Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN STUDI LAPANGAN

PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk.

Disusun oleh :
Maudina Nuraisya R. (1705022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
Waktu Pelaksanaan : Semarang, 21 Agustus 2019
Tempat : PT. Nissin Biscuit Indonesia

PT. Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi komersialnya pada tahun


1977. PT. Nissin Biscuit Indonesia sendiri memproduksi 3 merk produk di
dalamnya, yaitu Khong Guan, Nissin dan Monde. Perusahaan ini terdiri dari 5
perusahaan yang berada dibawah naungan 1 grup perusahaan. PT. Nissin Biscuit
Indonesia sendiri merupakan bisnis berbasis keluarga yang sekarang dikelola oleh
generasi ke 2 dan ke 3.
PT. Nissin Biscuit Indonesia memiliki visi “Bertekad menjadi produsen biscuit
terbaik” dan memiliki misi “Memproduksi biskuit yang bergizi tinggi, higienis
dan berkualitas dengan citarasa tinggi serta terjamin mutunya bagi pelanggan
dengan cara terbaik yang dikembangkan oleh sumber daya manusia yang unggul
melalui teknologi yang modern”. Berdasarkan visi dan misi tersebut PT. Nissin
Biscuit Indonesia melakukan pelatihan untuk meng upgrade kemampuan
karyawannya agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
PT. Nissin Biscuit Indonesia sendiri sudah menggunakan ISO 22000:2015 untuk
keamanan pangan dan ISO 9001:2008 untuk manajemen mutu. PT. Nissin Biscuit
Indonesia sendiri memproduksi mulai dari biscuit dan crackers Variasi produk
biscuit yang di produksi diantaranya ada :
1. Sandwiching : Penumpukan dua keeping biscuit dengan bahan lain
diantaranya.
2. Coating/Enrobing : Penyatuan biscuit dengan coklat, lapisan gula, atau
bahan lainnya.
3. Sugar Sparkling : Penaburan gula kristal diatas biscuit.
4. Filling/Injecting : Pengisian/injeksi bahan (umumnya cream filling) dalam
biscuit.
PT. Nissin Biscuit Indonesia juga sudah menggunakan berbagai jenis teknologi
pembentukan biscuit, dinataranya :
1. Pembentukan biscuit dari lembaran adonan (untuk hard biscuit dan
crackers)
a. Rotary Cutting : Lembaran adonan dilewati melalui mesin dengan rol
cetakan pemotong yang diputar menekan lembaran biscuit.
b. Stamping : lembaran adonan dilewatkan dibawah mesin dengan cetakan
pemotong yang bergerak naik turun menekan lembaran biscuit.
2. Pembentukan biscuit tanpa pembentukan lembaran adonan (untuk biscuit
dan cookies)
a. Rotary Molding : Adonan ditekan pada rol cetakan sehingga adonan
tercetak sesuai bentuk cetakan tersebut.
b. Depositing : Mendepositkan adonan lunak melalui nozzle.
c. Wire-Cutting : Mendorong adonan melalui pipa keluaran dan
memotongnya dengan kawat pemotong yang bergerak maju mundur.
Berikut ini diagram alir pembuatan biscuit dan crackers.
Preparasi bahan baku
biskuit

Penimbangan

Pengayakan Bahan
Powder

Fermentasi*
(untuk crackers)

Pencampuran

Pembentukan

Pemanggangan

Pendinginan

Proses setelah pemanggangan*


(penyemprotan minyak
nabati/pembumbuan/pelapisan krim

Pengemasan

Penyimpanan &
Distribusi
Untuk crackers saat proses pembuatan akan dilakukan fermentasi. Ragi
yang digunakan untuk proses fermentasi tersebut adalah yeast Saccharomices.
Sementara untuk produk yang rusak atau ditarik dari distributor karena sudah
mendekati tanggal kadaluarsa akan dijadikan pakan ternak. Waktu penarikan
produk dari pasaran sendiri sekitar 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa. Sementara
produk yang tidak bisa dijadikan untuk pakan ternak akan dibakar untuk dijadikan
steam dari alat boiler yang dapat dijadikan energi mesin produksi.
Waktu Pelaksanaan : Semarang, 21 Agustus 2019
Tempat : PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.

