01
Sub-Golongan : Analisis Kimia
KATA PENGANTA R
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan
pembelajaran di lingkungan direktorat guru dan tenag a kependidikan.
Jakarta, .........2018
Gambar 1.
Gambar 2. Hal
Gambar 3. , (b) Sarung tangan 22 aret
Gambar 4. 23
Gambar 5. 24
Gambar 6. an filter 24
Gambar 7. DAFTAR GAMBAR 25
26
Gambar 8. kertas kromatografo 26
Gambar 9. amber
(a) Sarung tangan kain
Seluruhnya Ke Atas 27 uran
Gambar 10. asbes (c) Sarung tanganDengan Kolom 28
Gambar 11. Jalur Serapan
k LT 30 ngan Ninhidrin, 34
Gambar 12. ngan Ninhidrin.
Jas laboratorium
Gambar 13.
35
Gambar 14. Masker
36
Gambar 15. Berbagai jenis respirator
tografi Kolom 46 gan
d Chamber tertutup. kromatografi 57
Gambar 16. Chamber/Bejana.
Gambar 17.
Penotolan senyawa padaenyawa Dengan KLT 59
dimasukkan ke dalam ch Yang Terdapat Pada 60
Pelarut Bergerak Hampir
Kromatografi Pita/Noda
. Kromatografi Dua arah
Rangkaian Proses Kroma
Hasil pemisahan zat den
kertas
Hasil Pemisahan Suatu S
Kode-Kode Warna-Warna
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
sampel, serta menyiapkan fase diam dan fase gerak mengikuti prosedur
analisis.
BAB II .
MENYIAPKAN ANAL ISIS
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyi apkan analisis
b. Alat pelindung diri harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan
c. Setiap pekerja yang diharuskan mengen akan alat pelindung diri, akan
diberikan APD dalam ukuran dan mode l yang sesuai sehingga dapat
dikenakan dengan baik.
1) Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas yaitu kertas me ngadsorpsi air dari
lingkungan sekitar. Air tersedia dilingkungan dalam bentuk
kelembaban dan bertindak sebagai salah satu komp onen dalam
larutan pengelusi (fase gerak). Air juga bertindak sebagai fase
diam. Kromatografi kertas menggunakan sistem “ cair-cair”.
Kromatografi kertas banyak digunakan untuk keperluan analitis,
dan termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana
pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk
bidang (umu mnya bidang datar) yaitu bentuk kertas
(Sastrohamidjojo, 1991).
2) Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom terbagi dalam kromatografi kolom terbuka
b. Bahan kimia
c. Sampel
Sampel dari sampel organik atau anorganikdapat diketahui jenis dan
atau jumlah komponen yang menyusunny a melalui prosedur analisis
kromatografi tertentu, baik kualitatif mau pun kuantitatif. Sampel
organik atau anorganik biasanya berbentuk campuran heterogen atau
campuran homogen dalam fasa padat, cair, maupu n gas.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sampel tersebut
dianalisis secara kromatografi, antara lain ukuran sampel harus
diketahui sekian mesh/mikrometeratau berapa konsentras inya. Jadi,
sampel yang akan di
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 9 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
analisis harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar yang menjadi
metode dalam analisis tersebut, sehingg a hasil analisis menjadi akurat
dan presisi.
dari proses analisis yang harus
Teknik preparasi sampel adalah bagian
dilakukan untuk menyiapkan sampel s ehingga siap untuk dianalisis
dengan menggunakan instrumentasi ata
sesuai. Sediaan sampel secara umum u peralatan kromatografi yang
langsung. tidak dapat dianalisis secara
2) Pengeringan sampel
Selanjutnya dalam rangkaian analisis, setelah sampel diambil maka
dilakukan pengeringan. Pengeringa n bertujuan untuk mengurangi
kadar air dalam sampel. Pengeringan dilakukan dengan metode
kering angin (di angin-anginkan) at au dengan menggunakan
oven dengan memanaskan sampel padata n pada suhu 100-110°C
sampai diperoleh berat yang konstan.
3) Penggilingan sampel
Setelah sampel kering, maka dilakukan penggilingan untuk
memperkecil ukuran sampel. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan dari sampel sehingg a mudah di
analisis lebih lanjut.
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling.
4) Pengayakan
Setelah digiling maka didapatkan sampel yang telah halus. Namun
untuk memisahkan ukurannya dilaku kan pengayakan/screening.
Hal ini bertujuan untuk memisahkan ukuran sampel berdasarkan
ukurannya. Setelah di ayak maka akandiperoleh sampel dengan
ukuran yang sesuai SOP dalam anali sis.
5) Pengukuran Berat (volume) Sampel
6) Pelarutan Sampel
Metode pelarutan ini dilakukan agar proses analisis mudah
dilakukan apalagi sampelnya masih dalam b entuk padatan.
Pelarut yang digunakan untuk melarutkansampel harus sesuai
agar sampel dapat melarut secara sempurna.
a. Fasa Diam dan Fasa Gerak untuk Kr nik metode analisis untuk
ampuran yang bisa berwarna
1) Kertas serap sebagai fase diam
Kromatografi kertas adalah tekdua fasa yaitu fasa diam dan
memisahkan dan mengidentifikasi c
terutama pigmen) yang atografi kertas adalah kertas se
( terdiri dari
geraknya adalah pelarut
fasa gerak. Fase diam pada krom
serap yang sangat seragam dan
fa atau campuran pelarut yang
sesuai. a yang mengandung “kotoran”
alnya kotoran yang berupa ion
serat selulos) Dapat mengganggu karena
Kertas terdiri dari serat-
yang khusus dibuat untuk es-
tergantung dari jenis kertasnya. Mis
proses pemurnian, misalnya
logam ( Ca2+, Mg2+, Fe3+ , Cu2+, dll
untuk menghilangkan ion-ion
terjadi pertukaran ion. Kertas
nnya, kertas itu serat-serat
kromatografi telah mengalami pros
arah tertentu. Pada kartas k
pencucian dengan HCl dan lain
menunjukkan arah elusi. Elusi
-lain logam. Adapula pada
panah itu (arah serat) supaya
pembuata selulosanya tersusun
a.
menurut
e) harga Rf
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 12 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
c) tebal kertas
d) kehalusan permukaan
e) cara pembuatan dan pemurnian didapar (buffer) dulu untuk apar
b.
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 14 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
1) Fasa Diam
Fasa diam yang digunakan dalam K romatografi Lapis Tipis adalah
bahan penyerap (“adsorbent”). Sifat umum dari bahan penyerap
untuk Kromatografi Lapis Tipis sama dengan yang digunakan
untuk Kromatografi Kolom. Dua sifat penting yang harus
diperhatikan untuk Kromatografi Lapis Tipis adala h besar/kecilnya
(ukuran) serta homogenitasnya, sebab daya lek at pada
pendukung sangat ditentukan oleh kedua sifat tersebut. Partikel
yang kasar tidak dapat memberikan pemisahan yang baik da n
untuk memperbaikinya dapat digunakan butiran yang halus. Besar
partikel yang biasa digunakan adalah 1 – 25 mikron. Berbeda den
gan tujuan untuk kromatografi kolom, dimana partikel yang kecil d
an halus dapat memperlambat aliran pelarut, sedang pada
Kromatografi Lapis Tipis malahan akan mempercepat aliran pelarut.
c) Selulosa
Penyerap jenis ini dapat diguna kan dengan atau tanpa bahan
pengikat. Pada Kromatografi Lapis Tipis, penyerap ini terdapat
sebagai butiran-butiran yang halu s dan ukurannya sama,
berbeda seperti pada Kromatografi kertas dimana selulosa
berupa serabut. Lapisan tipis yang dibuat dari sellulosa
mempunyai ruang antara yang lebih kecil,akan teta pi lebih
teratur sehingga aliran pelarut lebih cepat dan peristiwa difusi
lebih sedikit.
d) Sephadex
f) Magnesium silikat
2) Fasa Gerak
Pemilihan fasa gerak untuk Kromatografi Lapis Tipis tergantung
pada faktor yang sama pada pemilihan fasa gerak untuk
keperluan Kromatografi Kolom penyerapan. Sebaiknya digunakan
pelarut yang polaritasnya rendah sebab pelarut de ngan polaritas
yang tinggi sifat kromatografi berubah menjadi krom atografi
pembagian.
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 17 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
analisis kromatografi
3. Menyiapkan peralatan, bahan dan samp
kromatografi.
4. Menyiapkan fase gerak dan fase diam dalam kan Analisis
BAB III .
MELAKUKAN ANALISIS KROMATOGR AFI KONVENSIONAL
APD atau yang dalam istilah Bahasa Ingg ris disebut sebagai Personal
Protective Equipment (PPE) adalah “sepe rangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja”. APD merupakan suatu alat yang dipakai
tenaga kerja dengan maksud menekan atau mengurangi resiko masalah
kecelakaan akibat kerja yang aki batnya dapat timbul kerugian bahkan
korban jiwa atau cedera.
Alat pelindung diri (APD) sesuai dengan i stilahnya, bukan sebagai alat
pencegahan kecelakaan namun berfungsi untuk memperkecil tingkat
cederanya. APD harus memiliki fungsi untuk melindungi pemakainya
dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat mengisolasi tubuh atau
bagian tubuh dari bahaya serta dapat memperkecil akibat/resiko yang
mungkin timbul.
APD yang dipakai secara benar ketika bekerja di laboratorium pada saat
melakukan analisis kromatografi diantaranya adalah :
1) Pelindung Kaki
a) Pelindung kaki harus dikenak an oleh laboran/pekerja saat
bekerja di area dimana terdapat bahaya cedera kaki yang
disebabkan karena benda jatuh atau menggelinding atau
benda yang menembus sol, serta area dimana kaki pekerja
terpapar oleh potensi bahaya listrik.
2) Pelindung Tangan
Pelindung tangan harus dikenakanrosif (perusak), cairan pelarut,
bahaya, seperti :
a) Kulit terkena zat-zat seperti ko
pestisida atau sampel kimia'. ecet, atau luka tusuk.
(c)
kain, (b) Sarung tangan asbes
ngan karet
i.blogspot.com
(a) (b)
Gambar 1. (a) Sarung tangan
ampel kimia harus digunakan n
e) Suhu yang ekstrim (panas atau
dari paparan sampel-sampel
(c) erlengkapan
Sarung yang juga meliputi
ta Sumber :
lazuardimimip epatu dan peralatan lain yang
stik sampel kimia dan situasi
laboratorium
indonetwork.co.id
Gambar 2. Jas
ara.
Sumber : semarang.
a. Kromatografi Kertas
Pengoperasian alat untuk masing-ma tergantung dari jenisgan Panduan
metode uji yan digunakan pada kromatografi kertas ada Pengoperasian
(Chamber bertutup), pinset, penggaris, p
sing kromatografi
berbeda, g
digunakan.
Peralatan yang lah
bejana bertutup
gambar 5 ipa
kapiler, pensil dan
gunting.
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Buku Informasi - Halaman: 24 dari 80
Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul M.749000.034.01
Sub-Golongan : Analisis Kimia
Prinsip dasar kromatografi kertas a dalah partisi multiplikatif suatu
senyawa antara dua cairan ya
ng saling tidak bercampur
b. Kromatografi Kolom
Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang
ada krannya. Umumnya panjang kolom mini mum 10 x diameter pipa
kaca yang digunakan dan labu erlenmeyer sebagai penampung eluen.
2013/01/kromatografi_24.html
Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen-komponen dari campuran cuplikan pada
perbedaan jarak dalam arah aliran pela rut. Perlu diperhatikan bahwa
permukaan dari kertas jangan sampai terlalu basah dengan pelarut,
karena tidak akan memisahkan sama s ekali atau daerah-daerah noda
akan menjadi kabur. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai
jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan,
maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan
pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering.
5) Pembuatan cuplikan
6) Waktu pengembangan
7) Metoda deteksi dan identifikasi
proses deteksi.
b. Kromatografi Kolom
b) Sifat pelarut
c) Suhu sistem kromotografi.
2005).
b) Metode basah
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 44 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
Cara basah:
Kedalam ujung kolom kromatografi (tempat keluarnya fase
diam) diatas keran diletakkan gelas wool, tidak perlu ditekan
kuat. Diatasnya ditaburkan pasi r sehingga membentuk
lapisan tebal ±1 cm. Selanjutnya dimasukkan petroleum eter
sambil mencoba kecepatan menetes fase gerak dengan
memutar keran. Di dalam beker gelas dibuat bubur fase diam
dengan petroleum eter. Dengan bant uan batang pengaduk
bubur dimasukkan kedalam kolom b erisi petroleum eter.
Sambil diketuk-ketuk butir-butir fase diam akan turun dan
tersusun rapi didalam kolom. Bila kolom penu h dengan
petroleum eter keran dibuka untuk menurunkan permukaannya
dan petroleum eter yang keluar dapat digunakan la gi untuk
membuat bubur fase diam. Packing dihentikan sa mpai
panjang kolom yang
• ster
m-enzim
ofil- Klorofil
• Pept hidr
, 1991
• Ster Enzi
cukup selama 4 padat, pemanasan
pada suhu
• Klor
Sumber : Hardjono
Kromatografi n sebagai penyerap dalam pakan
Banyak penyerap seperti alumi
katalisator yang baik; ini mendapat
magnesium silikat dapat di
per tersebut seringperhatian. Alumina ahan-perubahan
memerlukan ak dapat kimia dan misal dapat
dilakukan dengan pem menyebabkan da dan keton-keton,
pengurangan tekanan. Suhu
sehingga
opt biasanya sekitar 400°C dan
wak jam. Untuk kebanyakans menggunakan alumina yang
zat -zat 200°C selama 2 jam. menyebabkan isomerisasi dari
erti terpen dan sterol.
Zat-zat aktif yang digunaka
kromatografi seringarn beberapa cara, yaitu fasa zat
kolom
padat yang bersifat inert ng akan
meru rnerupakan bahaya yang
dipisahkan. Zat padat
perlu sering menimbulkan
perub menimbulkan reaksi-
reaksi kondensasi dari aldehida
-aldehi bila hal ini terjadi,
maka haru bersifat netral.
Silika gel dapat
berbagai senyawa-senyawa
sep
• Persiapan Peralatan
Kolom dan alat-alat lain yang digu nakan untuk kromatografi
partisi adalah sama seperti yang digunakan dalam kromatografi
serapan. Tabung-tabung yang digunakan di laboratorium
panjangnya antara 25-50 cm dengan diameter hingga 4 cm.
Tabung kromatografi yang dipasang tegak lurus, di isi dengan
diam yang dapat memisahkan senyawa dengan metode
adsorpsi, partisi atau penukaran ion. Kolom yang digunakan
untuk keperluan pemisahan sampel berukuran diameter dala
m sekitar 10-20 mm dan panjang kolom kurang lebih 150-300
mm yang diisi dengan fase diam yang diperlukan. Aliran
pelarut yang melalui kolom partisi mempunyai tendensi agak
lambat tetapi dapat dipercepat dengan menggunakan
tekanan udara di atas kolom seperti halnya pada kolom
serapan.
• Elusi
Teknik elusi yang digunakan dal am kolom partisi adalah
sama seperti yang di gunakan dalam kolom serapan. Jika fasa
tetap adalah berair, maka fasa berg erak yang digunakan zat
cair organik atau campuran. Jika penyokong yang digunakan
tak suka air, maka fasa tetap berup a zat organik dan fasa
bergerak berair adalah menjadi mungkin. Ini dikenal sebagai
kromatografi “fasa berbalik” dan telah digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa yang sanga t larut dalam
pelarut-pelarut organik.
Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih
di sembarang tempat sudah tentu sedapat mungkin harus
sama. Fasa diam berupa adsorben yan g tidak larut dalam
fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Adanya
pengotor dalam fasa diam dapat menyeb abkan adsorpsi tidak
reversible. Sebagai fasa diam digunakan alu mina, silica gel,
arang, bauksit, kalsium karbonant, magnesium karbonat, pati,
talk, selulose, gula.
1) Pelarut
Pelarut disebabkan pentingnya koefi sien partisi, maka
perubahanperubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut
dapat menyebabkan perubahan- perubahan harga Rf.
2) Suhu.
4) Kertas
Pengaruh utama yaitu kertas pada h arga-harga Rf yang terjadi
Setelah dilakukan elusi, maka plat akan menghasilkan bercak atau spot
warna yang dapat diukur nilai Rf -nya. Untuk mendeteksi bercak-
bercak tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung,
menggunakan sinar UV, atau diberi per eaksi untuk membentuk
warna. Macam-macam warna bercak pada plat dapat dilihat pada
Gambar 17.
Penetapan Harga Rf
Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi
dengan jarak yang ditempuh oleh elue n. Nilai Rf sangat karakterisitik
untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam
sampel.
Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran
yang rendah, begitu juga sebali knya. Hal tersebut dikarenakan fasa
diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat
pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah. Rf KLT
yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu t inggi, maka
harus mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya (Sastrohamidjojo ,
1991).
juga digunakan).
berdasarkaan :
Kerusakan pada alat dan bahan kimia dapat disebabkan oleh beberapa
sumber. Faktor-faktor tersebut yaitu :
a. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat da ri besi menjadi berkarat dan
membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha
untuk menghindarkan barang t ersebut terkena udara bebas seperti
dengan cara mengecat, memol es, memvernis serta melapisi
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara Kromatografi
Konvensional mengikuti Prosedur Halaman: 64 dari 80
Buku Informasi - Versi 2018
c. Suhu
e. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebai knya dihindarkan dari
sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan
bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya
disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
f. Api
Cara-cara penyimpanan alat dan bahan kimiadiri, misalnya kolom, labu ukur,
a. Alat berbentuk set, penyimpanannya har
terpasang.
b. Ada alat gelas yang harus disimpan ber disimpan pada tempat yang
beaker glass.
Konvensional
5. Cermat dan teliti Melakukan proses anal isis hasil pemisahan dan
pengukuran sesuai prosedur.
6. Hati-hati, terampil, cermat dan bersih Melakukan penyimpanan kembali
semua peralatan dan bahan sesuai prosedur.
a. Pengumpulan data
Data harus cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca artinya adalah
bahwa segala tulisan dalam buku cat atan harus jelas baik kalimat
ataupun huruf serta angka. Kegiatan in i perlu sekali dikerjakan untuk
menghilangkan keragu-raguan terhadap data yang dituliskan.Kegiatan
ini juga dilakukan untuk memastikan ke konsistenan data hasil
penelitian. Bila ditemukan ketidakkonsistenan maka carilah penyebab
kesalahan tersebut, apakah ada kesalahan dalam m encatat, atau
kesalahan dalam proses analisis.
b. Tabulasi data
Tabulasi data merupakan proses mengorganisasi data agar lebih mudah
dalam proses pengolahan data. Proses tabulasi dapat juga dilakukan
sejak awal proses pengumpulan dat a hasil analisis untuk lebih
memudahkan dan memastikan kebutuhan data terpenuhi sesuai
metode yang ditentukan. Hal terpenting dalam proses tabulasi data
adalah membuat tabel sesuai dengan metode analisis yang ditentukan.
Tabel yang dibuat harus mampu memastikan bahwa tidak terjadi
kesalahan antar sampel maupun metode yang telah ditetapkan.
c. Pengolahan data
a) Nama Sampel
b) Wujud warna yang ditampilkan
c) Jumlah komponen
d) Warna hasil pemisahan
e) Jarak Komponen
f) Jarak eluen
g) Perhitungan Rf
ada artinya jika pengolahan datanya salah atau laporannya tidak dapat
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelapora n hasil analisis adalah sebagai
berikut :
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melapo rkan kegiatan hasil analisis
kromatografi konvensional
Harus bersikap secara :
1. Teliti dan benar dalam mencatat hasil iden tifikasi dan perhitungananalisa
kromatografi
DAFTAR PUSTAK A
Day, A.R.,J.R., & Underwood A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi enam,
Erlangga, Jakarta.
J. Bassett - R.C. Denney – G.H. Jeffery – J. Mendham, 1994, Buku Ajar Vogel:
Widyaiswara
Pertanian)
2. Asesor Kimia
Profesi
DAFTAR EDITOR
Guru sis SMK Negeri 5 Surabaya
No. Nama
1. Murwaniati
Kimia Anali
Judul Modul : Melaksanakan Analisis secara
Kromatografi
Konvensional Halaman: 75 dari 80
mengikuti Prosedur Buku Informasi
- Versi 2018