OLEH :
ADELIA HIDAYAN
I1B119035
Oleh :
ADELIA HIDAYAN
I1B119035
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Teknologi Bahan dan Produksi Pakan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Lengkap Praktikum Teknologi Bahan Dan Produksi Pakan” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Dr. Ir. Wellem H. Muskita, M.Si. pada bidang studi Teknologi Bahan
Dan Produksi Pakan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengeloalaan lingkungan budidaya bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Adelia Hidayan
UCAPAN TERIMA KASIH
kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran
yang berarti dalam kegiatan serta penyusunan laporan praktikum ini. Melalui
1. Allah SWT, atas segala yang telah diberikaNya kepada kita semua hingga
2. Koordinator mata kuliah dan dosen pengampu mata kuliah teknologi bahan dan
prodksi pakan terima kasih atas bimbingan, saran dan kritik yang disampaikan.
4. Semua teman yang selalu membantu, tak lupa kepada kedua orang tua yang
praktikum ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... ix
I. PEMBUATAN TEPUNG KEDELAI ..........................................................
II. PEMBUATAN TEPUNG KEPALA UADANG.........................................
III. PEMBUATAN TEPUNG IKAN................................................................
IV. PEMBUATAN MINYAK IKAN................................................................
V. UJI BIOLOGI...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya (Tepung Kedelai)...............................
2. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya (Tepung Kepala Udang).....................
3. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya (Tepung Ikan).....................................
4. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya (Minyak Ikan)....................................
5. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya (Uji Biologis).....................................
6. Komposisi Bahan Baku Pakan yang Digunakan.............................................
7. Parameter Kualitas Air.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Biji Kedelai dan Tepung Kedelai.....................................................................
2. Tepung Kepala Udang.....................................................................................
3. Ikan Layang dan Tepung Ikan.........................................................................
4. Minyak ikan.....................................................................................................
5. Morfologi Ikan Nila.........................................................................................
6. Denah Lay Out.................................................................................................
7. Gambar Pakan Komersil..................................................................................
8. Histogram Rata-rata Pertumbuhan mutlak Ikan Nila.......................................
9. Histogram Rata-rata Laju Petumbuhan Spesifik Ikan Nila..............................
10. Histogram Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila......................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari total biaya produksi. Keberhasilan dalam usaha budidaya salah satunya dapat
dicapai dengan pemberian pakan buatan yang tepat kualitas dan kuantitasnya serta
penghasil sumber protein (asam amino) serta lemak nabati yang sangat penting
pada hewani,). Kedelai mengandung protein kurang lebih 35%, bahkan pada
jagung,, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi. Dapat dikatakan bila seseorang tidak boleh
makan daging sebagai sumber protein maka kebutuhan protein 55 g/hari dapat
Tepung kedelai adalah tepung yang terbuat dari kedelai dengan cara
fosfor, dan zat besi. Selain itu di dalam Tepung Kacang Kedelai juga terkandung
B. Rumusan Masalah
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
Oleo, Kendari.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
6. Mengepres biji kedelai menggunakan kain sampai cairan pada biji kedelai
diperkirakan habis
menjadi tepung
10. Mengayak tepung kedelai yang telah digiling atau di blender untuk
A. Hasil
B. Pembahasan
berasal dari biaya pakan. Tepung kedelai merupakan bahan baku protein nabati
yang akan di gunakan, lalu biji kedelai dibersihkan dan di rendam sekitar ± 20
menit, kemudian biji kedelai di rebus hingga matang, setelah matang kedelai di
pres hingga cairan di perkirakan habis dan biji kedelai dijemur hingga kering di
menjadi tepung dan di ayak untuk mendapatkan tepung kedelai yang halus.
