BIDANG KEGIATAN:
PKM - GT
Diusulkan oleh:
Syafwan Nugraha 240210070036 (2007)
Karina Susanti 240210070061 (2007)
Intan Luluatul Jannah 240210090070 (2009)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis
yang berjudul “Nasi Aking Instan Terobosan Inovatif bagi Penderita Diabetes” untuk
diikut sertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, doa, dan
saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Ir. Mimin Muhaemin, M. Eng., Ph.D., Dekan Fakultas Teknologi Industri
Pertanian, Univeritas Padjadjaran.
2. Bambang Nurhadi S.T.P., M.Sc., Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan.
3. Debby M. Sumanti, Ir., M.S., Ketua Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran.
4. Orang tua kami yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang dan cinta,
terimakasih untuk setiap doa yang terucap.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kemajuan
penulis di masa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Ringkasan .................................................................................................................. vi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
GAGASAN ............................................................................................................... 2
Nasi Aking.................................................................................................. 2
Diabetes Mellitus........................................................................................ 3
Masalah yang Dialami Penderita Diabetes Saat Ini.................................. . 4
Nasi Aking Instan Terobosan Inovatif bagi Penderita Diabetes................ 5
Pihak-pihak yang dapat Membantu Mewujudkan Nasi Aking Instan......... 7
Langkah Strategis Yang Harus Dilakukan Untuk Mengimplementasikan
Produk......................................................................................................... 7
KESIMPULAN............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................... 11
iv
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Daftar Negara dengan Penderita Diabetes Mellitus Terbanyak ......... 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram proses pembuatan nasi aking instan................................. 6
Gambar 2. Diagram Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplemntasikan Nasi
Aking Instan….. ................................................................................................ 8
v
RINGKASAN
vi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini nasi aking mempunyai kesan kurang positif dikarenakan identik
dengan nasi bekas yang kotor dan kurang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.
Padahal nasi aking merupakan istilah untuk nasi yang berasal dari beras yang telah
dimasak kemudian didinginkan dan dikeringkan kembali. Pati yang ada pada nasi
aking telah mengalami retrogradasi yaitu proses terbentuknya susunan struktur
amilosa yang teratur kembali setelah mengalami gelatinisasi (Fennema, 1996). Proses
retrogradasi pada nasi aking tersebut terjadi karena proses pendinginan setelah nasi
tersebut matang dan mengalami gelatinisasi. Retrogradasi membuat struktur pati
berbeda, sehingga tidak dikenali oleh enzim-enzim pencernaan. Hal tersebut
menjadikan kandungan pati yang ada pada nasi aking menjadi pati resisten. Pati
resisten tahan terhadap enzim-enzim pencernaan dalam usus halus sehingga pati
tersebut tercerna secara lambat dan masuk ke dalam usus besar untuk difermentasi
menjadi asam lemak seperti asam butirat (Chui, 2005). Menurut Cui (2005),
keunggulan pati resisten bagi kesehatan meliputi beberapa hal, yaitu menurunkan
nilai kalori yang dikandung sehingga baik untuk diet, menurunkan nilai indeks
glikemik sehingga baik untuk penderita diabetes, menurunkan kadar kolesterol darah
yang penting untuk penderita penyakit kardiovaskular, dan menurunkan resiko
timbulnya kanker kolon melalui produksi asam lemak rantai pendek (asam butirat).
Selain itu, menurut Whitney and Rolfes (2002) pati resisten lambat dicerna oleh
tubuh sehingga memiliki nilai indeks glikemik yang rendah dan merupakan makanan
yang baik bagi penderita diabetes.
Penyakit diabetes mellitus merupakan permasalahan yang serius. Jumlah
penderita diabetes mellitus didunia mencapai 220 juta orang dan pada tahun 2005
sekitar 1,1 juta orang meninggal karena diabetes mellitus (WHO,2009). Menurut
penelitian Sarah (2004) dalam artikel ilmiah berjudul “Global Prevalence,of
Diabetes” yang dipublikasikan oleh WHO tahun 2004 menunjukkan bahwa
Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di
dunia setelah India, Cina dan Amerika. Tahun 2000 terdapat 8,4 juta penduduk
Indonesia yang menderita diabetes mellitus dan diperkirakan jumlahnya akan terus
meningkat dan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030.
Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang dipicu oleh pola
hidup yang kurang baik (Rimbawan dan Siagian, 2004). Salah satu pola hidup yang
harus diperhatikan bagi penderita diabetes mellitus adalah pola makan. Menurut
Rimbawan dan Siagian (2004), pola makan yang tepat untuk penderita diabetes
adalah dengan pendekatan indeks glikemik pada makanan. Indeks glikemik suatu
bahan pangan adalah parameter yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk
meningkatkan kadar glukosa dalam darah atau ukuran yang menunjukkan seberapa
cepat karbohidrat dicerna dan diserap lalu berpengaruh pada kadar glukosa darah.
Pada manusia yang normal kadar glukosa darah dijaga konstan dengan melibatkan
beberapa hormon penting yang salah satunya adalah insulin. Sedangkan untuk
2
penderita diabetes kadar glukosa dalam darah tidak dapat dijaga konstan karena
terganggunya pengeluaran hormon insulin. Oleh karena itu, makanan yang baik bagi
penderita diabetes adalah makanan yang karbohidrat dikandungnya lambat dicerna
dan diserap oleh tubuh atau yang memiliki nilai indeks glikemik yang rendah
(Whitney and Rolfes, 2002). Penderita diabetes dilarang untuk memakan makanan
dengan indeks glikemik yang tinggi, karena makanan tersebut dapat dengan cepat
meningkatkan kadar gula dalam darah melewati batas normal (hiperglikemia)
sehingga menyebabkan penurunan pH dalam darah (asidosis) dan diikuti dengan
inaktivasi enzim-enzim vital yang ujungnya dapat mengakibatkan kematian.
Saat ini penderita diabetes seringkali dihadapkan pada permasalah
mengkonsumsi nasi karena dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar gula dalam
darah karena indeks glikemiknya yang tinggi. Rata-rata nasi yang berasal dari
berbagai varietas beras memiliki indeks glikemik yang tinggi dengan nilai 70-75.
Nilai indeks glikemik bahan pangan dikelompokkan menjadi rendah (<55), sedang
(55-70), dan tinggi (>70). (Indrasari, 2009). Nilai indeks glikemik yang tinggi pada
nasi mengakibatkan nasi tidak baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Hal tersebut
menjadi masalah dimana nasi merupakan sumber karbohidrat utama khususnya untuk
masyarakat Indonesia. Bahkan ada pomeo yang terkenal yaitu “tidak merasa makan
dan kenyang bila belum makan nasi”. Oleh karena itu, dibutuhkan nasi dengan
indeks glikemik rendah untuk penderita diabetes sehingga penderita diabetes dapat
menikmati nasi sama halnya seperti orang normal. Salah satunya adalah dengan
memodifikasi nasi tersebut menjadi nasi aking instan atau nasi yang telah mengalami
retrogradasi yang praktis dan ekonomis.
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan solusi
yang praktis dan ekonomis dalam hal pola konsumsi nasi yang aman bagi penderita
diabetes mellitus.
Manfaat yang diharapkan penulis dalam karya tulis ini adalah penderita
diabetes mellitus dapat menikmati konsumsi nasi dengan aman tanpa takut terjadinya
kenaikan kadar gula dalam darah.
GAGASAN
Nasi Aking
Nasi aking sering disebut sebagai nasinya orang miskin karena banyak
dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah dan harganya yang murah. Saat ini
nasi aking mempunyai konotasi kurang baik di kalangan masyarakat disebabkan
identik dengan nasi bekas yang tidak higienis dan kurang memiliki manfaat bagi
kesehatan tubuh. Sebenarnya, nasi aking merupakan istilah populer di masyarakat
3
untuk nasi yang terretrogradasi karena telah mengalami proses pendinginan dan
pengeringan. Proses retrogradasi tersebut menyebabkan pati yang terdapat pada nasi
aking menjadi resisten yang cocok untuk penderita diabetes, karena pati resisten
dicerna secara lambat sehingga mempunyai indeks glikemik yang rendah (Chui,
2005).
