INDONESIA
SIFAT POLITIK LUAR NEGERI
SIFAT POLITIK LUAR NEGERI SERING
MERUPAKAN PENJUMLAHAN DARI
SEKUMPULAN TINDAKAN YANG
TERPISAH-PISAH ATAU YANG HANYA
SAMAR TERKAIT.
PANDANGAN SUN-TZU
Dalam pandangan John P. Lovell,
kebijakan baik luar negeri maupun dalam
negeri adalah suatu rancangan rasional
yang dibentuk oleh para elit politik
pembuat keputusan dan menjadi acuan
bagi tindakan-tindakan negara
selanjutnya
Dalam Pandangan
John P. Lovell
Polugri RI mulai di laksanakan sejak 2
September 1948, yang di sampaikan
melalui pidato Bung Hatta di depan sidang
KNIP dengan judul : “Mendayung diantara
Dua Karang”.
Faktor-faktor yang bersifat
tetap/permanen: faktor geografis, iklim
dan topografi serta penduduk;
Bersifat Non-Politis
a. Berkaitan dengan kemampuan para pelaksana
atau para penentu keputusan dalam menilai suatu
masalah. Kemampuan yang tinggi dalam menilai
masalah bisa menghasilkan keputusan-keputusan
yang lebih antisipatif dan tepat. Sebaliknya,
kemampuan menilai masalah yang rendah selain
akan menghasilkan keputusan yang kurang pas (tidak
menyelesaikan masalah/bahkan memperpanjang
masalah), juga dalam banyak hal sering membuat
lolosnya berbagai kesempatan;
b. Hal-hal yang berkaitan dengan pertimbangan
atau perhitungan dana. Menilai pelaksanaan Polugri
RI, apakah kerja dinas perwakilan luar negeri efektif
atau tidak, juga tergantung oleh dana yang tersedia;
Non-Governmental Agencies
Governmental Agencies/lembaga-
lembaga pemerintah yang bersifat
resmi atau formal
Parpol;
Kelompok Kepentingan/pressure group;
Media Komunikasi/media massa (opini
koran, majalah, dll).
Lembaga-lembaga atau badan-badan
yang terlibat dalam Policy Making;
Non-Governmental Agencies
Proses Perencanaan;
Dinamika Politik dan Kebijaksanaan Luar
Negeri;
Teknik-teknik dan instrumen-instrumen
yang di pergunakan dalam pelaksanaan
kebijaksanaan (teknik persuasif,
menekan, dll. Instrumen formal/resmi
atau informal).