanya hidrokarbon yang membuat intensitas minyak menjadi bertambah
(Tri, 2015)

Prosedur pelakasanaan Degumming

 Pemanasan: Sebelum proses degumming dimulai, CPO biasanya dipanaskan hingga sekitar 85-
90°C. Pemanasan ini membantu dalam memisahkan gum dari minyak dengan lebih efisien.
 Penambahan Air atau Larutan Asam:
Ada dua metode utama dalam degumming:
 Degumming dengan Air: Air panas ditambahkan ke dalam CPO dengan perbandingan
tertentu (biasanya 1-2% dari berat minyak).
 Degumming dengan Asam: Sebagai alternatif, larutan asam fosfat dapat ditambahkan ke
dalam minyak. Asam fosfat membantu dalam mengkonversi fosfolipid yang tidak
hidratabel menjadi bentuk yang hidratabel yang kemudian bisa dipisahkan dengan
mudah.
 Pengadukan: Setelah penambahan air atau larutan asam, campuran tersebut diaduk dengan
intensif. Hal ini memastikan interaksi maksimal antara fosfolipid dengan air atau asam.
 Pemisahan: Setelah pengadukan, campuran dibiarkan beristirahat sehingga fosfolipid (gum)
dapat memisah dan mengendap di dasar tangki. Dalam industri skala besar, pemisahan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan sentrifugasi.
 Pengumpulan Gum: Gum yang terpisah dikumpulkan dari bagian bawah tangki atau sentrifuge.
Gum ini bisa diproses lebih lanjut untuk memperoleh lecithin, yang memiliki berbagai aplikasi
dalam industri makanan dan farmasi.
 Pencucian: CPO yang telah didegumming biasanya dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa-
sisa asam atau fosfolipid yang masih ada.
 Pengeringan: Setelah proses pencucian, CPO dikeringkan untuk menghilangkan kelembaban
yang mungkin masih ada. Proses pengeringan biasanya dilakukan dengan pemanasan di bawah
vakum.
 Penyimpanan: Setelah degumming, CPO yang telah bersih disimpan dalam tangki yang sesuai
untuk tahap proses berikutnya atau untuk distribusi.

Prinsip

Prinsip dari degumming adalah untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak diinginkan,
seperti fosfolipid (gums), yang bisa menyebabkan kekeruhan pada minyak jika tidak dihilangkan. Proses
degumming khususnya penting jika minyak akan diperlakukan lebih lanjut melalui proses seperti
penyulingan, pemutihan, dan pengepresan

bagaimana cara menambahkan nya dalam skala industri

Dalam skala industri, proses degumming memerlukan peralatan khusus dan pengendalian ketat untuk
memastikan efisiensi dan kualitas produk akhir.

Berikut adalah langkah-langkah umum dan peralatan yang biasanya digunakan dalam proses
degumming minyak kelapa sawit di skala industri:

 Pemanasan Minyak:
 Minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil, CPO) dipanaskan di dalam penukar panas
untuk mengurangi viskositasnya.
 Pemanasan ini juga membantu dalam melepaskan fosfolipid dari matriks minyak.
 Pengadukan dan Penambahan Bahan Kimia:
 Dalam tangki pengaduk, asam fosfat atau air panas ditambahkan ke dalam minyak yang
telah dipanaskan.
 Penambahan ini membantu dalam mengendapkan fosfolipid.
 Pengadukan yang konstan memastikan distribusi yang merata dari bahan kimia dan
interaksi optimal dengan fosfolipid.
 Sentrifugasi:
 Setelah fase pengadukan, campuran dipindahkan ke sentrifugal.
 Di sini, dengan bantuan gaya sentrifugal, fosfolipid dan kontaminan lainnya dipisahkan
dari minyak.
 Gums yang terpisah biasanya dikumpulkan dan dapat diproses lebih lanjut atau dibuang.
 Pencucian (jika diperlukan):
 Untuk memastikan bahwa semua fosfolipid dan residu asam telah dihilangkan, minyak
mungkin perlu dicuci dengan air.
 Proses ini sering dilakukan dengan menambahkan air, mengaduk, dan kemudian
sentrifugasi lagi untuk memisahkan air bersama dengan kontaminan yang tersisa.
 Pengeringan:
 Setelah degumming (dan pencucian jika diperlukan), minyak kemudian dikeringkan
untuk menghilangkan kelembaban yang tersisa.
 Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan penukar panas atau pengering vakum.
 Pemantauan dan Kontrol:
 Selama proses, parameter seperti suhu, waktu, pH, dan konsentrasi bahan kimia harus
dipantau dan dikendalikan dengan ketat untuk memastikan efisiensi degumming dan
kualitas produk akhir.

Metode

Ada beberapa metode degumming yang dikenal dalam industri pengolahan minyak. Berikut adalah
beberapa metode degumming yang umum:

 Degumming Air (Water Degumming):


 Ini adalah metode yang paling sederhana. Minyak dipanaskan dan air ditambahkan.
Kenaikan temperatur dan adanya air akan menyebabkan fosfolipid mengendap.
 Kemudian melalui sentrifugasi atau pemisahan gravitasi, fosfolipid (gums) dapat
dipisahkan dari minyak.
 Degumming Asam (Acid Degumming):
 Asam, biasanya asam fosfat atau asam sitrat, ditambahkan ke minyak yang telah
dipanaskan.
 Asam akan bereaksi dengan fosfolipid dan membentuk kompleks yang mudah
mengendap.
 Kompleks ini kemudian dipisahkan melalui sentrifugasi.
 Degumming Kering (Dry Degumming):
 Metode ini sering digunakan jika minyak akan mengalami transesterifikasi (seperti
dalam produksi biodiesel).