suatu jenis asam amino yang biasanya sedikit sekali terdapat pada biji-bijian,
lemak dan 80% dari jumlah tersebut terdiri dari asam lemak Tak jenuh yang bebas
A. Simpulan
inhibitor sebagai zat anti nutrisi bagi tubuh ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
perebusan kacang kedeai sebelum diolah menjadi tepung untuk mengurangi atau
B. Saran
pellet yang masih kurang seperti blender dilengkapi lagi. Selain itu bagi praktikan
agar selanjutnya dapat mengikuti proses pembuatan tepung dan pakan dengan
lebih tertib.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakan buatan, dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal
dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan oleh
ikan. Salah satu pakan ikan buatan yang paling banyak dijumpai di pasaran adalah
pelet. Pelet adalah bentuk makanan buatan yang dibuat dari beberapa macam
bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga
Tepung kepala udang merupakan salah satu jenis sumber karoten yang
berasal dari hasil pengolahan limbah tubuh udang yang sudah tidak dimanfaatkan
(Endah, 2010).
menunjukkan bahwa dari limbah udang dapat diproduksi khitin, khitosan, protein
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana cara dan
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
menjadi tepung
8. Mengayak tepung kepala udang yang telah digiling atau di blender untuk
A. Hasil
B. Pembahasan
diperlukan untuk pertumbuhan udang. Kepala udang juga dapat diolah menjadi
tepung kepala udang. Menurut Endah (2010) Dalam tepung kepala udang
terdapat zat chitin yang sukar dicerna oleh udang. Untuk memperkecil jumlah
chitin tersebut dapat dilakukan pengayakan untuk membuang bagian yang kasar.
Analisa komposisi kimia tepung kepala udang adalah sebagai berikut protein
53,74%, lemak 6,65%, abu 7,72%, air 17,28%. Tepung kepala udang mengandung
protein yang cukup tinggi di samping itu kandungan asam aminonya mirip dengan
kandungan asam amino pada tubuh udang, untuk itu tepung kepala udang windu,
terdiri dari kepala dan kulit udang. Hasil analisis berdasarkan bahan kering bahwa
tepung limbah udang mengandung 45,29% protein kasar, 17,59% serat kasar,
6,62% lemak, 18,65% abu, 13,16 BETN Agustono , dkk., (2009). Tepung limbah
udang yang digunakan dalam ransum pakan buatan hanya sebesar 10% dan bila
dipakai sebagai pengganti tepung ikan, maka tepung limbah udang mempunyai
kelemahan, yaitu serat kasar tinggi dan mempunyai khitin. Berdasarkan hasil
analisis ini terlihat bahwa kandungan protein kasar dari tepung limbah udang
cukup baik dijadikan sebagai bahan pakan ikan. Tingginya kandungan serat kasar
yang menempel di kepala udang, lalu kepala udang dicuci berulang kali hingga
benar-benar bersih. Setelah kepala udang telah bersih, kepala udang dimasak
hingga matang. Menurut Irwansyah, dkk., (2021) proses ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air pada kepala udang selain itu untuk mengurangi bau tidak
A. Simpulan
pertumbuhan pada ikan. Tepung kepala udang mengandung zat kitin yang
terutama udang. Oleh karena itu, penambahan tepung kepala udang pada ikan
B. Saran
pellet yang masih kurang seperti blender dilengkapi lagi. Selain itu bagi praktikan
agar selanjutnya dapat mengikuti proses pembuatan tepung dan pakan dengan
lebih tertib.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan hal yang pokok. Kebutuhan pakan ikan harus dipenuhi dari luar
kolam, yaitu berupa makanan buatan yang dikenal dengan istilah pakan ikan.
Pakan ikan dibuat dari campuran beberapa macam bahan baku dan dicetak dalam
remah (crumble), dan pellet. Komponen bahan baku pakan ikan sebenarnya
Oleh karena itu, pembuatan pakan ikan merupakan alternatif lain yang dapat
dalam pakan ikan. Tepung ikan tersedia dalam berbagai jenis berdasarkan bahan
Tepung ikan secara umum dianggap sebagai bahan baku pembuat pakan
yang memiliki kandungan protein yang paling baik, karena memiliki kandungan
nutrien yang tinggi, dan kandungan asam amino esensial yang mirip dengan
B. Rumusan Masalah
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
dan lingkungan perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
18. Menggiling atau memblender ikan yang telah dikeringkan hingga menjadi
tepung
19. Mengayak tepung ikan yang telah digiling atau di blender untuk
A. Hasil
B. Pembahasan
Tepung ikan (marine fish meal) merupakan salah satu bentuk hasil
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak/ bahan pakan ikan. Tepung ikan
umumnya digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dan pakan ikan. Dalam
penyusunan ransum pakan ikan atau pakan ternak biasanya menggunakan tepung
ikan sebanyak 15-20% dari total bahan pakan yang dibuat (Sayuti dan Saidin,
2021).
