Anda di halaman 1dari 20

STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN ANALISA SWOT

PRODUK ENTERAL CAIR SALURAN PERNAFASAN


LAKUN- ENTERO

Untuk melengkapi salah satu tugas rotasi


Penyelenggaraan Asuhan Makanan Diet Rumah Sakit

RSUP Dr. Hassan Sadikin Bandung

Disusun oleh :

Jessica Winel Tiblola ( P17331112710 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN GIZI PRODI PROFESI DIETISIEN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Penugasan rotasi PAMDRS dengan judul


“Studi Kelayakan Bisnis Dan Analisa Swot
Produk Enteral Cair Saluran Pernafasan
Lakun- Entero

Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung

Telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing


RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Bandung, Juni 2022

Pembimbing,

Asep Ahmad Munawar, SKM., MKM., RD


NIP. 196901031992031002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang besar penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,sebagai
Tuhan dan Juru Selamat atas kasih karunia dan penyertaan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan rotasi gizi penyelenggaraan makanan denganjudul
“Analisis Pengawasan Dan Pengelolaan Penjagaan Mutu Higiene Sanitasi
Makanan Di Instalasi Gizi Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung” dengan
sebagaimana mestinya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Judiono, MPS. selaku ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Bandung
2. Ibu Yenny Moviana, MND.,RD selaku Ketua Prodi Profesi Gizi

3. Ibu Agustina Indri Hapsari, SST. M.Gizi, selaku dosen pembimbing Rotasi
Gizi Penyelenggaraan Makanan Diet Rumah Sakit (PAMDRS)
4. Ibu Dyah Widyastuti, SKM., MKM, RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
5. Bapak Asep Ahmad Munawar, SKM., MKM., RD selaku pembimbing
tugas Studi Kelayakan Bisnis Dan Analisa Swot Produk Enteral Cair
Saluran Pernafasan Lakun- Entero Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung
6. Teman teman kelompok 2 bang Billah, Mia, syifa, dan Nur’aini yang telah
luarbiasa menjadi support system untuk semangat menyelesaikan laporan
ini.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini

iii
Tentu laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu saran dan kritik sangat
dibutuhkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
menambah pengetahuan dan wawasan.

Bandung, Juni 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULAN............................................ Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang .................................. Error! Bookmark not defined.

1.2. Tujuan Error! Bookmark not


defined.………………………………………………………………1

BAB II PERENCANAAN ..................................................................................... 3

2.1. Aspek Bahan Baku ............................................................................. 3

2.2. Aspek Perencanaan Bisnis Produk Makanan Enteral ......................... 4

BAB III PRODUKSI.............................................................................................. 6

3.1. Aspek Produksi ................................................................................... 6

3.1.1 Bahan ......................................................................................... 6

3.1.2 Alat.......................................................................................... 6

3.1.3 Teknik Pengolhanan ............................................................... 7

3.1.4 Harga ..................................... Error! Bookmark not defined.

3.1.5 Penamaan dan Pengemasan .. Error! Bookmark not defined.

3.1.6 Penyajian ............................... Error! Bookmark not defined.

3.1.7 Sumber Daya Manusia .......... Error! Bookmark not defined.

3.1.8 Metode atau SPO .................. Error! Bookmark not defined.

3.1.9 Sarana dan Prasarana ............ Error! Bookmark not defined.

BAB IV ANALISA SWOT ...................................... Error! Bookmark not defined.

4.1. Identifikasi ........................................ Error! Bookmark not defined.

v
4.1.1 Strength (Kekuatan) .............. Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Weakness (Kelemahan) ......... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Opportunity (Peluang) .......... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Threat (Ancaman) ................. Error! Bookmark not defined.

4.2. Upaya Mengatasi Kelemahan dan Ancaman serta Memanfaatkan


Kekuatan dan Peluang ...................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN.............................................................. Error! Bookmark not defined.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrisi lewat saluran cerna dengan
menggunakan slang khusus (feeding tube). Cara pemberiannya bisa melalui jalur hidung
lambung (nasogastric tube) atau hidung-usus (nasoduodenal tube atau nasojejunal route).
Pemberian nutrisi enteral juga bisa dilakukan dengan cara bolus atau cara infuse lewat pompa
infuse enteral. Gizi enteral sebagai salah satu intervensi dalam pemenuhan nutrisi pada pasien
yang tidak dapat mengkonsumsi makanan lewat oral. Pemberian nutrisi enteral yang dini akan
memberikan manfaat antara lain memperkecil respon katabolik, mengurangi komplikasi
infeksi, memperbaiki toleransi pasien, mempertahankan integritas usus dan memberikan
sumber energi yang tepat bagi usus pada waktu sakit. Pemberian nutrisi enteral diberikan pada
pasien yang memerlukan asupan nutrisi dengan saluran cerna yang masih berfungsi, seperti
pada pasien AIDS/HIV yang disertai malnutrisi, kakeksia pada penyakit jantung atau kanker,
penurunan kesadaran/koma, disfagia/obstruksi esophagus, anoreksia pada infeksi yang berat,
pembedahan/kanker pada kepala atau leher dan gangguan psikologis seperti depresi berat atau
anoreksia nervosa. Keadaan hipermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi HIV), asupan oral
yang tidak cukup, inflamasi usus/penyakit crohn, intubasi/ventilasi, upaya mempertahankan
kebutuhan usus , seperti pada pankreatitis juga memerlukan nutrisi enteral.

Dari tahun ke tahun pengeluaran Rumah Sakit untuk penggunaan enteral komersial masih
besar sehingga menyebabkan pula biaya pasien yang menggunakan enteral. Berangkat dari hal
itu, peneliti ingin meneliti dan memodifikasi Formula Enteral Rumah Sakit (FRS) di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan tujuan untuk menambah variasi pengembangan produk
enteral yang diberikan kepada pasien yang memiliki harga ekonomis dibandingkan dengan
formula komersial. Seperti dikatakan (Anisa, 2013) harga formula enteral komersial cukup
mahal sehingga dibutuhkan alternatif bahan makanan yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk membuat formula enteral.

1
Bisnis makanan memiliki potensi peluang yang sangat luas. Salah satu jenis usaha makanan
yang saat ini dibutuhkan masyarakat adalah makanan enteral. Bisnis makanan enteral
merupakan bisnis yang potensial karena masih jarang dikembangkan. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengembangan bisnis makanan enteral

1.2.Tujuan
Tujuan dari bisnis makanan enteral yaitu untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan dan
turut serta dalam memenuhi kebutuhan gizi pasien yang membutuhkan makanan enteral

2
BAB II

PERENCANAAN

2.1. Apek Bahan Baku (Labu Kuning)


Labu kuning termasuk salah satu jenis tanaman yang bisa ditemui di hampir semua
kepulauan nusantara karena pemeliharaannya yang mudah. Labu kuning dapat dijadikan
pangan fungsional, karena kandungan gizinya yang cukup lengkap dan harganya pun
terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya. Pangan fungsional adalah pangan
olahan yang mengandung satu atau lebih komponen pangan yang berdasarkan kajian ilmiah
mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat
bagi kesehatan. Labu kuning mengandung kadar air cukup tinggi dan memiliki volume
besar yang menyebabkan 5 10 mudah rusak selama proses pengangkutan sehingga perlu
diolah menjadi suatu produk yang lebih tahan lama dalam penyimpanan dan praktis, seperti
menjadi tepung. Tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang
lebih tahan disimpan, mudah dicampur, diolah dan dibentuk menjadi berbagai macam
olahan makanan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta lebih mudah dimasak
sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.

Gambar 2.1
Labu Kuning Labu kuning diketahui mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh salah satunya adalah protein. Protein merupakan zat gizi yang paling
penting bagi tubuh, karena berfungsi sebagai sumber energi, selain itu protein juga
berfungsi membentuk jaringan baru. Labu kuning memiliki ciri khas warna kuning cerah
pada daging yang menunjukkan bahwa labu kuning mengandung salah satu pigmen
karotenoid yaitu β- karoten. Labu kuning dianggap sebagai rajanya β karoten (Winarni,
2006). Dikatakan sebagai rajanya β -karoten karena kandungan karotennya yang sangat

3
tinggi, sehingga warna kuning pada labu kuning yang membantu melindungi tubuh dengan
menetralkan molekul oksigen jahat yang disebut juga radikal bebas (Majid, 2010). Radikal
bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan.
Elektron tidak berpasangan tersebut menyebabkan radikal bebas sangat reaktif yang
kemudian menangkap atau mengambil elektron dari senyawa lain seperti protein, lipid,
karbohidrat, dan DNA untuk menetralkan diri. Radikal bebas dapat masuk kedalam tubuh
dan menyerang sel-sel yang sehat dan menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan fungsi dan
strukturnya
2.2. Aspek Perencanaan Bisnis Produk Makanan Enteral
2.1.1 Efesiensi Dan Efektifitas
Makanan enteral bubuk “Labu Kuning” merupakan produk yang dihasilkan dari
cara yang sederhana. Dalam pembuatannya, makanan enteral bubuk tidak
membutuhkan penggunaan teknologi yang canggih, tidak membutuhkan biaya
operasional yang tinggi dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Efesiensi dan
efektivitas produk makananenteral bubuk memberikan manfaat ditinjau dari segi
waktu, biaya operasional dan teknologi yang digunakan.

2.1.2 Prinsip Dan Syarat Diet Enteral


Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan makanan enteral adalah Zat gizi
harus sesuai dengan persyarataan diet untuk pasien PPOK 1600 kkal.
Adapun syarat makanan enteral untuk pasien PPOK
➢ Pemberian asupan 1600 kalori/hari sesuai dengan kebutuhan pasien
➢ Pemberian KH 45% dari kebutuhan, lemak 35% dari kebutuhan, dan protein
20% dari kebutuhan
➢ Makanan yang diberikan menjadi 6x dalam porsi kecil
➢ Makanan tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
➢ Sangat rendah sisa (residu)

4
2.1.3 Kandungan Nilai Gizi

Bahan makanan gram energi P L KH


Bahan berat (gr) energi protein lemak karbohidrat
tepung labu kuning 65 208.5005 5.0895 0.6825 45.5
susu skim 160 574.4 56.96 1.6 83.2
susu full cream bubuk 80 112 5.6 5.6 10.4
Kuning telur ayam 35 124.25 5.705 11.165 0.245
minyak jagung 50 400 0 45 0
gula pasir 50 193.5 0 0 49.99

Total 1612.651 73.3545 64.0475 189.335


Kebutuhan 1600 72 62.22222 188

2.1.4 Manfaat
Nutrisi eneteral didefinisikan sebagai pemberian makanan langsung yang
diberikan ke trakturs gastrointestinal pasien (pipa nasogastric, pipa nasointerstinal, pipa
gastrotomy dan pipa jejenuostormi). Makanan enteral atau formula enteral adalah
makanan dalam bentuk cair yang dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa
selama saluran pencernaan masih berfungsi dengan baik. Formula enteral diberikan
pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral seperti dalam kondisi penurunan
kesadaran, gangguan menelan(disfagia), dan kondisi klinis lainnya atau pada pasien
dengan asupan makan via oral tidak adekuat. Tujuan utama dari bantuan nutrisi pada
pasien yang dirawat Makanan bubuk enteral adalah makanan yang mempunyai
konsistensi bubuk dan akan disajikan dalam bentuk cair karena diseduh dengan air
panas. Makanan enteral bubuk memiliki kandungan zat gizi yang dapat memenuhi
kebutuhan penderita penyakit PPOK. Enteral ini mengandung komposisi gizi yang
tidak memperberat kerja tubuh dalam mncernanya sehingga tidak menambah beban
kerja tubuh.

5
BAB III

PRODUKSI

3.1. Aspek Produksi

Produk yang akan dikembangkan adalah produk formula enteral labu kuning. Produk
formula enteral bubuk berbasis pangan lokal labu kuning yang diperuntukkan untuk pasien
PPOK. Keunggulan dari produk ini adalah berbentuk serbuk yang penyimpanannya dapat
lebih lama

3.1.1 Bahan

Bahan yang digunakan :


a. Tepung d. susu full
labu cream 70
kuning 65 gr
gr
b. Gula 50 gr e. susu skim
70 gr
c. Minyak 50 f. kuning telur
gr 35 gr

Alat yang digunakan : Sendok pengaduk


panci
Kompor
Saringan
Wadah plastik
Blender
Oven
Selang NGT

6
3.1.2 Teknik Pengolahan

Cara pembuatan

Buat tepung kuning telur dengan mengeringkan kuning telur


dalam oven. Setelah kering, belnder hingga menjadi halus

Masukkan campuran tepung labu, susu skim bubuk,susu full


cream bubuk, tepung kuning telur dan gula yang telah
dihaluskan . masukkan minyak jagung, aduk merata smua bahan

Keringkan sekali lagi smua bahan dalam oven

Bahan ditimbang,

3.1.3 Penamaan Dan Pengemasan

Nama produk ini Lakun-Entero. Lakun merupakan singkatan dari La yaitu Labu,
dan Kun yaitu kuning. Produk yang akan dikembangkan adalah produk formula enteral
labu kuning. Produk formula enteral bubuk berbasis pangan lokal labu kuning yang
diperuntukkan untuk pasien PPOK. Keunggulan dari produk ini adalah berbentuk
serbuk yang penyimpanannya dapat lebih lama.
Design produk yang akan dipasarkan adalah sebagai berikut:

7
Gambar 1. wadah produk

Gambar 2. Stiker depan wadah

3.1.4. Penyajian

Produk ini dikemas dalam kemasan sachet, dan botol plastic dengan sendok takar . . Satu
kemasan terisi dari 20 gram yang dapat diseduh dengan 60 gram air hangat/air panas.

8
3.1.5 Sumberdaya Manusia

Tenaga kerja merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu bisnis. Oleh
karena itu diperlukan suatu struktur organisasi agar pelaksanaan bisnis dapat berjalan
dengan lancar.

Table jumlah kebutuhan tenaga karja

Jabatan Jumlah personil Pendidikkan terakhir


Manager 1 Min. S1 manajeman
Dietesien 1 S1 gizi/nutrisiomist
Bagian pemasaran 1 SMK/SMA
Staff keuangan 1 SMK/SMA
Staaf produksi dan 2 SMK/SMA
distrbusi
Total 6

manejer

nutrisionst

bagian bagian produksi bagian


keuangan dan distribusib pemasaran

Gambaran struktur organigram tenaga kerja

9
3.1.6. Anggaran Biaya

Table perhitungan foodcost

Harga Formula Enteral


Bahan Berat dibeli harga Berat yang harga
dipakai
Tepung Labu 100 g 13.000 65 g 8.450
Susu skim tropical naslim 180 g 35.000 160 g 31.100
Susu full cream fraisain flag 400 g 41.500 80 g 8.300
Tepung kuning telur 45 gr 12.000 35 g 9.300
Minyak jagung 450 ml / 450 64.600 50 g 7.200
g
Gula pasir ¼ kg 5.000 50 g 1.000
Total 65.350
Menghasilkan 30 sachet, isi 2.178 =
20 gr 2.200

3.1.7. Metode Atau SPO

Dalam menjalankan bisnis terutama bisnis makanan, banyak SPO yang harus disusun, seperti
dantaranya:

1. SPO pegawai
2. SPO pengadaan bahan makanan
3. SPO produksi bahan makanan
4. SPO distribusi makanan
5. SPO pemasaran produk
6. SPO peralatan
7. SPO keselamatan kerja
8. SPO Keamanan pangan

10
3.1.8 Sarana Dan Prasarana

Sarana yang dibutuhkan dalam menunjang terlaksananya bisnis yaitu:

a. Kantor utama agar ada tempat tetap dalam melakukan berbagai kebutuhan manajemen
b. Ruang produkssi agar menjadi tempat khusus dalam produksi bahan makanan
c. Ruang distrbusi untuk mengemas, menyimpan dan mendistribusikan produk yang sudah
jadi

Sedangkan peralatan yang dibutuhkan dalam menunjang terlaksananya bisnisnya, yaitu :

Ruang Sarana & prasarana


Kantor utama Meja, kursi, computer, ATK
Ruang produksi Meja, kompor, panic, blender, baskom,
saringan, sendok sayur
Ruang distrbusii dan penyimpanan Kulkas, rak, meja

11
BAB IV

ANALISIS SWOT

4.1 IDENTIFIKASI
4.1.1 Strength (kekuatan)
a) Produk ini menggunakan bahan dasar pangan local yang berkualitas dan bisa didapatkan
di pasar tradisionel ,aupun modern dengan harga yang terjangkau
b) Mengandung nilai gizi 1600 kal
c) Bentuk nya yang serbuk memudahkan untuk dibawa kemana mana
d) Karena bentuknya serbuk maka penyajiannya dapat sellau fresh dan tidak terkontaminasi

4.1.2 Weakness (kelemahan)


a) Perlu selalu bawa air hangat untuk bisa menyeduh
b) Memiliki warna yang tidak menyakinkan
c) Tingkat kelarutan tidak 100%

4.1.3 Ooportunity
Produk ini dapat terus dikembangkan dengan penambahan rasa agar semakin menarik

4.1.4 Threat (ancaman )


a) Ketersediaan bahan dan fluktuasi harga bahan baku
b) Kelarutan yang tidak 100% membuat produk bisa saja tersisa diselang

4.2 Upaya Mengatasi Kelemahan Dan Ancaman Dan Memanfaatkan Kekuatan Dan
Peluang
4.2.1 Strategi Strength Dan Opportunities
• Tingkatkan kualitas dan kembangkan produk dengan ketersediaan tenaga
yang mampu melakukan semua tahapan pembuatan produk
• Meningkatkan keunggulan produk dengan menambahkan rasa baru pada
produk

12
4.2.2 Strategi Strength Dan Threats
Meningkatkan kualitas dengan mencari cara meminimalisir sisa/ampas produk

4.2.3 Strategi Weakness Dan Oppurtunities


a) Memperbaiki hasil warna/penampilan produk
b) Menggunakan teknologi yang dapat meminimalisir ampas/sisa

4.2.4 Strategi Weakness Dan Threats


Terus melakukan pengembangkan produk secara berkala agar dapat bersaing dengan
produk di pasaran

13
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, Ngadiarti I, Moviana Y. Bahan Ajar Gizi DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI. Jakarta:
kementterian Kesehatan RI; 2017. 210–2011 p.

American Lung Association, 2010, Chronic Obstructive Pulmonary Diseases COPD, Amerika.

Hasibuan. 2015. Karakterisasi Morfologi Tanaman Labu Kuning (Cucurbita sp) Di Kecamatan
Danau Kembar Dan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Universitas Andalas. Padang.

14

Anda mungkin juga menyukai