Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PRAKTIK INDUSTRI

QUALITY CONTROL (QC)


PROSES PRODUKSI CRACKERS DI PT. SERENA INDOPANGAN CIBINONG,
BOGOR.

Oleh:
SABILA NUR AMALINA
1501811

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIK INDUSTRI

Judul Praktik Industri : Quality Control (QC) Proses Produksi Crackers di PT. Serena
Indopangan, Cibinong, Bogor.

Nama Mahasiswa : Sabila Nur Amalina


NIM : 1501811

Menyetujui dan Mengesahkan,


Pembimbing,

Siti Mujdalipah., S.TP., M.Si


NIP. 198210072010122001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri,

Dr. Yatti Sugiarti, M.P


NIP. 196312071993032001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun Proposal Praktik Industri (PI) “Quality Control (QC)
Proses Produksi Crackers di PT. Serena Indopangan, Cibinong, Bogor”.
Proposal Praktik Industri ini disusun agar menjadi acuan atau gambaran pelaksanaan
praktik industri, serta diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak terkait untuk
memberikan kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan praktik industri di PT. Serena
Indopangan, (Cibinong-Bogor, Jawa Barat). Selain itu juga, proposal ini menjabarkan tujuan
dilaksanakannya Praktik Industri di PT. Serena Indopangan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Siti Mujdalipah., S.TP., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis
dalam menyusun proposal ini, tak lupa juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diharapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata, penulis
berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung, Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 2
D. Manfaat ............................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4
A. Quality Control ................................................................................................ 4
B. biskuit Crackers ............................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI .......................................................................................... 12
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ....................................................................... 11
B. Metode Pelaksanaan ........................................................................................ 11
C. Kegiatan Praktik Industri ................................................................................. 11
BAB IV JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI ........................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Syarat Mutu Tepung Terigu...................................................................................... 8


Tabel 2 Syarat Mutu Biskuit Crackers................................................................................... 10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Disiplin ilmu yang telah ditempuh.................................................................... 15


Lampiran 2. Biodata Pelaksana Kegiatan Praktik Kerja Industri …..................................... 17
Lampiran 3. Tahapan Kegiatan Praktik Kerja Industri.......................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Kerja Industri merupakan salah satu mata kuliah di Program Studi Pendidikan
Teknologi Agroindustri Universitas Pendidikan Indonesia sebagai sarana untuk
pengembangan dan penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan. Selain itu
dengan Praktik Kerja Industri, Mahasiswa juga dapat lebih memahami dan membandingkan
implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh dibangku kuliah dengan
kondisi nyata yang ada di industri. Melalui praktik industri ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan pengalaman secara langsung dari industri agar mahasiswa
memiliki kompetensi dalam menganalisis ilmu − ilmu sains terapan di industri hingga
menghasilkan inovasi yang mampu dikembangkan di bidang teknologi Agroindustri.
Sehubungan dengan hal tersebut, disusunlah proposal praktik kerja industri ini untuk
mempelajari dan lebih memahami sistem quality control pada produksi crackers yang
berada di PT. Serena Indopangan (Cibinong-Bogor, Jawa Barat). PT. Serena Indopangan
adalah perusahaan berskala internasional yang bergerak dibidang industri makanan yang
didirikan pada tahun 1991, perusahaan ini bergerak dalam bidang biskuit, dan wafer dengan
merek-mereknya seperti khong guan, crown, broniz, saltcheese dan masih banyak lagi.
Banyaknya produk-produk yang dibuat oleh perusahaan tersebut, tentunya
membutuhkan quality control yang ketat untuk mendapatkan hasil yang baik ketika sampai
kepada konsumen. Karena pada jaman sekarang, masyarakat mulai cenderung
mengutamakan kualitas, bukan hanya kuantitas terhadap suatu produk barang atau jasa.
sehingga produsen ataupun industri penyedia produk tersebut harus dapat semakin
meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan menjamin mutu barang dan jasa yang
dihasilkannya.
Dengan demikian untuk pengembangan dan penerapan ilmu yang telah didapat selama
perkuliahan, kegiatan praktik kerja industri ini diharapkan akan lebih menambah
pengetahuan praktis dan wawasan bagi mahasiswa, dengan tidak mengganggu seminimal
mungkin kegiatan produksi perusahaan atau institusi yang menjadi tempat praktik industri.
1
B. Tujuan
Tujuan dari praktek industri yang dilaksanakan di PT. Serena Indopangan (Cibinong-
Bogor, Jawa Barat), adalah sebagai berikut:
Tujuan umum :
1. Sebagai sarana pembelajaran yang nyata.
2. Sarana informasi dan komunikasi serta sarana untuk beradaptasi dengan dunia kerja.
3. Membangun hubungan baik antara pihak industri dengan institusi pendidikan.
4. Sarana mengembangkan keterampilan serta mengaplikasikan teori.

