PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk.
Disusun oleh :
Maudina Nuraisya R. (1705022)
Penimbangan
Pengayakan Bahan
Powder
Fermentasi*
(untuk crackers)
Pencampuran
Pembentukan
Pemanggangan
Pendinginan
Pengemasan
Penyimpanan &
Distribusi
Untuk crackers saat proses pembuatan akan dilakukan fermentasi. Ragi
yang digunakan untuk proses fermentasi tersebut adalah yeast Saccharomices.
Sementara untuk produk yang rusak atau ditarik dari distributor karena sudah
mendekati tanggal kadaluarsa akan dijadikan pakan ternak. Waktu penarikan
produk dari pasaran sendiri sekitar 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa. Sementara
produk yang tidak bisa dijadikan untuk pakan ternak akan dibakar untuk dijadikan
steam dari alat boiler yang dapat dijadikan energi mesin produksi.
Waktu Pelaksanaan : Semarang, 21 Agustus 2019
Tempat : PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
Sido muncul pertama kali didirikan pada tahun 1940 oleh Ibu Rakhmat
Sulistio di Yogyakarta yang berawal dari kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio dalam
mengolah jamu dan rempah-rempah. Pada 1941 produk pertama yang dibuat
adalah jamu tolak angin yang saat itu bernama jamu tujuh angin. Pada tahun 1949
Ibu Rakhmat Sulistiyo dan suami memutuskan untuk pindah ke Semarang dan
mendirikan usaha jamu dengan nama SIdo Muncul yang artinya “impian yang
terwujud”. Setelah Ibu Rakhmat Sulistiyo wafat, usaha ini dilanjutkan oleh Ibu
Yahya Hidayat. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. berdiri diatas
tanah seluas 35 hektar, memiliki ±3000 pegawai dan memiliki 200 macam
produk.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk. ada 2 jenis yaitu simplisia dan non simplisia. Bahan baku simplisia
adalah tanaman berbentuk kering dan belum diolah. Bahan baku non simplisia
adalah bahan baku siap pakai, siap diolah dan bahan pelengkap simplisia seperti
susu, gula, kopi, dll.
Penanganan bahan baku simplisia :
1. Tim QC men-screening bahan baku yang dilihat dari :
a. Ketepatan bahan baku (kebenarannya)
b. Kebersihan, tidak boleh ada kotoran atau tanah yang masih
menempel
c. Kadar air bahan (maksimal 10%)
2. Penyortiran
3. Pencucian ulang
4. Penyimpanan di gudang khusus bahan baku simplisia (karung bahan
baku dialasi oleh ambalan agar tidak langsung menyentuh lantai)
5. Pemberian tanda berupa kertas kuning dan kertas abu-abu yang
memiliki barcode (info supplier, info tanggal penerimaan)
Sebagian besar bahan baku berasal dari petani lokal, namun terdapat juga
bahan baku yang berasal dari luar daerah jawa contohnya tanaman pawalonjang
yang berasal dari daerah Papua. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau bahan baku yang pertama
masuk akan dugunakan terlebih dahulu dan juga metode JIT (Just In Time) atau
bahan baku yang segar yang di gunakan dengan (jahe, kunyit) kata lain langsung
di produksi saat bahan baku tiba. Namun jika bahan baku tersebut tidak bisa
langsung diproduksi akan diubah dulu menjadi ekstrak.
Penanganan bahan baju non simplisia :
1. Penyortiran
2. Penyimpanan di gudang khusus bahan baku non simplisia (karung bahan
baku dialasi oleh ambalan agar tidak langsung menyentuh lantai)
3. Penyimpanan dengan metode FIFO
Prosedur pembuatan produk :
1. Bahan baku
2. Racikan
3. Penggilingan
a. Halus
b. Kasar
4. Pengayakan
5. Mixing/ pencampuran serbuk
6. Dikemas
a. Primer sachet
b. Sekunder dus kecil, renceng, toples
c. Tersier karton
Sebelum dimasukan kedalam kemasan tersier, produk yang sudah jadi akan
di periksa oleh QC untuk memenuhi standar, diantaranya adalah :
1. Tidak boleh ada cemaran bakteri
2. Kemasan tidak boleh bocor
3. Pemeriksaan organoleptic (rasa, aroma, rasa)
Fasilitas laboratorium yang tersedia diantaranya lab RND (Research and
Development) dan lab QC (Quality Control).
1. Lab formulasi : membuat resep dari produk empiris/yang belum ada dan
membuat inovasi dari produk yang sudah ada.
Contoh : tolak angina serbuk
cair
permen
minyak angina
2. Lab produksi : tempat memproduksi dalam skala lab
3. Lab mikrobiologi : meneliti ada atau tidaknya cemaran dari luar dan
meneliti ada atau tidaknya cemaran pestisida
4. Lab instrumentasi
5. Lab kimia : meneliti zat aktif
6. Lab hewan : tempat meneliti produk menggunakan hewan uji (uji
khasiat dan uji keamanan)
7. PCR : tempat meneliti ada atau tidaknya cemaran babi/jaminan halal
Setelah produk di kemas, produk akan melewati kembali pengecekan oleh
QC hingga dipastikan produk tersebut aman untuk di konsumsi. Setelah produk
dipastikan aman untuk didistribusikan, produk akan disimpan terlebih dahulu
didalam gudang pengemas hingga produk siap untuk di distibusikan.
Didalam PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk juga terdapat
pabrik cairan obat jalan yang didalamnya memproduksi :
1. Tolak Angin
2. Tolak Angin Biru
3. Tolak Angin Cair Anak
4. Tolak Angin Cair Bebas Gula
5. Tolak Linu
6. Tolak Linu Mint
7. Madu Sido
Selain produk-produk diatas, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
Tbk juga memproduksi kukubima yang merupakan minuman suplemen/energy,
vitamin & mineral serta meningkatkan tenaga dan stamina. Kukubima sendiri
memiliki 8 varian rasa. Pembuatan kukubima sendiri melalui 3 tahap yaitu :
1. Mixing Tank
2. Drying
3. Packing
Dari setiap produksinya, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
menghasilkan 15-20 ton ampas. Apmas ini ditampung ditempat penampungan
limbah padat yang nantinya akan diolah kembali menjadi pupuk organic, EBT
(Energi Baru Terbarukan) dan wood palette.