Anda di halaman 1dari 72

MODUL PEMBELAJARAN

TEKNIK PEMESINAN FRAIS CNC


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MESIN


PAKET KEAHLIAN PEMESINAN

Disusun Oleh :
Nugroho, T. U.
Chrisardy, E. G.

SMK WARGA SURAKARTA


Jalan Kolonel Sutarto 81 Surakarta
KATA PENGANTAR

Kurikulum pendidikan dirancang agar kompetensi yang diajarkan pada siswa baik
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dapat tercapai secara utuh. Prosesnya dilakukan
melalui sejumlah pembelajaran sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dalam
pencapaian kompetensi tersebut. Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, modul ini
disusun dengan mengacu pada pembelajaran saintifik, sehingga setiap kompetensi ilmu
yang diajarkan harus dapat membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan yang
dikuasai secara konkrit, serta bersikap sebagai mahluk yang mensyukuri anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu bahan
ajar yang dapat mendukung pencapaian kompetensi ilmu pengetahuan yang diajarkan.
Salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang berupa modul.
Akan tetapi, siswa tetap harus menggali informasi yang lebih luas lagi melalui diskusi
maupun mencari dari sumber lain yang masih berkaitan dengan materi yang dibahas.
Modul Teknik Pemesinan Frais CNC ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
kegiatan belajar siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi yang diajarkan dalam
Teknik Pemesinan Frais CNC. Modul ini dibagi menjadi 5 kegiatan belajar yang
menekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan kerja mesin frais CNC. Kegiatan
belajar 1 membahas tentang identifikasi dari mesin frais CNC beserta parameter
pemotongannya, kegiatan belajar 2 membahas tentang pembuatan/penyusunan program
frais CNC, kegiatan belajar 3 membahas tentang pemrograman mesin frais CNC dengan
Mastercam, kegiatan belajar 4 membahas tentang penerapan dan penggunaan mesin frais
CNC dengan kontrol GSK 983 dan kontrol GSK 218, serta kegiatan belajar 5 adalah
evaluasi.
Sebagai hasil pengembangan, modul ini bersifat terbuka serta terus dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharap saran, kritik serta
masukannya guna memperbaiki dan menyempurnakan modul ini. Atas konstribusi
tersebut, saya ucapkan banyak terima kasih. Mudah-mudahan dengan pengembangan
modul ini dapat memberikan manfaat dan hal yang baik bagi kemajuan dunia pendidikan
dalam rangka mempersiapkan generasi emas di masa mendatang.

Surakarta, 12 Juli 2019

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR (MODUL)………................................... v
GLOSARIUM…………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1
B. Prasyarat…………………………………………………………………….. 2
C. Petunjuk Penggunaan……………………………………………………….. 2
D. Sarana Pembelajaran………………………………………………………... 3
E. Tujuan Akhir………………………………………………………………... 3
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar……………………………………. 4
G. Cek Kemampuan……………………………………………………………. 5
BAB II PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN CNC………………….…. 7
A. Deskripsi……………………………………………………………………. 7
B. Kegiatan Belajar…………………………………………………………….. 8
C. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Belajar…………………………………….. 8
BAB III KEGIATAN BELAJAR 1...……………………………………….…... 9
A. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Mesin Frais CNC Beserta Parameter
Pemotongannya.…..………...………............................................................ 9
1. Tujuan Pembelajaran………………………………...………………… 9
2. Uraian Materi…………………………………………...……………... 9
3. Tes Formatif 1….………………………………………...……………. 20
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 2…...…………………………………….…... 21
A. Kegiatan Belajar 2 : Pembuatan/Penyusunan Program Mesin Frais CNC..... 21
1. Tujuan Pembelajaran………………………………………………....... 21
2. Uraian Materi…………...……………………………………………... 21
3. Tes Formatif 2.…………...……………………………………………. 46

iii
BAB V KEGIATAN BELAJAR 3
A. Kegiatan Belajar 3 : Menerapkan dan Menggunakan Teknik Pemesinan
Frais CNC………………………………………………………………....... 48
1. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………... 48
2. Uraian Materi………………………………………………………….. 48
3. Tes Formatif .………………………………………………………….. 65
LATIHAN……………………………………..............................………… 66
.

iv
PETA KEDUDUKAN MODUL

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Program Studi Keahlian : Teknik Mesin
Paket Keahlian : Pemesinan
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan CNC

v
GLOSARIUM

• Absolute : Pemrograman berdasarkan satu titik acuan atau titik referensi


• CAD : Computer Aided Design
• CAM : Computer Aided Manufacturing
• CNC (Computer Numerically Control) : Suatu sistem pengendali otomatis yang
bekerja menggunakan kode numerik, yang didalamnya terdapat sistem komputer
• CNC Operation : Operasi pemesinan dengan program CNC
• Cutting Speed : Kecepatan potong
• Cycle : Siklus
• Display : Tampilan
• DNC : Direct Numerically Controlled
• Drilling Cycle : Siklus pengeboran
• Feedrate : Kecepatan pemakanan
• G-Code : Kode G atau fungsi kerja (preparatory function) CNC
• Hand Operation : Operasi pemesinan secara manual
• Incremental : Pemrograman dengan titik referensi yang berubah, dimana koordinat
titik sebelumnya digunakan sebagai acuan koordinat titik berikutnya
• M-Code : Kode M atau fungsi aneka guna (miscellaneous function) CNC
• MCU : Machine Control Unit
• Mesin CNC : Mesin perkakas yang pengoperasiannya menggunakan CNC
• NC (Numerically Control) : Suatu sistem pengendali otomatis yang bekerja
menggunakan kode numerik yaitu huruf dan angka
• Tool Setting : Penyetingan alat potong
• Transfere : Pemindahan atau pengiriman

6|P age
BAB I
KEGIATAN BELAJAR 1

A. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Mesin Frais CNC Beserta Parameter


Pemotongannya
(Alokasi waktu : 4 jam pelajaran (4 x @45 menit))
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan dapat memahami
dan menjelaskan materi tentang:
1) Definisi mesin frais CNC
2) Prinsip kerja dan sistem koordinat mesin frais CNC
3) Bagian-bagian mesin frais CNC dan perlengkapannya
4) Parameter pemotongan mesin frais CNC seperti kecepatan potong (cutting speed),
kecepatan pemakanan (feeding), dan kecepatan putaran spindel (rpm)
5) Penggunaan parameter pemotongan pada mesin frais CNC

b. Uraian Materi
1) Definisi Mesin Frais CNC
Mesin CNC (Computer Numerical Control) merupakan salah satu jenis dari
sekian banyak mesin NC (Numerical Control) yang dikendalikan secara numerik
melalui sistem kontrol komputer. Pada dasarnya konstruksi dari sebuah mesin CNC
terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian sistem pengendali dan bagian mesin
perkakas. Pada bagian pengendali berisi sistem-sistem yang digunakan untuk
mengendalikan gerakan mesin seperti gerakan alat potong dan gerakan eretan meja.
Adapun pada bagian mesin perkakas berisi komponen-komponen mekanik yang
bergerak dan beroperasi serta berfungsi sebagai tempat pemasangan alat potong.
Mesin frais CNC adalah mesin frais yang pengoperasiannya dilakukan melalui
kontrol komputer dengan menggunakan bahasa numerik, yaitu perintah gerakan
menggunakan huruf dan angka. Mesin ini juga dikenal sebagai mesin CNC Multiple
Axis atau CNC Milling. Mesin frais CNC merupakan penyempurnaan sistem
pengoperasian mesin frais konvensional yang masih menggunakan tenaga manusia
menjadi mesin frais yang menggunakan kendali elektronik secara otomatis. Mesin
frais CNC merupakan mesin yang mampu menerima masukan data dalam bentuk
perintah, kemudian memproses dan mengubahnya ke dalam bentuk gerakan-gerakan

7|P age
pada alat potong dan eretan meja. Karena mesin frais CNC dioperasikan melalui
kontrol komputer, maka semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang
diberikan. Keuntungan dari sistem ini yaitu memungkinkan mesin diperintah untuk
mengulang gerakan yang sama dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

2) Prinsip Kerja dan Sistem Koordinat Mesin Frais CNC


Mesin frais CNC mempunyai prinsip kerja seperti halnya pada mesin frais
konvensional yaitu menggunakan sistem persumbuan dengan dasar sistem koordinat
kartesius, dimana meja bergerak memanjang dan melintang, sedangkan alat potong
berputar menyayat benda kerja. Pada unit kerja mesin frais CNC dikenal tiga gerakan,
yaitu gerakan memanjang, gerakan melintang, dan gerakan vertikal. Untuk mesin
frais vertikal, gerakan eretan arah memanjang mesin disebut dengan sumbu X, gerakan
melintang mesin disebut dengan sumbu Y, sedangkan gerakan vertikal mesin disebut
dengan sumbu Z. Perhatikan gambar ilustrasi dibawah ini, dimana sistem
persumbuan mesin frais CNC didasarkan atas hukum tangan kanan.

Gambar 1.1 Sistem Koordinat Tangan Kanan

8|P age
Sistem persumbuan tersebut distandarkan untuk berbagai macam jenis
pemesinan berdasarkan standar ISO 841 dan DIN 66217, yaitu sistem koordinat
carthesian. Dalam penggunaan sistem koordinat ini kita mengenal tanda sebagai
penunjuk posisi suatu titik dari titik koordinat awal, yaitu positif (+) dan negatif (–).
Sistem koordinat mesin frais CNC dibagi menjadi dua, yaitu sistem koordinat mesin
(Machine Coordinate System/MCS) dan sistem koordinat benda kerja (Workpiece
Coordinate System/WCS). Begitu juga dengan titik nol mesin frais CNC yang terdiri
dari titik nol mesin (machine zero point) dan titik nol benda kerja (workpiece zero
point). Titik nol mesin adalah titik nol asli yang ditentukan oleh produsen mesin
CNC, sedangkan titik nol benda kerja adalah titik nol yang dihasilkan dari pergeseran
titik nol mesin yang merupakan titik nol program CNC.

