Anda di halaman 1dari 46

BUKU INFORMASI

MENGAWASI MUTU PEKERJAAN BUSANA


(QUALITY CONTROL) PEMBUATAN ROK
GAR.CM03.004.01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN BIDANG BISNIS DAN PARIWISATA
DEPOK
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4
A. TUJUAN UMUM (Unit Kompetensi) ............................................... 4
B. TUJUAN KHUSUS (Elemen Kompetensi) ........................................ 4
BAB II Memeriksa kualitas bahan baku utama (material) ............................... 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan baku utama
(material) ………………………………………………………………………………. 5
1. Pemeriksaan kualitas bahan baku utama sesuai dengan standar mutu
seperti pada: konstruksi bahan, cacat bahan, kekuatan bahan sesuai
dengan standar yang berlaku………………………………………………………….
6
2. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan desain
yang diminta seperti: jenis bahan dan warna………………………. 6
3. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kualitas bahan sesuai
prosedur kerja di industri…………………………………………………… 8
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan baku utama
(material)
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan baku utama
(material) ................................................................................... 11
BAB III Memeriksa kualitas bahan pembantu/tambahan (material)………… 12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan
pembantu/tambahan (material)………………………………………………. 12
1. Pemeriksaan kualitas bahan pembantu sesuai dengan kriteria SOP yang
berlaku ditempat kerja seperti: daya rekat bahan pelapis, kekuatan
benang, warna benang dan garnitur.
2. Pemeriksaan bahan pembantu yang digunakan seperti:
garnitur, sesuai dengan desain yang diminta.Pengaturan jarak setikan
sesuai dengan spesifikasi bahan…………………………………………...
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan
pembantu/tambahan (material)……………………………………………… 17

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 2 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas bahan


pembantu/tambahan (material)……………………………………………… 18
BAB IV Memeriksa kualitas pola (pattern) ..................................................... 19
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas pola (pattern) 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas pola (pattern)20
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa kualitas pola (pattern) 20
BAB V Memerika kualitas potong (cutting) .................................................... 20
B. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memerika kualitas potong (cutting)
…………………………………………………………………………………………….. 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memerika kualitas potong (cutting)
…………………………………………………………………………………………….. 20
C Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memerika kualitas potong (cutting)
…………………………………………………………………………………………….. 20
BAB VI Memeriksa proses menjahit (sewing) ................................................ 20
A Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa proses menjahit
(sewing)………………………………………………………………………………… 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa proses menjahit (sewing)
.................................................................................................. 20
C Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa proses menjahit (sewing)20
BAB VII Memeriksa hasil jahitan ................................................................... 20
A Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil jahitan …….. 20
B Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil jahitan ........ 20
C Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil jahitan………… 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22
A. Buku Referensi ........................................................................... 22
B. Referensi Lainnya ....................................................................... 22
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 23
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ....................................................... 23
B. DAFTAR BAHAN ......................................................................... 23
DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 24

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 3 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Mengawasi Mutu Pekerjaan
Busana (Quality Control) Pembuatan Rok

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mengawasi Mutu
Pekerjaan Busana (Quality Control) Pembuatan Rok ini guna memfasilitasi peserta
sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memeriksa kualitas bahan baku utama (material)
2. Memeriksa kualitas bahan pembantu/tambahan (material)
3. Memeriksa kualitas pola (pattern)
4. Memerika kualitas potong (cutting)
5. Memeriksa proses menjahit (sewing)
6. Memeriksa hasil jahitan

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 4 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB II
MEMERIKSA KUALITAS BAHAN BAKU UTAMA (MATERIAL)

A Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
Saat ini tuntutan konsumen selalu meningkat dan berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang
mengakibatkan cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk.
Semakin kompleks kebutuhan konsumen terhadap produk, maka semakin
banyak jenis produk yang diperlukan untuk memenuhi segmentasi pasar
sehingga tingkat persaingan di pasaran terus meningkat. Dengan kata lain
diperlukan produk yang berkualitas untuk bisa eksis di dunia industri sekarang
ini. Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
bergantung pada konteksnya. Namun secara umum orang menyatakan bahwa
kualitas adalah sesuatu yang mencirikan tingkat dimana suatu produk
memenuhi keinginan atau harapan.
Pengendalian kualitas sangat dibutuhkan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu hasil produksi dan sebagai salah satu usaha
untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya
fungsi dalam proses suatu produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat
segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak produk yang
tidak sesuai dengan produksi.

Pengendalian mutu
Pengendalian mutu adalah semua usaha untuk menjamin agar hasil dari
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan
konsumen.

Tujuan pengendalian mutu adalah agar tidak terjadi barang yang tidak
sesuai dengan standar mutu yang diinginkan terus menerus, bisa

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 5 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas


dan produsen tidak rugi.

Pemeriksaan bahan atau bahan utama secara detail meliputi :


 Handling : pegangan pada bahan.
 Grade : klasifikasi bahan berdasarkan standar point yang berlaku.
 Density : jumlah helai benang tiap satu inci, baik terhadap arah
lusi ataupun arah pakan.
 Bowing : Penyimpangan sudut yang terjadi antara arah panjang
bahan dan arah lebar bahan. Bowing terjadi bila garis lusi dan pakan tidak
membentuk sudut 90 derajat.
 Fastness : Ketahanan bahan terhadap pengaruh factor perlakuan fisik
dan kimia.

Tujuan pemeriksaan kualitas bahan utama adalah : untuk mengetahui


kualitas bahan yang berada dalam batas-batas toleransi yang diberkan pembeli
sebelum diproses menjadi produk masal, dengan kata lain semua bahan yang
ada di gudang harus berada dalam status berkualitas baik sesuai dengan yang
diinginkan oleh pembeli baik dilihat dari aspek seperti tersebut diatas.

Begitu pula dengan industri garment dalam memproduksi busana. Seringkali


terdapat kesalahan seperti bahan belang, bahan berlubang, cacat rajutan, kotor,
terdapat lubang gunting, salah jahit, dan masih banyak lagi.
Berikut akan dibahas lebih rinci jenis cacat dalam produksi garment, proses
pengendalian mutu, dan faktor yang mempengaruhinya.

Proses pengendalian kualitas produksi garment


Proses pengendalian produksi garment biasanya dilakukan dengan jalan
melakukan pengecekan pada semua departemen guna meminimalisir cacat dalam
produksi. Pengecekan yang dilakukan antara lain sebagi berikut :

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 6 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Diadakannya cek material atau bahan di departemen cutting untuk


mengetahui cacat material, sebelum bahan tersebut dipotong dalam bentuk
komponen.
 Setelah bahan dipotong dalam bentuk komponen dilakukan cek kualitas
potong dan ukuran komponen yang sebelumnya di mall atau digambar pola.
 Cek jahit gabungan dari komponen yang sudah lolos seleksi menjadi busana
setengah jadi.
 Cek jahit gabungan komponen dan accesoris menjadi busana jadi total.
 Cek barang jadi setelah di trimming atau dibatil dari sisa-sisa benang jahitnya.
 Cek barang jadi setelah busana di Ironing atau digosok dengan setrika uap.
 Cek barang jadi setelah masuk polybag dan packing.

Prosedur pemeriksaan bahan utama:


1). Periksalah total panjang bahan dan tentukan panjang bahan yang akan
diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
2). Pilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample pemeriksaan.
3). Periksa dan ukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang lebih ½ inci,
periksa bungkus gulungan bahan.
4). Periksa dan rasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan standar
yang ditentukan.
5). Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi kurang
lebih 2 helai per inci.
6). Periksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari pinggir bahan
kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian lakukan perbandingan
warna bahan.
7). Catat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
8). Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat tertentu,
beri tanda dengan label TAG-PIN.
9). Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards; grade –A; tanpa cacat
sepanjang gulungan bahan, Grade B ; cacat dengan total point kurang dari
30, dan Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 7 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas produksi garment.


