Anda di halaman 1dari 11

Foreign Policy

 Kepentingan nasional merupakan kunci dalam politik luar


negeri.  Menurut Columbis dan wolfe, Politik luar negeri
merupakan sintesis dari tujuan atau kepentingan nasional
dengan power dan kapabilitas

 Oleh karena kesamaan itu kepentingan nasional  lazim


 diidentikkan dengan tujuan nasional ( national goals ) namun
untuk hal-hal lainnya bisa saja berubah dalam jangka waktu
tertentu. Contohnya kepentingan ekonomi atau kepentingan
pengembangan sumber daya manusia.
 Joshua Goldstein mengatakan bahwa pengertian Kebijakan
Luar Negeri adalah strategi-strategi yang diambil oleh
pemerintah dalam menentukan aksi mereka di dunia
internasional.

 Sedangkan menurut K.J. Holsti, kebijakan luar


negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang untuk
memecahkan masalah atau membuat perubahan dalam suatu
lingkungan.
 Menurut Rosenau tujuan dari kebijakan luar negeri
sebenarnya merupakan fungsi dari proses dimana
tujuan negara disusun.
 Tujuantersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat
dari masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan
datang
Menurut Daniel S. Papp, yang menyatakan bahwa proses
perumusan foreign policy mesti menempuh lika-liku yang panjang.
 Banyaknya kepentingan yang diusung pihak-pihak membuat
proses penyusunan kebijakan luar negeri menjadi arena tarik
menarik untuk memenangkan masing- masing kepentingannya.
 Untuk menguraikan proses perumusan kebijakan luar negeri
sebuah negara, setidaknya dapat meminjam tahapan foreign
policy decision making proces yang dikemukakan Daniel S.
Papp.
Dalam penyusunan kebijakan luar negeri Papp membagi tahapannya dalam :
• goal setting;
• intelligence gathering,
• reporting, and interpreting;
• option formulation;
• planning and programming;
• decision making;
• policy articulation;
• policy implementation;
• policy monitoring;
• policy appraisal;
• policy modification;
• and memory storage and recall
KJ. Holsti membagi tujuannya menjadi tiga kriteria
utama, sebagai berikut:
1. Nilai, yang diletakkan pada tujuan
negara, sebagai faktor utama mendorong
pembuat kebijakan, hal itu dilakukan
berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan.
2. Unsur Waktu, jangka waktu untuk mencapai
tujuan.
3. Jenis tuntutan tujuan, negara tujuan akan
dibebankan dari negara yang mengeluarkan
kebijakan luar negeri.
 Tujuan dari  politik  luar  negeri  adalah  untuk
 mewujudkan kepentingan nasional.
 Tujuantersebut memuat gambaran atas keadaan
negara dimasa yang akan datang dan kondisi masa
depan yang diinginkan .
 Pemerintah negara menetapkan berbagai sarana
yang diusahakan untuk dicapai dengan melakukan
berbagai tindakan yang menunjukkan adanya
kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Variabel Variabel pada Pembentukan Politik Luar Negeri
 Dengan mengacu pada pendapat Rosenau, Coulumbis dan Wolfe
(Coulumbis dan Wolfe).
 Ada beberapa variable yang berpengaruh terhadap politik luar negeri
sebuah Negara. Variabel tesebut antara lain : 
1. Variabel Ideosinkretik
Berkaitan dengan image dan karakter pribadi pembuat keputusan,
anatar lain mengenai ketenagan lawan ketergesaan,kemarahan lawan
prudensi, ketakutan lawan percaya diri sendiri. Intinya karakteristik
psikologis para pemimpin pembuat keputusan, demikian juga para
pelaksana politik.
.
2. Variabel Peranan,
Biasanya didefenisikan sebagai- aturan-aturan perilaku yang diharapkan
dari seseorang sesuai dengan pekerjaannya. Seseorang yang memegang
peranan spesifik, hasil prilakunya dimodifikasi oleh harapan dan
ekspektasi publik.
3. Variabel birokratis,
Menyangkut struktur dan proses pemerintahan serta efeknya terhadap
politik luar negeri. Menurut Allison kompleksitas birokratis merupakan
karakteristik yang terdapat hampir semua negara terbelakang
4. Variabel Nasional,
Mencakup berbagai atribut nasional yang mempengaruhi hasil politik luar
negeri
Proses Tindakan Kebijakan Luar Negeri

 Proses politik internasional mulai ketika contohnya, negara A berusaha


melalui berbagai tindakan atau isyarat untuk mengubah atau mendukung 
perilaku (perilaku :tindakan, kebijakan, citra) negara B dengan
menggunakan kapabilitasnya ( power).
 Proses tindakan kebijakan luar negeri terjadi juga ketika negara A
menetapkan tujuan yang mungkindicapai apabila negara B melakukan
tindakan x. Negara A membujuk negara B untuk tidakmelakukan tindakan
x supaya tujuan negara A dapat tercapai. Kemampuan negara A dalam
mengendalikan perilaku dengan kebijkaan luar negeriini menggunakan
power.
Kebijakan luar Negeri Indonesia
 Pertama, sejak tahun 1999 setelah ditetapkannya UU Hubungan Luar
Negeri (UU No. 37 Tahun 1999), untuk pertama kali dalam sejarah,
Indonesia memiliki sebuah Undang-undang yang mengatur hubungan
luar negeri .
 Kedua, dengan adanya UU Nomor 37 tersebut, praktis merubah
struktur politik luar negeri Indonesia, termasuk struktur pengambilan
keputusan, pertanggungjawaban dan pembiayaan politik luar negeri
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai