Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Hortikultura dan
Teknologi Prngolahan Sergumbi yang Diampu oleh Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P.
Kelompok 9:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, Proposal AGROMEDA PEMBUATAN CENDOL
GANYONG DAN LOTION LABU KUNING ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam senantiasa kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan kaum muslimin, semoga kita senantiasa tetap istiqomah dalam
menjalankan ajaran-ajarannya.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Pengolahan Hortikulturan serta Teknologi Pengolahan Serealia, Legum, dan
Umbi. Dalam penyelesaian proposal ini kami banyak menerima bantuan dan
dukungan dari banyak pihak, baik yang berupa moril maupun dukungan materil.
Kami menyadari selama penyusunan proposal ini banyak pihak yang telah
membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih banyak kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan materil.
2. Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P. selaku dosen mata kuliah Teknologi
Pengolahan Hortikulturan serta Teknologi Pengolahan Serealia, Legum,
dan Umbi yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun proposal ini.
Tidak lupa, kami pun berterimakasih kepada pihak Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil, khususnya bagi Ketua Prodi, Laboran dan Asisten Laboran,
karena atas kerja sama yang baiklah kami dapat mengerjakan proposal ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
proposal berikutnya. Semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat
dijadikan sebagai sumbangan pikiran.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAG) merupakan
salah satu Program Studi yang berada di Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan (FPTK), Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satu mata kuliah yang
harus ditempuh oleh mahasiswa PTAG adalah Teknologi Pengolahan Hasil
Hortikultura, Serealia, dan umbi-umbian. Pada akhir pembelajaran mata kuliah
ini, mahasiswa diharuskan menyajikan suatu produk pangan hortikultura beserta
serealia dan umbi-umbian yang telah dilakukan inovasi sehingga suatu bahan
tersebut tidak hanya memiliki diversifikasi pangan saja, tetapi juga bernilai gizi
tinggi. Produk pangan tersebut disajikan dan dipamerkan disuatu rangkaian acara
bernama AGROMEDA (Agroindustry Maintains Earth Domestic of Agriculture).
Acara ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali, yang dimana bertujuan sebagai
eksistensi Prodi PTAG dengan cara memperkenalkan kepada masyarakat berbagai
macam inovasi bahan pangan serta sebagai salah satu alat ukur kualitas produk
pangan yang telah dibuat.
Bahan pangan yang akan dijadikan inovasi yaitu Labu kuning sebagai
produk Hortikultura dan Umbi Ganyong sebagai produk Sergumbi. Kedua bahan
pangan tersebut merupakan bahan pangan yang masih jarang dalam inovasi
pengolahannya. Labu kuning tergolong bahan pangan minor, sehingga data
statistik nasional belum tersedia. Namun, di beberapa sentra produksi, baik di
Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan, komoditas ini
telah ditanam pada luasan tidak kurang dari 300 hektar. Labu kuning atau dikenal
sebagai waluh merupakan salah satu komoditas pertanian yang saat ini mulai
mendapatkan perhatian karena potensi gizinya yang tinggi. Labu kuning
merupakan bahan pangan yang kaya karotenoid, yang mempunyai fungsi sebagai
antioksidan.
Disamping itu, labu kuning juga banyak mengandung vitamin A, vitamin
C, vitamin E, mineral seperti fosfor dan besi, serta karbohidrat dan lemak.
Vitamin A, vitamin C dan vitamin E sangat baik untuk kulit yaitu membuat kulit
menjadi lebih bersinar. Tidak hanya itu kandungan betakaroten yaitu sumber
1
antioksidan dalam labu kuning mampu mencegah penuaan dini dan kanker. Maka
dari itu, setelah mengetahui vitamin yang terkandung dalam buah labu kuning
sangat baik untuk kesehatan kulit, kami pun tertarik untuk memformulasikan labu
kuning dalam bentuk sediaan Lotion Labu Kuning yang disebut dengan
LOLAKU
Kemudian, bahan pangan produk Sergumbi yang dipilih yaitu Umbi
Ganyong. Ganyong termasuk dalam umbi-umbian yang memiliki kandungan pati
yang tinggi. Penggunaan umbi ganyong sebagai bahan pangan masih terbatas.
Cara pengolahan yang biasa dilakukan untuk umbi ganyong adalah perebusan
sehingga variasi pengolahan lanjutan dari ganyong menjadi terbatas.
Cendol terbuat dari tepung beras serta tepung terigu yang biasanya
berwarna hijau dan putih berbentuk lonjong. Rasanya yang enak dan segar
membuat cendol menjadi minuman yang banyak disukai oleh berbagai kalangan
masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan substitusi pati
Ganyong ini, diharapkan selain mempunyai rasa yang khas, juga mempunyai nilai
gizi yang tinggi agar menyehatkan masyarakat yang mengkonsumsinya.
Berdasarkan uraian diatas, produk pangan hortikultura yang akan dibuat dalam
AGROMEDA adalah Brrrr Es Cendol Ganyong BENCONG yang bernilai gizi
tinggi, mudah dikonsumsi dan banyak disukai oleh masyarakat.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cara pembuatan lotion dengan penambahan
esktrak labu kuning, dan memahami faktor yang mempengaruhi dalam
pembuatan Lotion.
2. Mengetahui dan memahami cara pembuatan Es Cendol dengan
menggunakan substitusi pati ganyong, dan memahami faktor yang
mempengaruhi dalam pembuatan Es Cendol.
3. Mengetahui peran & fungsi komponen dalam pembuatan lotion labu
kuning dan cendol ganyong terhadap karakteristik dan sifat sensori lotion
labu kuning dan cendol ganyong.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Labu Kuning
Klasifikasi Tanaman Labu Kuning
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliosida
Super Ordo : Rosanae
Ordo : Cucurbitales
Famili/Suku : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita L
Spesies/Jenis : Cucurbita Moschata Duchesne
3
Tabel 1. Kandungan Gizi Labu Kuning
Komponen Kadar
Kalori (Kal) 29
Protein (g) 1,1
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat (g) 6,6
Kalsium (mg) 45
Fosfor (mg) 64
Besi (mg) 1,4
Vitamin A (SI) 180
Vitamin B1 (mg) 0,08
Vitamin C (mg) 52
Air (g) 91,2
Bagian dapat dimakan (%) 77
Sumber: Departemen Kesehatan RI (1996)
2.1.2 Karakteristik Tanaman Labu Kuning
1. Akar Labu Kuning
Perkecambahan biji labu menghasilkan akar pertama dan tunas,
kemudian akan disusul dengan tumbuhnya akar-akar rambut yang semakin
banyak dari waktu ke waktu. Radius yang bisa dicapai oleh akar labu bisa
mencapai 30-40 cm.
2. Batang Labu Kuning
Labu adalah tanaman semusim yang tumbuh meambat/ menjalar
dengan kait di bagian batangnya dan jarang berkayu. Kait pada batang
tanaman labu berbentuk melingkar seperti spiral. Batang tanaman ini
berwarna hijau muda dan mempunyai bulu-bulu halus serta berakar lekat.
Panjang batang bisa mencapai lebih dari 5 meter.
3. Daun Labu Kuning
Daun-daunnya besar, berlekuk dangkal kadang berbecak putih.
Ukuran daun 20 x 30, tangkai daun panjangnya 12-30 cm. Daun tanaman
labu merupakan daun tunggal yang memiliki pertulangan daun majemuk
menjari. Daunnya menyebar di sepanjang batang. Bentuk daun labu
kuning ini menyerupai jantung dan bertangkai. Warna daun labu adalah
4
hijau, seperti daun tanaman pada umumnya, dan permukaan daunnya
kasar.
4. Bunga Labu Kuning
Bunga tanaman labu kuning ini berwarna kuning dan berbentuk
menyerupai lonceng. Di dalam satu rumpun bunga terdapat bunga jantan
dan bunga betina (uniseksual). Bunga jantan mempunyai tangkai yang
tipis tapi panjang. Saat umur tanaman mencapai 1,5 bulan, bunga jantan
akan muncul untuk pertama kalinya, lalu disusul dengan bunga betina.
Penyerbukan tanaman labu terjadi dengan bantuan angin dan serangga.
5. Buah Labu Kuning
Buah labu kuning berbentuk bermacam-macam, ada yang
berbentuk pipih, lonjong atau memanjang dengan alur yang berjumlah
sekitar 15 hingga 30 alur. Buah labu yang masih muda berwarna hijau dan
berubah menjadi kuning kecoklatan ketika tua. Ukuran pertumbuhan buah
ini cepat sekali, mencapai 350 gram perhari.
Buahnya beragam, tidak berkulit keras, warnanya hijau pudar,
daging buahnya kuning, bertekstur halus dengan serat-serat gelatin, bijinya
berlemak, coklat gelap, asimetris. Buah labu kuning berwarna kuning
jingga atau orange dikarenakan banyak mengandung beta karoten yang
berguna sebagai zat antioksidan dan pro vitamin A. Daging buahnya jika
dibelahkan akan terlihat penampang yang berbentuk bintang. Daging buah
labu kuning rasanya manis sedikit masam dengan tekstur yang renyah
6. Biji Labu Kuning
Tanaman labu kuning umumnya memiliki banyak biji. Biji-biji
labu ini berbentuk pipih, bundar telur (oval), sampai bundar memanjang.
Bagian ujung biji labu membulat, sedangkan pada bagian pangkal
meruncing. Permukaan bijinya licin dan buram. Letak biji ini terdapat
bagian tengah-tengah buah.
Untuk budidaya tanaman labu kuning, pada umumnya ditanam
pada musim kemarau setelah padi sawah pada lahan tegalan. Biasa
ditanam pada akhir musim penghujan. Pengolahan tanah dilakukan untuk
membuat bedengan, guludan, atau gundukan tanah. Jarak tanam beragam
5
sekitar 100-150 cm, tiap liang tanam diisi 2-3 biji yang kemudian
dijarangkan.
Pupuk NPK dapat diberikan untuk memperbaiki pertumbuhan dan
menaikan hasil buah. Dosisnya berkisar 600-800 kg/ha (pupuk NPK
5:10:10). Pupuk kandang dapat diberikan pada saat pengolahan tanah,
yakni dicampur dengan tanah atau ditempatkan di liang tanah. Jumlah
pupuk yang diberikan sangat beragam.
2.1.3 Pemanfaatan Labu Kuning
Pada pemanfaatan labu kuning banyak orang yang mengolah menjadi
makanan dan minuman segar contohnya seperti pada kolak, manisan, agar-agar
bahkan ada yang membuat yoghurt dari labu kuning ini. Labu kuning
mengandung karotenoid (beta karoten), Vitamin A dan C, mineral, lemak serta
karbohidrat. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk
dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa,
sementara bijinya menjadi obat cacing pita. Daging buahnya pun mengandung
antioksidan sebagai penangkal kanker. Labu kuning juga dapat digunakan untuk
penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam dan diare (Anonim, 2010).
Pada buah labu kuning terdapat kandungan kimia seperti saponin,
flavanoid dan tanin. Kandungan kimia pada labu kuning inilah yang akan
berfungsi untuk mengurangi kadar gula dalam darah,menjadi sumber anti-
bakteri dan anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan
vitalitas, mengurangi terjadinya penggumpalan darah. Selain itu juga dapat
meningkatkan aktifitas vitamin C sebagai antioksidan mencegah oksidasi LDL
kolesterol yang dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh arteri (proses
awal terjadinya atherosklerosis) dan menghambat penggumpalan keping-keping
darah sehingga baik untuk orang yang sudah mulai penempelan kolesterol pada
dinding pembuluh darah atau orang pasca serangan/stroke, serta dapat
digunakan sebagai pengikat protein dan pelindung protein dari degradasi
mikroba rumen.
2.2. Ganyong
Klasifikasi Tanaman Ganyong
Kingdom : Plantae
6
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliophyta
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Zingiberales
Famili/Suku : Cannaceae
Genus : Canna L
Spesies/Jenis : Canna Indica L
7
Tanaman Ganyong merupakan tanaman herbal yang berbentuk
seperti rumpun. Semua bagian vegetatifnya mulai dari batang dan daun
terdapat lapisan lilin. Selama tanaman ganyong ini tumbuh, tanaman ini
tetap berwarna hijau.
Batang dari tanaman ini memiliki ketinggian 0,9 hingga 1,8 meter.
Panjang dari batang ganyong ini diukur dari ujung tanaman hingga
rhizome yaitu bagian umbi dari tanaman ganyong. Batang ganyong yang
tersapat di tanah sebenarnya merupakan batang yang semu yang terdiri
dari sekumpulan pelepah daun.
2. Daun Tanaman Ganyong
Daun pada tanaman ganyong memiliki daun yang berbentuk elips
memanjang dan lebar. Ujung daun dan pangkal daun sedikit meruncing.
Dan memiliki panjang berkisar antara 15 hingga 60 cm dengan lebar 7
hingga 20 cm. Pada bagian tengah daun tanaman ganyong, terdapat tulang
daun dengan ukuran yang tebal.
Daun dari tanaman ini memiliki warna yang berbeda-beda, yaitu
hijau muda hingga hijau tua dan terkadang bergaris ungu atau semua
bagian berwarna ungu. Begitu pula dengan bagian pelepah daunnya, ada
yang berwarna ungu dan hijau.
3. Bunga Tanaman Ganyong
Warna bunga dari tanaman ganyong yaitu jingga dengan bagian
pangkal berwarna kekuningan. Tanaman ganyong ini memiliki bunga yang
terdiri dari 3 helai kelopak.
Bunga yang dimiliki oleh tanaman ganyong ini menyerupai bunga
tasbih, perbedaanya terletak hanya pada ukurannya saja. Perbungaan
tanaman ganyong terletak pada bagian ujung ranting, tandan, dan
umumnya sederhana namun kadang terdapat cabang.
Selain itu bunga yang muncul dapat berpasangan maupun tunggal
dan tidak teratur. Bunga tanaman ganyong merupakan bunga biseksual,
terdiri dari kelopak bunga yang berbentuk bulat telur, mahkota berbentuk
pita dengan bunga berwarna merah pucat hingga kuning.
8
4. Umbi Tanaman Ganyong
Umbi yang dimiliki oleh tanaman ganyong yang memiliki
bentukyang besar dengan diameter berkisar antara 5 hingga 8,75 cm dan
dengan panjang berkisar antara 10 hingga 15 cm bahkan panjangnya dapat
mencapai hingga 60 cm. Bagian tengah umbi tanaman ganyong ini tebal
dan dikelilingi berkas sisi dengan warna ungu ataupun coklat.
5. Buah Tanaman Ganyong
Tanaman yang termasuk kedalam suku canna ceae ini memiliki
buah yang berbentuk buah kotak dengan memiliki 3 ruang yang masing-
masing ruang terdiri dari 5 butir biji yang memiliki ukuran kecil dan
dengan buah berwarna hitam.
Akan tetapi dalam pertumbuhannya, buah dari tanaman ganyong
ini kerap kali tidak tumbuh dengan sempurna, tertutup papilla dan dengan
panjang berkisar kurang lebih 3 cm.
9
bahan baku dalam industri makanan. Contohnya: kue, jenang, makanan bayi,
keripik, dan sebagainya. Oleh karenanya, tak heran bila ganyong dapat dikaitkan
dengan gerakan ketahanan pangan melalui program diversifikasi pangan non
beras. Ganyong merupakan salah satu komoditas pangan lokal di daerah
centranya karena memiliki gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan
karbohidratnya.
10
akan antioksidan alami seperti beta karoten. Menurut (Winarsi, 2007), beta
karoten memiliki kemampuan untuk menonaktifkan radikal oksigen sebagai
antimutasi dan antikanker, melindungi kulit dari kerusakan radiasi dan sinar
ultraviolet serta memperlambat penuaan.
Pembuatan lotion labu kuning ini berpacu pada penelitian
(Widyapranata, 2014) yang merancang formula pembuatan lotion ekstrak buah
jambu biji.
11
pada pembuatan lotion labu kuning ialah minyak zaitun yang kaya akan vitamin
E dan berfungsi sebagai bahan pengawet alami.
Berikut merupakan kandungan kimia yang akan digunakan dalam
pembuatan lotion labu kuning (LOLAKU)
2.3.1.1. Asam Stearat
Asam stearat merupakan emulsifier (pengemulsi) yang digunakan
dalam pembuatan lotion di fase minyak. Asam stearate memiliki gugus polar
maupun non polar secara bersamaan dalam suatu molekulnya sehingga pada
satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan di sisi lain juga akan
mengikat air yang bersifat polar sehingga zat-zat yang ada dalam emulsi dapat
bercampur.
2.3.1.3. Gliserin
Berdasarkan formulasi pada penelitian (Widyapranata, 2014)
menggunakan PEG 400. Namun untuk pembuatan lotion ini di ganti dengan
gliserin yang sama saja perananya. Gliserin merupakan humektan yang paling
baik digunakan dalam pembuatan lotion. Humektan adalah komponen yang
larut dalam fase air yang memiliki peranan untuk mempertahankan kandungan
air produk pada permukaan kulit saat pemakaian. Humektan berpengaruh
terhadap kulit yaitu untuk melembutkan kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit agar tetap seimbang. Menurut (Mitsui, 1997) dalam (Anita,
2008) humektan juga berpengaruh terhadap stabilitas lotion yang dihasilkan
karena dapat mengurangi kekeringan ketika produk disimpan pada suhu ruang.
12
Gliserin tidak hanya berfungsi sebagai humektan tetapi juga berfungsi
sebagai pelarut, penambah viskositas, dan perawatan kulit karena dapat
melumasi kulit sehingga mencegah terjadinya iritasi kulit (Depkes RI 1993).
Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan
hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air (Fessenden dan Fessenden
1982) dalam (Anita, 2008).
2.3.1.4. Vaselin
Vaselin merupakan bahan pengganti Lanolin yang berfungsi untuk
melembabkan kulit. Penambahan vaselin dalam pembuatan lotion labu kuning
terdapat pada fase minyak.
2.3.1.5. Tween 80
Tween 80 merupakan pengemulsi pada fase air. Kegunaan Tween 80
antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan (Rowe,
2009). Selain fungsi tersebut, Tween 80 juga berfungsi sebagai peningkat
penetrasi (Akhtar, 2011).
2.3.1.6. Aquades
Aquades merupakan komponen yang paling besar persentasenya daam
pembuatan lotion. Aquades merupakan Air murni hanya mengandung molekul
air saja dan dideskripsikan sebagai cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
memiliki pH 5.0-7.0, dan berfungsi sebagai pelarut (Depkes RI 1993).
2.3.1.7. Pewangi
Hampir setiap jenis kosmetik menggunakan zat pewangi yang terutama
berguna untuk menambah nilai estika produk yang dihasilkan. Pewangi yang
biasa digunakan adalah minyak (essential oil). Minyak parfum yang
digunakan biasanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak menyebabkan
iritasi (Schuller dan Romanowski 1999, diacu dalam Sondari 2007).
13
2.3.2. Diagram Proses Pembuatan Lotion menurut (Widyapranata, 2014)
Jambu Biji
Disatukan
Lotion
14
keberadaan ganyong kali ini hampir tidak terasa kebermanfaatannya. Padahal,
gandungan gizi dalam ganyong sangat baik bagi tubuh salah satunya yaitu kaya
akan karbohidrat dan serat.
Cendol ganyong ini berperan untuk mengenalkan produk lokal kepada
masyarakat dan merupakan makanan sehat kaya akan gizi sehingga dapat
dijadikan makanan sehat bagi orang tua untuk anak-anak.Untuk menciptakan rasa
yang lebih enak, cendol disajikan dengan sirup gula yang di campur dengan
santan. Berikut meru[akan syarat mutu sirup berdasarkan SNI SNI 01-3544-1999:
Tabel 5. Syarat Mutu Sirup
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
Aroma - Normal
Rasa - Normal
Gula jumlah % b/b Min. 65
Pemanis buatan - Tidak boleh ada
Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1987*)
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3544-1999)
15
menjadikan pati berkadar amilosa tinggi cocok untuk produk-produk yang
dikehendaki bertekstur kenyal.
Pada penelitian (Harmayani, 2011) untuk pembuatan cendol ganyong
melakukan percobaan beberapa perbedaan konsentrasi pati ganyong. Pada
konsentrasi 5 %, pati ganyong memiliki viskositas pasta panas yang rendah
(9,67 dPa.s.) dan stabil, viskositas meningkat menjadi 14,67 dPa.s setelah
pendinginan. Berdasarkan beberapa karakteristik tersebut, pati ganyong dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan cendol. Hasil uji kesukaan
menunjukkan bahwa pati ganyong dapat digunakan hingga 100 % pada
pembuatan cendol. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pati
ganyong memiliki karakteristik yang potensial untuk diversikasi pangan.
16
BAB III
METODELOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Percobaan dalam pembuatan produk dimulai pada hari Senin tanggal 17
April di Laboratorium Pengawasan Mutu dan Laboratorium TPP Pendidikan
Teknologi Agroindustri FPTK-UPI.
17
3.2.2.2. Bahan
1. Ganyong 6. Kapur sirih
2. Tepung Beras 7. Air
3. Santan 8. Garam
4. Gula Merah 9. Es Batu
5. Air dingin
18
7. Pencampuran cendol dengan kuah santan, sirup gula dan es batu.
8. Penyajian Cendol Ganyong.
Labu kuning
Blending
Ekstrak labu
kuning
Pencampuran dengan
pengemulsi
Lotion
19
3.3.2.2. Prosedur Pembuatan Cendol Ganyong
Pembuatan
Campurkan tepung beras, pati kuah cendol
ganyong, kapur sirih dan sedikit air
Adonan
cendol
Sisa air dididihkan
Santan dididihkan Larutan gula merah
sebanyak 500 ml sebanyak 200 gram dan air
Panaskan sambal di aduk 100 ml
sampai matang
Cendol
20
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
Rencana Harga
Jumlah Unit Jumlah (Rp)
Pengeluaran Satuan (Rp)
TOTAL 988.000
21
DAFTAR PUSTAKA
22