Tujuan khusus :
1. Mengetahui Sistem Quality Control (QC) pada Produk crackers PT. Serena Indopangan
(Cibinong-Bogor, Jawa Barat)
2. Mempelajari Sistem Quality Control (QC) pada Produk crackers PT. Serena Indopangan
(Cibinong-Bogor, Jawa Barat)

C. Ruang Lingkup Praktek Industri


Bidang kajian yang akan menjadi fokus utama dalam kegiatan praktik industri ini adalah
semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan produksi PT. Serena Indopangan (Cibinong-
Bogor, Jawa Barat), yang meliputi :
1. Bahan Baku
Dilakukan pengamatan dan pemahaman terhadap bahan baku yang masuk untuk proses
produksi dan digunakan sebagai komposisi pembuatan crackers di PT. Serena Indopangan
(Cibinong-Bogor, Jawa Barat).
2. Proses Produksi
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja proses produksi crackers PT. Serena Indopangan
(Cibinong-Bogor, Jawa Barat). Praktek kerja dilakukan pada tiap tahapan proses yang
berlangsung dalam produksi produk crackers.
3. Pengemasan dan Penyimpanan
Dilakukan pengamatan, pemahaman dan praktik kerja terhadap proses pengemasan serta
penyimpanan produk crackers di PT. Serena Indopangan (Cibinong-Bogor, Jawa Barat).

2
D. Manfaat
a. Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mengetahui suasana lingkungan industri secara langsung, yang kelak diharapkan
dapat diterapkan ketika berhadapan dengan dunia pekerjaan sebenarnya.
2. Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan diperkuliahan.
3. Menambah pengalaman dan wawasan baik teori maupun praktik yang berkaitan
dengan industri.
b. Manfaat Bagi Perusahaan
1. Memberikan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan praktik industri.
2. Memberi alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan sesuai dengan
ilmu yang didapat oleh mahasiswa.
3. Terjalin hubungan yang menguntungkan bagi perusahaan/instansi dengan pihak
institusi/pendidikan.
c. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1. Untuk memenuhi program kurikulum yang berlaku.
2. Mendapatkan informasi terbarukan mengenai perkembangan IPTEK, ekonomi, dan
sosial budaya yang terjadi di perusahaan.
3. Mendapatkan informasi dan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan
praktik industri.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Quality Control
Suatu barang ataupun jasa, akan erat kaitannya dengan kualitas. Kualitas merupakan salah
satu fokus utama dibuatnya sebuah produk. Melalui kualitas, hal lainnya akan saling berkaitan
seperti harga, sasaran pemasaran, dan tentu saja kepercayaan pelanggan terhadap produk atau
jasa tersebut. Maka dari itu, sangat penting peran Quality Control dalam sebuah industri,
terutama dalam industri yang menghasilkan produk. Quality control atau pengendalian mutu
mempunyai penerapan konsep yang beragam. Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa
mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur,
rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Sementara
Menurut Fardiaz (1997), mutu berdasarkan ISO/DIS 8402–1992 didefinsilkan sebagai
karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses, organisasi
atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah
ditentukan. Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan melalui berbagai tahap
pengembangan dan produksi, bahkan setelah pengiriman produk kepada konsumen untuk
memperoleh umpan balik. Hal ini karena upaya–upaya perusahaan terhadap peningkatan
mutu produk lebih sering mengarah kepada kegiatan–kegiatan inspeksi serta memperbaiki
cacat dan kegagalan selama proses produksi.
Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan,
standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan
(Soekarto, 1990). Menurut Ilham (2012) Quality Control merupakan salah satu teknik yang
perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi,
hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir. Assauri (2008) juga
mengatakan dalam pengendalian kualitas, semua prestasi barang dicek menurut standar, dan
semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis dan semua
penemuan tersebut digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk para pelaksana sehingga
mereka dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan dimasa yang akan datang. Hal ini
dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang
dimulai dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil

4
produksi dan jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen
(persyaratan mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan /industri yang baku.
Sebuah industri, memerlukan sebuah ketetapan atau standar dari suatu produk, sehingga
penilaian konsumen terhadap kualitas produk tersebut tidak berubah-ubah, sehingga peran
penting dari quality control disini salah satunya adalah untuk meneliti produk dan proses
produksi perusahan untuk memperoleh standar kualitas yang diperlukan. Tugas quality
control mencakup monitoring, uji-tes DNA, memeriksa semua proses produksi suatu produk.

Menurut Mockler (1972), proses pengendalian mutu dapat diuraikan menjadi langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Menentukan sasaran
Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan
anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan.
2. Lingkup kegiatan
Untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih lanjut, yaitu
mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (dalam: paket kerja, SPK, RKS)
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan lingkup proyek keseluruhan.
3. Standar dan kriteria
Dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar,
kriteria, atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan
menganalisis pekerjaan.
4. Merancang sistem informasi
Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian proyek adalah perlunya suatu
sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang tepat,
cepat, dan akurat.
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan
Pada langkah ini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoba
membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting
karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. Oleh karena itu,
metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan.

5
6. Mengadakan tindakan pembetulan
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti,
maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan.

Kemudian, untuk menjamin keadaan mutu, hal tersebut harus didasarkan pada
aspek tangibles (hal-hal yang dapat dirasakan dan diukur), reliability (keandalan),
responsiveness (tanggap), assurancy (rasa aman dan percaya diri) dan empati (keramah
tamahan). Dalam konteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu program menyeluruh
yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi penanganan, pengolahan,
pengemasan, distribusi dan penyimpanan produk untuk menghasilkan produk dengan
mutu terbaik dan menjamin produksi makanan secara aman dengan produksi yang baik,
sehingga jaminan mutu secara keseluruhan mencakup perencanaan sampai diperoleh
produk akhir Pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan
yang dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi
atau organoleptik.
Disamping menggunakan analisis mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu yang
makin canggih, pengawasan mutu dalam industri pangan modern tetap mempertahankan
penilaian secara inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu selera, sosial
budaya dan kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik kesehatan
fisik yang berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan rohani yang berkaitan dengan
agama dan kepercayaan juga harus dipertimbangkan.

B. Biskuit Crackers
Dalam SNI. 01.2973.1992, biskuit adalah produk makanan kering yang dibuat dengan
memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu, lemak, dan bahan pengembang
dengan atau tanpa penambahan bahan makanan tambahan lain yang diijinkan. Menurut Smith
(1972), biskuit dapat dikelompokkan menjadi :
a. Biskuit Keras
Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih, bila
dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak tinggi
atau rendah.

6
b. Cookies
Cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi dan
bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur kurang padat.

c. Wafer
Wafer adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori kasar, renyah dan
bila dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga.
d. Biskuit Crackers
Crackers adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras, melalui proses fermentasi
atau pemeraman, berbentuk pipih yang rasanya mengarah ke asin dan renyah, serta
bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis.

Hal ini dinyatakan pula oleh Ferazuma dkk (2011) bahwa, terdapat perbedaan diantara
crackers dan biskuit, yaitu crackers tidak menggunakan telur sedangkan biscuit menggunakan
telur sebagai bahan tambahan dan sebelum dicetak adonan crackers difermentasi sedangkan
biskuit tidak difermentasi.

Pada umumnya crackers terbuat dari tepung terigu, lemak, dan garam yang difermentasi
dengan yeast (Manley, 1983). Berikut merupakan bahan- bahan dalam Pembuatan Biskuit
Crackers dan Fungsinya.

a. Tepung Terigu
Untuk menghasilkan biskuit crackers yang bermutu tinggi, yang sangat ideal atau
cocok digunakan adalah tepung terigu keras atau hard wheat. Tepung terigu keras
mempunyai kadar protein 10–11%, dihasilkan dari penggilingan 100% gandum hard.
Jenis tepung ini digolongkan sebagai tepung terigu yang mengandung protein tinggi,
mudah dicampur dan diragikan, dapat menyesuaikan dengan suhu yang diperlukan,
berkemampuan menahan udara atau gas dan mempunyai daya serap tinggi
(Munandar,1995). Tepung terigu dalam pembuatan biskuit crackers berfungsi sebagai
pembentuk adonan, memberi kualitas dan rasa yang enak serta warna, dan tekstur yang
bagus

7
Tabel 1. Syarat Mutu Tepung Terigu berdasarkan SNI
No Jenis uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan Serbuk normal
a. Bentuk - (bebas dari bau
b. Bau - asing)
c. Warna - Putih, khas terigu
2. Benda asing - Tidak ada
3 Serangga dalam semua - Tidak ada
bentuk stadium dan
potongan-potongannya
yang tampak
4 Kehalusan, lolos ayakan % Minimal 95
212 (mesh no.70) (b/b)
5 Kadar air (b/b) % Maksimal 14.5
6 Kadar abu (b/b) % Maksimal 0.7
7 Kadar protein (b/b) % Minimal 7.0
8 Keasaman Mg KOH/100g Maksimal 50
9 Falling number (atas Detik Minimal 300
dasar kadar air 14%)
10 Besi (Fe) Mg/kg Minimal 50
11 Seng (Zn) Mg/kg Minimal 30
12 Vitamin B1 (tiamin) Mg/kg Minimal 2.5
13 Vitamin B2 (riboflavin) Mg/kg Minimal 4

b. Ragi
Fungsi ragi dalam pembuatan biskuit crackers yaitu sebagai pembentuk gas dalam
adonan sehingga adonan mengembang, memperkuat gluten, menambah rasa dan
aroma. Jenis ragi yang digunakan pada pembuatan crackers adalah instan dry
yeast/ragi kering yang mengandung kadar air sekitar 7,5% dengan bentuk bubuk
sehingga mudah untuk dicampurkan (Munandar, 1995).

8
c. Gula
Menurut Smith (1972) gula yang digunakan dalam pembuatan crackers adalah gula
halus agar mudah larut dan hancur dalam adonan. Pada pembuatan crackers gula yang
ditambahkan hanya sedikit yang berfungsi untuk menghasilkan warna kecoklatan pada
permukaan produk ketika proses pemanggangan dan juga menjadi makanan bagi
khamir.
d. Lemak
Menurut Smith (1972) lemak merupakan komponen penting dalam pembuatan biskuit
crackers, karena berfungsi sebagai bahan untuk menimbulkan rasa gurih, manambah
aroma dan menghasilkan tekstur produk yang renyah. Ada dua jenis lemak yang biasa
digunakan dalam pembuatan biskuit crackers yaitu dapat berasal dari lemak susu
(butter) atau dari lemak nabati (margarine) atau campuran keduanya.
e. Air
Biskuit keras memerlukan air sekitar 20% dari berat tepung. Air dalam pembuatan
biskuit crackers berfungsi sebagai pelarut bahan secara merata, memperkuat gluten,
mengatur kekenyalan adonan, dan mengatur suhu adonan (Munandar,1995).
f. Bahan Pengembang Bahan pengembang merupakan bahan pengembang hasil reaksi
asam dengan natrium bikarbonat. Ketika pemanggangan berlangsung baking powder
menghasilkan gas CO2 dan residu yang tidak bersifat merugikan pada biskuit
crackers.Fungsi baking powder dalam pembuatan biskuit crackers adalah
mengembangkan adonan dengan sempurna (Munandar, 1995).
g. Garam
Pada pembuatan biskuit crackers penambahan garam berfungsi memberi rasa dan
aroma, mengatur kadar peragian, memperkuat gluten dan memberi warna lebih putih
pada remahan (Munandar,1995). Menurut Smith (1972), dalam pembuatan crackers,
garam digunakan dalam adonan dan bahan dust filling/pelapis adonan sehingga
menghasilkan produk crackers yang berlapis-lapis.
h. Susu Skim
Susu yang digunakan dalam pembuatan biskuit crackers adalah susu skim yang
merupakan hasil pengeringan (dengan spray dryer) dari susu segar. Pada pembuatan

9
biskuit crackers susu berfungsi untuk meningkatkan cita rasa. Berikut merupakan
syarat mutu biskuit crackers.

Tabel 2. Syarat Mutu Biskuit Crackers berdasarkan SNI (1992)


no Kriteria Uji (satuan) Persyaratan
1 Keadaan
a. Bau Normal
b. Rasa Normal
c. Warna Normal
d. Tekstur Normal
2 Air (% b/b) Maksimal 5
3 Protein (%b/b) Maksimal 8
4 Abu (% b/b) Maksimal 2
5 Bahan tambahan makanan
a. Pewarna Tidak boleh ada
b. Pemanis Tidak boleh ada
6 Cemaran logam
a. Tembaga /Cu (mg/kg) Maksimal 10
b. Timbal/Pb (mg/kg) Maksimal 1.0
c. Seng/Zn (mg/kg) Maksimal 40.0
d. Raksa/Hg (mg/kg) Maksimal 0.05
7 Arsen/As (mg/kg) Maksimal 0.5
8 Cemaran Mikrobia
a. Angka Lempeng Total Maksimal 1.0x106
b. Coliform Maksimal 20
c. E. Coli <3
d. Kapang Maksimal 1.0 x 102

10
Dalam pembuatan biskuit crakers biasanya masalah yang sering dihadapi pada
pembuatannya adalah kerenyahannya, maka menurut jurnal yang saya baca bahwa alternatif
lain untuk meningkatkan kerenyahan yaitu dengan penambahan baking powder (NaHCO3)
sebagai bahan yang membantu untuk merenyahkan crackers. Menurut Fatma (1986) baking
powder (NaHCO3) adalah senyawa pengembangan adonan sehingga diperoleh suatu produk
yang mekar. Natrium Bikarbonat atau yang biasa disebut baking powder biasanya digunakan
sebagai senyawa pengembang bahan pangan. Baking powder jika dipanaskan akan
menghasilkan CO2 sehingga akan membantu pengembangan volume adonan. Dengan adanya
panas akan melepaskan gas CO2. Gas ini akan terperangkap dalam rongga udara sehingga
rongga akan mengembang dan akan menyebabkan produk pangan lebih mekar (Winarno,
1997).

11
BAB III
METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu

Tempat : PT. SERENA INDOPANGAN


Alamat : Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16912
Waktu : Januari 2018

B. Metode yang dilakukan selama Praktik Industri meliputi :


1. Praktik kerja dan pengamatan langsung di PT. Serena Indopangan Cibinong, Bogor
terutama mengenai keberlangsungan kegiatan proses produksi dan Quality Control
proses produksi.
2. Wawancara dengan pihak terkait.
3. Dokumentasi dan mencatat data-data atau hasil kegiatan selama praktik industri.
4. Studi pustaka.

C. Kegiatan Praktik Industri


Kegiatan yang akan dilakukan selama menjalankan kegiatan praktik industri tertera
didalam diagram alir kegiatan pada lampiran.

12
BAB IV
JADWAL PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 Orientasi

Pengamatan
2 Pengolahan Bahan
Baku
Praktik Industri
3
sesuai tugas
Pelaksanaan Tugas
4 dan Pengambilan
Data

Pengamatan dan
5
Pengolahan Data

Evaluasi dan
Penyusunan Laporan
6
di PT. Serena
Indopangan

13
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksidan Operasi Edisi Revisi (P. Rahardja, Ed.). Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Fatma, Et. Al.1986. Penelitian Teknologi, Proses Pembuatan Roti dan Mie, Dep. Perindustrian,
Ujung Pandang.
Ferazuma.H.,Marliyati.S.H., dan Amalia.L. 2011. Subtitusi Tepung Kepala Ikan Lele
Dumbo(Clarias Gariepinus sp) Untuk Meningkatkan Kandungan Kalsium Crackers.Jurnal
Gizi Dan Pangan, 2011,6(1): 18-27
Ilham N.M. 2012. Analisis pengendalian kualitas produk dengan menggunakan Statistical
Processing Control (SPC) pada PT. Bosowa Media Grafika (Tribun Timur). Skripsi.
Makasar : Universitas Hasanuddin Makasar.
Manley, D.J.R.1983. Technology of Biscuits, Crackers and Cookies, Ellies Horwood Limited,
England.
Munandar, A.K. 1995. Teori Pastry. Akademi Kesejahteraan Sosial Tarakanita. Yogyakarta.
Mockler, R.J. 1972. The Management Control Process. Prentice Hall. New Jersey.
Smith. W. H. 1972. Biscuit, Crackers and Cookies Technology Production and Management.
London : Aplied Science Publisher : LTD.