membersihkan sisik dan mengeluarkan seluruh isi perut ikan, kemudian ikan
dicuci hingga bersih. Ikan yang telah dicuci bersih kemudian ikan dimasak dengan
cara direbus hingga matang. Perebusan ikan ini dapat membantu mengurangi
kadar air yang terdapat dalam tubuh ikan, seperti yang dikemukakan oleh
Rahman, dkk., (2016) selama proses pemanasan, tubuh ikan melepaskan sejumlah
air sehingga terjadi penurunan kadar air pada produk yang dihasilkan dan semakin
berkurang saat proses pengepresan dan pengovenan. Namun, pada tahap ini waktu
tubuh ikan diperkirakan habis, agar proses pengeringan ketika penjemuran dapat
berlangsung lebih cepat. Ikan lalu di keringkan di bawah sinar matahari 1-3 hari,
dengan pengurangan kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi
dan enzim menurun sebagai akibat dari air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya
tidak cukup (Karmila, 2017). Menurut Sayuti dan Saidin (2021) Kerusakan secara
biologis dan mikrobiologi bisa disebabkan oleh tingginya kadar air suatu bahan
pakan. Oleh karena itu, dalam proses pengeringan, ikan harus dijemur hingga
benar-benar kering.
tepung. Selanjutnya tepung ikan diayak untuk mendapatkan tepung ikan yang
halus dan mengeluarkan tepung ikan yang masih kasar. Tepung ikan yang telah
diayak selanjutnya di simpan didalam toples agar kualitas serta mutu tepung ikan
tetap terjaga.
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Tepung ikan memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi hewan
dilakukan dengan suhu dan waktu yang cukup agar kandungan nutrisi yang
B. Saran
pellet yang masih kurang seperti blender dilengkapi lagi. Selain itu bagi praktikan
agar selanjutnya dapat mengikuti proses pembuatan tepung dan pakan dengan
lebih tertib.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budidaya ikan dapat bernilai dari sisi ekonomi jika dikembangkan secara
intensif, salah satunya dengan memperhatikan efisiensi dan kualitas pakan. Hal
Fungsi makanan bagi ikan adalah sebagai sumber energi yang diperlukan
dalam proses fisiologi ikan. Oleh karena itu, makanan sebaiknya mengandung
lemak dan komponen nutrisi lainnya. Lemak merupakan salah satu komponen
karbohidrat dan komponen lain. Lemak pakan mempunyai 2 fungsi utama, yaitu
sebagai sumber energi metabolik dan sebagai sumber dari berbagai komponen
Minyak ikan adalah minyak yang berasal dari jaringan ikan yang
dapat mengurangi peradangan pada tubuh. Tidak semua ikan menghasilkan asam
lemak omega-3 akan tetapi hanya ikan yang mengkonsumsi mikroalga saja yang
dapat menghasilkan asam lemak tersebut misalkan saja ikan herring dan ikan
sarden atau ikan-ikan yang memangsa ikan yang mengandung asam lemak
omega-3 seperti ikan air tawar, ikan air payau, ikan air danau, ikan laut yang
gepeng, ikan tuna dan ikan salmon dimungkinkan mengandung asam lemak
omega-3 yang tinggi. Minyak ikan mengandung asam lemak yang beragam
B. Rumusan Masalah
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
C. Prosedur Kerja
6. Memeras ikan menggunakan kain hingga cairan yang terdapat dalam tubuh
8. Menjemur ikan dibawah sinar matahari hingga minyak yang terdapat pada
ikan keluar
A. Hasil
(a) (b)
Gamabar 4. (a) Ikan Layang (Decapterus sp., (b) Minyak Ikan Layang
(Sumber Dok : Pribadi, 2022)
B. Pembahasan
secara efisien sebagai sumber energi dapat menggantikan energi yang berasal dari
minyak hewani dan nabati pada kadar protein yang sama dalam pakan atau
Pemanfaatan protein oleh ikan belum optimal, sehingga diduga protein digunakan
sebagai energi. Oleh karena itu dibutuhkan sumber energi lain, yakni yang
diperoleh dari lemak, agar protein bisa dimanfaatkan secara optimal untuk
pertumbuhan.
