4. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan
minyak dengan cara penambahan emulsifier fase cair
dan fase minyak pada suhu 80 derajat C dengan
tekanan 1 atm. Terdapat 2 tahap pada proses
emulsifikasi yaitu proses pencampuran
emulsifier fase minyak dan proses pencampuran
emulsifier fase cair.
1. Proses pencampuran emulsifier fase minyak
Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan
yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk
menghindari terpisahnya air dari emulsi air minyak
terutama dalam penyimpanan. Emulsifier ini
contohnya Lechitin sedangkan penambahan b-
karoten pada margarine sebagai zat warna serta
vitamin A dan D untuk menambah gizi.
2. Proses pencampuran emulsifier fase cair
Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak
larut dalam minyak. Bahan tambahan ini dicampurkan ke
dalam air yang akan dipakai untuk membuat emulsi dengan
minyak. Emulsifier fase cair ini adalah:
-garam untuk memberikan rasa asin
-TBHQ sebagai bahan anti oksidan yang mencegah
teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi
rusak dan berbau tengik
-Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet
5.Tahap Packaging
Setelah tahap emulsifier selesai, kemudian dilanjutkan
ke proses packaging.
KESIMPULAN
1. CPO berasal dari pengolahan bagian serabut (mesoskarp) dari kelapa sawit. CPO
dengan teknologi pengolahan lanjut yaitu dengan fraksinasi dapat menghasilkan fraksi
stearin (pada suhu kamar berbentuk padat) dan fraksi olein (pada suhu kamar
berbentuk cair).
2. Dalam bidang pangan penggunaan margarin telah dikenal secara luas terutama dalam
pemanggangan roti (baking) dan pembuatan kue kering (cooking) yang bertujuan
3. Secara umum terdapat 4 tahapan proses pengolahan minyak berasal dari CPO untuk
- Tahap Netralisasi
- Tahap Hidrogenasi
- Tahap Emulsifikasi.