Dalam memproduksi garment banyak faktor yang mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut:
a. Manusia
Sumber daya manusia adalah unsur utama yang menentukan dalam proses
pengendalian kualitas yaitu tenaga kerja yang mempunyai komitmen, dedikasi,
tanggung jawab, dan loyalitas yang tinggi yang sangat mempengaruhi dari
kualitas produk yang dihasilkan. Ketelitian dari pengerjaan barang yang akan
dihasilkan yang menentukan bagus tidaknya barang yang akan dihasilkan.
b. Mesin
Mesin sebagai alat pendukung pembuatan suatu produk memungkinkan berbagai
variasi dalam bnetuk, jumlah dan kecepatan proses penyelesaian kerja.
Pengaturan tata letak mesin-mesin produksi dilakukan untuk memperlancar
proses produksi yang efektif dan efisien. Mesin dapat membantu mengurangi
jumlah produk cacat yang diakibatkan oleh kelalaian tenaga kerja pada saat
proses produksi. Faktor usia mesin merupakan salah satu penentu dari produk
yang dihasilkan. Semakin tua mesin yang digunakan semakin banyak produk
yang dihasilkan kurang dari kualitas standar. Selain faktor usia mesin terdapat
ketepatan dan kecepatan dalam seting mesin yang sangat berpengaruh terhadap
kualitas yang dihasilkan. Tingkat eror atau tingkat kerusakan mesin yang
digunakan juga berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan semakin banyak
mesin yang rusak dalam memproduksi maka akan semakin banyak cacat yang
terdapat dan akan memperlambat proses produksi.
c. Waktu
Faktor waktu dalam menentukan baik tidaknya produk yang dihasilkan sangat
berpengaruh. Bila waktu pengerjaannya lama atau panjang bisa dipastikan
kualitasnya akan semakin bagus. Bila waktunya sedikit atau mendesak maka
proses produksi kurang teliti sehingga cacat yang dihasilkan kemungkinan
banyak. Dalam memproduksi diusahakan menghasilkan kualitas yang semaksimal
mungkin walaupun waktunya sedikit.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 8 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam produksi garment disarankan sebagai


berikut.
1.Hendaknya lebih menekankan kepada karyawan untuk dapat memperhatikan
kebersihan lingkungan dan alat yang digunakan terutama pada mesin jahit yang
digunakan supaya pelumas mesin dan debu atau tanah, tidak banyak mengotori
bahan yang digunakan.
2. Penyebab-penyebab ketidak sesuaian pada proses produksi garment dapat
diantisipasi dengan cara memperketat seleksi karyawan yang bekerja sesuai
dengan keahliaan dan memberikan pengarahan pada karyawan terutama pada
operator mesin jahit agar lebih memperhatikan dan berhati-hati.

Dalam rangka memeriksa kualitas bahan baku utama (material), pengetahuan


yang diperlukan adalah:
1. Pemeriksaan kualitas bahan baku utama sesuai dengan standar
mutu seperti pada: konstruksi bahan, cacat bahan, kekuatan
bahan sesuai dengan standar yang berlaku.
Bahan Utama
Bahan utama merupakan bahan pokok yang menyusun suatu produk
busana.
Pemilihan suatu bahan juga berdasarkan kecocokan bahan tersebut dengan
desain busana yang akan dibuat, maka dari itu perlu diketahui kecocokan
bahan dengan desain busana. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-
sendiri. Oleh karena itu, sebelum memilih bahan perlu mengetahui sifat dan
penggunaanya.

Pengecekan bahan utama dan pelengkap perlu dan wajib dilakukan karena
ini adalah sebagai persyaratan untuk mempermudah jalanya produksi
sehingga dalam produksi nanti tidak terjadi terganggu sehingga kuantitas
dan qualitas bisa terjamin produktifitas bisa tercapai, pengecekan bahan
utama dan pendukung ini perlu di buat dokumentasi dan dicatat sebagai
acuan dan persyaratan jaminan kualitas.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 9 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Kualitas bahan utama diperiksa


sesuai dengan standar yang telah
di tentukan
Standar yang telah ditentukan:
 kualitas warna bahan
 kualitas motif (apabila ada
motif)
 kualitas tenun bahan apakah
benar-benar bagus
 kualitas lebar bahan apakah
sesuai dengan pesanan

Jenis cacat dalam produksi garment


Cacat yang terjadi dalam produksi garment dapat dikelompokan dalam
dua bagian yaitu sebagai berikut :
Cacat material.
Dalam cacat material ini biasanya cacat yang terjadi sebelum pengolahan
bahan menjadi busana. Cacat meterial ini dapat terjadi dalam pengiriman
maupun dalam memproduksi bahan yang akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan busana.

Cacat material antara lain sebagai berikut:


1) Bahan shadding
Ketidak sesuaian warna bahan sebelum diolah menjadi busana. Bahan
yang akan digunakan adalah bahan yang sesuai standar yaitu yang
warnanya sama dan tidak terdapat belang atau warna beda dalam satu
rol atau satu lot bahan. Jika dalam satu rol atau satu lot bahan
mengalami
1 warna yang berbeda maka bahan tersebut sudah dikatakan cacat.
2) Bahan banyak berlubang
Sebelum bahan digunakan untuk bahan busana, dicek apakah bahan
banyak berlubang apakah tidak. Walaupun lubang yang terdapat cukup
kecil, bahan tersebut sudah dikatakan cacat. Lubang pada bahan dapat
terjadi karena beberapa hal, antara lain tersangkut pada waktu
pengiriman.
3 )Bahan banyak benang yang putus
Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)
Pembuatan Rok Halaman: 10 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Bahan yang dalam rajutanya banyak benang yang putus, bahan


tersebut
sudah dikatakan cacat biasanya benang yang putus dalam rajutanya
dikarenakan faktor dalam memproduksi bahan untuk bahan baku
busana.
4) Bahan banyak yang kotor
Jika dalam bahan banyak kotoran bahan tersebut sudah dikatakan
cacat.
Kotor dalam bahan banyak disebabkan oleh factor dalam
mendistribusikan bahan tersebut. Kotor yang banyak terjadi diakibatkan
air yang mengenai bahan, sehingga ada bekas tertinggal dalam bahan
tersebut.

Pengujian cacat bahan

Fabric Inspection Machine


Mesin pemeriksa bahan adalah mesin yang dipakai untuk memeriksa
bahan sebelum dipotong, dengan maksud memeriksa apakah ada cacat-
cacat bahan saat pembuatan bahan tersebut. Cacat yang dimaksud
adalah cacat berupa : benang putus, nep, penumpukan benang ke arah
horisontal/ vertikal dll.
Catatan :

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 11 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Peralatan – peralatan uji yang memerlukan kalibrasi harus dilakukan


kalibrasi secara berkala pada departemen terkait, misalnya neraca,
timbangan.

Menyiapkan bahan/produk yang akan di tes.


Pada prinsipnya pengendalian kualitas dilakukan dari proses awal, ketika
sample dibuat dan dilakukan secara berurutan dari proses ke proses hingga
barang tersebut akan dikirim/di ekspor.
Proses pemeriksaan biasanya dilakukan pada tahapan:
 Pembuatan sample garmen
 Pembuatan sample bahan/ accesoris
 Bahan/ accesories datang
 Proses- proses di produksi ( di bagian : Potong, jahit, finishing )
 Saat akan di kirim.
Sample-sample/ bahan uji dapat diambil pada tahap-tahap tersebut secara
acak.
Pada Pemeriksaan bahan bahan sebelum potong biasanya dilakukan 100%.
Untuk menghindari barang – barang yang cacat. Karena di bagian potong
inilah tanggung jawab dari bahan akan langsung berada di tangan
produsen, bila bahan telah dipotong. Tetapi bila bahan cacat maka masih
bisa dikembalikan kepada pembuat bahan.
Melaksanakan tes unjuk kerja/pengawasan
Melakukan standar pengujian pada desain/ garmen:
1). Proto/ salesman sample
Proto sample adalah contoh baju yang dipergunakan untuk keperluan
persetujuan desain oleh pembeli. Biasanya saat pemeriksaan kita harus
memperhatikan pada penjelasan tentang baju yang diberikan oleh
pembeli (deskripsi). Misal apakah baju tersebut lengan panjang atau
pendek, bagaimana bentuk kerah, bagaimana bentuk lengkung lingkar
lengan, menggunakan kancing/ tutup tarik atau tidak, ada kantong atau
tidak, ada ragam hias (border/printing) atau tidak dll.
Melalui proto sample ini pembeli akan menilai pula cara kerja produsen,
apakah dia bisa mengerjakan atau tidak. Oleh sebab itu penting sekali

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 12 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

memeriksa contoh baju ini sebelum dikirim kepada pembeli. Sample ini
akan menjadi gambaran awal tentang produsen. Pada tahap ini
kemungkinan terjadi perubahan desain masih mungkin terjadi, karena
mungkin saja setelah pembeli mendapat sample tersebut akan
melakukan beberapa perbaikan.
2). Sample Approval
Bila Pembeli telah setuju dengan sample proto, maka tahap selanjutnya
adalah sample yang akan dipakai untuk produksi masal, biasanya pada
tahap ini sudah tidak ada lagi perubahan desain. Biasanya pada tahap
ini belum menggunakan bahan yang sebenarnya akan dipergunakan
oleh produksi, tetapi menggunakan bahan yang tersedia di gudang
produsen (Available fabric).
3). Pre Production Sample
Ketika Bahan utama/ bahan telah datang maka dibuat sample awal
produksi (PP Sample) yang menggunakan bahan yang sebenarnya
akan digunakan dalam produksi masal. Pada tahap ini saple harus
diperiksa karena berkaitan dengan kondisi real dari bahan yang akan
dipakai. Apakah bahan itu mempunyai penyusutan/mulur atau tidak.
Pengujian bahan pada mesin pemeriksa bahan, biasanya dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak cacat-cacat bahan dalam jumlah yard
tertentu.
Untuk patokan pemeriksaan beberapa perusahaan menggunakan standard
”Four Point system” untuk bahan-bahan rajut, dan ”Ten Point system” untuk
bahan-bahan tenun.
2. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan
desain yang diminta seperti: jenis bahan dan warna.
a. Melakukan pengujian pada bahan
 Pengujian Warna
Pengujian warna pada bahan perlu dilakukan, karena dalam setiap
lot pencelupan ada kemungkinan perbedaan warna (kapasitas
mesin pencelupan terbatas). Misal bila kita mempunyai pesanan
bahan dengan warna tertentu sebanyak 10.000 yards, padahal

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 13 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

sekali pencelupan sebuah mesin hanya mampu sekitar 400 yards,


maka untuk 10.000 yards akan dilakukan pencelupan sebanyak 25
kali. Kemungkinan terjadinya perbedaan warna bisa terjadi karena
perbedaan formula bahan pewarna mungkin berbeda, suhu
pencelupan berubah, lama waktu pencelupan berbeda, kualitas air,
bahkan mungkin saja kualitas bahan ’grey’ nya berbeda. Jadi
pemeriksaan terhadap warna bahan harus dilakukan.

Pemeriksaan warna bahan


Proses pemeriksaan biasanya dilakukan dalam light Box yang
memiliki lampu khusus. Lampu Neon TL biasa, dipergunakan
pada saat kita memeriksa di dalam ruangan kerja, tetapi untuk
melihat dengan jelas, maka kadang kita harus melihatnya
dengan sinar yang cukup, yaitu dibawah sinar matahari jam 12,
maka dari itu disimulasikan dalam light box dengan lampu neon
dengan pencahayaan day light. Untuk membaca arah warna, kita
tidak bisa melihat dengan mata telanjang, tetapi kita bisa
menggunakan lampu-lanpu khusus yaitu lampu Ultra Violet atau
Lampu Infra red. Sehingga bila ada 2 bahan dengan warna yang
sama, bila di taruh dibawah ke dua jenis lampu ini akan tetap
berbeda bila arah warnanya berbeda.
Pengujian Luntur (Colour fastness)
Setiap garmen akan mendapat perlakuan pencucian, oleh sebab
itu perlu dilakukan pengujian apakah warna tersebut tahan
terhadap proses cuci atau tidak?, Untuk bahan-bahan tertentu
akan dicuci dalam proses dengan suhu tertentu, maka warna
tersebut harus tetap berthan (tidak luntur) sekalipun dikenai
perlakuan cuci dengan suhu yang dipersyaratkan.
Cara melakukan pengujian ini adalah :
 Memotong Bahan sebesar minimal 30 X 30 Cm

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 14 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak


pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine,
boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian,dll.
 Perlakukan proses cuci seperti yang tercantum dalam label
petunjuk cucian.
 Ambil Kondisi air dalam 2 gelas ukur dengan jumlah yang
sama ( 1 gelas dipakai untuk mencuci, sedang 1 gelas
digunakan senagai pembanding ).
 Bila setelah dicuci dengan kondisi tersebut warna air tidak
berubah warna (mengikuti warna bahan), maka bahan
tersebut tidak luntur.
 Biasanya tes luntur ini bisa juga dilakukan di laboratorium
khusus yang ditunjuk oleh pihak pembeli.
Pengujian susut/mulur
Pengujian susut dilakukan sebelum proses potong bahan, untuk
memeriksa apakah lebar bahan berubah atau tidak, pada bahan-
bahan tertentu (terutama bila pada proses finishing bahan tidak
terlalu baik) akan terjadi penyusutan bahan. Tentunya
penyusutan bahan akan berpengaruh pada ukuran busana.
Untuk busana yang memerlukan ukuran yang pas, penyusutan
bahan akan berakibat fatal pada bentuk/ ukuran busana. Selain
itu bila terjadi penyusutan maka hal ini akan berpengaruh pada
pemakaian jumlah bahan. Tidak jarang produsen harus
melakukan perubahan marker, karena marker tidak sesuai
lebarnya dengan kondisi bahan yang menyusut.

Cara melakukan test penyusutan bahan adalah sbb :


 Memotong Bahan sebesar minimal 40 X40 Cm
 Gambar Bujur sangkar dengan Ukuran 30X30 cm dengan
spidol yang tahan air.
 Beri tanda bahan arah lebar dan arah panjangnya
 Buat catatan lebar dan panjang bahan (30X30 Cm)
 Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak
pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine,
boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian, cara gosok,
suhu gosok dll.
 Perlakukan proses cuci dan gosok seperti yang tercantum
dalam label petunjuk cucian.
 Bila setelah dicuci dan digosok , ambil bahan itu dan letakan
dalam ke adaan normal diatas meja. Kemudian diukur arah
panjang dan lebar bahan.
 Bila terjadi perubahan panjang & lebar bahan, hal tersebut
menunjukan penyusutan/ mulur bahan.
 Catat kembali : Lebar dan panjang bujur sangkar setelah
proses tersebut.
Catatan : Pengukuran selalu dilakukan pada garis bagian dalam
baik sebelum dan sesudah proses.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 15 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Timbangan Electric
Timbangan ini diperlukan untuk menghitung berat bahan
(gramasi), biasanya bahan akan dipotong seluas 100 cm2 ,
berupa bahan yang dipotong bundar dengan alat Crooping,
Timbangan ini mempunyai tingkat ketelitian s/d 1/100 gram, dan
sangat sensitif oleh sebab itu biasanya ditutupi dengan kaca,
agar tidak terpengaruh oleh hembusan angin sekalipun saat
menimbang bahan.
Pengujian gramasi bahan
Tebal tipis suatu bahan, terutama untuk bahan-bahan bahan
rajut ditentukan oleh gramasinya. Gramasi ini dipakai pula
sebagai patokan untuk pemesanan bahan. Pembeli menentukan
gramasi bahan dikarenakan, pembeli menyesuaikan dengan
kondisi cuaca, perasaan (feeling) yang diberikan bahan dengan
ketebalan tertentu/berat tertentu dalam suatu luas tertentu.
Gramasi di hitung dengan menggunakan alat crooping, untuk
mendapatkan bahan seluas 100 cm2 .

Crooping
Crooping adalah alat
pemotong bahan yang
memiliki luas potong
seluas 100 cm2 dengan
bentuk lingkaran, atau
potongan bahan dengan
bentuk lingkaran
dengan diameter =
11,287 cm . Crooping ini
memiliki pisau yang
diputar diatas bantalan
karet.
Cara pengujian gramasi adalah sbb :
 Ambil Bahan yang akan diuji
 Potong dengan alat crooping
 Taruh hasil potongan dalam timbangan elektrik yang
mempunyai tingkat ketelitian minimal 1/100 gram

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 16 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Bila didalam timbangan menunjukan 2,75 gram maka hal itu


menunjukan bahwa dalam 100 cm2 berat bahan tersebut
adalah 2,75 gram.
 Bila kita konversikan ke 1 m2, maka berat bahan tersebut
menjadi 275 gram/m2.

Prosedur pemeriksaan bahan utama :


 Periksalah total panjang bahan dan tentukan panjang bahan yang akan
diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
 Pilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample
pemeriksaan.
 Periksa dan ukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang lebih ½ inci,
periksa bungkus gulungan bahan.
 Periksa dan rasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan
standar yang ditentukan.
 Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi
kurang lebih 2 helai per inci.
 Periksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari pinggir
bahan kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian lakukan
perbandingan warna bahan.
 Catat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
 Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat
tertentu, beri tanda dengan label TAG-PIN.
 Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards;
o Grade –A; tanpa cacat sepanjang gulungan bahan,
o Grade B ; cacat dengan total point kurang dari 30,
o Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.
3. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kualitas bahan
sesuai prosedur kerja di industri
Setiap Hasil dari pemeriksaan yang didapat akan dilakukan pencatatan guna
dilakukan perbandingan dengan sample/patokan/standar yang telah
disetujui oleh pembeli. Kemudian data-data tersebut di konversikan
terhadap patokan pihak pembeli untuk dapat diputuskan apakah, barang/
produk dapat dilanjutkan atau tidak.
Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)
Pembuatan Rok Halaman: 17 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

B Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
1. Memeriksa kualitas bahan baku utama sesuai dengan standar
mutu seperti pada: konstruksi bahan, cacat bahan, kekuatan bahan
sesuai dengan standar yang berlaku.
1) Menguji Warna
2) Memeriksa warna bahan
3) Menguji luntur (Colour fastness)
4) Menguji susut/mulur
5) Menguji gramasi bahan (tebal tipis suatu bahan)
2. Memeriksa bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan desain
yang diminta seperti: jenis bahan dan warna.
1) Memeriksa total panjang bahan dan menentukan panjang bahan yang
akan diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
2) Memilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample
pemeriksaan.
3) Memeriksa dan mengukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang
lebih ½ inci, memeriksa bungkus gulungan bahan.
4) Memeriksa dan merasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan
standar yang ditentukan.
5) Memeriksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi
kurang lebih 2 helai per inci.
6) Memeriksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari
pinggir bahan kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian
melakukan perbandingan warna bahan.
7) Mencatat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
8) Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat
tertentu, beri tanda dengan label TAG-PIN.
9) Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards;
 Grade –A; tanpa cacat sepanjang gulungan bahan
 Grade B ; cacat dengan total point kurang dari 30
 Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 18 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

3. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan kualitas bahan sesuai


prosedur kerja di industri.
 Melakukan pencatatan guna dilakukan perbandingan dengan sample/
patokan/standar yang telah disetujui oleh pembeli.
 Mengkonversikan data-data tersebut terhadap patokan pihak pembeli
untuk dapat diputuskan apakah, barang/produk dapat dilanjutkan atau
tidak.

C Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa kualitas bahan baku utama (material)
2. Taat asas dalam memeriksa kualitas bahan baku utama (material)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 19 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB III
MEMERIKSA KUALITAS BAHAN PEMBANTU/TAMBAHAN (MATERIAL)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan


pembantu/ tambahan ( material)
Tujuan pemeriksaan mutu bahan pelengkap adalah agar seluruh bahan pelengkap
yang dibuat oleh pihak pabrik bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/
ketidak sesuaian baik desain, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain
sebagainya.

Bahan pelengkap busana antara lain adalah berupa benang, kancing dan tutup
tarik/zipper. Pengendalian mutu benang jahit meliputi nomor benang, kakuatan
tarik, keseimbangan pintalan, ketidak rataan benang, kesesuaian warna benang
dengan bahan, tahan luntur warna. Pengujian kancing sendiri dilakukan dengan
cara melihat dari kesesuaian warna, kesesuaian ukuran, kesesuaian bentuk kancing
dengan desain busana dan kesempurnaan bentuk fisik kancing.

Langkah untuk menguji kualitas tutup tarik/zipper dapat dilakukan dengan cara
membuka tutup tarik/zipper sampai atas ke bawah, tutup tarik/zipper sampai batas
atas, buka tutup tarik/zipper sampai setengah bagian dari atas kemudian tutup
sampai batas bagian atas ulangi sampai 10 kali, tutup tutup tarik/zipper sampai
setengah bagian dari bawah kemudian buka tutup tarik/zipper sampai batas bagian
bawah. Pemilihan tutup tarik/zipper juga perlu mempertimbangkan kesesuaian
warna, bentuk tutup tarik/zipper dengan desain busana.

Dalam rangka memeriksa kualitas bahan pembantu/ tambahan ( material),


pengetahuan yang diperlukan adalah:
1. Pemeriksaan kualitas bahan pembantu sesuai dengan kriteria SOP
yang berlaku ditempat kerja seperti: daya rekat bahan pelapis,
kekuatan benang, warna benang dan garnitur.
Bahan pelengkap diperiksa kualitasnya sebelum di pakai supaya tidak terjadi
pemborosan baik materi atau waktu.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 20 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Bahan pelengkap:
 Puring/ bahan kantong (lining)
 Bahan keras (interlining)
 Kancing
 Tutup tarik/zipper
 Benang
 Karet (elaslic) apabila menggunakan
 Dan masih banyak lagi tergantung dari desain yang di minta oleh
pelanggan

Bahan utama dan pelengkap


digunting untuk sample sebagai
referensi
Bahan utama dan pelengkap
digunting lalu di tempel di kertas
karton sesuai dengan
permintaan pelanggan bahwa
apa saja nantinya yang akan di
gunakan untuk referensi
produksi.

Melakukan pengujian pada bahan pembantu/ accesories


Setiap accesories yang akan digunakan biasanya juga dilakukan
pengujian terutama untuk bagian – bagian yang dipersyaratkan oleh
pembeli, misalnya benang jahit/obras harus dicelup sesuai dengan warna
baju (Dye to Match Body = DTM), Warna kancing tidak boleh luntur,
tulisan-tulisan pada label merek, plastik pembungkus, karton, dll. Semua
sample accesoris dan acesories jadi yang akan dipergunakan untuk
produksi diperiksa satu persatu, agar disesuaikan dengan sample asli/
sample yang telah disetujui oleh pihak pembeli.
Sample Accesories :
Contoh dapat berupa label merek, kancing, tutup tarik (Zipper), benang,
plastik pembungkus dll
Sample Bahan :

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 21 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Sample bahan yang telah disetujui baik dalam hal gramasi, texture
bahan, kelembutan bahan (Hand feel), motif/corak.

Benang Jahit (Sewing Thread): Benang jahit akan diperiksa dan diuji
sesuai dengan karakteristik berikut: yarn count, yarn ply, number of
twists, twist balance, yarn strength (tenacity), dan yarn eleongation.

Hal-hal berikut yang harus diperhatikan untuk benang jahit, yaitu:


 Imperfections (Ketidak sempurnaan/cacat): benang sebaiknya bebas dari
slubs dan knots (simpul-simpul).
 Finish: adanya minyak akan menyebabkan benang mudah slip/tergelincir
dan licin untuk masuk melalui lubang jarum.
 Color: warnanya harus disesuaikan dengan standar
 Package density Winding: lilitan harus seragam
 Yardage: mempunyai panjang yang cukup

Pengancing (Fastenings: Zippers, Velcro, Hook & Eye, Buttons, Buckles,


Snap Fasteners, etc.)

Lapisan dan bahan Pengisi (Interlining and Padding): Kualitas


interlining/bahan pelapis diuji dalam kualitas bahan yang sebenarnya
dalam temperatur/suhu standar dan prosesnya didalam mesin fusing
(Fusing Machine).

Sedangkan untuk padding/bahan pengisi dikontrol dalam berat per meter


persegi (gram /square meter or oz/square yard), thickness (In MM), dan
bulkiness. Untuk keperluan pengisi jaket, biasanya padding ini sekalian
dijahit pada bahan vuring/liningnya.

2. Pemeriksaan bahan pembantu yang digunakan seperti: garnitur, sesuai


dengan desain yang diminta.
Urutan/prosedur pemeriksaan bahan pelengkap :

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 22 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

1). Petugas bagian quality control (QC) akan menerima bahan pelengkap dan
lembar pemeriksaan bahan pelengkapdari produsen bahan pelengkap.
2). Lembar rencana kerja ( worksheet ) dan contoh bahan pelengkap yang akan
dikirim dibuat oleh produsen bahan pelengkap diserahkan ke bagian QC.
3). Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap bahan
pelengkap pada lembar pemeriksaan dan menyerahkan kembali kepada
merchandiser.
4). Merchandiser memperlajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke
bagian produksi atau ditolak.
5). Jika bahan pelengkap ditolak oleh merchandiser maka bahan pelengkap
akan dikembalikan kepada produsen/toko bahan pelengkap untuk diganti
yang sesuai dengan mutu bahan pelengkap yang dikehendaki oleh pembeli.
6). Jika bahan pelengkap diterima atau disetujui oleh merchandiser maka bahan
pelengkap tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna
mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak .
7). Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan bahan
pelengkap dari merchandiser.
8). Bahan pelengkap yang telah disetujui pihak pembeli dikembalikan ke bagian
produksi untuk diproduksi secara masal.

Pemeriksaan penyetrikaan bahan pelapis adalah sebagai berikut:


 Hasil tekanan harus bersih dan tidak boleh ada sisa lem yang menempel
pada bahan.
 Tidak ada gelembung.
 Bahan tidak terbalik dan hasil press tidak boleh berubah warna.
 Garis atau jalur harus lurus dan posisinya tepat, baik yang tegas maupun
mendatar.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 23 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan


pembantu/tambahan (material)
1. Memeriksa kualitas bahan pembantu sesuai dengan kriteria SOP yang berlaku
ditempat kerja seperti: daya rekat bahan pelapis, kekuatan benang, warna
benang dan garnitur.
2. Memeriksa bahan pembantu yang digunakan seperti: garnitur, sesuai dengan
desain yang diminta.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan pembantu/


tambahan (material)
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa kualitas bahan pembantu/tambahan (
material)
2. Taat asas dalam memeriksa kualitas bahan pembantu/tambahan material)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 24 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB IV
MEMERIKSA KUALITAS POLA (PATTERN)

A Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas pola (pattern)


Pengawasan mutu pola adalah semua usaha untuk menjamin agar pola yang
digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan.

Tujuan pemeriksaan mutu pola adalah agar seluruh pola yang dibuat
oleh bebas dr cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuaian baik desain,
mutu jahitan/ finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.

Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya busana yang
dikenakan dibadan seseorang (kup) sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu
sendiri. Tanpa pola, memang suatu busana dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah
sebagus yang diharapkan. Dapat pula diartikan bahwa pola-pola busana yang
berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan
bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi sipemakai.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 25 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Kualitas pola busana akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya


adalah:
1) Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukug oleh
kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh serta
menganalisa posisi titik dan garis tubuh sipemakai;
2) Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis
lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk
lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes
mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3) Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton
manila atau kertas koran;
4) Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian -
bagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah
benang/serat bahan, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda
kelim dan lain sebagainya;
5) Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola
tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak dan
dalam kantong - kantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan
tanggal serta dilengkapi dengan buku katalog.

Urutan/prosedur pemeriksaan mutu pola:


1) Petugas bagian quality control (QC) akan menerima pola dan
lembar pemeriksaan mutu pola dari bagian marker.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 26 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

2) Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap pola


pada lembar pemeriksaan dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
3) Memperlajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian cutting atau
ditolak.
4) Jika pola ditolak oleh merchandiser maka pola akan dikembalikan kepada
bagian marker untuk dibuat yang sesuai dengan prosedur yang ada..
5) Jika pola diterima atau disetujui oleh merchandiser maka pola tersebut akan
dikirim oleh merchandiser ke bagian cutting.
6) Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan mutu pola
dari merchandiser.

Dalam rangka memeriksa kualitas pola (pattern), pengetahuan yang diperlukan


adalah:
1. Pemeriksaan bagian-bagian pola sesuai dengan analisa desain.
Memeriksa pola dan bahan yang di potong
Sebelum diadakan pemotongan bahan (bahan) diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan pola dan bahan itu sudah pasti dan benar, pemeriksaan tersebut
berdasarkan standar kerja yang telah di buat sesuai SOP.
Kelengkapan pola di periksa sesuai dengan analisis desain
Sebelum pemotongan bahan menjadi suatu busana terlebih dahulu pola
diperiksa sesuai dengan desain.
 Kelengkapan komponen
 Apabila pola ada perbedaan antara kanan dan kiri
 Total komponen pola apakah sudah lengkap
 Komponen apa saja yang harus di buat untuk memotong bahan bahan
utama
 Komponen apa saja yang perlu di pakai untuk memotong bahan pelengkap
(fliselin) interlining
 Komponen apa saja yang perlu untuk memotong bahan kantong / vuring
 Dan masih banyak lagi harus disesuaikan dengan desain desain
 Ukuran pola di periksa sesuai dengan pesanan

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 27 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Ukuran pola terlebih dahulu dicek sesuai dengan pesanan sebelum pola
itu di buat busana, pengecekan ukuran sebagai berikut:
o Disesuaikan dengan janis bahan
o Disesuaikan dengan jenis cucian apabila ada permintaan di cuci
o Disesuaikan dengan kampuh
 Jumlah potongan bahan diperiksa, pemindahan tanda-tanda pola diatas
bahan sesuai dengan dengan jumlah komponen pola.
 Memeriksa bentuk pola yang sudah dirubah apakah sesuai desain
 Memeriksa ketepatan ukuran pola yang sudah dirubah sesuai ukuran
standar
 Memeriksa jumlah komponen pola sesuai desain
 Memeriksa tanda-tanda pola
 Merapikan/membersihkan pola dari garis pola yang tidak terpakai
2. Pemeriksaan bentuk pola sesuai dengan desain, garis desain, siluet
pola.
Bagaimanapun baiknya desain busana, jika dibuat berdasarkan pola yang tidak
benar dan garis-garis pola yang tidak luwes seperti lekukan kerung lengan,
lingkar leher, maka busana tersebut tidak akan enak dipakai. Fungsi pola ini
sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan bentuk
serasi mengikuti lekuk-lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain
dengan bermacam-macam desain yang dikehendaki. Maka dari itu jelaslah
bahwa di dalam membuat busana sangat diperlukan suatu pola, karena dengan
adanya pola, akan dapat mempermudah para pencinta busana untuk
mempraktekkan kegiatan jahit menjahit secara tepat dan benar. Sebaliknya jika
dalam membuat busana tidak menggunakan pola, hasilnya akan
mengecewakan. Tanpa pola, pembuatan busana dapat dilaksanakan tetapi kup
dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan bentuk feminim dari
seseorang.
3. Pemeriksaan ukuran pola sesuai dengan kriteria ukuran Pelanggan.
Dengan adanya pola yang sesuai dengan ukuran, kita dengan mudah dapat
membuat busana yang dikehendaki. Pengertian pola dalam bidang jahit
menjahit maksudnya adalah potongan bahan atau kertas yang dipakai sebagai

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 28 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

contoh untuk membuat busana. Pola merupakan ciplakan bentuk badan yang
biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting
busana seseorang, ciplakan bentuk badan ini disebut pola dasar. Tanpa pola
pembuatan busana tidak akan terwujut dengan baik, maka dari itu jelaslah
bahwa pola memegang peranan penting di dalam membuat busana.

Spesifikasi ukur pada dasarnya memberikan informasi mengenai batas toleransi


maksimum simpangan ukuran komponen garmen yang kita buat terhadap
ketentuan/ukuran standar pembeli. Menggunakan prinsip pemeriksaan
terhadap seluruh ukuran komponen garmen yang mengacu kepada spesifikasi
yang tercantum dalam table size specification. Simpangan ukuran komponen
garmen yang diperbolehkan atau diperkenankan standar disebut allowance atau
toleransi.
4. Pemeriksaan tanda-tanda pola sesuai dengan kriteria seperti: tanda
arah, ukuran, jumlah potongan.
Pola busana merupakan suatu sistem dalam membuat busana. Sebagai suatu
sistem tentu pola busana juga terkait dengan sistem lainnya. Jika pola busana
digambar dengan benar berdasarkan ukuran badan seseorang yang diukur
secara cermat, maka busana tersebut mestinya sesuai dengan bentuk tubuh
sipemakai. Begitu pula sebaliknya, jika ukuran yang diambil tidak tepat,
menggambar pola juga tidak benar, maka hasil yang didapatkan akan
mengecewakan. Dengan demikian untuk mendapatkan busana yang baik dan
sesuai dengan desain, maka setiap sub sistem di atas haruslah mendapat
perhatian yang sangat penting dan serius.
5. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan sesuai prosedur kerja.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas pola (pattern)


1. Memeriksa bagian-bagian pola sesuai dengan analisa desain.
2. Memeriksa bentuk pola sesuai dengan desain, garis desain, siluet pola.
3. Memeriksa ukuran pola sesuai dengan kriteria ukuran Pelanggan.
4. Memeriksa tanda-tanda pola sesuai dengan kriteria seperti: tanda arah, ukuran,
jumlah potongan.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 29 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

5. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan sesuai prosedur kerja.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa kualitas pola (pattern)


1. Cermat dan teliti dalam memeriksa kualitas pola (pattern)
2. Taat asas dalam memeriksa kualitas pola (pattern)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 30 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB V
MEMERIKSA KUALITAS POTONG (CUTTING)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas potong


(cutting)
Pengawasan mutu potong adalah semua usaha untuk menjamin agar proses
cutting sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan.

Tujuan pemeriksaan mutu potong adalah agar proses cutting yang dilakukan
sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.

Urutan/ prosedur pemeriksaan mutu potong:


1) Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis komponen pola
ataukah tidak.
2) Periksa lembar bahan bagian atas sampai pada lembar bahan bagian
bawah dengan posisi kertas marka.
3) Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada bahan
cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 31 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

4) Periksa letak/posisi “ tanda “ pada marker paper dan beri tanda pada bahan,
dengan toleransi posisi 1/8 inchi.
5) Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat
pada kertas marka apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas
QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.
6) Secara singkat yang dilakukan oleh QC Cutting adalah pengecek gelaran bahan,
bahan tidak gelombang, tidak melipat, bahan bawah sampai atas harus sama,
dan penyusutan bahan. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus
sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.

Dalam rangka memeriksa kualitas potong (cutting), pengetahuan yang diperlukan


adalah:
1. Pemeriksaan kerapihan hasil potongan sesuai prosedur.
2. Pemeriksaan kemasan potongan bahan sesuai jumlah dan identitas Pelanggan.
3. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan sesuai prosedur kerja.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas potong


(cutting)
1. Memeriksa kerapihan hasil potongan sesuai prosedur.
2. Memeriksa kemasan potongan bahan sesuai jumlah dan identitas Pelanggan.
3. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan sesuai prosedur kerja.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa kualitas potong (cutting)


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa kualitas potong (cutting)
2. Taat asas dalam memeriksa kualitas potong (cutting)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 32 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB VI
MEMERIKSA PROSES MENJAHIT (SEWING)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa proses menjahit


(sewing)
Pemeriksaan pada proses jahit sangat diperlukan karena pada proses ini sangat
berpengaruh pada kemampuan manusia, kesalahan karena faktor manusia ini
biasa lebih banyak dibanding dengan faktor-faktor lain. Konsistensi dari
operatorpun hampir dipastikan tidak bisa dijamin sama. Oleh sebab itu
pemeriksaan dalam line produksi membantu faktor-faktor kelemahan SDM ini
sedini mungkin.

Pemeriksaan pada Proses Finishing (Akhir)


Pemeriksaan pada proses finishing adalah pemeriksaan paling akhir, dimana
bentuk dari busana sudah utuh/lengkap. Sehingga di bagian pemeriksaan akhir
ini sebenarnya sudah bisa dipastikan akan menjadi gambaran yang paling dekat
dengan kualitas kerja SDM secara keseluruhan.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 33 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Melakukan pengujian pada Proses akhir ( Final Inspection)


Pemeriksaan akhir, dilakukan saat barang akan di kirim, biasanya pada
pemeriksaan akhir ini diterapkan standar yang sama dengan standar pemebeli.
Biasanya mereka menggunakan suatu standar yang disebut dengan AQL System
( Acceptance Quality Level ). AQL system adalah tingkat toleransi pihak pembeli
terhadap cacat hasil produksi. Saat ini kebanyakan pembeli menerapkan suatu
standar AQL 2,5 bahkan ada yang sudah menggunakan standar AQL 1,5. AQL
1,5 berarti bahwa cacat yang ditoleransi oleh pembeli adalah hanya 1,5% saja.