Kandungan pati pada nasi aking berbeda dengan nasi biasa. Pati pada beras
aking telah mengalami retrogradasi dimana retrogradasi tersebut terjadi karena proses
pendinginan setelah nasi matang dan mengalami gelatinisasi (Chui, 2005).
Retrogradasi merupakan salah satu penyebab yang dapat membuat pati menjadi pati
resisten (Chui, 2005). Retrogradasi adalah proses penggabungan kembali rantai linier
pati yang telah mengalami gelatinisasi (Wurzburg, 1989). Winarno (1994)
mengatakan bahwa retrogradasi adalah proses kristalisasi kembali pati yang telah
mengalami gelatinisasi. Proses retrogradasi tersebut menyebabkan perubahan struktur
pati sehingga pati dipecah dengan lambat dan kurang tercerna oleh enzim-enzim
pencernaan pada usus halus dan ikut terfermentasi dalam usus besar (Chui, 2005).
Menurut Rimbawan dan Siagian (2004), pati yang dipecah dengan lambat
akan melepaskan glukosa ke dalam darah dengan lambat sehingga memiliki indeks
glikemik yang rendah. Indeks glikemik adalah suatu ukuran yang digunakan untuk
mengklasifikasikan karbohidrat berdasarkan kecepatannya untuk dipecah menjadi
glukosa dan diserap oleh tubuh (Wardlaw,2004). Menurut Chui (2005), pati yang
terretrogradasi memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga baik untuk penderita
diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus yang dikenal dengan penyakit gula maupun kencing manis
merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena kurangnya produksi hormon
insulin yang diperlukan dalam proses perubahan gula menjadi energi sehingga terjadi
gangguan pada sistem metabolisme karbohidrat (Lanywati, 2001). Kurangnya
hormon insulin menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah meningkat
dikarenakan insulin berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen sebagai
cadangan energi dalam otot. Kelebihan kadar gula (glukosa) dalam darah akan
menyebabkan penurunan pH dalam darah (asidosis) dimana dapat menyebabkan
inaktivasi enzim-enzim vital dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kelebihan
kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akan menyebabkan penyakit komplikasi yang
mengakibatkan keadaan menjadi lebih fatal, seperti gangguan jantung, ginjal, stroke
dan gangguan fungsi organ vital lainnya.
Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di
Indonesia, penderita diabetes mencapai 4 juta orang pada tahun 2001, atau meningkat
37,5% dari tahun 1994 (Indrasari, 2009). Menurut penelitian Sarah (2004) dalam
artikel ilmiah berjudul “Global Prevalence,of Diabetes” yang dipublikasikan oleh
WHO tahun 2004 menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan keempat dengan
jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika. Tahun
2000 terdapat 8,4 juta penduduk Indonesia yang menderita diabetes mellitus dan
4
diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dan mencapai 21,3 juta orang pada
tahun 2030. Daftar negara dengan penderita diabetes mellitus terbanyak pada tahun
2000 dan jumlah yang diperkirakan pada tahun 2030 disajikan pada Tabel 1.
Saat ini penderita diabetes dihadapkan pada berbagai masalah baik itu dalam
masalah pengobatan maupun pola makannya. Pengobatan penderita diabetes saat ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1 dan
pengobatan penderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 dicirikan oleh kerusakan sel beta
pada pankreas yang disebabkan oleh proses autoimmune dan menyebabkan defisiensi
insulin absolut (Lanywati, 2001). Organ pankreas sama sekali tidak memproduksi
insulin yaitu hormon yang bertanggung jawab pada pengolahan gula yang bertugas
mencerna karbohidrat dalam makanan dan mengubahnya menjadi energi. Pasien
diabetes tipe ini, bergantung sepenuhnya pada suntikan insulin. Seorang penderita
diabetes tipe 1 biasanya harus melakukan suntik insulin sebanyak 3 kali dalam satu
hari. Di pasaran, suntikan insulin dijual dengan harga kisaran Rp. 158 ribu per pena
sehingga setiap harinya penderita diabetes tipe 1 harus mengeluarkan uang sebesar
Rp. 474.000 (Sidartawan, 2005). Hal tersebut tidak ekonomis mengingat penderita
diabetes berasal dari berbagai kalangan yang tidak semuanya mampu dan mempunyai
biaya untuk pengobatan suntik insulin. Penderita diabetes tipe 2 masih memiliki
hormon insulin dalam tubuhnya, namun insulin tidak bekerja dengan normal karena
kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin. Produksi insulin terganggu karena
gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Diabetes tipe 2 dapat diatasi dengan
pengobatan oral dengan menggunakan obat, pengaturan makanan dan pengobatan
herbal. Pengobatan oral dengan menggunakan obat dinilai kurang ekonomis
mengingat harga obat untuk penderita diabetes berkisar antara Rp. 50.000-300.000
per butir.
Pengaturan pola makan atau sering disebut dengan diet diabetes dinilai kurang
praktis dan efektif. Pengaturan pola makan tersebut cenderung menghindari konsumsi
nasi. Hal tersebut sulit untuk dilakukan mengingat kebanyakan orang Indonesia
menjadikan nasi sebagai makanan pokok bahkan memiliki pomeo bahwa “tidak
makan, kalau tidak makan nasi”. Penderita diabetes sering menghindari konsumsi
nasi karena memiliki indeks glikemik yang tinggi. Tetapi, sekarang beredar di
pasaran beras Taj mahal yang diklaim sebagai beras untuk penderita diabetes karena
memiliki indeks glikemik yang rendah. Di pasaran, beras taj mahal tersebut dijual
dengan harga Rp. 87.000,00/ 5 kg. Sehingga dapat dihitung harga per kg beras
tersebut adalah sekitar Rp.17.000,00. Harga beras taj mahal sangat jauh sekali jika
dibandingkan dengan harga beras biasa yang berada di pasaran yaitu berkisar antara
Rp.5000,00- Rp. 7000,00/ kg.
Nasi aking instan dapat menjadi alternatif pola makan yang praktis dan
ekonomis untuk penderita diabetes. Bagi penderita diabetes tipe 2 yang masih
memiliki insulin dalam tubuhnya konsumsi nasi aking diharapkan dapat menjaga
kestabilan gula darahnya walaupun penderita mengonsumsi nasi dengan kuantitas
yang sama dengan orang yang sehat. Sedangkan bagi penderita diabetes tipe 1
konsumsi nasi aking ini diharapkan dapat mengurangi jumlah suntikan insulin per
harinya.
Nasi aking instan adalah nasi yang secara cepat dapat diubah menjadi nasi
terretrogradasi. Be
8
Tidak Disukai
Penelitian dan
Uji Hedonik
Pengembangan
Disukai
Nasi
Investor Penerapan
Aking
dalam skala
(pemerintah)
Instan rumah
Penerapan tangga
Sertifikasi/Legalitas dalam
Investor skala
(swasta) Industri
KESIMPULAN
Saat ini nasi aking mempunyai kesan kurang positif dikarenakan identik dengan
nasi bekas yang kotor dan kurang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Padahal
nasi aking merupakan istilah untuk nasi yang terretrogradasi karena telah mengalami
proses pendinginan dan pengeringan. Proses retrogradasi tersebut menyebabkan pati
yang terdapat pada nasi aking menjadi resisten yang cocok untuk penderita diabetes
karena pati resisten dicerna secara lambat sehingga mempunyai indeks glikemik yang
rendah (Chui, 2005). Nasi aking ini dibuat instan dengan cara pembekuan dan
pengeringan sehingga dapat disajikan dalam waktu yang singkat dengan hanya
menambahkan air panas. Proses Pembekuan dilakukan untuk membentuk kristal-
kristal es yang dapat merusak jaringan pada nasi sehingga nasi tersebut berpori.
Proses pengeringan bertujuan untuk menghilangkan kandungan es pada jaringan
tersebut sehingga nasi menjadi porus dan mempermudah rehidrasi, yaitu kemampuan
penetrasi air pada nasi aking.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan nasi aking instan
ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah tersebut diawali dengan penelitian dan
pengembangan. Setelah itu dilakukan uji hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan
dari nasi aking instan tersebut. Jika nasi aking instan tersebut tidak disukai oleh
panelis maka perlu dilakuan penelitan dan pengembangan ulang, sedangkan apabila
9
disukai maka berlanjut kepada langkah selanjutnya yaitu penerapan dalam skala
rumah tangga maupun skala industri. Penerapan dalam skala rumah tangga dapat
dilakukan dengan membuat sendiri dirumah sesuai dengan hasil dari penelitian dan
pengembangan mengenai proses pembuatan nasi aking instan terbaik. Sedangkan
apabila diterapkan dalam skala industri maka perlu dilakukan sertifikasi dan legalisasi
dari permerintah baik dari departemen kesehatan maupun departemen perdagangan.
Setelah proses sertifikasi dan legalisasi selesai maka perlu dilakukan pencarian
investor baik dari pemerintah maupun swasta sehingga dapat mendanai proses
pembuatan nasi aking instan ini menjadi salah satu solusi pola makan nasi bagi
penderita diabetes yang praktis dan ekonomis.
Nasi aking instan diharapkan dapat menjadi solusi yang praktis dan ekonomis
dalam hal pola konsumsi nasi yang aman bagi penderita diabetes mellitus sehingga
penderita diabetes mellitus dapat menikmati konsumsi nasi dengan aman tanpa takut
terjadinya kenaikan kadar gula dalam darah. Selain itu diharapkan bagi penderita
diabetes tipe 2 yang masih memiliki insulin dalam tubuhnya konsumsi nasi aking
dapat menjaga kestabilan gula darahnya walaupun penderita mengkonsumsi nasi
dengan kuantitas yang sama dengan orang yang sehat. Sedangkan bagi penderita
diabetes tipe 1 konsumsi nasi aking ini diharapkan dapat mengurangi jumlah suntikan
insulin per harinya sehingga biaya yang dikeluarkan lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Ketua Pelaksana:
Nama Lengkap : Syafwan Nugraha
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung,
Fakultas/program Studi : FTIP/Teknologi Industri Pangan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Alamat Rumah/telp. : Jl. Cibiru Hilir No. 08 Cileunyi Bandung/
085659261727
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan kulit manggis sebagai bahan
baku pembuatan minuman instan
Penghargaan Ilmiah yang Diraih :-
Penulis 1
(Syafwan Nugraha)
NPM. 240210070036
Anggota Kelompok (I)
Nama Lengkap : Karina Susanti
Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 24 Mei 1989
Fakultas/program Studi : FTIP/Teknologi Industri Pangan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Alamat Rumah/telp. : Jl. Pasukan Sindangkasih No. 38 Cigasong,
Majalengka/ 085224900101
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan kulit manggis sebagai bahan
baku pembuatan minuman instan
Penghargaan Ilmiah yang Diraih :-
Penulis 2
(Karina Susanti)
NPM. 240210070061
Anggota Kelompok (II)
Nama Lengkap : Intan Luluatul Jannah
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1992
Fakultas/program Studi : FTIP/Teknologi Industri Pangan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Alamat Rumah/telp. : Cingcin Kolot RT 02/RW 17 Soreang/
08997134828
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :-
Penghargaan Ilmiah yang Diraih :- Penulis 3
Pendidikan
No. Perguruan Tinggi Kota & Negara Tahun Lulus Bidang Studi
1. Institut Pertanian Bogor Bogor, 1999 Biokimia
(S-1) Indonesia Pangan
2. University of New South Sydney, 2004 Food
Wales (S-2) Australia Engineering
Pengalaman Penelitian
No. Judul Penelitian Tahun
1. Kajian pengaruh kadar air awal bawang merah dan kualitas 2005
minyak terhadap serapan minyak bawang merah goreng
2. Kajian pembuatan hidrolisat protein ampas tahu dengan 2005
enzim papain
3. Mempelajari penyimpanan segar tahu Sumedang segar 2006
4. Rekaya beras analog berbahan baku non beras 2006
5.