(a) (b)
Gambar 1.2 (a) Sistem Koordinat pada Mesin Frais CNC (MCS) dan
(b) Sistem Koordinat pada Benda Kerja (WCS)

11 | P a g e
3) Bagian-Bagian Mesin Frais CNC dan Perlengkapannya

Panel
Tool kontrol
Changer Spindel dan atau
pemegang
tool

Meja atau
sliding bed

Badan Ragum atau Benda Eretan Pintu


Mesin penjepit Kerja mesin mesin

Gambar 1.3 Bagian-Bagian Umum Mesin Frais CNC

1) Bagian Mekanik
1) Motor Utama
Motor utama adalah motor penggerak spindel untuk
memutar alat potong. Motor mesin frais CNC kebanyakan
menggunakan jenis motor arus searah atau DC (Direct
Current) dengan kecepatan putaran yang bervariasi.
2) Step Motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan
mesin, yaitu gerakan sumbu X, gerakan sumbu Y, dan
gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan atau sumbu mesin
memiliki step motor sendiri.
3) Eretan (Support)
Eretan adalah gerak persumbuan jalannya mesin CNC. Pada mesin frais
CNC ini eretan memanjang merupakan penggerak sumbu X dan eretan melintang
merupakan penggerak sumbu Y.

12 | P a g e
4) Penjepit Alat Potong (Tool Holder)
Penjepit atau pemegang alat potong yang biasa disebut arbor adalah penjepit
manual yang digunakan untuk menjepit alat potong pada saat penyayatan benda
kerja. Dibagian dalam tool holder dilengkapi collet, yaitu alat bantu yang
berfungsi untuk memperkuat pencekaman alat potong.

Arbor

Collet

Gambar 1.5 Tool Holder (Arbor & Collet)

5) Rumah Alat Potong


Rumah alat potong berfungsi sebagai penggerak tool holder pada saat proses
pengerjaan benda kerja. Sumber putaran rumah alat potong dihasilkan dari motor
utama. Pada mesin frais CNC jenis TU, rumah alat potong hanya memungkinkan
memegang satu tool holder. Sedangkan pada mesin frais CNC jenis PU, rumah
alat potong dilengkapi dengan revolver, sehingga memungkinkan membawa lebih
dari satu tool holder.
6) Ragum
Ragum pada mesin frais CNC berfungsi untuk
menjepit benda kerja pada saat proses penyayatan. Ragum
pada mesin frais CNC ada yang dilengkapi dengan sebuah
stoper dan bisa diganti sesuai kebutuhan.
7) Meja Mesin
Meja mesin sangat berpengaruh terhadap baik buruknya hasil pekerjaan
mesin, dikarenakan gerakan memanjang eretan pada sumbu X dan melintang
eretan pada sumbu Y tertumpu pada meja ini. Jika kondisi meja mesin sudah aus
atau cacat bisa dipastikan hasil pengefraisan tidak akan maksimal.

13 | P a g e
2) Bagian Pengendali atau Kontrol
Bagian pengendali atau kontrol mesin frais CNC adalah bagian yang berisi
tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Berikut bagian-bagian
dari pengendali mesin frais CNC, yaitu:
• Tombol kunci program • Displai penunjukan ukuran feeding
• Tombol emergensi • Displai penunjukan waktu pemesinan
• Pengatur kecepatan pemakanan • Displai penunjukan putaran spindel
• Pengatur kecepatan spindel • Displai penunjukan harga X, Y, dan Z
• Tombol operasi manual • Fungsi kode huruf program CNC
• Tombol start untuk eksekusi • Tombol reset dan lainnya

k
j

l
i h

e
b
a

d f

Gambar 1.5 Komponen Sistem Pengendali

3) Alat Potong
Beberapa macam aksesoris digunakan pada mesin frais CNC, dimana aksesoris
tersebut membantu operator dalam melakukan seting alat potong, pemasangan benda
kerja, maupun penyayatan benda kerja. Sedangkan beberapa tipe alat potong yang
sering digunakan pada proses pemesinan frais CNC terbuat dari material HSS (High

14 | P a g e
Speed Steel) atau karbida. Endmill HSS sering digunakan untuk membentuk kontur,

15 | P a g e
sedangkan face mill digunakan untuk proses meratakan permukaan. Selain itu,
digunakan juga endmill yang ditambah dengan pahat sisipan (insert) dari karbida
yang telah distandarkan oleh ISO. Alat potong dalam bentuk sisipan pada saat ini
sangat sering digunakan karena efektivitas dan efisiensinya. Dikatakan efektif karena
alat potong memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi, sehingga proses frais
CNC dapat menghasilkan benda kerja dengan kualitas dimensi dan geometris yang
presisi. Sementara itu, dikatakan efisien karena memiliki kecepatan potong yang
tinggi, sehingga proses pemesinan menjadi lebih cepat.

Gambar 1.6 Alat Potong Mesin Frais CNC

Untuk jenis dan bentuk alat potong yang umum digunakan pada mesin frais
CNC dapat dilihat pada gambar berikut:

16 | P a g e
Gambar 1.7 Jenis dan Bentuk Alat Potong Mesin Frais CNC

4) Alat Pencekam dan Pemegang Benda Kerja


Alat pemegang benda kerja pada mesin frais CNC berfungsi untuk memegang
benda kerja pada saat disayat oleh alat potong. Pemegang benda kerja yang biasanya
digunakan adalah ragum yang diikat pada meja mesin dengan menggunakan baut T.
Ragum sendiri sendiri terdiri dari beberapa jenis, dimana penggunaannya disesuaikan
dengan bentuk benda kerja yang akan dikerjakan di mesin. Misalnya benda kerja

17 | P a g e
berbentuk balok atau kubus, ragum yang digunakan adalah ragum sederhana.
Sedangkan untuk membuat bentuk sudut digunakan ragum universal atau bila
menggunakan ragum sederhana maka bentuk alat potong yang digunakan harus
menyesuaikan bentuk sudut yang akan dibuat. Apabila bentuk benda kerja silindris,
maka untuk memegang benda kerja digunakan kepala pembagi (dividing head).

(a) (b) (c)

Gambar 1.9 (a) Ragum Sederhana, (b) Ragum Universal, dan (c) Kepala Pembagi

Selain pemegang benda kerja, juga ada beberapa macam aksesoris yang
digunakan untuk membantu pengaturan pada mesin frais CNC maupun pengerjaan
pada benda kerja. Aksesoris tersebut misalnya: (1) paralel untuk meninggikan posisi
benda kerja; (2) line finder untuk membantu mencari posisi garis pinggir benda kerja;
(3) line finder yang dipasang pada collet; (4) edge finder untuk mencari posisi pojok
benda kerja; (5) vise stop yang berguna untuk batas peletakan benda kerja di ragum;
(6) pembatas ragum; (7) blok V untuk membantu memegang benda kerja berbentuk
silindris; dan (8) klem untuk membantu memegang benda kerja.

Gambar 1.9 Macam Aksesoris pada Mesin Frais CNC

18 | P a g e
d. Parameter Pemotongan Mesin Frais CNC
Parameter pemotongan mesin frais CNC adalah parameter-parameter pemesinan
yang harus diperhatikan dan disesuaikan oleh operator ketika sedang menjalankan mesin
frais CNC agar hasil dari proses pemesinan menjadi optimal. Parameter pemotongan yang
digunakan pada mesin frais CNC relatif sama dengan parameter pemotongan pada mesin
frais konvensional, di antaranya:
1) Kecepatan Potong (Cutting Speed)
Kecepatan potong (cutting speed) adalah suatu harga yang diperlukan dalam
menentukan kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga
kecepatan potong tersebut ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja
yang dipotong. Kecepatan potong biasanya dinyatakan dalam satuan m/menit, yaitu
kecepatan dimana alat potong melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang
paling baik pada kecepatan yang sesuai. Adapun rumus dasar untuk menentukan
kecepatan potong adalah :

Vc =

Keterangan:

d : diameter alat potong dalam mm


n : kecepatan putar spindel dalam rpm
Vc: kecepatan potong dalam m/menit

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong yaitu:


a) Bahan benda kerja
Semakin tinggi kekuatan atau kekerasan bahan yang dipotong, maka harga
kecepatan potongnya semakin kecil. Berikut ini adalah tabel kecepatan potong
pada beberapa bahan logam dengan alat potong dari HSS.
Tabel 1.1 Kecepatan Potong Pisau HSS Berdasarkan Jenis Bahan Benda Kerja

19 | P a g e
b) Jenis alat potong
Semakin tinggi kekuatan/kekerasan alat potongnya, maka harga kecepatan
potongnya juga semakin besar. Misalnya alat potong yang terbuat dari karbida
akan mempunyai harga kecepatan potong lebih besar dibandingkan dengan alat
potong dari HSS.
c) Besarnya kecepatan penyayatan/asutan
Semakin besar kecepatan penyayatan/asutan, maka kecepatan potongnya
akan semakin kecil.
d) Kedalaman penyayatan/pemotongan
Semakin tebal atau semakin dalam penyayatan benda kerja, maka harga
kecepatan potongnya akan semakin kecil.

2) Kecepatan Pemakanan (Feeding)


Gerak atau kecepatan pemakanan adalah jarak lurus yang ditempuh alat potong
dengan laju konstan relatif terhadap benda kerja dalam satuan waktu, biasanya satuan
gerak makan yang digunakan adalah mm.put/menit Secara teoritis kecepatan asutan
atau pemakanan bisa dihitung dengan rumus:

F = n x fpt x zn
Keterangan :

n : kecepatan putar spindel dalam rpm


fpt : feed per teeth (kecepatan tiap mata potong) dalam mm
zn : jumlah mata potong pisau frais
F : kecepatan pemakanan/asutan dalam mm.put/menit

3) Kecepatan Putaran (Rpm)


Jika harga kecepatan potong benda kerja diketahui maka jumlah putaran
spindel atau sumbu utama dapat dihitung dengan rumus:

n=

Vc: kecepatan potong dalam m/menit


d : diameter alat potong dalam mm
n : kecepatan putar spindel dalam rpm

20 | P a g e
5) Penggunaan Parameter Pemotongan pada Mesin Frais CNC
• Diketahui pisau HSS shell endmill Ø40 mm dengan jumlah gigi 6 buah, digunakan
untuk menyayat benda kerja dengan bahan baja St. 37 dengan kecepatan potong
(Vc) 25 m/menit dan kecepatan pergigi (fpt) 0,02 mm.
• Ditanyakan :
a) Berapa besar kecepatan putar spindel mesin?
b) Berapa besar kecepatan pemakanannya?
• Jawab :

a) n =

n= = 199,044 rpm

b) F = n x fpt x zn
F = 199,044 x 0,02 x 6
F = 23,885 mm.put/menit

2. Tes Formatif 1
a. Soal Latihan (Kognitif)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan tepat!
1) Jelaskan pengertian, prinsip kerja dan sistem koordinat dari mesin frais CNC!
2) Sebutkan 5 bagian utama dari mesin frais CNC beserta fungsinya!
3) Sebutkan dan jelaskan kegunaan dari perlengkapan mesin frais CNC!
4) Benda kerja dengan bahan alumunium dikerjakan dengan kecepatan potong 300
m/menit menggunakan pisau endmill Ø20 mm, maka besar putaran spindelnya!
5) Apabila putaran mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja sebesar
2000 rpm dan diameter pisau endmill 20 mm dengan jumlah mata potong pisau 4
buah, maka besar kecepatan potong (Vc) dan kecepatan pemakanannya (F) jika
kecepatan penyayatan tiap mata potong (fpt) 0,05 mm!

b. Tugas (Psikomotorik)
1) Lihat dan amati mesin frais CNC yang ada dibengkel atau laboratorium, kemudian
buatlah sketsa gambar bagian-bagian mesin sesuai dengan letaknya!
2) Perhatikan juga aksesoris mesin frais CNC yang terdapat dibengkel atau
laboratorium, kemudian buatlah catatan aksesoris apa saja yang ada dan masih
bisa berfungsi atau tidak!

21 | P a g e
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 2

B. Kegiatan Belajar 2 : Membuat dan Menyusun Program Mesin Frais CNC


(Alokasi waktu : 12 jam pelajaran (12 x @45 menit))
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, siswa diharapkan dapat memahami
materi tentang pemrograman mesin frais CNC yang mencakup:
a. Sistem dan bagian-bagian program mesin frais CNC
b. Penyusunan atau pembuatan program
c. Uji coba program

b. Uraian Materi
a. Sistem dan Bagian-Bagian Program Mesin Frais CNC
1. Pemrograman Mesin Frais CNC
Pemrograman CNC adalah urutan perintah yang disusun secara rinci tiap blok
untuk memberikan masukan pada mesin CNC tentang apa yang harus dikerjakan.
Dalam membuat dan menyusun program pada mesin frais CNC diperlukan bagian
mekanik mesin frais dan bagian kontrol CNC. Gerakan alat potong ke titik koordinat
tertentu disebut gerak interpolasi yang terdiri dari dua macam, yaitu interpolasi lurus
(linier interpolation) dan interpolasi melingkar (circular interpolation). Interpolasi
lurus dapat berupa gerakan pada satu sumbu koordinat (sumbu X, sumbu Y, atau
sumbu Z), gerak pada dua sumbu (sumbu X dan Y, sumbu X dan Z, atau sumbu Y
dan Z), dan gerakan pada tiga sumbu (sumbu X, Y, dan Z). Sedangkan interpolasi
melingkar berupa gerakan pada dua sumbu yaitu sumbu X dan Y dengan arah gerak
radius. Bentuk program mesin frais CNC ada yang berupa program utama (main
program) saja maupun program utama dan anak program (subprogram). Program
utama bisa memiliki satu atau lebih subprogram tergantung kebutuhan kerja yang
ditunjukkan oleh gambar. Berikut ini beberapa penjelasan dasar tentang struktur
program mesin frais CNC, di antaranya:
a) Ketika membuat program CNC secara umum, misalnya pada kontrol CNC Fanuc,
Mitsubishi, dan GSK, nama program ditentukan oleh pembuat program dengan
karakter pertama adalah huruf “O” dan karakter berikutnya adalah empat digit
angka, misalnya O0003. Namun dibeberapa kontrol CNC lain seperti pada

22 | P a g e
Siemens ada yang sudah menggunakan karakter huruf, jadi nama program tidak
menggunakan angka melainkan menggunakan huruf dengan batasan jumlah
karakter tertentu, misalnya “PROGRAMKU”.
b) Suatu baris instruksi (block instructions) berisi semua data yang diperlukan untuk
melaksanakan satu langkah proses pemesinan. Dalam satu baris biasanya terdiri
dari beberapa karakter huruf dan angka, serta selalu diakhiri dengan karakter EOB
(End of Block).
c) Kata program terdiri dari kode huruf yang diikuti angka, misalnya G01, X100,
atau M03. Ketika satu baris terdiri dari lebih dari satu pernyataan, maka kata-
kata dalam baris tersebut harus diatur dan boleh terdiri dari satu kata atau lebih.
d) Catatan dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan atau keterangan dari
baris program. Pernyataan dapat berupa nama program, tanggal pembuatan,
identifikasi program atau keterangan teknis misalnya ukuran benda kerja, jenis
dan ukuran alat potong yang digunakan, cara pencekaman, dan lainnya.
Jenis pemrograman yang digunakan pada mesin frais CNC secara umum ada
dua, yaitu:
a) Pemrograman Absolut
Adalah pemrograman yang hanya menggunakan satu titik acuan koordinat
dari keseluruhan isi program atau pemrograman dimana titik referensinya tetap
yaitu satu titik dijadikan referensi untuk semua program berikutnya.

Gambar 2.1 Pemrograman Absolut

23 | P a g e
b) Pemrograman Inkrimental
Adalah pemrograman dimana koordinat titik terakhir program yang
berjalan digunakan sebagai acuan pengukuran koordinat program setelahnya
atau jarak/ukuran gerakan alat potong berikutnya didasarkan pada posisi
koordinat alat potong sebelumnya.

Gambar 2.2 Pemrograman Inkrimental

Program CNC adalah serangkaian instruksi numerik yang digunakan oleh mesin
CNC untuk melakukan urutan operasi yang diperlukan untuk mengerjakan benda
kerja tertentu. Metode pemrograman mesin frais CNC terdiri dari:
a) Pemrograman Manual
Pemrograman manual dilakukan dengan menyusun parameter dan kode
gerakan dalam bentuk huruf dan angka pada satu lembar program CNC yang
nantinya diisikan ke mesin frais CNC secara manual. Pengisian program ini
dilakukan dengan cara mengetik atau memasukkan koordinat program ke dalam
mesin melalui tombol pada panel kontrol.
b) Pemrograman Konversational
Pemrograman konversational disebut juga G wizard, yaitu pemrograman
yang dilaksanakan pada panel kontrol CNC secara langsung dengan menu
perintah baku yang telah disediakan, misalnya pemrograman untuk membuat
kontur, pengeboran, penguliran, dan sebagainya. Pemrograman dilakukan
dengan memililih menu dan mengisikan data seperti kecepatan potong, gerak
makan, ukuran benda, ketebalan pemakanan, dan arah proses pemesinan, yang
kemudian muncul kode G langsung pada layar.

24 | P a g e
c) Pemrograman CAM
Pembuatan program CAM (Computer Aided Manufacturing) dilakukan
dengan cara menggambar bentuk benda kerja dengan menggunakan perangkat
lunak CAD/CAM, kemudian berdasarkan gambar tersebut dibuat jalur
pemotongannya (toolpath). Semua metode pemrograman tersebut keluarannya
adalah program CNC dalam bentuk kode G, yaitu kode gerakan alat potong yang
dapat dibaca dan dilaksanakan perintahnya oleh sistem kontrol pada mesin CNC.

2. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah format perintah dengan menggunakan kode huruf,
angka, dan simbol dalam satu blok program. Di dalam mesin frais CNC terdapat
perangkat komputer yang disebut Machine Control Unit (MCU). Perangkat ini
berfungsi untuk menerjemahkan bahasa kode ke dalam gerakan persumbuan sesuai
bentuk gambar kerja. Kode bahasa dalam mesin frais CNC dikenal dengan kode G
dan M, dimana kode-kode tersebut sudah distandarkan oleh ISO maupun badan
internasional lainnya. Aplikasi kode huruf, angka, dan simbol pada mesin frais CNC
bermacam-macam tergantung sistem kontrol dan tipe mesin yang dipakai, tetapi
secara prinsip semuanya relatif sama. Program mesin frais CNC terdiri dari
kombinasi huruf dan angka yang dapat dibaca oleh mesin dan memiliki arti atau
fungsi masing-masing. Tabel berikut ini menunjukkan kode G dan kode M yang
digunakan pada mesin frais CNC dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-H dan sistem
kontrol GSK 218 MC H.
Tabel 2.1 Kode G dan Kode M
Mesin Frais CNC dengan Kontrol GSK 983 dan kontrol GSK 218 MC H
Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
G00* Gerak cepat untuk memposisikan
Positioning (quick)
G01* Interpolasi lurus
01 Linear interpolation (cutting feed)
G02 Interpolasi melingkar searah jarum jam
Arc interpolation CW (clockwise circle)
G03 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
Arc interpolation CCW(counterclockwise circle)
G04 Berhenti sementara
Dwell

25 | P a g e
G07 Penunjukan sumbu imajiner
00 Imaginary axis designation
G09 Pemberhentian pemeriksaan

26 | P a g e
Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
Accurate stop check

G10 Penyetingan titik nol benda kerja


Offset, work zero offset setting
G17* Pilihan bidang XY
To select XY plane
G18 02 Pilihan bidang ZX
To select ZX plane
G19 Pilihan bidang YZ
To select YZ plane
G20 Memasukkan/mengubah sistem ke inci
06 To input in inch system
G21 Memasukkan/mengubah sistem ke metrik
To input in metric system
G22 Batas penyimpanan gerak aktif
04 Storage travel limit ON
G23 Batas penyimpanan gerak tidak aktif
Storage travel limit OFF
G27 Pemeriksaan kembali ke titik referensi
Reference point return check
G28 Kembali ke titik referensi
To return to reference point
G29 00 Kembali dari titik referensi
To return from reference point
G30 Kembali ke titik referensi ke 2, ke 3 dan ke 4
To return to the 2nd, 3rd and 4th reference points
G31 Melompati pemotongan lebih
To skip over cutting
G33 Pemotongan ulir
Thread cutting
G40* Kompensasi radius alat potong batal #
01 To cancel tool compensation
G41 Kompensasi radius alat potong arah kiri
Tool compensation – left side
G42 Kompensasi radius alat potong arah kanan
Tool compensation – right side
G43* Kompensasi panjang alat potong arah +
08 Tool radius compensation, +
G44* Kompensasi panjang alat potong arah –
Tool radius compensation, -
G45 00 Penambahan pergantian alat potong
To increase tool offset
27 | P a g e
Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
G46 Pengurangan pergantian alat potong
To reduce tool offset
G47 Penambahan pergantian alat potong dua kali
To increase tool offset by twice
G48 Pengurangan pergantian alat potong dua kali
To reduce tool offset by twice
G49* 08 Kompensasi panjang alat potong dibatalkan
To cancel tool length compensation
G50* Pembesaran tidak aktif
11 Zooming OFF
G51 Pembesaran aktif
Zooming ON
G54* Sistem koordinat benda kerja 1
To select workpiece coordinate system 1
G55 Sistem koordinat benda kerja 2
To select workpiece coordinate system 2
G56 Sistem koordinat benda kerja 3
14 To select workpiece coordinate system 3
G57 Sistem koordinat benda kerja 4
To select workpiece coordinate system 4
G58 Sistem koordinat benda kerja 5
To select workpiece coordinate system 5
G59 Sistem koordinat benda kerja 6
To select workpiece coordinate system 6
G60 00 Satu gerakan pemosisian
One-way positioning
G61 Mode pemberhentian pemeriksaan
Accurate stop detecting mode
G62 15 Memungkinkan penyesuaian sudut secara otomatis
To enable automatic angle adjustment
G64* Mode melanjutkan pemotongan
Continuous cutting mode
G65 00 Pemanggilan macro
Simple recall of a user macro
G66 Pemanggilan perintah modal macro
2 Modal recall of microinstruction
G67* Pembatalan perintah modal macro
To cancel modal recall of microinstruction
G73 09 Siklus gurdi dengan pengembalian
Gun drilling cycle

28 | P a g e
Kelompok
Kode G Fungsi atau Deskripsi
Nomor
G74 Siklus pembuatan spiral kiri
Left-handed tapping cycle
G76 Siklus gurdi halus
Finish boring
G80* Sikulus gurdi dibatalkan
To disable fixed cycle
G81 Siklus gurdi, senter bor
Drilling cycle, spotter
G82 Siklus gurdi, dengan berhenti sementara
Drilling cycle, counter boring
G83 Siklus gurdi dengan pengembalian
Depth drilling cycle, peck drill
G84 Siklus pengetapan
Tapping cycle
G85 Siklus pengeboran
Boring cycle
G86 Siklus pengeboran
Boring cycle
G87 Siklus pengeboran
Boring cycle
G88 Siklus pengeboran
Boring cycle
G90* Perintah pemrograman absolut
03 Absolute-value programming
G91* Perintah pemrograman incremental
Incremental-value programming
G92 00 Penyetingan sistem koordinat
Coordinate system setting
G94* Gerak makan dengan satuan mm/menit
05 Feed per minute
G95 Gerak makan dengan satuan mm/putaran
Feed per rotation
G96 Kecepatan penyayatan konstan
13 Feed at constant speed
G97* Pembatalan pengendalian kecepatan penyayatan konstan
To cancel constant speed control
G98* Kembali ke titk awal
10 To return fixed cycle to the initial point
G99 Kembali ke titik pengembalian
To return fixed cycle to point

29 | P a g e
Kode M Fungsi atau Deskripsi
M01 Putaran spindel berhenti sementara
M02 Program berakhir (Program END)
M03 Putaran spindel searah jarum jam (Spindle ON CW)
M04 Putaran spindel berlawanan arah jarum jam (Spindle ON CCW)
M05 Putaran spindel mati (Spindle OFF)
M07 Pendingin udara bertekanan hidup (Coolant ON)
M08 Pendingin cair hidup (Coolant ON)
M09 Pendingin mati (Coolant OFF)
M30 Program selesai dan kembali ke awal (Program END)
M98 Awal sub program
M99 Akhir sub program

3. Struktur Program CNC


Satu baris atau satu blok program CNC berisi kode-kode yang terdiri dari satu
atau lebih pengoperasian pemesinan, dan sebuah program CNC terdiri dari beberapa
baris program yang disusun sesuai dengan langkah-langkah proses pemesinan.
Nomor baris digunakan untuk mengidentifikasi setiap baris program dan nama
program digunakan untuk mengidentifikasi suatu program CNC. Format program
merupakan cara menuliskan kode program dan parameternya. Berikut ini format
penulisan program CNC pada mesin frais CNC dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-
H dan sistem kontrol GSK 218 MC- H yang terdiri dari kode G dan lainnya.
a) G00 (Gerak Cepat atau Positioning)
Gerak dengan kode G00 digunakan untuk memposisikan alat potong pada
koordinat tertentu (X, Y atau Z) secara cepat. Gerak G00 biasanya digunakan
untuk mendekatkan tool ke benda kerja sebelum melakukan gerakan penyayatan
atau menjauhkan tool dari benda kerja setelah program penyayatan selesai. Pada
setiap mesin frais CNC mempunyai besar kecepatan gerak (default) G00 yang
berbeda-beda, tergantung dari kapasitas mesin dan sistem kontrolnya. Metode
penulisan kode program G00 yaitu:
G00 X_ _ _ Y _ _ _

30 | P a g e
Gambar 2.3 Fungsi Gerak G00

b) G01 (Gerak Lurus atau Interpolation)


Gerak dengan kode G01 atau interpolasi lurus adalah gerak lurus dengan
kecepatan gerak makan tertentu yang ditulis dengan huruf F. G01 biasanya
digunakan untuk melakukan penyayatan pada benda kerja. Satuan untuk gerak
makan F adalah mm/menit. Metode penulisan kode program G01 yaitu:
G01 X_ _ _ Y _ _ _ F _ _ _

Gambar 2.4 Fungsi Gerak G01

c) G02 (Gerak Interpolasi Melingkar Searah Jarum Jam atau Clock Wise)
Gerak dengan kode G02 adalah gerak penyayatan arah radius atau
interpolasi melingkar searah gerakan jarum jam. Gerak interpolasi melingkar
G02 dilaksanakan oleh sistem kontrol setelah mendapat masukan jarak sumbu X,
jarak sumbu Y, dan besar radius (R) dari gerakan melingkar yang dikerjakan.
Namun ada juga penulisan besar radius yang menggunakan kode I dan J.
Dimana I adalah jarak titik awal permulaan radius sampai titik akhir radius pada
arah sumbu X, sedangkan J adalah jarak titik awal permulaan radius sampai titik
akhir radius pada arah sumbu Y. Metode penulisan kode program G02 yaitu:
G02 X_ _ _ Y _ _ _R_ _ _ F_ _ _ atau G02 X_ _ _ Y _ _ _I_ _ _ J_ _ _ F_ _ _

31 | P a g e
Gambar 2.5 Fungsi Gerak G02

d) G03 (Gerak Interpolasi Melingkar Berlawanan Arah Jarum Jam atau


Counter Clock Wise)
Gerak G03 adalah gerak penyayatan arah radius atau interpolasi melingkar
berlawanan arah gerak jarum jam. Gerak interpolasi melingkar G03 identik
dengan G02, yaitu dilaksanakan setelah mendapat masukan jarak sumbu X, jarak
sumbu Y, dan besar radius (R) dari gerakan melingkar yang dikerjakan. Namun
ada juga penulisan besar radius yang menggunakan kode I dan J. Dimana I
adalah jarak titik awal permulaan radius sampai titik akhir radius pada arah
sumbu X, sedangkan J adalah jarak titik awal permulaan radius sampai titik
akhir radius pada arah sumbu Y. Metode penulisan kode program G03 yaitu:
G03 X_ _ _ Y _ _ _R_ _ _ F_ _ _ atau G03 X_ _ _ Y _ _ _I_ _ _ J_ _ _ F_ _ _

Gambar 2.6 Fungsi Gerak G03

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan busur atau radius pada gerak
interpolasi melingkar G02 dan G03 adalah:
• Arah putaran radius sesuai dengan gerakan melingkar yang dikerjakan untuk
menetapkan penggunaan G02 atau G03.

32 | P a g e
• Titik awal dan akhir dari suatu busur yang merupakan data alamat X, Y, Z,
dan R, baik dihitung dari titik awal radius (inkrimental) maupun dari titik
nol benda kerja (absolut).
• Penetapan besarnya kecepatan pemakanan (F) yang akan digunakan.

e) G04 (Fungsi Dwell atau Diam Sesaat)


Ketika membuat lubang atau pengeboran, setelah mata bor mencapai
kedalaman yang dikehendaki, tatalnya akan terputus, tetapi pada lubang akan
terbentuk lekukan dasar atau ceruk yang kasar. Untuk lubang bor tirus, biasanya
ceruk tersebut tidak menjadi masalah, tetapi pada lubang lurus, ceruk tersebut
tidaklah dikehendaki. Keadaan di atas juga akan terjadi pada pisau frais
berdiameter besar jika pisau tersebut diangkat langsung. Untuk mengatasi hal
tersebut maka digunakanlah kode fungsi G04 atau fungsi dwell.

f) G41/G42/G40 (Kompensasi Radius Alat Potong)


Kode G41 dan G42 merupakan kode kompensasi radius alat potong
dengan nomor alat potong yang diperhitungkan kompensasinya adalah D.
Sedangkan G40 digunakan untuk pembatalan kompensasi radius alat potong.
Kode G41 merupakan kompensasi radius alat potong sebelah kiri dan G42
merupakan kompensasi radius alat potong sebelah kanan. Format penulisan
program kompensasi radius alat potong G41, G42, dan G40, yaitu:
G41 G… X… Y… D…; atau G42 G… X… Y… D…;
G… X… Y... R…;
G40 G… X… Y...;

Gambar 2.7 Fungsi Gerak G41 dan G42

33 | P a g e
• G41 (cutter radius compensation left) adalah pergerakan tool di sebelah kiri
dari kontur benda kerja, dengan jarak antara kontur dengan titik pusat radius
tool sebesar radius tool tersebut.

(a) (b)

Gambar 2.8 (a) Tool Menyayat Tanpa Kompensasi dan (b) Tool Menyayat
dengan Kompensasi Radius Kiri

• G42 (cutter radius compensation right) adalah pergerakan tool di sebelah


kanan dari kontur benda kerja, dengan jarak antara kontur dengan titik pusat
radius tool sebesar radius tool tersebut.

(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Tool Menyayat Tanpa Kompensasi dan (b) Tool Menyayat
dengan Kompensasi Radius Kanan

g) G54, G55, G56, G57, G58, dan G59 (Sistem Koordinat Benda Kerja)
Pengaktifan sistem koordinat benda kerja dimaksudkan untuk memindah
titik nol koordinat mesin ke titik nol koordinat benda kerja. Pemindahan ini
diidentifikasi setelah benda kerja dipasang pada ragum dan harus diisikan pada
parameter titik nol (zero point offset). Pengaktifan sistem koordinat benda kerja
dilakukan dengan menuliskan koordinat benda kerja pada posisi G54, G55, G56,
G57, G58, atau G59. Benda kerja sederhana yang hanya memiliki satu titik nol
sebagai acuan, biasanya menggunakan G54 sebagai sistem koordinat benda

34 | P a g e
kerjanya, sedangkan benda kerja yang bentuknya lebih komplek dan rumit dapat
menggunakan pemindahan titik nol lebih dari satu kali, misalnya G54 dan G55.

h) G82, G83, dan G85 (Siklus Pembuatan Lubang atau Pengeboran)


Siklus pembuatan lubang atau pengeboran terbagi menjadi beberapa macam
siklus, tergantung kondisi bahan benda kerja, kedalaman lubang, dan jenis lubang
yang dibuat. Bahan benda kerja yang lunak atau keras menentukan proses pembuatan
lubang yang berbeda, misalnya jika benda kerja lunak maka gerakan mata bor terus
tanpa berhenti atau gerak kembali dapat diaplikasikan. Kedalaman lubang juga harus
mendapat perhatian, terutama untuk tujuan pemutusan tatal dan memperpanjang umur
mata bor. Bentuk pembuatan lubang terdiri dari dua macam, yaitu pembuatan lubang
baru (drilling) dan memperbesar lubang (boring). Pembuatan lubang yang relatif
besar diameternya (misalnya diameter 16 mm) dimulai dengan pembuatan lubang
awal menggunakan bor senter, kemudian dilanjutkan dengan mata bor diameter
kecil, misalnya 6 mm, 12 mm, dan terakhir 16 mm. Berikut tabel kode
pemrograman pada siklus pembuatan lubang, yaitu:
Tabel 2.2 Kode Pemrograman pada Siklus Pembuatan Lubang

35 | P a g e
(1) G82 (Siklus Pengeboran dengan Tinggal Diam)
Jika dalamnya lubang telah dicapai, penarikan dengan G82 dimulai dengan
segera atau cepat. Pada saat proses tatal terputus, permukaan dasar lubang tidak
bersih dan kasar, tapi untuk mengatasi hal tersebut dirancanglah agar mata bor
diam sesaat dalam posisi Z terprogram untuk tujuan akhir pengeboran.

Gambar 2.10 Fungsi Gerak G82

(2) G83 (Siklus Pengeboran dengan Penarikan)


Pada pengeboran lubang yang terlalu dalam sering terjadi tatal tidak dapat
keluar lubang sebagaimana yang seharusnya. Mata bor harus ditarik, sehingga
dengan bidang penarikan tersebut menyebabkan tatalnya keluar dari dalam
lubang. Untuk itu, pekerjaan ini dapat diprogram dengan blok tunggal, yakni
G01/G00/G01/G00/… dan seterusnya. Pemrograman dengan blok tunggal ini
dapat diefektifkan dengan siklus pengeboran dengan penarikan atau G83.

Gambar 2.11 Fungsi Gerak G83

(3) G85 (Siklus Pereameran atau Peluasan Lubang)


Untuk memperoleh permukaan lubang yang berkualitas tinggi,
digunakanlah reamer atau peluas lubang dengan menggunakan bor spiral,

36 | P a g e
sehingga diperoleh kualitas permukaan lubang yang tinggi. Kode atau siklus
program yang digunakan adalah G85, dimana kode ini merupakan kombinasi
dari dua perintah G01.

Gambar 2.12 Fungsi Gerak G85

i) G90 dan G91 (Pemrograman Koordinat Absolut dan Inkrimental)


Posisi alat potong diperintahkan menggunakan koordinat absolut dari titik
nol benda kerja apabila di awal program CNC ditulis G90, sedangkan jika di
awal program CNC ditulis G91 maka posisi alat potong diperintahkan
menggunakan koordinat inkrimental. Apabila di awal program tidak ditulis G90
atau G91, maka umumnya harga awal (default) koordinatnya adalah G90. Pada
sistem koordinat absolut semua perintah gerakan alat potong menuju koordinat
tertentu dihitung dari koordinat nol (0,0,0), sehingga jika ada perintah gerak
lurus atau melingkar menuju ke X10, Y20, Z30 berarti menuju ke titik koordinat
(10, 20, 30).

Gambar 2.13 Fungsi G90 (Koordinat Absolut) dan G91 (Koordinat Inkrimental)

37 | P a g e
j) G92 (Pergeseran Titik Referensi)
Pada topik di atas telah dibahas penetapan titik nol benda kerja dan posisi
alat potong pun jelas dapat diketahui, yaitu merupakan jarak titik nol benda kerja
ke puncak alat potong atau pisau frais. Melalui fungsi G92, posisi puncak pisau
frais dapat dinyatakan melalui pengamatan posisi pada sumbu X, Y, dan Z.
Setelah titik nol benda kerja ditetapkan, masukan nilai jarak dari titik nol benda
kerja ke puncak alat potong.

G92 X-35. Y15. Z30.

Gambar 2.14 Fungsi Gerak G92


Catatan :

• G92 adalah informasi, bukan perintah untuk jalan.


• G92 berarti pemrograman secara otomatis merupakan program absolut.
• G92 berarti titik nol benda kerja dapat digeser sesuai dengan kebutuhan.

k) M98 dan M99 (Siklus Penyayatan Kantong atau Pocket)


Sering terjadi berbagai bentuk pengefraisan yang sama dibuat pada suatu
benda kerja yang sama pula, misalnya empat kantong yang secara geometri
identik. Untuk mengerjakan kantong tersebut, pisau frais harus diposisikan
kembali ke posisi kerja. Adapun proses pemrograman dan pengefraisan untuk
masing-masing kantong adalah sama. Jadi untuk pemrograman keempat kantong
tersebut hanya diperlukan satu program CNC.

38 | P a g e
Gambar 2.15 Fungsi M98 dan M99

Pengefraisan kantong dapat dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:


(1) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan pertama.
(2) Subprogram dipanggil dan kantong pertama difrais.
(3) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan kedua.
(4) Subprogram dipanggil dan kantong kedua difrais.
(5) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan ketiga.
(6) Sub program dipanggil dan kantong ketiga difrais.
(7) Pisau frais digerakkan ke titik awal pengefraisan keempat.
(8) Sub program dipanggil dan kantong keempat difrais.

4. Contoh Pemrograman Frais CNC

Gambar 2.16 Contoh Pemrograman Frais CNC

39 | P a g e
NO PROGRAM CNC KETERANGAN
T1 M6 Pergantian dan pengaktifan tool nomor satu
G54 Pemindahan titik origin mesin ke origin benda kerja
Program Pembuka

G90 G94 Pemrograman absolut dan feeding dalam mm/menit


Gerakan awalan tool pada posisi X0 dan Y0 dengan G1
G1 X0. Y0. F1000 dan F1000 agar dapat dikendalikan dengan
menggunakan feed overide
M03 S1500 Spindel berputar searah jarum jam sebesar 1500 rpm
Pengaktifan data kompensasi panjang tool nomor satu
G43 H1 Z50. dan tool bergerak pada koordinat Z50 masih pada
perintah G1 dan F1000
X-40. Y0. Gerakan rapid ke posisi 1 pada perintah G1 dan F1000
Z10. Gerakan rapid ke Z10 pada perintah G1 dan F1000
1 G1 Z1. F500 Gerakan menyayat ke Z1 dengan G1 dan F500 dengan
tujuan agar gerakan lebih pelan
G1 Z-0.5 F50 M8 Gerakan turun menyayat dengan kedalaman 0,5 mm
dengan F50 dan pendingin dinyalakan
Karena masih gerakan G1 (sama seperti gerakan
sebelumnya) maka G1 tidak ditulis. Demikian dengan
2 X-40. Y30. F300 sumbu Z karena nilainya tidak berubah maka tidak perlu
ditulis, tetapi ditulis pun tidak berpengaruh. Bergerak
ke koordinat 2 dengan F300
3 G2 X-30. Y40. R10. Gerak menyayat melingkar dengan radius 10 ke
koordinat 3
4 G1 X-20. Bergerak menyayat ke posisi 4, jika F tidak dituliskan
berarti nilainya mengikuti feeding sebelumnya
5 G2 X-10. Y30. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 5
6 G1 Y20. Nilai X tetap menyayat ke posisi 6
7 G2 X-30. Y20. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 7
8 X-20. Y30. R10. Bergerak melingkar dengan radius 10 ke posisi 8
G0 Z50. M09 Tool ditarik pada Z50 dan pendingin berhenti
Program Penutup

M05 Spindel berhenti berputar


G91 G28 Z0. Tool kembali ke titik Z nol mesin
G28 X0. Y0. Tool kembali ke titik X & Y nol mesin
M30 Program selesai

40 | P a g e
5. Uji Coba Pemrograman Frais CNC
a) Pemrograman Grafir (menggunakan G00, G01, G02, dan G03)
Catatan:
• Titik referensi atau titik nol benda kerja berada di tengah-tengah.
• Tool yang digunakan adalah NC drill (H1) atau single libs cutter.
• Kedalaman pemakanan adalah 0,25 mm.
• Putaran spindel dan kecepatan penyayatan disesuaikan dengan parameter
pemotongan pada mesin frais CNC.

Program G3 X60. Y10. R10.


TI M6 G1 X20.
G1 G90 G94 G54 X10. Y20. M3 G3 X10. Y20. R10.
S1200 F500. G0 Z2.
G43 H1 Z50. G1 X20. Y30.
G1 Z2. F500. G1 Z-0.25 F200.
G1 Z-0.25 F200. G1 Y50. F400.
G1 X10. Y60. F400. G1 X30. Y60.
G3 X20. Y70. R10. G1 X50.
G1 X60. G1 X60. Y50.
G3 X70. Y60. R10. G1 Y30.
G1 X70. Y20. G1 X50. Y20.

41 | P a g e
G1 X30. G2 X25. Y40. R15.
G1 X20. Y30. M05
G0 Z2. G91 G28 Z0.
G1 X25. Y40. G28 X0. Y0.
G1 Z-0.25 F200. M30
G2 X55. Y40. R15. F400.

Program G2 X40. Y65. R25.


T1 M6 G1 X40. Y55.
G1 G90 G94 G54 X40. Y70. M3 G3 X40. Y25. R15.
S1500 F1000. G3 X55. Y40. R15.
G43 H1 Z50. G1 X45.
G1 Z5. F500. G3 X35. Y40. R5.
G1 Z-0.25 F100. G3 X45. Y40. R5.
G1 X40. Y10. F250. G1 X30.
G3 Y60. X0. R30. G2 X50. Y40. R10.
G3 X10. Y40. R30. G2 X40. Y30. R10.
G1 X70. G1 X40. Y20.
G1 X65. G3 X40. Y60. R20.
G2 X15. Y40. R25. G3 X20. Y40. R20.
40 | P a g e
M05 G28 X0. Y0.
G28 G91 Z0. M30

b) Pemrograman Kontur Bertingkat (Menggunakan G41, G42, & G40)


Catatan:
• Titik referensi atau titik nol benda kerja berada di tengah-tengah.
• Tool yang digunakan yaitu NC drill (H2) dan endmill diameter 10 mm (H1).
• Kedalaman penyayatan/pemakanan permukaan adalah 2 mm dan 4 mm.
• Putaran spindel dan kecepatan penyayatan disesuaikan dengan parameter
pemotongan pada mesin frais CNC.

Program
T1 M6 G1 X5.
G1 G90 G94 G54 X-10. Y-20. M3 S1500 F500.
G1 X5. Y75. G1 X75.
G43 H1 Z50. G1 Y5.
G1 Z-4. F300. G41 D1 G1 X10. G1 Y70.

41 | P a g e
G1 X70. G43 H2 Z50.
G1 Y10. G1 Z5. F500.
G1 X10. G1 Z-0.25 F100.
G40 G0 Z-2. G1 Y48.5
G1 X10. Y-20. G1 X31.5 Y57.
G41 D1 G1 X48.5
G1 X15. G1 X57. Y48.5
G1 X15. Y65. G1 X57. Y31.5
G1 X65. G1 X48.5 Y23.
G1 Y15. G1 X31.5 Y23.
G1 X20. Y15. G1 X23. Y31.5
G1 Y60. G1 Z5.
G1 X60. X40. Y55.
G1 Y20. Z-0.25 F100.
G1 X20. G1 X40. Y25.
G1 Y50. G2 X40. Y55. R15.
G1 X30. Y60. G2 X40. Y25. R15.
G1 X50. G2 X25. Y40. R15.
G1 X60. Y50. G1 X55. Y40.
G1 Y30. G1 X50.
G1 X50. Y20. G2 X30. Y40. R10.
G1 X30. G2 X40. Y50. R10.
G1 X20. Y30. G1 X40. Y35.
G40 G0 Z50. G3 X40. Y45. R5.
M05 G3 X35. Y40. R5.
G91 G28 Z0. M05
M0 G28 G91 Z0.
T2 M6 G28 X0. Y0.
G1 G90 G94 G54 X23. Y31.5 M3 M30
S15000 F500.

42 | P a g e
c) Pemrograman Kontur Bertingkat dan Pengeboran
(Menggunakan G41, G42, G40, Serta Siklus Bor G81 & G83)
Catatan:

• Titik referensi atau titik nol benda kerja berada di tengah-tengah.


• Tool yang digunakan adalah endmill diameter 10 mm (H1), NC drill (H2),
dan drill diameter 6 mm (H3).
• Kedalaman penyayatan permukaan bertingkat adalah 2 mm dan 4 mm,
sedangkan kedalaman lubang bor 5 mm.#
• Putaran spindel dan kecepatan penyayatan disesuaikan dengan parameter
pemotongan pada mesin frais CNC.

Program G1 Y10.
T1 M6 G1 X10.
G1 G90 G94 G54 X-10. Y-20. M3 G1 Y60.
S1200 F500.
G43 H1 Z50.
G1 Z-4. F500.
G41 D1
G1 X10. Y-20.
G1 Y70.
G1 X70.

43 | P a g e
G1 X20. X20.
Y70. G1 G1 X10. Y20.
X60. G40 G0 Z-2.
G1 X70. G1 X10. Y-10.
Y60. G1 G41 D1
Y20. G1 X20.
G1 X60. G1 X20. Y60.
Y10. G1 G1 X60.

44 | P a g e
G1 Y20. X47. Y27.
G1 X20. X33.
G1 Y50. G80 Z25.
G2 X30. Y60. R10. G91 G28 Z0.
G1 X50. M05
G2 X60. Y50. R10. M0 T3
G1 Y30. M6
G2 X50. Y20. R10. G1 G90 G94 G54 X40. Y40. M3
G1 X30. S800 F500.
G2 X20. Y30. R10. G43 H3 Z50.
G40 G0 X25. G98 G83 Z-5. R2 Q1 F500.
G92 G28 Z0. X25.
M05 X33. Y53.
M0 T2 X47.
M6 X55. Y40.
G1 G90 G94 G54 X40. Y40. M3 X47. Y27.
S800 F500. X33.
G43 H2 Z50. G80 Z25.
G99 G81 Z-1. R10. F500. M05
X25. G28 G91 Z0.
X33. Y53. G28 X0. Y0.
X47. M30
X55. Y40.

d) Pemrograman Kantong atau Pocket (Menggunakan M98 dan M99)


Catatan:
• Titik referensi atau titik nol benda kerja berada di tengah-tengah.
• Tool yang digunakan adalah endmill diameter 10 mm (H1).
• Kedalaman permukaan kantong adalah 3 mm.
• Putaran spindel dan kecepatan penyayatan disesuaikan dengan parameter
pemotongan pada mesin frais CNC.

44 | P a g e
Program
T1 M6 X50. Y50.
G1 G90 G94 G54. X20. Y20. M3 Z0. F100.
S2000 F500. M98 P123 L3
G43 H1 Z50. F1000. G90 G1 Z5.
G1 Z5. F50 G1 X20. Y50.
G1 Z0. F100. G1 Z0. F100.
M98 P123 L3 M98 P123 L3
G90 G1 Z5. G90 G1 Z5.
X50. Y20. M05
Z0. F100. G28 G91 Z0.
M98 P123 L3 G28 X0. Y0.
G90 G1. Z5. M30

Sub Program P123


G91 G1 X0. Y-10.
G1 X10. Y0. Z-1. G1 X5. Y0.
G1 X0. Y10. F500. G1 X0. Y10.
G1 X-10. Y0. G1 X-5. Y-10.
M99

45 | P a g e
c. Tes Formatif 2
a. Soal Latihan (Kognitif)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!
1) Apakah yang dimaksud dengan pemrograman CNC!
2) Jelaskan perbedaan dari jenis pemrograman absolut dan inkrimental!
3) Metode pemrograman mesin frais CNC terbagi menjadi 3 cara, yaitu
pemrograman manual, konversational, dan CAM. Jelaskan secara singkat
pengertian masing-masing metode pemrograman tersebut!
4) Apakah arti dari fungsi gerak kode G00, G01, G02, dan G03!
5) Dalam kode pemrograman siklus pembuatan lubang terdapat fungsi gerak G81,
G82, G83, dan G85. Jelaskan perbedaan masing-masing fungsi gerak tersebut!

b. Tugas (Psikomotorik)
1) Susunlah program CNC dengan menggunakan G00 dan G01 untuk penempatan
puncak alat potong atau pisau frais agar mendekati benda kerja dengan koordinat
(a) absolut dan (b) inkrimental sesuai gambar dibawah:

46 | P a g e
2) Buatlah program mesin frais CNC dari gambar kerja (gambar grafir) berikut
secara manual melalui program tunggal maupun siklus!

3) Sebuah benda kerja dengan jumlah kantong 4, akan dikerjakan pada mesin frais
CNC. Program utama dijalankan dengan metode absolut dan subprogram dengan
metode inkrimental. Titik nol benda kerja berada pada pojok kiri bawah (sesuai
gambar job) dan diameter pisau frais 8 mm. Buatlah program siklus kantong
tersebut dengan menggunakan kode M98 dan M99!

47 | P a g e
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 3

A. Kegiatan Belajar 3 : Menerapkan dan Menggunakan Teknik Pemesinan Frais


CNC (Alokasi waktu : 8 jam pelajaran (8 x @45 menit))
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4 ini, siswa diharapkan dapat menerapkan
dan menggunakan Teknik Pemesinan Frais CNC dalam hal:
a. Pemilihan dan pemasangan peralatan/perlengkapan mesin frais CNC
b. Pemasangan alat pemegang benda kerja
c. Pemasangan dan penyetingan alat potong
d. Membuat, mengoreksi, mengedit atau menghapus program frais CNC
e. Memasukkan, mengirim, dan eksekusi program pada mesin frais CNC

b. Uraian Materi
Metode pemesinan perlu dipilih sesuai dengan bentuk benda kerja yang akan dibuat.
Proses roughing, semi finishing, serta finishing harus dipisahkan dan menggunakan alat
potong yang berbeda. Pemilihan alat potong disesuaikan dengan material benda kerja
yang akan dikerjakan. Material dan bentuk alat potong harus dipertimbangkan agar proses
pemesinan menjadi efektif dan efisien. Kondisi pemesinan meliputi kedalaman
pemotongan, gerak makan, dan kecepatan potong yang diperoleh melalui perhitungan
maupun dari tabel parameter pemesinan. Kondisi pemotongan berbeda untuk beberapa
macam gerakan alat potong, misalnya gerakan alat potong untuk pemesinan frais CNC
meliputi pengefraisan permukaan (facing), pemotongan samping atau kontur (side
cutting), pembuatan lubang (hole machining), pembuatan kantong (pocket), dan lainnya.
Pertimbangan antara kondisi pemotongan dan jalannya alat potong harus selalu
diperhatikan agar proses pemesinan menghasilkan benda kerja yang sesuai dengan
spesifikasi gambar kerja.
a. Pemilihan dan Pemasangan Peralatan/Perlengkapan Mesin Frais CNC
Peralatan/perlengkapan bantu mesin frais CNC berupa pencekam benda kerja
dan pemegang alat potong yang harus dipilih dan dipasang dengan benar sebelum
mesin dioperasikan. Pencekam benda kerja berfungsi untuk menjepit atau
meletakkan benda kerja pada meja mesin frais CNC, sedangkan pemegang alat potong
berfungsi untuk memegang alat potong yang diletakkan pada sumbu utama
48 | P a g e
atau spindel mesin frais CNC. Pemasangan benda kerja dan alat potong yang tepat
akan mempermudah proses seting pada mesin frais CNC.
1) Pemasangan Ragum/Pencekam
Ragum dipasang pada meja mesin frais CNC menggunakan dua buah baut
yang disisipkan di T-slot yang ada pada meja mesin.

Gambar 4.1 Ragum/Pencekam Benda Kerja pada Mesin Frais CNC

2) Pemasangan Alat Potong


Alat potong yang biasa digunakan untuk proses frais CNC adalah endmill
cutter, baik terbuat dari HSS maupun karbida. Alat potong ini pada waktu
dipasang pada mesin memerlukan dua buah pemegang yaitu arbor dan kolet.
Selanjutnya kolet yang sudah dipasang endmill kemudian dipasang pada arbor.
Pada ujung arbor dipasang pull stud yang berfungsi sebagai pengait pada tempat
alat potong di mesin frais CNC. Rangkaian alat potong tersebut kemudian
dipasang pada lubang arbor spindel utama mesin frais CNC dengan cara
menekan tombol ganti alat potong, kemudian memasukkan arbor ke dalam lubang
spindel. Untuk kelengkapan pemegang alat potong ditunjukkan pada gambar 4.2
berikut ini.

Kolet

Kunci Arbor
arbor

Pull stud

Gambar 4.2 Kelengkapan Pemegang atau Penjepit Alat Potong

49 | P a g e
3) Penyetingan Alat Potong
Dalam operasi pengefraisan pada umumnya didasarkan atas ukuran yang
ditunjukkan pada sisi luar benda kerja. Agar ukuran-ukuran hasil pemesinan
tepat, maka ditetapkan suatu titik awal pengerjaan yang disebut dengan titik nol
benda kerja. Dengan ditentukannya titik nol benda kerja, maka kedudukan pisau
frais terhadap benda kerja dapat diketahui. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan kedudukan pisau frais terhadap benda kerja, antara
lain: (1) dengan menggoreskan ujung atau sisi pisau ke permukaan/sisi benda
kerja; (2) dengan menggunakan dial indikator; dan (3) dengan menggunakan alat
seting khusus yang disebut centrofix. Dalam pembahasan ini akan dibahas cara
menentukan titik nol benda kerja menggunakan metode penggoresan
(scratching), seperti yang diilustrasikan pada penjelasan berikut:
a) Seting pisau terhadap benda kerja pada sumbu X
• Periksa diameter pisau yang akan digunakan, kemudian tentukan besar
dan arah putaran spindel utama.
• Pasang benda kerja pada ragum dan jepit dengan kuat.
• Putar spindel utama dan yakinkan putaran sudah senter.
• Turunkan pisau frais dengan menggerakkan sumbu Z dan atur kedalaman
yang diperlukan di sebelah sisi luar benda kerja.
• Sentuhkan pisau ke arah sumbu +X pada sisi luar benda kerja dengan
gerakan pelan ke arah benda kerja sampai menyentuh benda kerja.

Pisau Frais

Gambar 4.3 Seting Pisau Frais pada Sumbu X

50 | P a g e
b) Seting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Y
• Pisau frais masih tetap pada posisi di atas, bebaskan pisau dari benda
kerja dan geser ke arah sumbu –Y, kemudian gerakkan pisau ke kanan
yaitu ke arah sumbu +X.
• Sentuhkan pisau ke arah sumbu +Y pada sisi luar benda kerja dengan
menggerakkan pelan-pelan ke arah benda kerja.

Pisau Frais

Gambar 4.4 Seting Pisau Frais pada Sumbu Y

c) Seting pisau terhadap benda kerja pada sumbu Z


• Pisau frais masih tetap pada posisi di atas, bebaskan pisau dari benda
kerja dan gerakkan naik ke arah sumbu +Z.
• Gerakkan pisau ke arah sumbu +Y, sehingga pisau berada di atas
permukaan benda kerja.
• Turunkan pisau perlahan-lahan ke arah permukaan benda kerja atau geser
pisau ke arah sumbu –Z sampai pisau menyentuh benda kerja.

Pisau Frais

Gambar 4.5 Seting Pisau Frais pada Sumbu Z

51 | P a g e
b. Pemindahan Sistem Koordinat (Position Shift Offset) Mesin Frais CNC
Pengoperasian mesin frais CNC pada dasarnya terdiri dari kegiatan melakukan
seting, mengedit program CNC, dan menjalankan program CNC. Seting untuk mesin
frais CNC dilakukan dengan cara mengisi data alat potong, menggeser titik nol (zero
point offset), dan mengisi data setingan. Pada mesin frais CNC pemindahan sistem
koordinat mesin ke sistem koordinat benda kerja dilakukan pada 3 sumbu, yaitu
sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Hasil langkah-langkah pemindahan sistem
koordinat adalah harga koordinat sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z untuk pergeseran
G54 (kode perintah untuk memindah titik nol).

Gambar 4.6 Pemindahan Sistem Koordinat Mesin ke Benda Kerja

c. Pengoperasian Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol GSK 983 Ma-H dan
sistem kontrol GSK 218 MC- H
Pengoperasian mesin frais CNC meliputi langkah menghidupkan mesin,
memilih mode pengoperasian, melakukan pergeseran titik nol, serta membuat dan
mengubah/mengedit program CNC. Berikut prosedur pengoperasian mesin frais CNC
sesuai dengan petunjuk pengoperasian mesin dari produsen mesin.
1) Panel Kontrol Mesin Frais CNC
Panel kontrol mesin frais CNC adalah bagian pusat kontrol mesin sebagai
interaksi antara operator dan mesin frais CNC. Panel kontrol memungkinkan
operator dapat melihat posisi alat potong yang ditunjukkan oleh sumbu X, Y,
dan Z. Selain itu, panel kontrol memungkinkan operator mengedit program CNC,
menggerakkan alat potong secara manual, memutar spindel, menjalankan
program CNC secara otomatis, dan mengendalikan semua fungsi mesin.
a) Papan Ketik Mesin Frais CNC (CNC Keyboard)
Papan ketik CNC (CNC keyboard) terdiri dari huruf, angka, simbol,

52 | P a g e
kursor, dan mode pengeditan yang berfungsi untuk pengendalian mesin

53 | P a g e
CNC seperti pengisian data, pengisian parameter, penulisan program CNC,
pemanggilan program CNC, dan pemindahan area operasi.

Gambar 4.7 Papan Ketik Mesin Frais CNC

b) Panel Kontrol Mesin Frais CNC (Machine Control Panel)


Panel kontrol mesin berfungsi sebagai pusat pengendalian mesin frais
CNC pada mode operasi Reference (REF), Manual (JOG) atau Handwheel
(HND), MDI, Edit, Automatic (AUTO), maupun menjalankan program
CNC. Pengoperasian mesin frais CNC secara manual meliputi gerakan meja
pada arah sumbu X, sumbu Y dan gerakan alat potong pada sumbu Z,
menghidupkan atau mematikan cairan pendingin, mengatur putaran spindel,
mengatur gerak makan, serta menjalankan dan menghentikan program CNC.

Gambar 4.8 Panel Kontrol Mesin Frais CNC

c) Layar Mesin Frais CNC


Layar pada panel kontrol mesin frais CNC memberikan informasi
tentang area operasi mesin, mode operasi, nama program, status gerak
makan, putaran spindel, alat potong, koordinat sumbu mesin (X, Y, Z), dan
posisi softkey.
54 | P a g e
Gambar 4.9 Layar Mesin Frais CNC

2) Menghidupkan Mesin Frais CNC


Proses menghidupkan mesin frais CNC harus dilaksanakan dengan urutan
yang benar sesuai prosedur. Langkah-langkah menghidupkan mesin frais CNC
dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-H dan sistem kontrol GSK 218 MC- H di
antaranya:
a) Pastikan arus listrik telah masuk ke mesin frais CNC.
b) Pastikan atau periksa bahwa cairan pendingin telah terisi.
c) Pastikan atau periksa bahwa pelumas mesin telah terisi.
d) Putar saklar utama di belakang mesin CNC pada posisi ON.
e) Tekan tombol ON yang ada pada bagian panel kontrol.
f) Tunggu beberapa saat sampai sistem komputer selesai melakukan booting.
g) Bebaskan tombol Emergency.
h) Putar kunci program ke arah O (proses edit tidak terkunci).
i) Atur pilihan mode pengoperasian pada Reference Zero Point (REF).
j) Atur kecepatan gerak sumbu sesuai kebutuhan (sekitar 50%).
k) Tekan tombol gerak +Z, kemudian tunggu sampai posisi alat potong di home
position (sumbu Z = 0).
l) Tekan tombol gerak +X, kemudian tunggu sampai posisi alat potong di home
position (sumbu X = 0).
m) Tekan tombol gerak +Y, kemudian tunggu sampai posisi alat potong di home
position (sumbu Y = 0).
n) Setelah itu, mesin frais CNC dihidupkan sesuai dengan prosedur
pengoperasian yang akan digunakan, seperti mode manual (JOG), model
input data manual (MDI), mode EDIT mode otomatis (AUTO), mode
55 | P a g e
referensi (REF), mode RMT, dan lainnya.