Standar Nasional Indonesia. 1992. Syarat Mutu Biscuit. Departemen Perindustrian RI


Standar Nasional Indonesia. 2009. Tepung Terigu. SNI 3751: 2009. Hal. 2-8
Winarno, F, G.1997. Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia, Jakarta.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Disiplin ilmu yang telah ditempuh


No. Mata Kuliah
1. Biologi Dasar (TG111)
2. Fisika Dasar (TG112)
3. Kimia Dasar (TG113)
4. Pengetahuan Bahan Agroindustri (TG211)
5. Matematika Dasar (TK301)
6. Kimia Organik (TG221)
7. Statistika (TG231)
8. Aplikasi Komputer (TG401)
9. Teknologi Pengolahan Pangan (TG410)
10. Mikrobiologi Pangan (TG412)
11. Satuan Operasi I (TG312)
12. Biokimia Pangan (TG321)
13. Ekonomi Agroindustri (TG310)
14. Gizi dan Pangan (TG322)
15. Teknologi Pengolahan Limbah (TG341)
16. Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan (TG411)
17. Kimia Pangan (TG413)
18. Ekonomi Agroindustri (TG310)
19. Biokimia Pangan (TG321)
20. Satuan Operasi II (TG313)
21. Analisis Pangan (TG420)
22. Teknologi Pengolahan Serealia Dan Umbi – Umbian (TG511)
23. Teknologi Pengolahan Hortikultura (TG512)
24. Teknologi Enzim Industri (TG517)
25. Pengawasan Mutu Agroindustri (TG331)
26. Riset Operasi (TG311)

15
27. Penilaian Sensori Pangan (TG421)
28. Perencanaan Percobaan (TG440)
29. Teknologi Pengolahan Minyak Lemak (TG)
30. Teknologi Pengolahan Rempah-Rempah dan Bahan Penyegar
(TG515)
31. Mikrobiologi Lingkungan (TG519)

16
Lampiran 2. Biodata pelaksana kegiatan praktik industri

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Sabila Nur Amalina


NIM : 1501811
Program Studi : Pendidikan Teknologi Agroindustri
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Jumlah SKS : 112
Posisi PI yang diinginkan : Quality Control Proses Produksi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Juli 1997
Agama : Islam
Golongan Darah : A
Alamat : Jalan Kuningan 15 No 7, Kecamatan Antapani
Kelurahan Antapani Tengah, Bandung 40291
No. Tlp / Hp : 0857594958768
IPK : 3,30 / sangat memuaskan
Email : sabilanuramalina@student.upi.edu

Riwayat Pendidikan Formal

Tahun Lulus
Jenjang Institusi Bidang Ilmu

TK TK AL-MUTAZZAM 2003
BANDUNG
SD SD MUHAMMADIYAH 7 2009
BANDUNG
SMP SMPN 37 BANDUNG 2012
SMA SMAN 2 BANDUNG IPA 2015

17
Riwayat Pendidikan Non Formal

Tahun Institusi Bidang Ilmu


2007-2008 BBC B. INGGRIS
2011-2012 PRIMAGAMA MATA PELAJARAN SEKOLAH
2013-2014 LIA B. INGGRIS
2014-2015 GO (Ganesha Operation) MATA PELAJARAN SEKOLAH

Riwayat Organisasi

Organisasi Jabatan Periode


MPK KETUA 2010-2011

BASKET BENDAHARA 2011-2012


PISPOT TEATER BENDAHARA 2013-2014
BEM HIMAGRIN FPTK STAF INFOKOM 2016-2017
UPI BIDANG MEDIA

BEM HIMAGRIN FPTK KETUA BIDANG 2017-2018


UPI JARINGAN

BEM REMA UPI STAF KOMINFO 2017-2018


BIDANG MEDIA

ESKA RADIO UPI STAF PRODUKSI 2017-2018

18
Lampiran 3. Tahapan kegiatan praktik industri

MULAI

Pengamatan Terhadap
Bahan Baku

Pengamatan Proses Produksi


dan Pengendalian Mutu

Pengamatan Proses
Pengemasan dan
Penyimpanan

Pengumpulan Data

Laporan Akhir

SELESAI

19

Anda mungkin juga menyukai