Degumming kering melibatkan penambahan asam fosfat atau asam sitrat ke minyak
yang dipanaskan, diikuti oleh pengadukan.
 Kemudian, proses pemisahan (seperti sentrifugasi) digunakan untuk menghilangkan
gums.
 Degumming Enzimatik:
 Beberapa enzim khusus dapat digunakan untuk menghilangkan fosfolipid dari minyak.
 Enzim seperti fosfolipase efektif dalam menghidrolisis fosfolipid, yang mengubahnya
menjadi produk yang mudah dihilangkan dari minyak.
 Keuntungan dari metode ini adalah efisiensi tinggi dan konsumsi bahan kimia yang lebih
rendah.
 Degumming Membran:
 Teknologi pemisahan membran dapat digunakan untuk degumming.
 Dengan metode ini, minyak dipompa melalui membran yang memiliki ukuran pori
khusus yang memungkinkan minyak melewatinya tetapi menahan fosfolipid.

Kapan digunakan degumming

Degumming digunakan pada berbagai tahap dalam industri pengolahan minyak, terutama saat
memproduksi minyak yang memiliki spesifikasi kualitas tertentu atau ketika minyak akan melalui proses
lanjutan.

Berikut adalah beberapa situasi di mana degumming biasanya digunakan:

 Pengolahan Minyak Edible (Makanan):


Minyak yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia harus jernih dan tidak boleh
memiliki zat-zat yang dapat menyebabkan perubahan rasa, bau, atau tekstur. Fosfolipid,
yang disebut juga dengan "gums", dapat menyebabkan kekeruhan dan stabilitas
oksidatif yang buruk dalam minyak. Oleh karena itu, degumming digunakan untuk
menghilangkan fosfolipid ini dari minyak sebelum pemurnian lebih lanjut seperti
netralisasi, pemutihan, dan deodorisasi.
 Produksi Biodiesel:
Dalam produksi biodiesel, minyak yang digunakan sebagai bahan baku harus bebas dari
zat-zat yang dapat mengganggu reaksi transesterifikasi, seperti fosfolipid. Degumming
digunakan untuk mempersiapkan minyak sebelum proses transesterifikasi.
 Produksi Minyak Refined, Bleached, and Deodorized (RBD):
Minyak yang diberi label sebagai RBD telah melalui proses penyempurnaan, pemutihan,
dan deodorisasi. Degumming adalah salah satu langkah pertama dalam proses ini untuk
menghilangkan fosfolipid.
 Produksi Minyak Kualitas Tinggi untuk Industri:
Untuk aplikasi industri tertentu yang memerlukan minyak dengan kualitas khusus
(seperti pelumas, kosmetik, atau bahan baku kimia), degumming mungkin diperlukan
untuk memastikan kualitas minyak yang konsisten.
 Ketika Minyak Memiliki Kandungan Fosfolipid Tinggi:
Tidak semua minyak memiliki kandungan fosfolipid yang sama. Minyak yang berasal dari
sumber tertentu atau yang diperoleh dengan metode ekstraksi tertentu mungkin
memiliki kandungan fosfolipid yang lebih tinggi. Dalam kasus seperti itu, degumming
menjadi sangat penting.
 Peningkatan Stabilitas Minyak:
 Fosfolipid dapat mempengaruhi stabilitas oksidatif minyak, yang pada gilirannya
mempengaruhi umur simpan minyak. Dengan menghilangkan fosfolipid, minyak menjadi
lebih stabil dan memiliki masa simpan yang lebih panjang.

Berapa persen fosfat

Dalam proses degumming dengan menggunakan asam fosfat (biasa disebut degumming asam),
konsentrasi asam fosfat yang digunakan biasanya berkisar antara 0,05% hingga 0,2% berat dari minyak
yang diperlakukan. Namun, jumlah tepat asam fosfat yang diperlukan tergantung pada beberapa factor

Berapa encer

Ketika kita berbicara tentang "seberapa encer" asam fosfat yang digunakan dalam proses degumming,
kita biasanya mengacu pada konsentrasi solusi asam fosfat yang ditambahkan ke dalam minyak. Dalam
industri pengolahan minyak, solusi asam fosfat yang digunakan biasanya tidak sangat pekat. Sebagai
patokan umum, solusi asam fosfat dengan konsentrasi antara 75% hingga 85% (berdasarkan berat)
sering kali dilarutkan lebih lanjut dengan air untuk menghasilkan solusi kerja dengan konsentrasi sekitar
5% hingga 10% (berdasarkan berat). Solusi kerja inilah yang biasanya ditambahkan ke minyak dalam
proporsi sekitar 0,05% hingga 0,2% berat dari minyak, seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun,
konsentrasi spesifik solusi kerja asam fosfat dan dosis yang digunakan mungkin berbeda tergantung
pada kondisi operasi, jenis minyak, dan peralatan yang digunakan. Oleh karena itu, selalu penting untuk
berkonsultasi dengan spesifikasi operasional dan rekomendasi pemasok bahan kimia atau peralatan
untuk memastikan konsentrasi dan dosis yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai