Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PRAKTIK INDUSTRI

PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN RAW COCOA BEANS DI PT.


PAPANDAYAN COCOA INDUSTRIES – BARRY CALLEBAUT,
BANDUNG

oleh
MAUDINA NURAISYA RAHMAYANTI
1705022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL PRAKTIK
INDUSTRI

Judul Praktik Industri : Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa Beans


di PT. Papandayan Cocoa Industries – Barry
Callebaut, Bandung.
Nama Mahasiswa : Maudina Nuraisya Rahmayanti
NIM : 1705022

Menyetujui dan Mengesahkan


Pembimbing

Shinta Maharani, S.T.P, M.Sc


NIP 198903302015042002

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Yatti Sugiarti, MP


NIP 196312071993032001

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun proposal Praktik Industri (PI)
yang berjudul Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa Beans di PT.
Papandayan Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
Proposal ini dibuat sebagai bentuk permohonan penulis untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Industri di PT. PAPANDAYAN COCOA
INDUSTRIES – BARRY CALLEBAUT, Bandung. Selain itu juga, proposal ini
menjabarkan tujuan dilaksanakannya Praktik Industri, manfaat, dan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh penulis selama melakukan praktik industri. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Maharani, S.T.P., M.Sc. sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun proposal ini,
tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa
yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Bandung, 7 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN............................................... 1


KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup.............................................................................................. 3
1.4. Manfaat..........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa Beans........................................ 4
2.2. Biji Coklat (Theobroma cacao L.).................................................................7
BAB III METODOLOGI.......................................................................................11
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.................................................................... 11
3.2 Metode Pelaksanaan..................................................................................... 11
3.3 Kegiatan Praktik industri..............................................................................11
BAB IV JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI..................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13
LAMPIRAN...........................................................................................................14

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 . Persyaratan umum biji kakao menurut SNI.............................................. 9


Tabel 2 . Persyaratan khusus biji kakao menurut SNI........................................... 10

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 . Label Informasi pada Karung Biji Kakao............................................. 5


Gambar 2 . Buah kakao............................................................................................8

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Curiculum Vitae................................................................................14


Lampiran 2 . Tahapan Kegiatan Praktik industri................................................... 17
Lampiran 3 . KHS Semester yang telah Ditempuh................................................ 18

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Industri (PI) merupakan salah satu kurikulum Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI yang bertujuan untuk
mengembangkan keilmuan bidang agroindustri di dunia industri. Praktik industri
yang dilaksanakan memiliki bobot 3 SKS atau sama dengan 3 SKS x 4 minggu x
16 pertemuan = 192 jam atau setara dengan 25 hari kerja.
Dalam rangka pelaksanaan tugas akhir tersebut, mahasiswa Pendidikan
Teknologi Agroindustri akan melaksanakan praktik industri di industri pangan.
Salah satu industri pangan di Indonesia adalah PT. Papandayan Cocoa Industries –
Barry Callebaut, Bandung yang merupakan supplier kakao terbesar pertama di
Indonesia. PT. Papandayan Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung sendiri
merupakan hasil akuisisi PT. Papandayan Cocoa Industries dengan Barry
Callebaut pada tahun 2013 yang sebelumnya berada dibawah naungan PT.
General Food Industries. Barry Callebaut merupakan perusahaan pengolahan
kakao yang berpusat di Zurich, Switzerland. Gudang raw cocoa PT. Papandayan
Cocoa Industries - Barry Callebaut memiliki beberapa jenis raw cocoa dari dalam
maupun luar negeri. Salah satu jenis kakao import yang dimiliki oleh PT.
Papandayan Cocoa Industries - Barry Callebaut adalah jenis Ivory Coast dan
Ghana. PT. Papandayan Cocoa Industries - Barry Callebaut juga memiliki kakao
dari Makassar yang merupakan jenis kakao lokal terbaik (www.barry-
callebaut.com/en-ID).
Sebagai supplier kakao terbesar pertama di Indonesia PT. Papandayan
Cocoa Industries - Barry Callebaut bukan hanya menghasilkan produk coklat
seperti cocoa powder, cocoa butter dan cocoa mass untuk dipasarkan namun juga
mengekspor biji kakao yang didapatkan dari petani kakao. Untuk menjaga
kualitas dari biji kakao maka diperlukan proses penggudangan khususnya
dibagian penerimaan dan penyimpanan yang baik dengan memenuhi standar
penggudangan yang berlaku.

1
Dalam setiap penerimaan biji kakao yang datang, petugas harus mencatat
informasi yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi barang, tanggal penerimaan,
jumlah nilai logistik yang meliputi harga persatuan dan jumlah total dari sumber
barang/ pendanaan barang dalam buku penerimaan barang. Dengan adanya
pendataan dalam setiap penerimaan biji kakao yang datang akan mempermudah
pendataan stok yang dimiliki oleh gudang. Pendataan ini juga tidak hanya berlaku
pada saat penerimaan barang, namun berlaku pula saat penyimpanan barang
(Kementrian Sosial, 2009).
Penyimpanan biji kakao yang datang haruslah rapi dan tertata agar mudah
ditemukan oleh petugas saat membutuhkan biji kakao. Penempatan/penyimpanan
logistik dalam gudang dapat memanfaatkan rak (bin), palet atau tempat
penyimpanan peti kerja. Dengan penerimaan dan penyimpanan yang tersusun rapi
diharapkan dapat mempermudah pengelolaan barang yang akan di ekspor ataupun
dikirimkan kepada pihak produksi (Kementrian Sosial, 2009).
Seiring dengan terdapatnya Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang yang
ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia dan Pedoman Pergudangan
oleh BNPB maka alangkah baiknya jika perusahaan menaati pedoman yang
berlaku. Dalam hal ini penulis berkeinginan untuk melakukan pengamatan
langung dan praktik kerja mengenai Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa
Beans di PT. Papandayan Cocoa Industries-Barry Callebaut, Bandung. Maka dari
itu dalam praktik industri ini penulis memilih judul “Penerimaan dan
Penyimpanan Raw Cocoa Beans di PT. Papandayan Cocoa Industries-Barry
Callebaut, Bandung”.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktek industri yang dilaksanakan di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari metode penerimaan raw cocoa beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
2. Mempelajari metode penyimpanan raw cocoa beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.

2
1.3. Ruang Lingkup
Bidang kajian dalam kegiatan praktik kerja industri ini adalah semua aspek
yang berkaitan dengan penggudangan raw cocoa di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, yang meliputi:
a. Dilakukan pengamatan, pemahaman dan praktik kerja terhadap pendataan
jumlah dan mutu raw cocoa beans yang diterima di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, Bandung.
b. Dilakukan pengamatan dan pemahaman terhadap pencatatan administratif
terkait penerimaan raw cocoa beans di PT. Papandayan Cocoa Industries –
Barry Callebaut, Bandung.
c. Dilakukan pengamatan, pemahaman dan praktik kerja terhadap penataan
raw cocoa beans sesuai dengan standar pergudangan di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
d. Dilakukan pengamatan dan pemahaman terhadap jenis raw cocoa beans
yang disimpan di gudang PT. Papandayan Cocoa Industries – Barry
Callebaut, Bandung.
1.4. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun praktis khususnya
mengenai penerimaan dan penyimpanan raw cocoa beans di PT.
Papandayan Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung sebagai sarana
untuk meningkatkan kualifikasi diri.
b. Bagi perusahaan
Saling berbagi (sharing) ilmu tentang penerimaan dan penyimpanan di
perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan perusahaan.
c. Bagi universitas
Salah satu wadah untuk menjalin relasi antara universitas dengan
perusahaan agar kedepannya bisa bermitra dan bekerjasama baik.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa Beans


Penggudangan adalah kegiatan untuk mengamankan dan
memperpanjang masa penggunaan produk dilakukan pada ruang dengan
suhu, tekanan dan kelembaban udara sesuai sifat dan karakteristik hasil
pertanian asal tanaman (Menteri Pertanian, 2012). Tujuan kegiatan
penanganan kakao adalah untuk menjamin mutu biji kakao dapat
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan memberikan
perhatian khusus pada kontanlinasi serangga, jamur, dan kotoran. Biji
kakao kering pada akhir tahun 2011 telah resmi ditentukan sebagai
komoditas ekspor. Hal ini menunjukkan sebagai tanda kebangkitan
komoditas kakao, bahwa kebutuhan biji kakao di dunia meningkat. Dalam
proses penggudangan diantaranya terdapat tahapan penerimaan dan
penyimpanan kakao agar kualitasnya terjaga.
Menurut (BNPB, 2009) penerimaan merupakan proses penyerahan dan
penerimaan barang di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan
ini dilakukan:
a. Pendataan jumlah dan mutu barang yang diterima oleh pihak gudang.
b. Pencatatan administratif sebagai dokumen penerimaan barang.
Selain kedua proses diatas, selama proses penerimaan perlu
diperhatikan pula kemasan biji kakao. Pada saat diterima, biji kakao harus
dikemas dalam karung goni atau karung plastik atau bahan pengemas baru
lain yang bersih dan tidak berbau. Dengan biji kakao yang masih dalam
kemasan menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan fisik tampak luar dari
barang yang diterima. Pada karung diberi label identitas menggunakan
bahan cat dengan pelarut air. Berdasarkan SNI 01-2323-2008/Amd1:2010
label karung berisi informasi :
a. Nama produsen
b. Nama barang/no. Kemasan/kode partai (lot)

4
c. Jenis mutu
d. Nama/kode/eksportir/importir
e. Berat kotor/berat bersih
f. Tujuan
Informasi label karung tersebut digunakan untuk memudahkan petugas
penerima biji kakao untuk mengidentifikasi barang yang diterima tanpa
membuka kemasan biji kakao. Label tersebut juga berguna untuk
memudahkan petugas jika suatu saat biji kakao tersebut akan dikirimkan
kembali untuk dijual ataupun dikirimkan kepada tim produksi.setekah biji
kakao melalui tahapan penerimaan selanjutnya biji kakao akan disiapkan
untuk disimpan.

Gambar 1. Label Informasi pada Karung Biji Kakao


Pada saat penerimaan biji kakao dilakukan pula proses sampling
menurut metode yang ditetapkan dalam standar mutu kakao SNI SNI 01-
2323-2008/Amd1:2010 yaitu petugas pengambil contoh adalah orang yang
telah berpengalaman dan kompeten sebagai pengambil contoh dan bekerja
di laboratorium penguji mutu (LPM) yang diakreditasi. Selanjutnya contoh
biji kakao tersebut dianalisis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dalam SNI SNI 01-2323-2008/Amd1:2010 (Wahyudi, 2003).

5
Menurut (BNPB, 2009) penyimpanan merupakan proses kegiatan
penyimpanan barang di gudang dengan cara menempatkan barang yang
diterima dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penempatan sesuai dengan denah.
b. Aman dari pencurian.
c. Aman dari gangguan fisik.
d. Aman dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak
kualitas dan kuantitas.
e. Aman dari kebakaran.
f. Penataan sesuai dengan standar pergudangan.
Penyimpanan biji kakao kering dapat dilakukan di ruang biasa pada
berbagai suhu kamar. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya
cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena fungi
menyukai udara yang lembab dan panas (Dumandi, 2011). Syarat yang
perlu diperhatikan sebagai tempat penyimpanan biji kakao kering adalah :
a. Gudang harus terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya
ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
b. Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau
kemungkinan masuk air hujan.
c. Suhu gudang tidak melebihi 30℃.
d. Kelembaban udara sebaiknya diusahakan serendah mungkin (< 70%)
untuk mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang
tinghgi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menurunkan mutu biji kakao kering.
e. Masuknya sinar matahari langsung menyinari biji kakao kering harus
dicegah.
f. Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering memakan
biji kakao kering harus dicegah.
Setelah diterima dan di data biji kakao juga diperlukan penstapelan
(stacking). Dalam penstapelan biji kakao tidak boleh disimpan dengan
barang lain yang dapat mencemari/menimbulkan kontaminasi seperti

6
alergen. Karung biji kakao juga perlu diletakkan diatas palet dengan jarak
antara palet dan lantai minimum 10 cm. Selain itu palet dan peralatan bantu
lainnya harus tetap bersih, bebas dari serangga dan jasad pengganggu
lainnya. Jarak antara tumpukan karung biji dan plafon gudang minimum
100 cm, 45 cm dari sprinkler head, dan 80 cm dari dinding. Setelah
pengambilan sampel atau keperluan-keperluan lainnya, tumpukan karung
harus dikembalikan seperti semula dan lantai barns bersih dari ceceran biji
kakao. Jika terdapat karung yang bocor akibat pengambilan sampel maka
harus segera diperbaiki dan lantai gudang harus dalam keadaan bebas dari
ceceran biji kakao (Wahyudi, 2003).
2.2. Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
Biji Kakao (Theobroma cacao, L.) merupakan satu satunya spesies
diantara 22 jenis dalam genus Theobroma yang diusahakan secara
komersial. Tanaman ini diperkirakan berasal dari lembah Amazon di
Benua Amerika yang mempunyai iklim tropis. Colombus dalam
pengembaraan dan petualangannya di benua menemukan dan
membawanya ke Spanyol (Poedjiwidodo, 1996).
Beberapa macam produk dapat dihasilkan dari kakao yaitu berasal dari
kulit, pulp maupun dari biji. Kulit kakao dapat dijadikan kompos, pakan
ternak, substrat budidaya jamur, ekstraksi theobromin, dan bahan bakar.
Secara umum, biji kakao dapat diolah menjadi tiga olahan akhir, yaitu
lemak kakao, bubuk kakao dan permen atau makanan cokelat yang dalam
pengolahannya saling tergantung satu dengan yang lainnya (Wahyudi, et al.
2008).

7
Gambar 2. Buah kakao

Biji kakao didefinisikan sebagai biji yang dihasilkan oleh tanaman


kakao (Theobroma cacao Linn), yang dibersihkan dan dikeringkan. Mutu
biji kakao merupakan salah satu hal terpenting dalam menentukan tingkat
harga di pasar internasional. Industri makanan dan minuman sebagai
pengguna terbesar biji kakao menetapkan berbagai syarat yang ketat dari
aspek citarasa dan keamanan pangan. Persyaratan mutu biji kakao
fermentasi disesuaikan dengan SNI 2323-2008 Amd1: 2010.
Menurut International Cocoa Organization (ICCO), harga kakao dalam
wujud biji kering di pasar dunia tahun 2005-2010 mengalami kenaikan,
tetapi tahun 2011 dan 2012 cenderung turun. Pada pertengahan tahun 2012
harga kakao di pasar dunia mencapai US$ 1,8/kg (Dirjen Perkebunan, 2014)
atau setara dengan Rp. 28.175,-/kg.
Petani kakao sebagian besar masih menjual biji kakao yang tidak
melalui proses fermentasi. Proses fermentasi kakao sebelum diekspor
dinilai penting untuk meningkatkan daya saing kakao nasional. Kualitas
kakao akan terpengaruh langsung, aroma dan warna biji kakao akan
optimal. Proses fermentasi akan menghasilkan kakao dengan cita rasa
setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Selain itu, kakao Indonesia
memiliki kelebihan tidak mudah meleleh sehingga cocok untuk blending

8
(proses dimana beberapa jenis kakao yang berbeda bisa dicampur dan
mendapatkan paduan rasa yang tepat).
Seiring berjalannya waktu biji kakao yang diekspor adalah biji kakao
kering yang berkualitas dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Klasifikasi atau penggolongan mutu biji kakao kering menurut SNI 2323-
2008 Amd1: 2010 terbagi menjadi tiga, yaitu menurut jenis tanaman, jenis
mutu dan ukuran berat biji per 100 gram. Menurut jenis tanaman kakao,
biji kakao digolongkan menjadi dua, yaitu biji mulia (biji kakao yang
berasal dari tanaman kakao jenis Criolo atau Trinitarioserta hasil
persilangannya dan biji kakao lindak (biji kakao yang berasal dari tanaman
kakao jenis Forastero) (BSN, 2008 Amd 1 : 2010).
Biji kakao kering menurut persyaratan mutunya, terbagi menjadi 3
kelas, yaitu mutu kelas I, II, dan III, dengan ketentuan telah memenuhi
persyaratan umum dan khusus. Persyaratan umum dan khusus biji kakao
kering tercantum dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Persyaratan umum biji kakao menurut SNI
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Serangga hidup - Tidak ada
2 Kadar air (b/b) % Maks 7,5
Biji berbau asap dan atau Hammy
3 - Tidak ada
dan atau berbau asing
4 Kadar benda asing (b/b) % Tidak ada
5 Kadar biji pecah (b/b) % Maks 2
Sumber: SNI 01-2323-2008/Amd1:2010

9
Tabel 2. Persyaratan khusus biji kakao menurut SNI
Satuan dalam persen
Jenis Mutu Persyaratan
Kakao Kakao Kadar Kadar Kadar biji Kadar Kadar biji
mulia lindak biji biji Slaty berserangga kotoran berkecambah
(Fine (Bulk berjamur (biji/biji) (biji/biji) Waste (biji/biji)
Cocoa) Cocoa) (biji/biji) (biji/biji)
I-F I-B Maks 2 Maks 3 Maks 1 Maks Maks 2
(AA (AA 1,5
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
II-F II-B Maks 4 Maks 8 Maks 2 Maks Maks 3
(AA (AA 2,0
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
III-F III-B Maks 4 Maks 20 Maks 2 Maks Maks 2
(AA (AA 3,0
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
Sumber: SNI 01-2323-2008/Amd1:2010
Berdasarkan persyaratan SNI 2323-2008 Amd1: 2010 (umum, khusus
dan golongan berat) diatas, maka biji kakao kering dapat ditentukan kelas
dan mutunya.

10
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Tempat PT. Papandayan Cocoa Industries - Barry
: Callebaut
Alamat : Jl. Mengger No. 1, Pasawahan, Kec. Dayeuhkolot,
Bandung, Jawa Barat.
Waktu : 7 Januari – 10 Februari 2020 (25 Hari Kerja)

3.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan pada pelaksanaan praktik industri antara lain:
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan langsung di lapangan terutama yang berkaitan
dengan keberlangsungan kegiatan penerimaan dan penyimpanan raw cocoa
beans.
2. Metode Pengambilan Data
a. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang
perusahaan dan topik yang berkaitan dengan kegiatan penerimaan dan
penyimpanan raw cocoa beans. Pertanyaan diajukan kepada pihak-pihak
terkait yang dianggap bisa memberikan informasi.
b. Pengambilan data sekunder
Pengambilan data sekunder diperoleh dengan mempelajari catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penerimaan dan penyimpanan raw
cocoa beans yang termasuk dokumen yang menjelaskan tentang jenis-
jenis raw cocoa yang tersedia di gudang penyimpanan raw beans.
c. Studi pustaka
Mencari pustaka atau literatur yang digunakan dalam pembuatan laporan.
3.3 Kegiatan Praktik industri
Kegiatan yang akan dilakukan selama menjalankan kegiatan praktik
industri tertera didalam diagram alir kegiatan pada Lampiran 2.

11
BAB IV

JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Orientasi Lingkungan Kerja
Pengamatan Bahan Baku
2.
Produk
Praktik kerja dan
Pengamatan Proses
3. penerimaan dan
penyimpanan raw cocoa
beans
Pengumpulan informasi dari
sumber-sumber terkait
penerimaan dan
4. penyimpanan raw cocoa
beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries-Barry
Callebaut

5. Penyusunan laporan

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Melia. (2017). Karakteristik Mutu Biji Kakao (Theobroma Cacao L)


Dengan Perlakuan Waktu Fermentasi Berdasar SNI 2323-2008. Jurnal
Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 34-42.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2009). Peraturan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pergudangan. Jakarta: BNPB.
Badan Standarisasi Nasional. (2010). Biji kakao Amandemen 1 SNI
2323:2008/Amd1:2010. Jakarta: BSN.
Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. (2014). Statistik
Perkebunan Indonesia 2013-2015 Kakao. Kementrian Pertanian: Jakarta.
Dumadi, Suryatmi Retno. (2011). The Moisture Content Increase Of Dried Cocoa
Beans During Storage At Room Tenperature. JITE Vol. 1 No. 12 Edisi
Februari 2011 : 45-54.
https://www.barry-callebaut.com/en-ID/group/about-us. [Online]. Diakses pada 7
Januari 2020.
International Cocoa Organization. (2016). ICCO Quarterly Bulletin of Cocoa
Statistics, Vol. XLIII, No. 1. Cocoa year 2016/17.
Kementrian Sosial. (2009). Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Gudang.
Jakarta: Kementrian Sosial.
Menteri Pertanian. (2012). Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/Permentan/OT.140/9/12 Tentang Pedoman Penanganan Pascapanen
Kakao. Jakarta.
Poedjiwidodo, M. S. (1996). Sambung Samping Kakao. Jawa Tengah:Trubus
Agriwidya.
Wahyudi, Teguh. (2003). Standar Prosedur Operasional (SPO) Penanganan Biji
Kakao Di Tingkat Petani, Pedagang Pengumpul dan Eksportir. Warta
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2003, 19(3), 156-167.
Wahyudi, T dan Pujiyanto. (2008). Panduan Lengkap Kakao. Jakarta: Penebar
Swadaya.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Curiculum Vitae


