PENYIMPANAN
Penyimpangann mutu bahan pangan secara konvensional dapat
dikelompokkan ke dalam penyusutan kualitatif dan penyusutan kuantittaif.
Penyusutan kualitatif kerusakan yg terjadi akibat:
• Perubahan-perubahan biologi (mikroba, serangga, tungau, respirasi),
• Perubahan-perubahan fisik. (tekanan, getaran, suhu, kelembaban)
• Perubahan-perubahan kimia dan biokimia (reaksi pencoklatan,
ketengikan, penurunan nilai gizi dan aspek keamanan terhadap
kesehatan manusia).
Penyusutan kuantitatif kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian,
akibat penanganan pasca-panen yg tdk memadai, dan juga karena adanya
gangguan biologi (proses respirasi, serangan serangga dan tikus).
Contoh:
SM = {461.406} x 0,68 x 100,44(14,96-11,08) x {365}
= 3.641 kg
2. Penyusutan Karena Penanganan
• Susut ketika penanganan disebabkan karena tercecer atau sejumlah debu yg hilang.
• Jenis susut ini sulit dideteksi dengan tepat.
• Pendekatannya dgn persamaan berikut:
BK M + BK K
SP = 0.0025 * +
2
Dimana:
SP = susut penanganan (kg)
(BK)M= berat bahan kering yg masuk gudang (kg)
(BK)K = berat bahan kering yg keluar gudang (kg)
Si = {0,5} { D x BK}
Dimana:
Si = susut karena hama gudang (serangga) (kg)
D = derajat kerusakan (desimal)
BK = berat bahan kering yg dirusak hama (kg)
Contoh:
Si = {0,5} {(21.776 x 0.15) + (33.223 x 0,18)} + (40.632 x 0.12) + (29.484 x 0.16)
+ (21.401 x 0.20)
= 11.560 kg
4. Penyusutan Karena Tikus
• Untuk menaksir besar susut karena serangan tikus diperlukan pendugaan
populasi tikus yg ada di gudang
• Pendugaan tersebut dpt dilakukan melalui pengamatan terhadap sarang
tikus, kotoran, menelusuri jejak atau melalui penagkapan.
• Beradsarkan pada berat badan tikus rata-rata yaitu 16 g untuk jenis tikus
Mus spp, 160 g untuk Rattus mindanensis, dan 330 g untuk tikus Rattus
norvegicus dapat dihitung “daily intake” makanan sebesar 15% (Mus spp)
dan 10 % (Rattus spp) dari berat badan.
Dengan asumsi bahwa konsumsi tikus-tikus tersebut dalah 95% terdiri
dari bebijian, maka perhitungannya sebagai berikut:
Identik dengan cara menghitung susut oleh tikus, maka susut oleh
burung dapat pula ditentukan:
SB = DP x DI X LT
Dimana:
SB = susut karena burung (kg)
DP = densitas populasi (n)
DI = daily intake
• Ada 3 macam susut yg disebabkan oleh perubahan kadar air sebagai akibat
fluktuasi kelembaban relatif udara.
• Perubahan karena variasi suhu tidak begitu menentukan karena fluktuasi suhu
hanya sekitar 2˚C saja.
Persamaan-persamaan dibawah ini digunakan untuk menghitung susut
karena perubahan kadar air:
Dimana:
MI = susut karena perubahan kadar air
(MM)R = kadar air bahan yg masuk rata-rata (b.k.)
(MK)R = kadar air bahan yg keluar rata-rata(b.k.)
(BK)M = berat bahan kering yg masuk
MB = susut karena kadar air pada awal
Ma = kadar air awal (b.k.)
(BK)a = berat bahan kering awal
MD = susut kadar air dalam hubungannya dengan susut bahan kering
MR = kadar air bahan rata-rata (b.k.)
(DML)T = susut bahan kering total yg terdiri susut karena respirasi dan jasad jasad
renik, susut karena penanganan, susut karena hama serangga, susut
karena tikus, serta susut karena burung
Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa (MM)R = 17,70%; (MK)R = 16,31%
dan (BK)M = 197,508 kg, oleh karena itu dpt dihitung
1. Susut karena perubahan kadar air:
3. Susut karena kadar air dalam hubungannya dengan susut bahan kering total adalah:
MD = {MR} {SM + SP + SI + ST + SB}
= (0,1759) (3.641 + 555 + 11.560 + 133 +402)
= (0,1759) (16.291)
= 2.866 kg
Model Q10
Dimana:
y : variabel yg diukur
y= a + bx X : masa simpan
a: nilai variabel yg diukur pada saat mulai disimpan
b: laju kerusakan (k)
Dimana:
k = konstanta penurunan mutu
ko = konstantan (tidak tergantung pada suhu)
E = energi aktivasi
e = logaritma dasar (2.718282)
T = suhu mutlak (C + 273)
R = konstanta gas, 1,986 kal/mol
Dimana:
ts(T) T = suhu penyimpanan dalam C
= ts(T) = masa kadaluarsa jika disimpan pada suhu T
ts(T + 10)
Ts(T+10) = masa kadaluarsa jika disimpan pada suhu T+10
= 31,2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
2. Diagram Isotermik
Apabila kumpulan titik-titik yg menunjukkan ambang nilai batas faktor
mutu merupakan fungsi dari kadar air (kelembaban) dan waktu (lama)
penyimpanan pada suhu yg sama, disebut diagram isotermik
3. Diagram Isokronik
Sekumpulan titik-titik ambang nilai batas faktor mutu yg
merupakan fungsi dari kadar air (kelembaban) dan suhu pada waktu
(lama) penyimpanan yg sama