Secara umum kandungan Omega-3 dan Omega-6 yang tinggi dapat
tingkat kelangsungan hidup ikan. Jika kekurangan asam lemak esensial dapat
pengambilan minyak ikan yang keluar dari tubuh ikan. Menurut Nurbayasari,
ikan.
Pada proses untuk mendapatkan minyak ikan dengan kualitas yang baik
terdapat dua tahap penting yang harus diperhatikan yaitu ekstraksi minyak dan
pemurnian minyak. Mutu minyak ikan kasar tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain bahan baku, penanganan, suhu, tekanan dan kandungan partikel
minyak mengalami pirolisis yaitu suatu dekomposisi karena panas. Lama waktu
A. Simpulan
Tepung ikan memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi hewan
dilakukan dengan suhu dan waktu yang cukup agar kandungan nutrisi yang
B. Saran
pellet yang masih kurang seperti blender dilengkapi lagi. Selain itu bagi praktikan
agar selanjutnya dapat mengikuti proses pembuatan tepung dan pakan dengan
lebih tertib.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan konsumsi ikan yang meningkat. Sistem budidaya yang dipakai oleh
budidaya ikan dengan padat penebaran yang tinggi untuk memperoleh jumlah
dari total biaya produksi. Keberhasilan dalam usaha budidaya salah satunya
dapat dicapai dengan pemberian pakan buatan yang tepat kualitas dan
Ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek
pasar cukup tinggi. Sampai saat ini permintaan pasar dalam dan luar negeri
untuk ikan nila belum tercapai maksimal. Selain untuk memenuhi kebutuhan
lokal, ikan nila merupakan komoditas ekspor yang semakin hari semakin
yang mulai diminati oleh negara-negara importer. Ikan Nila merupakan ikan
berdaging putih, dapat tersedia dalam jumlah banyak dan harganya relatif murah
serta sebagai alternatif sumber protein non-kolesterol. Di dalam negeri, nila juga
digemari karena dianggap sebagai makanan pengganti ikan tawar. Selain
mempunyai rasa yang enak dan gurih, tekstur daging nila padat serta harganya
B. Rumusan Masalah
protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap perumahan dan kelangsungan
dengan kadar protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap petumbuhan dan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai referensi untuk pengaruh
pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (O. niloticus).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
class : Osteichthyes
Sub kelas:Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp
Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari sungai Nil di Benua Afrika.
Secara umum, ikan nila menpunyai bentuk tubuh panjang dan ramping dengan
sisik berukuran besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi
letaknya lebi ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada.
Jumlah sisik, dan sirip anal menpunyai jari-jari lemak tetapi keras dan tajam
seperti duri. Sirip punggung dan sisip dadanya berwarna hitam. Bagian pinggir
sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Wulandari, 2018).
lingkungan sekitarnya. Ikan nila juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap
berair payau maupun di daratan yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ikan nila
mampu hidup pada suhu 14-38°C dengan suhu terbaik adalah 25-30°C. Hal yang
berkisar 0-29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbu dengan baik. Meskipun
dapat hidup pada kadar garam sampai 35% namun jika ikan nila sudah tidak
tahun dan mencapai kematangan kelamin pada umur sekitar 4-5 bulan
diambil oleh induk betina dan dikulum di mulut. Induk betina mengerami
telur dalam mulut gunamenjaga suhu tetap normal atau juga melindungi dari
predator sehingga telurdapat menetas dengan baik. Pada umur 6-7 hari
burayak mulai dilepas oleh induknya. Post larva yang sudah cukup kuat
berenang dan dapat mencari makan sendiri (Kannur, 2017).
dan pertumbuhan. Makanan bagi ikan dapat diperoleh dari alam (pakan alami) dan
manusia (pakan buatan). Pakan adalah bahan yang dikonsumsi oleh hewan
berfungsi sebagai sumber makanan dan sumber nutrien atau keduanya dalam
ransum (makanan yang secara teratur diberikan atau dikonsumsi oleh seekor
hewan) pakan yang dimakan oleh ikan energinya digunakan untuk kelangsungan
tumbuhtumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap. Oleh karena
itu, ikan nila digolongkan ke dalam omnivora (pemakan segala). Untuk budidaya,
ikan nila tumbuh lebih cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein
sebanyak 20 - 25%. Dari penelitian lebih lanjut kebiasaan makan ikan nila
seperti rototaria, copepoda dan cladocera. Ikan nila ternyata tidak hanya
mengkonsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga memakan jenis makanan
tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang,
ampas kelapa dan sebagainya. Ikan nila aktif mencari makan pada siang hari.
Pakan yang disukai oleh ikan nila adalah pakan ikan yang banyak mengandung
waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah suatu kematian yang terjadi pada
populasi tersebut. Kualitas air seperti suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen
terlarut, serta tingkat keasaman suatu perairan (pH), dan juga rasio antara jumlah
hidup ikan nila. Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar
Pakan yang baik adalah dapat memenuhi nutrisi ikan. Pakan yang
memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tentu akan
memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang
dibutuhkan ikan kurang, pertumbuhan ikan akan lamabat sehingga berakibat biaya
berkembang yang termasuk didalamnya mengganti sel sel yang rusak serta
nutrisi adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan
bagi ikan nila. Protein yang dibutuhkan didalam pakan ikan nila berkisaran antara
20-60% dan kadar protein yang optimum berkisaran 30-36%. Jumlah protein
dalam pakan disesuaikan dengan ukuran dan usia ikan nila. Ikan nila juga
membutuhkan pakan yang mengandung lemak sekitar 6-8%. Ikan nila merupakan
10-20%. Karena ikan nila mempunyai kemampuan mencerna yang relative rendah
Nurhayati dan Nazila (2019) ikan nila tergolong ikan pemakan segala atau
sehingga ikan Nila mudah untuk dibudidayakan. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan, isi lambung Oreochromis nilotica tercatat delapan jenis pakan yang
Oedogonium sp, Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria princeps, Rivularia sp,
Chironomus sp dan Dugesia tigrina. Jenis pakan ini terdapat dalam lambung ikan
Nila dalam jumlah yang berbeda. Ditemukan jumlah pakan yang paling banyak
Oedogonium sp. Sedangkan jenis yang lainnya Anabaena sp, Nostoc sp,
Oscillatoria princeps, Rivularia sp, hanya dalam jumlah yang sedikit. Untuk
pakan jenis Hewani (Zooplankton) yaitu jenis Chironomus sp dan Dugesia tigrina
dalam lambung ikan nila juga ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
G. Kebutuhan Protein Ikan Nila
Protein merupakan salah satu nutrien penting dalam pakan. Protein sering
berbeda sesuai dengan umur dan jenis ikan. Pemberian nutrient pakan yang tepat
merupakan sumber energi selain lemak dan karbohidrat bagi sintasan dan
cenderung omnivora. Ikan nila cenderung akan memanfaatkan jenis makanan yang
dan melimpah karena adanya masukkan bahan organik, sehingga ikan nila lebih
sekitarnya atau yang lebih melimpah pada perairan tersebut (Kurnia, dkk., 2017).
terhadap ketersediaan makanan dengan baik, selain itu ikan nila sangat aktif dalam
mencari makanan yang tersedia di perairan. Hal ini terlihat dari hasil indeks
preponderan, bahwa ikan nila memanfaatkan seluruh kelompok makanan mulai dari
makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan (Sitepu, dkk., 2016).