CURRICULUM VITAE
Informasi Pribadi
Nama Lengkap : Maudina Nuraisya Rahmayanti
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 22 Juni 1999
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Pendidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas : Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Instansi : Universitas Pendidikan Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat asal : Katapang, Kabupaten Bandung.
Alamat tinggal : Jl. Setiabudi Belakang No. 199 B, RT. 02 RW 03
Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari,
Bandung, 40153
Nomor Hp : 082120132925
No Wa/ Pin BBM : 082120132925
Email : maudinanuraisya@upi.edu

Informasi Pendidikan
Pendidikan Formal

Jenjang Institusi Bidang Ilmu Tahun Lulus


TK Islam Ummul
TK - 2004-2005
Mukminin
SDIP Ummul
SD - 2011
Mukminim
SMP SMPN 1 Margahayu - 2014
SMA SMAN 1 Margahayu MIPA 2017
Perguruan Universitas Pendidikan Pendidikan Teknologi 2017-
Tinggi Indonesia Agroindustri sekarang

14
Seminar/Pelatihan yang pernah diikuti
Nama Kegiatan Penyelenggaran Tahun

Seminar Nasional AGROFEST 9 HIMAGRIN

“Strategi Kreatif dalam Rangka FPTK UPI

Mewujudkan Indonesisa sebagai 2017


Negara Bebas Food Loss and Food
Waste”
Seminar Nasional AGROFEST 10 HIMAGRIN
“Strategi Pengembangan FPTK UPI
Agroindustri Memanfaatkan 2018
Peluang Menghadapi Era Industri
4.0”

Seminar Nasional AGROFEST 11 HIMAGRIN


“Integrated Strategy to Achieve FPTK UPI
Sustainable Development Goals 2019

2030”

Seminar Entrepreneur “Get Ready HIMAGRIN


To Be Young Entrepreneur” FPTK UPI 2019

Agroindustri Assigment Training HIMAGRIN


“Grab The Succes By Increasing FPTK UPI 2017
Your Self Capability”

Prestasi/Penghargaan yang pernah diperoleh (5 tahun terakhir)


No Institusi Pemberi
Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Peserta Kejuaraan Karate
KKI Jawa Barat 2016
KKI Se-Jawa Barat
2. HIAMGRO
Finalis Lomba Olahan
Universitas 2018
Pangan
Siliwangi

15
Informasi Aktivitas
Aktivitas Organisasi yang diikuti
Organisasi Jabatan Tahun
PMR SMPN 1 Margahayu Anggota 2011-2012

PMR SMPN 1 Margahayu Anggota 2012-2013

Karate SMAN 1 Margahayu Anggota 2015-2016

Karate SMAN 1 Margahayu Sekretaris 2016-2017

HIMAGRIN FPTK UPI Staff Departemen PSDM 2018-2019

HIMAGRIN FPTK UPI Staff Departemen PSDM 2019-2020

16
Lampiran 2. Tahapan Kegiatan Praktik industri

Mulai

Pengamatan bahan
baku produk

Pengamatan proses
penerimaan bahan baku

Pengamatan proses pendataan


bahan baku yang masuk

Pengamatan proses
penyimpanan bahan baku
yang masuk

Pengumpulan Data

Laporan Akhir

Selesai

17
Lampiran 3. KHS Semester yang telah Ditempuh

No. Mata Kuliah


1. Biologi Dasar (TG111)
2. Fisika Dasar (TG112)
3. Kimia Dasar (TG1113)
4. Pengetahuan Bahan Agroindustri (TG211)
5. Matematika Dasar (TK301)
6. Kimia Organik (TG221)
7. Statistika (TG231)
8. Aplikasi Komputer (TG401)
9. Teknologi Pengolahan Pangan (TG410)
10. Mikrobiologi Pangan (TG412)
11. Ekonomi Agroindustri (TG310)
12. Satuan Operasi I (TG312)
13. Biokimia Pangan (TG321)
14. Teknologi Pengeolaan Limbah (TG341)
15. Kimia Pangan (TG413)
16. Satuan Operasi II (TG313)
17. Gizi dan Pangan (TG322)
18. Pengawasan Mutu Agroindustri (TG331)
19. Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan (TG411)
20. Analisis Pangan (TG420)
21. Perancangan Percobaan (TG440)
22. Riset Operasional (TG311)
23. Penilaian Sensori Pangan (TG421)
24. Manajemen Agribisnis (TG432)
25. Teknologi Pengolahan Serealia, Kacang-Kacangan & Umbi-umbian
(TG521)
26. Teknologi Pati (TG522)
27. Teknologi Pengolahan Sayuran dan Buah-buahan (TG525)

18

Anda mungkin juga menyukai