Urutan prosedur pemeriksaan pada proses penjahitan adalah:


1) Bekerja sesuai dengan pedoman produksi (worksheet)
2) Mengikuti proses sesuai dengan layout
3) Periksa hasil pemotongan perkomponen sesuai dengan sample dan
toleransi
4) Memeriksa jumlah setikan dalam 1 inchi (stitch/inchi)
5) Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 34 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

6) Periksa hasil jadi sesuai dengan worksheet


7) Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming
8) Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan

Pengawasan mutu pada proses penjahitan


 Warna benang
 Hasil jahitan (tidak mengkeret/puckering)
 Aksesories
 Mean label
 Ukuran sesuai dengan standar (berdasarkan worksheet)

Tujuan Pengendalian Mutu Akhir


1). Bagian quality control dapat mengevaluasi hasil pekerjaan secara
keseluruhan.
2). Memberikan informasi/catatan/record kepada manajemen yang berkaitan
dengan mutu garmen yang akan dikirim kepada pihak pembeli/buyer.
3). Kesempatan terakhir bagi manajemen untuk menemukan masalah
sebelum barang dikirim kepihak pembeli.

Pengawasan mutu pada proses penjahitan finishing meliputi:


 Seterika/ironing
 Pengecekan hasil busana setelah diseterika
 Pengelompokkan busana
 Packing sesuai dengan worksheet

Urutan prosedur pemeriksaan pada proses finishing adalah :


1) Terima busana jadi dari bagian penjahitan/sewing
2) Cek style, jahitan dan ukuran
3) Cek hasil seterika (apabila ditemukan cacat maka busana ditransfer kebagian
packing untuk diperbaiki).
4) Memisahkan antara cacat minor dan cacat mayor

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 35 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

5) Mencatat hasil cacat minor dan cacat mayor untuk dimasukkan pada grade,
untuk kemudian dipertanggung jawabkan jumlah busana yang diterima,
untuk diketahui oleh pimpinan.
6) Cek packing sesuai dengan worksheet

Pengendalian mutu akhir


Dilakukan dengan cara membongkar beberapa karton/box dan mengambil
beberapa busana yang sudah di polybag atau dikemas untuk dicek bagian-
bagian kualitas mutu produk tersebut.

Pengecekan akhir meliputi :


 Styling atau penampilan busana
 Jahitan dan ukuran
 Measurement atau mengukur busana
 Memberi catatan atau komentar sesuai standar yang ditetapkan (worksheet)
pada blangko yang telah disiapkan

Manfaat Pengendalian Mutu Akhir


 Mengetahui tindakan seperlunya atas suatu produk garmen yang diterima
atau ditolak pihak pembeli, sehingga produk tersebut dapat diterima secara
baik oleh pembeli/buyer.
 Mengetahui profesionalisme dan kinerja manajemen perusahaan.

Dalam rangka memeriksa proses menjahit (sewing), pengetahuan yang diperlukan


adalah:
1. Pengawasan urutan (langkah) kerja penjahitan sesuai prosedur.
2. Pemeriksaan teknik penjahitan sesuai prosedur kerja industri.
3. Pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja dalam penggunaan peralatan
kerja.
4. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan sesuai standar

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 36 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa proses menjahit


(sewing)
1. Mengawasi urutan (langkah) kerja penjahitan sesuai prosedur
2. Memeriksa teknik penjahitan sesuai prosedur kerja industri.
3. Mengawasi kesehatan dan keselamatan kerja dalam penggunaan peralatan
kerja.
4. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan sesuai standar
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa proses menjahit (sewing)
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa proses menjahit (sewing)
2. Taat asas dalam memeriksa proses menjahit (sewing)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 37 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAB VII
MEMERIKSA HASIL JAHITAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa hasil jahitan


Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, setiap produsen harus memahami
konsep mutu. Produk busana yang dibuat harus memenuhi standar sesuai
spesifikasi standar busana yang telah ditetapkan. Namun demikian hal ini tidak
semata-mata berupa spesifikasi produk tetapi juga menyangkut kepuasan
konsumen.

Untuk dapat memuaskan konsumen maka harus dipenuhi pula unsur-unsur


kualitas produk busana diantaranya:
1) Karakteristik produk,
2) Harga,
3) Pelayanan,
4) Waktu,
5) Branding.

Kualitas jahitan adalah jahitan yang telah memenuhi standar yang telah
ditentukan, yaitu berdasarkan dari kerapian jahitan penggunaan penomoran
benang, jarak setikan (tiap inchinya) sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 38 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Standar kualitas jahitan adalah jahitan yang telah memenuhi ukuran tertentu
yang ditentukan Standar Industri Indonesia, seperti jarak setikan, hasil setikan,
kesesuaian jahitan, dan finishing.

Kesesuaian jarum jahit


Jarum mesin jahit ini mempengaruhi kualitas sebuah hasil jahitan, karena jika
jarum tumpul maka akan mempengaruhi bahan dan menyebabkan serat bahan
tertarik. Banyaknya merek mesin jahit, maka perlu juga menyesuaikan jarum
mesin yang akan dipakai. Hal ini dikarenakan adanya mesin yang kadang-kadang
membutuhkan jarum khusus. Hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih jarum
yang akan digunakan adalah ukuran jarum mesin. Jarum jahit mesin mempunyai
nomor menurut besarnya, semakin kecil nomor jarum maka semakin haus
jarumnya. Umumnya, untuk menjahit bahan digunakan jarum mesin nomor 12
atau 13. Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan jenis bahan yang akan dijahit.
Pemilihan nomor benang dan jarum jahit harus sesuai supaya menghasilkan
jahitan yang berkualitas.

Kualitas Jahitan
Ciri- ciri jahitan yang berkualitas:
1) Menggunakan stik kecil/halus. Semakin kecil stik yang digunakan maka jahitan
semakin rapat dan kuat 1 cm berisi 4 – 6 stik.
2) Obrasan rapi, tidak mengkerut menggunakan mesin besar dan presisi.
3) Jahitan tidak loncat.
4) Menggunakan material yang berkualitas bagus.
5) Ketepatan dalam pengerjaan menjahit terutama pada bagian yang tampak
dari luar seperti : tutup tarik/resleting, kerah dan lubang kancing.
6) Ketepatan penggunaan lapisan
7) Untuk bahan bermotif,seperti hanya batik potongan motif harus tepat/ketemu
dan mengerti aturan penggunaan dan posisi motif yang benar.

Tampilan rok secara visual

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 39 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Rok harus nampak rapi, licin dan bersih tanpa kerut atau lipatan yang tidak
diinginkan.
 Rok bebas cacat, lobang, sobek, noda atau kotoran.
 Tidak terdapat tanda-tanda terpelintir/terlilit.
 Jahitan harus benar-benar nampak rapi.
 Bahan bermotif (kotak, garis, dll) harus saling bertemu/cocok pada sisi-
sisinya.
 Arah serat bahan harus sama di tiap bagian atau sesuai dengan konstruksi
desainnya.
 Tidak terdapat warna belang.
 Desain rok, pemilihan warna, tekstur bahan, berat/konstruksi bahan harus
sesuai dengan rancangan produk untuk jenis busana dan segmentasi pasar.

Hasil Rok
 Hasil jahitan baik tidak terdapat setikan yang meloncat
 Jumlah setikan sudah sesuai standar.
 Posisi lipit dibagian depan sudah tepat.
 Warna dan jenis benang sesuai dengan bahan bahan.
 Jumlah setikan sesuai standar SPI.
 Jahitan pada pinggiran yang mendekati sambungan pada bagian bahan yang
melebar, lurus.
 Jahitan pada kup belakang disetik bolak-balik atau diikat sehingga benang
tidak terlepas.

Lidah tempat kancing/penutup tutup tarik/zipper ( Placket )


 Kancing kait dan pasangannya letaknya sama, sehingga lapisannya tetap
dalam keadaan rata/datar.
 Bagian-bagian lapisan ini dengan panjang yang sama.
 Lapisan harus tertutup dengan aman/kuat/kencang pada bagian bawahnya.

Kelim ( H e m s )

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 40 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Hasil keliman halus dan rata tanpa ada belitan/pelintiran dan juga
pada bagian dalamnya.
 Blind Stitch harus benar-benar tidak nampak dari luar.
 Jenis kelim yang digunakan sesuai dengan desain serta jenis bagian busana
yang akan dikelim.
 Lebar jahitan kelim harus sama.
 Jahitan pada kelim harus kuat supaya awet.

Konstruksi Kampuh (Seam Construction )


 Ukuran minimal untuk kampuh tertutup adalah 0.7 cm dan 1.0 cm untuk
kampuh terbuka..
 Kepadatan/kerapatan setikan sesuai standar SPI (Stitch per inch)

Jahitan per 2,5 cm(minimum)


 Bahan tenun, misalnya, krep, voile, fugiette, twill, bor, motif kotak,
gabardine, jacquard, madras dan bahan flanel kemeja, blus, gaun, celana,
rok, celana pendek 10-12
 Denim Jeans, celana, rok, celana pendek, overall, jaket, kemeja 8-10
 Kanvas Jeans, celana, rok, celana pendek, overall, jaket, kemeja dua baris
8-10
 Bahan rajutan, misalnya, jersey, tulang rusuk, interlock, terry, wafel dan bulu
T-shirt, legging, celana pendek, olah raga dan peralatan olah raga, gaun,
piyama, rompers 14-16
 Bahan dengan elastomer Swimwear, olah raga dan peralatan olah raga,
legging 16-18
 Bahan Tactel, misalnya, cahaya parasut berat Celana Track, baju olah raga,
celana pendek, jaket 14-15

Jahitan kampuh
 Cukup kuat untuk menahan tarikan atau gesekan yang wajar agar tidak
mudah koyak.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 41 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Daya regang jahitan harus sesuai dengan bahan bahan tanpa merusak
setikan.
 Kampuh harus bebas kerutan.
 Tidak diijinkan menggunakan benang mono filament.
 Penyelesaian pinggiran kampuh untuk mencegah bahan terurai atau
melengkung harus rapi.
 Jahitan harus bebas dari tanda kerusakan jarum.
 Kup harus cukup panjang dan dijahit pada titik yang benar.
 Kup harus melancip dengan mulus sampai pada titik akhir dan dikunci.

Bahan Pengencang/Pengancing ( F a s t e n i n g )
 Kancing kait harus terpasang dengan kuat pada tempatnya agar tidak mudah
lepas atau terbuka.
 Panjang ban pinggang/waistband harus cocok dengan ukuran
busana/lingkar pinggang.
 Beltloops/ lidah pengencang pada ban pinggang harus dijahit dengan kuat
dan diselesaikan dengan rapi.
 Lebar ban pinggang harus sama dan sejajar serta jarak setikannya harus
sama.
 Lebar ban pinggang sesuai dan ukurannya sama secara konsisten, mulai dari
3,5 sampai 4 cm.
 Pada ban pinggang tidak terdapat sisa-sisa benang apalagi pada bagian
dalam jahitannya harus lurus. Agar nampak rapi sebaiknya jahitan berada
pada bagian sambungan ban pinggang dan bahan utama.
 Beltloops dijahit dengan kuat.
 Bagian tengah muka, letak ban pinggang baik.

Tutup tarik/retsleting ( Z i p p e r s )
 Menggunakan tutup tarik/ retsleting yang berkualitas baik yang digunakan.
 Tutup tarik/retsleting dijahit secara mendatar, benar-benar lurus dan kuat.
 Tutup tarik/retsleting yang digunakan adalah bentuk close end yang bagian
bawahnya terkunci oleh kawat.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 42 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Untuk jahitan invisible tutup tarik/retsleting tidak boleh terlihat dari luar.
 Tampilan di area tutup tarik/retsleting rapi/halus tanpa celah, kerutan atau
sobekan.

Dalam rangka memeriksa hasil jahitan, pengetahuan yang diperlukan adalah:


1. Pemeriksaan hasil jahitan (hasil jahitan busana tidak berkerut, setikan loncat,
setikan tidak lurus)
2. Pemeriksaan pemasangan komponen (sudah sesuai prosedur)
3. Pemeriksaan ukuran (sesuai ukuran pemesan)
4. Pemeriksaan ketepatan (sesuai dengan desain)
5. Hasil pressing licin dan tidak bergelombang.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa hasil jahitan


1. Memeriksa hasil jahitan (hasil jahitan busana tidak berkerut, setikan loncat,
setikan tidak lurus)
2. Memeriksa pemasangan komponen (sudah sesuai prosedur)
3. Memeriksa ukuran (sesuai ukuran pemesan)
4. Memeriksa ketepatan (sesuai dengan desain)
5. Memeriksa hasil pressing licin dan tidak bergelombang.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa hasil jahitan


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa hasil jahitan
2. Taat asas dalam memeriksa hasil jahitan

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 43 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

DAFTAR PUSTAKA

A. BukuReferensi
a. West Java Project, Paket Pelatihan, 13/01/04 13 Operasi Penggabungan
Garmen, Paket GP 010 J awa Barat - Agustus 2002
b. Jerram, D & Hoffman, R., Hanging by a Thread – A guide to sewing threads for
the apparel industry, Publishing and Production Projects, Pty Ltd, Sydney, 1993
c. Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia
d. JUKI CORPORATION, Instruction Manual JUKI DDL – 8300N

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 44 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Mesin jahit industri (high speed) Untuk di ruang praktik
2. Mesin obras Untuk di ruang praktik
3. Gunting bahan Untuk setiap peserta
4. Gunting benang Untuk setiap peserta
5. Seterika Untuk di ruang praktik
6. Papan seterika Untuk di ruang praktik
7. Jarum mesin Untuk di ruang praktik
8. Boneka jahit (Dressform) Untuk di ruang praktik
9. Alat pemasuk jarum Untuk setiap peserta
10. Sepatu tutup tarik (ziper) Untuk di ruang praktik
11. Pinset Untuk di ruang praktik
12. Pendedel Untuk setiap peserta
13. Obeng Untuk di ruang praktik
14. Kuas Untuk di ruang praktik
15. Pita ukuran/meteran Untuk setiap peserta
16. Bidal Untuk setiap peserta
17. Spesifikasi pekerjaan. Untuk setiap peserta
18. Instruksi konstruksi busana. Untuk setiap peserta
19. Persyaratan (para) pelanggan. Untuk setiap peserta
20. Papan kunci. Untuk setiap peserta

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Bahan tekstil Setiap peserta
2. Bahan pengeras (trubeneys) Setiap peserta
3. Tutup tarik (ziper) Setiap peserta
4. Kancing kait besar atau kecil Setiap peserta
5. Pita kecil 0,5 cm untuk kaitan pada rok Setiap peserta
6. Benang jahit Setiap peserta
7. Jarum pentul Setiap peserta
8. Jarum jahit tangan Setiap peserta
9. Bantal jarum pentul Setiap peserta

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 45 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Instruktur …
1. Dra. Catri Sumaryati, MM 2. Asesor Busana
3. Anggota …

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Rok Halaman: 46 dari 24
Modul - Versi 2018

Anda mungkin juga menyukai