METODE PRAKTIKUM
Pengujian Kualitas Pakan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 7 Juni hingga
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
2 Bahan
Praktikum teknologi bahan dan produksi pakan, dalam uji biologi ikan
D. Prosedur Praktikum
Pembuatan Pakan
1. Menentukan formulasi pellet yang akan digunakan sesuai target protein yang
diinginkan.
5. Jika sudah tercampur rata, tambahkan air hangat 40-60% dari target yang akan
disiapkan dengan cara pembersihan akuarium dari partikel yang masih terdapat di
dalamnya dengan cara penggosokan kaca sisi dan dasar lalu dibilas menggunakan
air hingga bersih dan dikeringkan. Selanjutnya menata akuarium dan ditempatkan
pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu, wadah diberikan label nama
oksigen.
A B D C
Gambar 6. Denah Lay Out
2. Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan dalam percobaan ini pakan buatan berupa pelet
dengan bahan baku utama yaitu tepung kedelai, tepung kepala udang, tepung ikan
layang dan bahan tepung pendukung lainnga. Pakan uji yang digunakan dibuat
sesuai dengan kebutuhan protein ikan nila 25-31%. Komposisi pakan uji yang
berikut ini.
3. Hewan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan nila (O. niloticus)
sebanyak 40 ekor dengan bobot rata-rata berkisar antara 7,72-12,39 gram yang
diperoleh dari Laboratorium Lapangan Unit Pembenihan dan Produksi Air Tawar
Sarana Praktikum dan Riset Air Tawar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
A. Hasil
1. Pertumbuhan Mutlak
Hasil rata-rata pertumbuhan mutlak pada ikan nila (O. niloticus), nilai
yaitu sebesar 3,70 g, dan diikuti perlakuan aquarium 1 (protein 25,35%) yaitu
4.00 3,70
Pertumbuhan Mutlak (g)
3.50
3.00
2.50 2,08 1,96
2.00
1.50
1,02
1.00
0.50
0.00
A1 A2 A3 A4
Perlakuan
120
100 100 100 100
100
80
60
40
20
0
A1 A2 A3 A4
Perlakuan
Hasil rata-rata laju pertumbuhan spesifik pada ikan nila (O. niloticus),
nilai rata-rata laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada ikan nila yang
30.00
26,43
Laju Pertumbuhan Spesifik
25.00
20.00
14,86
14,00
(%)
15.00
10.00
7,29
5.00
0.00
A1 A2 A3 A4
Perlakuan
4. Kualitas Air
Adapun hasil pengukuran kualitas air pada praktikum uji biologi selama
yaitu 3,70 gram dan hasil pertumbuhan mutlak terendah yaitu pada perlakuan A2
faktor yaitu faktor dari dalam dan factor dari luar, adapun faktor dari dalam
memanfaatkan makanan, sedangkan faktor dari luar meliputi sifat fisika, kimia
dan biologi perairan. Faktor makanan dan suhu perairan merupakan faktor utama
Laju pertumbuhan spesifik didapatkan dari data bobot ikan pada saat
sampling selama praktikum. Data laju pertumbuhan spesifik ikan nila (O.
niloticus) selama 11 hari memiliki nilai rata-rata pertumbuhan biomasa yang tidak
berbeda jauh dimana laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada perlakuan
dan pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh ukuran
ikan, kualitas protein, kandungan nutrisi, tingkat pemberian pakan dan kandungan
Nilai kelangsungan hidup dalam praktikum ini pada perlakuan A1, A2,
A4, dan A4 menunjukkan nilai yang sangat baik, yaitu hingga 100%. Menurut
Nurhayati & Nazila (2019) nilai kelangsungan hidup ikan diatas 50% tergolong
baik, berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa nilai kelangsungan hidup
berkisar antara 7,2-7,6, hal ini menunjukkan pH air berada pada kisaran nilai
optimal. Sesuai dengan pernyataan Hidayat, dkk. (2013) pH yang baik untuk
pemeliharaan benih ikan gabus adalah 6,5 – 9. Apabila pH kurang dari kisaran
optimal maka pertumbuhan ikan terhambat dan ikan sangat sensitive terhadap
bakteri dan parasit. Sedangkan jika pH lebih dari kisaran optimal maka
pertumbuhan ikan terhambat. Namun pada kondisi yang kurang optimal, suatu
jenis ikan akan mencapai ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada kondisi
optimal.
laju metabolisme untuk pernafasan dan reproduksi (Hidayat, dkk., 2013). Suhu
pada wadah pemeliharaan berkisar antara 24-27° C . Hal ini menunjukan suhu
biasanya akan terganggu apabila suhu habitatnya lebih rendah dari 14° C atau pada
suhu tinggi 38° C. Ikan nila akan mengalami kematian 6° C atau 42° C.
V. PENUTUP
A. Simpulan
spesifik dengan kisaran nilai 7,29%-26,43% dan tingkat kelangsungan hidup ikan
nila (O. niloticus) dengan kisaran 25,35-31% yang diberikan pakan dengan kadar
B. Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu dalam proses pengamatan sebaiknya
lebih detail lagi dalam mengambil data pengamatan. Seperti pengambilan nilai
Abidin, Z., Junaidi, M., Cokrowati, N., dan Yuniarti, S. (2015). Pertumbuhan dan
konsumsi pakan ikan lele (Clarias sp.) yang diberi pakan berbahan baku
lokal. Depik, 4(1).
Agustono, B., Lamid, M., Ma’ruf, A., dan Purnama, M. T. E. (2017). Identifikasi
limbah pertanian dan perkebunan sebagai bahan pakan inkonvensional di
Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner, 1(1), 12-22.
Anggraini, T. P., Hudaidah, S., dan Utomo, D. S. C. (2018). Pengaruh Proporsi
Tepung Ikan Dan Tepungkeong Mas (Pomacea Canaliculata) Yang
Berbeda Sebagai Bahan Baku Utama Pembuatan Pakan Terhadap
Pertumbuhan Benih Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). E-Jurnal
Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan, 7(1), 799-806.
Aliyas, A. (2016). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila(Oreochromis
sp.) yang dipelihara pada media bersalinitas. JSTT, 5(1).
Armen. 2015. Budidaya Ikan nilaPilihan Untuk Mengatasi Ketergantungan
Penduduk Terhadap Sumber Daya Hayati Taman Nasional Kerinci Seblat
Di Nagari Limau Gadang Lumpo. Universitas Negeri Padang, Barat.
Fauzi, Y. A., Ekowati, C. E. C., Susanto, G. N., dan Prayuwidayati, M. (2013,
March). Tingkat Pertumbuhan Spesifik dan Sintasan Ikan
nila(Oreochromis niloticus Linn.) Melalui Pemberian Pakan Pelet
Bercampur Bagas yang Difermentasi dengan Isolat Jamur. In Prosiding
Seminar Nasional Sains, Matematika, Informatika dan Aplikasinya (Vol.
3, No. 3).
Haetami, K. (2018). Efektifitas lemak dalam formulasi terhadap kualitas pelet dan
pertumbuhan ikan nila. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1),
6-11.
Hasan, U., Siswoyo, B. H., Manullang, H. M., dan Irwanmay, I. (2021). Pengaruh
Penambahan Minyak Ikan Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan
Dan Kelulusan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Aquaculture Indonesia, 1(1), 38-46.
Kannur, H. 2017. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur
dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan nilaMerah (Oreochromis
Niloticus). Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Karmila, A. S. (2017). Analisa Mutu Tepung Ikan Barakuda Barakuda (Sphyraena
barracuda) Kaya Protein Sebagai Food Supplement
Kurnia, R., Widyorini, N., dan Solichin, A. (2018). Analisis Kompetisi Makanan
Antara Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus), Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus) dan Ikan nila(Oreochromis niloticus) di Perairan Waduk
Wadaslintang Kabupaten Wonobonsobo. Management of Aquatic
Resources Journal (MAQUARES), 6(4), 515-524
Kurniasih, K., Subandiyono, S., dan Pinandoyo, P. (2015). Pengaruh Minyak Ikan
Dan Lesitin Dengan Dosis Berbeda Dalam Pakan Terhadap
Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus
Carpio) (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Mardiana, dan Fatmawati. (2014). Analisa Tepung Ikan Gabus sebagai Sumber
Protein. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 4(1), 235–243.
Muhsoni, F. F. (2021). Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan
nila(Oreochromis Niloticus) Pada Salinitas Yang Berbeda. Juvenil:
Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 2(3), 166-175.
Mulqan, M., Afdhal, S, E, R.,Dewiyanti, I. 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Benih Ikan nilaGesit (Oreocrhomis niloticus) pada Sistem
Akuaponik dengan Jenis Tanaman yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiyah, 2(1): 183-193.
Nugroho, A., Arini, E., dan Elfitasari, T.2013. Pengaruh Kepadatan yang Berbeda
terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Ikan Nila (O. Niloticus).
Pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Arang. Journal of Aquaculture
Management and Technology, 2(3)
Nurbayasari, R., Utomo, B. S. B., Basmal, J., dan Hastarini, E. (2017). Pemurnian
minyak ikan patin dari hasil samping pengasapan ikan. Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 11(2), 171-182.
Nurhayati dan Nazlia, S. (2019). Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia
sepium) yang Difermentasi sebagai Penyusun Ransum Pakan terhadap
Laju Pertumbuhan Ikan nila(Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah
Samudra Akuatika, 3(1), 6-11
Rahman, I. G., Sukmiwati, M., dan Dahlia, D. (2016). Effect of Different Cooking
Methods on the Characteristics of Climbing Perch (Anabas Testudineus)
meal (Doctoral dissertation, Riau University).
Rani, H., Zulfahmi, Z., dan Widodo, Y. R. (2013). Optimasi Proses Pembuatan
Bubuk (Tepung) Kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 13(3).
Riansah, R., Idrus, A., dan Baso, H. S. (2020). Pengaruh Penambahan Tepung
Kepala Udang Pada Pakan Terhadap Tingkat Kecerahan Warna Ikan Koi
(Cyprinus carpio L.). Fisheries Of Wallacea Journal, 1(2), 69-76.
Sayuti, M., dan Saidin, S. (2021). Peningkatan Keterampilan Melalui Pelatihan
Pengolahan Tepung Ikan Dan Pembuatan Pakan Ikan/Ternak Bagi
Masyarakat Pesisir Pulau Doom Kota Sorong. JMM (Jurnal Masyarakat
Mandiri), 5(2), 374-384.
Sepang, D. A., Mudeng, J. D., Monijung, R. D., Sambali, H., dan Mokolensang, J.
F. (2021). Pertumbuhan Ikan nila(Oreochromis niloticus) yang diberikan
pakan kombinasi pelet dan maggot (Hermetia illucens) kering dengan
presentasi berbeda. E-Journal Budidaya Perairan, 9(1).
Tahapari, E., dan Darmawan, J.2018. Kebutuhan protein pakan untuk performa
optimal benih Ikan Patin Pasupati (Pangasiid). Jurnal Riset
Akuakultur, 13(1), 47-56.
Thalib, A.2022.Pengaruh Vitomolt Plus Sebagai Feed Additive terhadap
Pertumbuhan dan Efisiensi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)=Effect of
Vitomolt Plus As Feed Additive on Growth and Efficiency Of Tilapia
(O. niloticus).(Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Trisnawati, I. D. (2015). Pengaruh Proporsi Tepung Ketan dan Tepung Kedelai
Terhadap Sifat Organoleptik Wingko Babat. Jurnal Tata Boga, 4(2).
Wulandari, S. (2018). Efektivitas Serbuk Daun Kayu Manis (Cinnamomun
burmanii) terhadap Diferensial Leukosit dan Aktivitas Fagositosis Ikan
nila(Oreochromis Niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Streptococcus
Agalactiae (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).
Yuniar, I. (2017). Biologi Reproduksi Ikan
Zaenuri, R., Suharto, B., dan Haji, A. T. S. (2014). Kualitas pakan ikan berbentuk
pelet dari limbah pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan,
1(1), 31-36.