oleh
MAUDINA NURAISYA RAHMAYANTI
1705022
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun proposal Praktik Industri (PI)
yang berjudul Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa Beans di PT.
Papandayan Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
Proposal ini dibuat sebagai bentuk permohonan penulis untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Industri di PT. PAPANDAYAN COCOA
INDUSTRIES – BARRY CALLEBAUT, Bandung. Selain itu juga, proposal ini
menjabarkan tujuan dilaksanakannya Praktik Industri, manfaat, dan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh penulis selama melakukan praktik industri. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Maharani, S.T.P., M.Sc. sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun proposal ini,
tak lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa
yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam setiap penerimaan biji kakao yang datang, petugas harus mencatat
informasi yang berkaitan dengan jenis dan spesifikasi barang, tanggal penerimaan,
jumlah nilai logistik yang meliputi harga persatuan dan jumlah total dari sumber
barang/ pendanaan barang dalam buku penerimaan barang. Dengan adanya
pendataan dalam setiap penerimaan biji kakao yang datang akan mempermudah
pendataan stok yang dimiliki oleh gudang. Pendataan ini juga tidak hanya berlaku
pada saat penerimaan barang, namun berlaku pula saat penyimpanan barang
(Kementrian Sosial, 2009).
Penyimpanan biji kakao yang datang haruslah rapi dan tertata agar mudah
ditemukan oleh petugas saat membutuhkan biji kakao. Penempatan/penyimpanan
logistik dalam gudang dapat memanfaatkan rak (bin), palet atau tempat
penyimpanan peti kerja. Dengan penerimaan dan penyimpanan yang tersusun rapi
diharapkan dapat mempermudah pengelolaan barang yang akan di ekspor ataupun
dikirimkan kepada pihak produksi (Kementrian Sosial, 2009).
Seiring dengan terdapatnya Pedoman Manajemen Pengelolaan Gudang yang
ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia dan Pedoman Pergudangan
oleh BNPB maka alangkah baiknya jika perusahaan menaati pedoman yang
berlaku. Dalam hal ini penulis berkeinginan untuk melakukan pengamatan
langung dan praktik kerja mengenai Penerimaan dan Penyimpanan Raw Cocoa
Beans di PT. Papandayan Cocoa Industries-Barry Callebaut, Bandung. Maka dari
itu dalam praktik industri ini penulis memilih judul “Penerimaan dan
Penyimpanan Raw Cocoa Beans di PT. Papandayan Cocoa Industries-Barry
Callebaut, Bandung”.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktek industri yang dilaksanakan di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari metode penerimaan raw cocoa beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
2. Mempelajari metode penyimpanan raw cocoa beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
2
1.3. Ruang Lingkup
Bidang kajian dalam kegiatan praktik kerja industri ini adalah semua aspek
yang berkaitan dengan penggudangan raw cocoa di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, yang meliputi:
a. Dilakukan pengamatan, pemahaman dan praktik kerja terhadap pendataan
jumlah dan mutu raw cocoa beans yang diterima di PT. Papandayan Cocoa
Industries – Barry Callebaut, Bandung.
b. Dilakukan pengamatan dan pemahaman terhadap pencatatan administratif
terkait penerimaan raw cocoa beans di PT. Papandayan Cocoa Industries –
Barry Callebaut, Bandung.
c. Dilakukan pengamatan, pemahaman dan praktik kerja terhadap penataan
raw cocoa beans sesuai dengan standar pergudangan di PT. Papandayan
Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung.
d. Dilakukan pengamatan dan pemahaman terhadap jenis raw cocoa beans
yang disimpan di gudang PT. Papandayan Cocoa Industries – Barry
Callebaut, Bandung.
1.4. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun praktis khususnya
mengenai penerimaan dan penyimpanan raw cocoa beans di PT.
Papandayan Cocoa Industries – Barry Callebaut, Bandung sebagai sarana
untuk meningkatkan kualifikasi diri.
b. Bagi perusahaan
Saling berbagi (sharing) ilmu tentang penerimaan dan penyimpanan di
perusahaan yang bertujuan untuk perbaikan perusahaan.
c. Bagi universitas
Salah satu wadah untuk menjalin relasi antara universitas dengan
perusahaan agar kedepannya bisa bermitra dan bekerjasama baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
c. Jenis mutu
d. Nama/kode/eksportir/importir
e. Berat kotor/berat bersih
f. Tujuan
Informasi label karung tersebut digunakan untuk memudahkan petugas
penerima biji kakao untuk mengidentifikasi barang yang diterima tanpa
membuka kemasan biji kakao. Label tersebut juga berguna untuk
memudahkan petugas jika suatu saat biji kakao tersebut akan dikirimkan
kembali untuk dijual ataupun dikirimkan kepada tim produksi.setekah biji
kakao melalui tahapan penerimaan selanjutnya biji kakao akan disiapkan
untuk disimpan.
5
Menurut (BNPB, 2009) penyimpanan merupakan proses kegiatan
penyimpanan barang di gudang dengan cara menempatkan barang yang
diterima dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penempatan sesuai dengan denah.
b. Aman dari pencurian.
c. Aman dari gangguan fisik.
d. Aman dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak
kualitas dan kuantitas.
e. Aman dari kebakaran.
f. Penataan sesuai dengan standar pergudangan.
Penyimpanan biji kakao kering dapat dilakukan di ruang biasa pada
berbagai suhu kamar. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya
cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena fungi
menyukai udara yang lembab dan panas (Dumandi, 2011). Syarat yang
perlu diperhatikan sebagai tempat penyimpanan biji kakao kering adalah :
a. Gudang harus terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya
ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
b. Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau
kemungkinan masuk air hujan.
c. Suhu gudang tidak melebihi 30℃.
d. Kelembaban udara sebaiknya diusahakan serendah mungkin (< 70%)
untuk mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang
tinghgi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menurunkan mutu biji kakao kering.
e. Masuknya sinar matahari langsung menyinari biji kakao kering harus
dicegah.
f. Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering memakan
biji kakao kering harus dicegah.
Setelah diterima dan di data biji kakao juga diperlukan penstapelan
(stacking). Dalam penstapelan biji kakao tidak boleh disimpan dengan
barang lain yang dapat mencemari/menimbulkan kontaminasi seperti
6
alergen. Karung biji kakao juga perlu diletakkan diatas palet dengan jarak
antara palet dan lantai minimum 10 cm. Selain itu palet dan peralatan bantu
lainnya harus tetap bersih, bebas dari serangga dan jasad pengganggu
lainnya. Jarak antara tumpukan karung biji dan plafon gudang minimum
100 cm, 45 cm dari sprinkler head, dan 80 cm dari dinding. Setelah
pengambilan sampel atau keperluan-keperluan lainnya, tumpukan karung
harus dikembalikan seperti semula dan lantai barns bersih dari ceceran biji
kakao. Jika terdapat karung yang bocor akibat pengambilan sampel maka
harus segera diperbaiki dan lantai gudang harus dalam keadaan bebas dari
ceceran biji kakao (Wahyudi, 2003).
2.2. Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
Biji Kakao (Theobroma cacao, L.) merupakan satu satunya spesies
diantara 22 jenis dalam genus Theobroma yang diusahakan secara
komersial. Tanaman ini diperkirakan berasal dari lembah Amazon di
Benua Amerika yang mempunyai iklim tropis. Colombus dalam
pengembaraan dan petualangannya di benua menemukan dan
membawanya ke Spanyol (Poedjiwidodo, 1996).
Beberapa macam produk dapat dihasilkan dari kakao yaitu berasal dari
kulit, pulp maupun dari biji. Kulit kakao dapat dijadikan kompos, pakan
ternak, substrat budidaya jamur, ekstraksi theobromin, dan bahan bakar.
Secara umum, biji kakao dapat diolah menjadi tiga olahan akhir, yaitu
lemak kakao, bubuk kakao dan permen atau makanan cokelat yang dalam
pengolahannya saling tergantung satu dengan yang lainnya (Wahyudi, et al.
2008).
7
Gambar 2. Buah kakao
8
(proses dimana beberapa jenis kakao yang berbeda bisa dicampur dan
mendapatkan paduan rasa yang tepat).
Seiring berjalannya waktu biji kakao yang diekspor adalah biji kakao
kering yang berkualitas dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Klasifikasi atau penggolongan mutu biji kakao kering menurut SNI 2323-
2008 Amd1: 2010 terbagi menjadi tiga, yaitu menurut jenis tanaman, jenis
mutu dan ukuran berat biji per 100 gram. Menurut jenis tanaman kakao,
biji kakao digolongkan menjadi dua, yaitu biji mulia (biji kakao yang
berasal dari tanaman kakao jenis Criolo atau Trinitarioserta hasil
persilangannya dan biji kakao lindak (biji kakao yang berasal dari tanaman
kakao jenis Forastero) (BSN, 2008 Amd 1 : 2010).
Biji kakao kering menurut persyaratan mutunya, terbagi menjadi 3
kelas, yaitu mutu kelas I, II, dan III, dengan ketentuan telah memenuhi
persyaratan umum dan khusus. Persyaratan umum dan khusus biji kakao
kering tercantum dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Persyaratan umum biji kakao menurut SNI
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Serangga hidup - Tidak ada
2 Kadar air (b/b) % Maks 7,5
Biji berbau asap dan atau Hammy
3 - Tidak ada
dan atau berbau asing
4 Kadar benda asing (b/b) % Tidak ada
5 Kadar biji pecah (b/b) % Maks 2
Sumber: SNI 01-2323-2008/Amd1:2010
9
Tabel 2. Persyaratan khusus biji kakao menurut SNI
Satuan dalam persen
Jenis Mutu Persyaratan
Kakao Kakao Kadar Kadar Kadar biji Kadar Kadar biji
mulia lindak biji biji Slaty berserangga kotoran berkecambah
(Fine (Bulk berjamur (biji/biji) (biji/biji) Waste (biji/biji)
Cocoa) Cocoa) (biji/biji) (biji/biji)
I-F I-B Maks 2 Maks 3 Maks 1 Maks Maks 2
(AA (AA 1,5
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
II-F II-B Maks 4 Maks 8 Maks 2 Maks Maks 3
(AA (AA 2,0
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
III-F III-B Maks 4 Maks 20 Maks 2 Maks Maks 2
(AA (AA 3,0
sampai sampai
dengan dengan
S) S)
Sumber: SNI 01-2323-2008/Amd1:2010
Berdasarkan persyaratan SNI 2323-2008 Amd1: 2010 (umum, khusus
dan golongan berat) diatas, maka biji kakao kering dapat ditentukan kelas
dan mutunya.
10
BAB III
METODOLOGI
11
BAB IV
Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Orientasi Lingkungan Kerja
Pengamatan Bahan Baku
2.
Produk
Praktik kerja dan
Pengamatan Proses
3. penerimaan dan
penyimpanan raw cocoa
beans
Pengumpulan informasi dari
sumber-sumber terkait
penerimaan dan
4. penyimpanan raw cocoa
beans di PT. Papandayan
Cocoa Industries-Barry
Callebaut
5. Penyusunan laporan
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
Informasi Pendidikan
Pendidikan Formal
14
Seminar/Pelatihan yang pernah diikuti
Nama Kegiatan Penyelenggaran Tahun
2030”
15
Informasi Aktivitas
Aktivitas Organisasi yang diikuti
Organisasi Jabatan Tahun
PMR SMPN 1 Margahayu Anggota 2011-2012
16
Lampiran 2. Tahapan Kegiatan Praktik industri
Mulai
Pengamatan bahan
baku produk
Pengamatan proses
penerimaan bahan baku
Pengamatan proses
penyimpanan bahan baku
yang masuk
Pengumpulan Data
Laporan Akhir
Selesai
17
Lampiran 3. KHS Semester yang telah Ditempuh
18