Sido muncul pertama kali didirikan pada tahun 1940 oleh Ibu Rakhmat
Sulistio di Yogyakarta yang berawal dari kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio dalam
mengolah jamu dan rempah-rempah. Pada 1941 produk pertama yang dibuat
adalah jamu tolak angin yang saat itu bernama jamu tujuh angin. Pada tahun 1949
Ibu Rakhmat Sulistiyo dan suami memutuskan untuk pindah ke Semarang dan
mendirikan usaha jamu dengan nama SIdo Muncul yang artinya “impian yang
terwujud”. Setelah Ibu Rakhmat Sulistiyo wafat, usaha ini dilanjutkan oleh Ibu
Yahya Hidayat. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. berdiri diatas
tanah seluas 35 hektar, memiliki ±3000 pegawai dan memiliki 200 macam
produk.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk. ada 2 jenis yaitu simplisia dan non simplisia. Bahan baku simplisia
adalah tanaman berbentuk kering dan belum diolah. Bahan baku non simplisia
adalah bahan baku siap pakai, siap diolah dan bahan pelengkap simplisia seperti
susu, gula, kopi, dll.
Penanganan bahan baku simplisia :
1. Tim QC men-screening bahan baku yang dilihat dari :
a. Ketepatan bahan baku (kebenarannya)
b. Kebersihan, tidak boleh ada kotoran atau tanah yang masih
menempel
c. Kadar air bahan (maksimal 10%)
2. Penyortiran
3. Pencucian ulang
4. Penyimpanan di gudang khusus bahan baku simplisia (karung bahan
baku dialasi oleh ambalan agar tidak langsung menyentuh lantai)
5. Pemberian tanda berupa kertas kuning dan kertas abu-abu yang
memiliki barcode (info supplier, info tanggal penerimaan)
Sebagian besar bahan baku berasal dari petani lokal, namun terdapat juga
bahan baku yang berasal dari luar daerah jawa contohnya tanaman pawalonjang
yang berasal dari daerah Papua. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau bahan baku yang pertama
masuk akan dugunakan terlebih dahulu dan juga metode JIT (Just In Time) atau
bahan baku yang segar yang di gunakan dengan (jahe, kunyit) kata lain langsung
di produksi saat bahan baku tiba. Namun jika bahan baku tersebut tidak bisa
langsung diproduksi akan diubah dulu menjadi ekstrak.
Penanganan bahan baju non simplisia :
1. Penyortiran
2. Penyimpanan di gudang khusus bahan baku non simplisia (karung bahan
baku dialasi oleh ambalan agar tidak langsung menyentuh lantai)
3. Penyimpanan dengan metode FIFO
Prosedur pembuatan produk :
1. Bahan baku
2. Racikan
3. Penggilingan
a. Halus
b. Kasar
4. Pengayakan
5. Mixing/ pencampuran  serbuk
6. Dikemas
a. Primer  sachet
b. Sekunder  dus kecil, renceng, toples
c. Tersier  karton
Sebelum dimasukan kedalam kemasan tersier, produk yang sudah jadi akan
di periksa oleh QC untuk memenuhi standar, diantaranya adalah :
1. Tidak boleh ada cemaran bakteri
2. Kemasan tidak boleh bocor
3. Pemeriksaan organoleptic (rasa, aroma, rasa)
Fasilitas laboratorium yang tersedia diantaranya lab RND (Research and
Development) dan lab QC (Quality Control).
1. Lab formulasi : membuat resep dari produk empiris/yang belum ada dan
membuat inovasi dari produk yang sudah ada.
Contoh : tolak angina  serbuk
 cair
 permen
 minyak angina
2. Lab produksi : tempat memproduksi dalam skala lab
3. Lab mikrobiologi : meneliti ada atau tidaknya cemaran dari luar dan
meneliti ada atau tidaknya cemaran pestisida
4. Lab instrumentasi
5. Lab kimia : meneliti zat aktif
6. Lab hewan : tempat meneliti produk menggunakan hewan uji (uji
khasiat dan uji keamanan)
7. PCR : tempat meneliti ada atau tidaknya cemaran babi/jaminan halal
Setelah produk di kemas, produk akan melewati kembali pengecekan oleh
QC hingga dipastikan produk tersebut aman untuk di konsumsi. Setelah produk
dipastikan aman untuk didistribusikan, produk akan disimpan terlebih dahulu
didalam gudang pengemas hingga produk siap untuk di distibusikan.
Didalam PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk juga terdapat
pabrik cairan obat jalan yang didalamnya memproduksi :
1. Tolak Angin
2. Tolak Angin Biru
3. Tolak Angin Cair Anak
4. Tolak Angin Cair Bebas Gula
5. Tolak Linu
6. Tolak Linu Mint
7. Madu Sido
Selain produk-produk diatas, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
Tbk juga memproduksi kukubima yang merupakan minuman suplemen/energy,
vitamin & mineral serta meningkatkan tenaga dan stamina. Kukubima sendiri
memiliki 8 varian rasa. Pembuatan kukubima sendiri melalui 3 tahap yaitu :
1. Mixing Tank
2. Drying
3. Packing
Dari setiap produksinya, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
menghasilkan 15-20 ton ampas. Apmas ini ditampung ditempat penampungan
limbah padat yang nantinya akan diolah kembali menjadi pupuk organic, EBT
(Energi Baru Terbarukan) dan wood palette.

Anda mungkin juga menyukai