56 | P a g e
3) Memasukkan Program ke dalam Mesin Frais CNC
Proses memasukkan program CNC ke mesin frais CNC dapat dilakukan
dengan beberapa alat, seperti kabel RS232, USB/flashdisk, memory card, dan
LAN card. Sebelum masuk ke dalam pengoperasian mesin frais CNC, harus
dipahami dahulu tombol-tombol yang terdapat pada kontrol mesin. Pada mesin
frais CNC dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-H dan sistem kontrol GSK 218
MC- H fungsi dari tombol-tombolnya dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Fungsi Tombol-Tombol Mesin Frais CNC
NO TOMBOL FUNGSI

Switch ini saat diaktifkan maka bisa mengedit,


1
menghapus, dan memasukkan program

PROGRAM LOCK
2 POWER ON Untuk menghidupkan kontrol CNC
3 POWER OFF Untuk mematikan kontrol CNC

Untuk mengatur skala kecepatan pemakanan


4
yang sudah terprogram
FEED OVERRIDE

Untuk mengatur skala putaran spindel yang


5
sudah terprogram
SPINDEL OVERRIDE

Untuk menghentikan operasi mesin secara


6
mendadak bila terjadi kesalahan

EMERGENCY STOP
Untuk menggerakkan persumbuan dengan
7 MPG
MPG

8 Mode AUTO untuk mengeksekusi program

57 | P a g e
Mode EDIT, untuk memasukkan program baik
9 dari komputer maupun manual, dan juga
mengedit program
Manual Data Input (MDI), untuk menuliskan
10 program per blok dan mengeksekusinya tiap
blok yang ditulis
Untuk mengoperasikan atau menggerakkan
11 persumbuan secara manual dengan menekan
sumbu secara langsung
Untuk mengaktifkan MPG agar bisa
12
dioperasikan

13 Untuk reference point atau machine zero mesin

Untuk menyimpan dan mengeksekusi program


14 yang ukurannya besar melalui perangkat lain,
misalnya komputer atau USB

15 Alarm NC dan alarm mesin

Untuk menggerakkan persumbuan secara


16
manual pada mode JOG

Untuk mengaktifkan RAPIDE atau gerakan


17
cepat pada persumbuan
Untuk mengeksekusi program, pada mode
18
RUNNING
FIELD HOLD untuk memerintahkan program
19 berhenti tanpa mengakhiri program dan
program bisa dilanjutkan lagi

Skala percepatan JOG INC, untuk mengatur


20
percepatan pada saat JOG INC diaktifkan

58 | P a g e
SINGLE Menjalankan program tiap blok
21 SKIP Melewati blok
OPTIONAL STOP Berhenti sementara

DRY Menjalankan program gerakan cepat


MACHINE LOCK Tombol menonaktifkan
22 gerakan persumbuan
MST LOCK Tombol menon-aktifkan MST
(putaran spindel dan tool)
CW Spindel berputar searah jarum jam
STOP Spindel berhenti berputar
23
CCW Spindel berputar berlawanan
jarum jam

ON Pendingin keluar
24 STOP Pendingin berhenti
AUTO Pendingin terprogram

Tombol indikator machine zero pada


25
persumbuan X, Y, Z

PROGRAM RUN Program berjalan


26
PROGRAM STOP Program berhenti

Untuk mengembalikan gerakan persumbuan


27 pada saat OVER TRAVEL atau melewati batas
area kerja mesin

Secara garis besar apapun jenis mesin CNC dan apapun jenis kontrolnya,
mempunyai tahapan-tahapan pengoperasiannya yang relatif sama, yaitu:
a) Turn On
b) Reference Point/Machine Zero
c) Zerro Offset Setting
d) Tool Setting /Cutter
e) Memasukan program G code atau program CNC

59 | P a g e
f) Mensimulasikan program G code atau program CNC
g) Mengeksekusi program CNC

4) Menghidupkan dan Mematikan Mesin Frais CNC

Putar Handle Power ON/OFF mesin yang terletak


1
dibelakang mesin ke arah posisi power ON

2 Putar Key Selector Switch pada posisi ON

3 Tekan Power ON

Unlock/Release tombol Emergency Stop yang ada


4
pada operator panel

5) Mematikan Mesin

1 Tekan power OFF

2 Lock tombol Emergency Stop

3 Putar Key Selector Switch pada posisi OFF

Putar Handle Power ON/OFF mesin yang terletak


4
di belakang mesin, ke arah posisi power OFF

60 | P a g e
6) Reference Point atau Machine Zero
Agar mesin tidak over travel atau melewati batas area kerja mesin yang
mengakibatkan adanya alarm over travel, posisikan dahulu spindel ditengah area
kerja mesin dan dekat dengan stock/work table.
Tekan tombol Machine Zero, kemudian tekan tombol
1
sumbu Z + Z+
Karena mode Machine Zero sudah aktif langsung saja
2 X+
tekan tombol X +
Karena mode Machine Zero masih aktif langsung saja
3 Y+
tekan tombol Y +
Tunggu sampai pergerakan Machine Zero berhenti atau sampai koordinat
4 pada monitor berhenti atau koordinat Machine Coordinate menjadi
X0, Y0, Z0

7) Seting Titik Nol Benda Kerja dengan MPG


Untuk melakukan seting titik nol benda kerja (setting zero offset), harus bisa
menggunakan MPG terlebih dahulu, karena pada saat seting tool komponen yang
umum dan mudah digunakan adalah MPG.

1 Aktifkan Handy Pulser dengan menekan mode MPG

Arahkan knop pada sumbu X, Y, atau Z (tergantung


2
sumbu mana yang akan di seting terlebih dahulu)

Atur kecepatan pergerakan pada X10, jadi setiap strip


3
akan menggerakkan 0,01 mm

Putar ke arah nilai negatif atau ke kiri, jadi tool


4 bergerak mendekati operator yang sedang
mengoperasikan mesin

61 | P a g e
Untuk mengakhiri penggunaan Handy Pulser arahkan
5
knop pada posisi OFF

62 | P a g e
8) Langkah-Langkah Seting Titik Nol Benda Kerja

Misalkan titik nol yang akan dicari


adalah pada rahang tetap ragum. Titik
1 koordinat X0, Y0, dan Z0 yang akan
diseting

Pastikan centrofix sudah terpasang pada


arbor, kemudian pasang pada mesin.
2 Pada saat memasang arbor pada mesin
pastikan dalam mode MANUAL/JOG
Masuk menu MDI COMMAND
M3 INPUT
sampai pada tampilan CURRENT
S500 INPUT
3 MDI kemudian ketik M3 S500
CYCLE START
INPUT CYCLE START

Kemudian tekan MPG


4 untuk mengaktifkan HANDY
PULSER/MPG

Sentuhkan centrofix pada ragum, seperti


pada gambar sampai centrofix dalam
keadaan tenang, kemudian tambahkan
sedikit agar bergoyang dan pertahankan

5 posisi penyentuhan

Tekan mode POSITION, masuk pada


6 koordinat RELATIF

63 | P a g e
Penyentuhan terhadap sumbu X dengan
tekan huruf X kemudian SHIFT, X SHIFT
7
sehingga nilai koordinat sumbu X nol
Kemudian angkat/bebaskan centrofix
untuk seting sumbu Y, jika dalam
keadaan tidak bergoyang, sentuh
8
kembali ujung centrofix agar kembali
bergoyang
Sentuhkan centrofix pada arah
persumbuan Y, seperti diperlihatkan
pada gambar dengan cara yang sama
seperti penyentuhan pada sumbu X
9

Masih pada koordinat relatif, tekan


huruf Y, kemudian SHIFT, sehingga Y SHIFT
10
nilai koordinat sumbu Y menjadi nol

Koordinat relatif sumbu X, sumbu Y,


11 dan sumbu Z sudah menjadi nol

Karena centrofix yang digunakan


berdiameter 10 mm, agar titik nol benda
kerja tepat di ujung ragum, maka sumbu
X dan Y digeser setengah dari diameter
12
centrofix ke arah sumbu X positif (5
mm) dan Y positif (5 mm). Untuk itu
ikuti langkah-langkah berikut.

64 | P a g e
Pastikan centrofix sudah dinaikkan dari
atas permukaan ragum, kemudian
13 masih pada menu MPG posisikan
koordinat tool pada X +5 dan Y +5

Langkah berikutnya menempatkan


titik koordinat tepat di ujung ragum
pada penempatan work zero point yaitu
EDIT OFFSET WORK
14 G54, G55, G56, G57, G58 atau G59.
Langkah-langkahnya adalah tekan EDIT
OFFSET WORK

Arahkan kursor pada G54,


15 misalkan akan diseting pada posisi
G54

Kemudian ketik X0 MEASURE,


sehingga koordinat X0 mesin sudah X0 MEASURE
16
tercatat pada sumbu X G54
Kemudian ketik Y0 MEASURE,
sehingga koordinat Y mesin sudah Y0 MEASURE
17
tercatat pada sumbu Y G54

9) Seting Alat Potong

Pastikan mesin sudah di reference


point/home machine dan tool yang
akan diseting sudah dipasang,
1 misalkan yang diseting tool nomor
satu. Putar spindel mesin untuk
pertama kali harus menggunakan
mode MDI, dengan: Tekan mode MDI
COMMAND
65 | P a g e
66 | P a g e
c. Tes Formatif
a. Soal Latihan (Kognitif)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!
1) Perlengkapan/peralatan apa saja yang diperlukan dalam pengoperasian mesin
frais CNC? Bagaimana cara menggunakan perlengkapan tersebut?
2) Jelaskan prosedur penyetingan titik awal puncak alat potong (pisau frais)
terhadap titik nol benda kerja!
3) Jelaskan bagaimana cara membuat dan mengedit program CNC pada mesin frais
CNC dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-H atau sistem kontrol GSK 218 MC- H!
4) Sebutkan dan jelaskan cara yang dapat digunakan untuk mengirim/transfer
program CNC pada mesin frais CNC!
5) Bagaimanakah langkah-langkah dalam melakukan eksekusi program CNC pada
mesin frais CNC dengan sistem kontrol GSK 983 Ma-H atau sistem kontrol GSK
218 MC- H!

b. Tugas (Psikomotorik)

Kerjakan benda kerja tersebut di atas sesuai dengan bentuk gambar dengan
mengikuti perintah atau langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1) Hidupkan mesin frais CNC kemudian posisikan sumbu pada titik nol mesin!
2) Pasang dan seting ragum untuk menjepit benda kerja di meja mesin frais CNC!
3) Pasang dan seting alat potong yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja!
4) Buatlah program CNC untuk benda kerja tersebut sesuai dengan bentuk gambar,
kemudian kirim atau masukkan program tersebut pada mesin untuk di eksekusi!
5) Lakukan proses pengerjaan benda kerja sesuai dengan prosedur pengoperasian
mesin frais CNC untuk mendapatkan ukuran sesuai.

67 | P a g e
LATIHAN

Catatan :

• Buatlah program CNC untuk job atau gambar kerja berikut, kemudian kerjakan
dengan menggunakan mesin frais CNC.
• Parameter pemotongan pemesinan frais CNC ditentukan sesuai dengan gambar job.
• Prosedur dan kriteria penilaian yang digunakan sama dengan prosedur dan kriteria
penilaian yang ada pada kegiatan evaluasi.

Gambar Job Pemrograman CNC

Job 1

68 | P a g e
Job 2

69 | P a g e
Job 3

Job 4

70 | P a g e
Job 5

Job 6

71 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai