Anda di halaman 1dari 9

Nama : Raja Sahal Muzaki

NIM : 1211004081

Kelas : pol-31 uts pagi

Studi : Ilmu Politik – Hubungan Internasional

1. Jelaskan dengan detail keterkaitan antara kepentingan nasional, politik


domestik dan lingkungan internasional dalam kerangka politik luar negeri!

Sertakan jawaban dengan contoh-contoh yang relevan untuk memperjelas


pandangan Anda!

Jawaban :

Dalam mempelajari politik luar negeri, penegertian dasar yang harus kita
ketahui yaitu politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan «action theory»,
atau kebijakasanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai
suatu kepentingan tertentu. Salah satu cara untuk memahami konsep politik luar
negeri adalah dengan jalan memisahkannya ke dalam dua komponen: politik dan
luar negeri. Sedangkan gagasan mengenai kedaulatan dan konsep «wilayah»
akan membantu upaya memahami konsep luar negeri . Kedaulatan berarti
kontrol atas wilayah yang dimiliki oleh suatu negara.

Pemahaman konsep ini diperlukan agar kita dapat membedakan antara


politik luar negeri dan politik domestik . Meminjam istilah dari Henry Kissinger,
seorang akademisi sekaligus praktisi politik luar negeri Amerika Serikat,
menyatakan bahwa «foreign policy begins when domestic policy ends». Dengan
kata lain studi politik luar negeri berada pada intersection antara aspek dalam
negeri suatu negara dan aspek internasional dari kehidupan suatu negara. Dari
pernyataan di atas sulit bagi kita untuk memisahkan antara politik luar negeri
dengan politik dalam negeri.

Politik Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional.

Politik luar negeri merupakan salah satu bidang kajian studi Hubungan
Internasional. Dalam kajian politik luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan
dari lingkungan eksternal dan domestik sebagai input yang mempengaruhi politik
luar negeri suatu negara dipersepsikan oleh para pembuat keputusan dalam
suatu proses konversi menjadi output.

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang


dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau
unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan
nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.

Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara


bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya
meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentutakan oleh
siapa yang berkuasa pada waktu itu. Untuk memenuhi kepentingan nasionalnya
itu, negara-negara maupun aktor dari negara tersebut melakukan berbagai
macam kerjasama diantaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, regional dan
multilateral.

Tujuan Politik Luar Negri.

dari kebijakan luar negeri sebenarnya merupakan fungsi dari proses


dimana tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang
dilihat dari masa lalu damn aspirasi untuk masa yang akan datang. Pada dasarnya
tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri adalah untuk mencapai perdamaian,
keamanan, dan kekuasaan.13

Sementara itu Plano berpendapat bahwa setiap kebijakan luar negeri


dirancang untuk menjangkau tujuan nasional. Tujuan dirancang, dipilih, dan
ditetapkan oleh pembuat keputusan dan dikendalikan untuk mengubah
kebijakan atau mempertahankan kebijakan ihwal kenegaraan tertentu di
lingkungan internasional.

Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai


keadaan dan kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui
para perumus kebaijaksanaan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada
negara-negara lain dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara
lain.

Contoh : politik luar negri Indonesia yang menghasilkan pandangan adanya tiga
tujuan politik luar negri. Pertama mempertahankan kemerdekaan bangsa
melawan ancaman yang dipersepsikan. Kedua mobilisasi sumber-sumber
eksternal untuk pembangunan dalam neger. ketiga mencapai sasaran-sasaran
yang berkaitan dengan politik dalam negeri seperti mengisolasi salah satu oposisi
politik dari dukungan luar negeri dan memanfaatkan legitimasi untuk tuntutan-
tuntutan politik domestik dan menciptakan simbol- simbol nasionalisme dan
persatuan nasional.

2. Konsep national interest dapat dilihat dari berbagai macam sudut pandang
teoritik, yakni liberalis, realis, dan konstruktivis. Jelaskan perbedaan konsep
national interest dari ketiga teori tersebut.

Sertakan jawaban dengan contoh-contoh yang diambil dari pengalaman


Indonesia, yang relevan untuk memperjelas pandangan Anda!

Jawaban :

National Interest dari 3 Paradigma Besar.

Realist : Fokus pada dimensi security (keamanan), pertahanan.

Dalam studi keamanan. Secara historis, negara dianggap sebagai aktor


yang paling berkuasa dalam sistem internasional sejak Perjanjian Westphalia
pada tahun 1648. Dalam hal ini, keamanan dipandang sebagai kewajiban
pemerintah yang harus diprioritaskan agar negaranya dapat bertahan dalam
sistem internasional yang anarkis. Dalam dunia yang dicirikan oleh self-help,
negara harus mengandalkan dirinya sendiri dalam mencapai keamanan.

Constructivism : National interest dibentuk oleh faktor identitas suatu negara.

Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional di Indonesia


antara lain faktor objektif yang meliputi faktor geografis, ekologis dan
demografis. Kemudian faktor subjektif yaitu faktor historis, sosial, politik dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

Faktor pertama mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan


sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis,
bahasa, wilayah, serta bahasa daerah merupakan suatu kesatuan meskipun
berbeda-beda dengan ke-khasan masing-masing.

Faktor kedua meliputi perkembangan teknologi, informasi dan


komunikasi yang melahirkan angkatan bersenjata modern dan pembangunan
lainnya dalam kehidupan bernegara. Perkembangan ini merupakan suatu
identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu identitas nasional yang
dinamis sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa
Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.

Faktor ketiga mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,


tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia.

Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas


alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain dalam mewujudkan faktor keempat melalui
memori kolektif rakyat Indonesia.

Liberalist : Fokus pada dimensi ekonomi, kerjasama.

Kerja sama internasional adalah hubungan yang dilakukan suatu negara dengan
negara lain. Kerja sama internasional dilakukan untuk mempererat hubungan
antarnegara.

Selain itu, kerja sama internasional juga bertujuan saling mencukupi kebutuhan
dan saling membantu ketika ada yang membutuhkan bantuan.

Contoh Kerja sama bilateral Indonesia dengan negara lain:

* Kemitraan strategis khusus atau special strategic partnership Indonesia-Korea


dengan fokus terhadap pertahanan dan perdagangan.

* Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (Indonesia-Korea


Comprehensive Economic Partnership atau IK-CEPA)

* Kerja sama Indonesia-Amerika Serikat dalam penanggulangan Covid-19 dan


Peningkatan Neraca Perdagangan

* Kerja sama Indonesia-Brazil dalam peningkatan mutu genetik protein hewani


dan pengembangan peternakan nasional.

* Ekspor kopi, teh, tembakau, dan minyak sawit Indonesia ke Jerman. Jerman
mengekspor barang elektronik yang tidak bisa dibuat di Indonesia.
* Kerja sama Indonesia-Jerman dalam penanaman modal usaha seperti Krakatau
Steel dan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

* Kerja sama Indonesia-Jepang melalui pertukaran pelajar dan mahasiswa dalam


bidang teknologi.

* Kerja sama Indonesia-Asia Pasifik berupa perjanjian ekonomi dan perdagangan


di Asia Pasifik.

* Kerja sama Indonesia-Arab Saudi dalam penanganan ibadah haji.

3. Jelaskan (bukan sebutkan) politik luar negeri Indonesia per periodisasi


(Sukarno-Jokowi Periode II), dengan kerangka Terori Change and Continuity.

Sertakan jawaban Anda dengan analisis personal/pribadi terkait dinamika di


setiap periode!

Jawaban :

Pada masa Soekarno di awal-awal kemerdekaan fokus politik luar negerinya


adalah mencari perhatian internasional dengan menjalankan politik
mercusuarnya agar mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain. proyek
mercusuar tersebut dilakukan oleh Soekarno pada masa demokrasi terpimpin
tahun 1959-1960 lebih kepada hal yang simbolik dan psikologis yang untuk
memuaskan kebutuhan untuk dihargai, menjadi pemimpin negara-negara NEFO
merupakan inti dari kebijakan ini.

Proyek ini membutuhkan biaya yang besar dengan capaian milyaran rupiah dan
bahkan angka tersebut sangatlah banyak saat dulu. Adapun hasil dari politik
mercusuar ini adalah pembangunan jalan-jalan, hotel mewah, toko serba ada
Sarinah, Jembatan Semanggi, Tugu Monas, dan diselenggarakannya Ganefo yang
membutuhkan pembangunan Gelanggang Olahraga (Gelora) Senayan serta biaya
perjalanan bagi delegasi asing. Walaupun banyaknya pembangunan yang ada
yang dapat memperlihatkan kehebatan Indonesia di negara luar, akan tetapi hal
itu mendapat banyak kecaman dar berbagai pihak karena politik mercusuar ini
menggunakan pemborosan uang negara.

Karena pelaksanaan politik mercusuar membuat dampak yang besar bagi kas
negara Indonesia saat itu dimana kondisi ekonomi semakin memburuk karena
anggaran belanja negara setiap tahun membengkak tanpa diimbangi dengan
pendapatan negara.

Krisis yang dihasilkan di era Soekarno, menjadikan perbaikan ekonomi sebagi


salah satu tujuan nasional pada era pemerintahan Suharto. Pada masa ini terjadi
Restrucutring dalam politik luar negerinya dari globalis menjadi globalis dan
regionalis, tujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan dan menghilangkan
kolonialisme telah berubah menjadi kepentingan untuk memperbaiki ekonomi
dalam negri yang disebabkan oleh politik mercusuar di era Soekarno.

kebijakan luar negeri Indonesia pada mas Suharto lebih low profile dan lebih
kooperatif dengan negara-negara barat, terlihat dimana sangat berbeda dengan
Soekarno yang anti barat, pada masa Soeharto justru Indonesia lebih condong ke
barat. Kebijakan luar negeri Indonesia mendukung agar investasi-investasi dan
pinjaman asing dapat masuk ke Indonesia. Hal ini karena tujuan utama politik
luar negeri Soeharto adalah untuk memobilisasi sumber dana internasional demi
membantu rehabilitasi ekonomi negara dan melakukan pembangunan.

Kebijakan luar negeri Soeharto yang low profile tidak membuat peran Indonesia
memudar, justru Soeharto lebih memusatkan perhatiannya dalam skala regional
sehingga Indonesia menjadi negara yang berpengaruh dalam kawasan Asia
Tenggara. Selain itu kebijakan politik luar negeri Soeharto juga membawa
Indonesia kembali ke PBB, dimana sebelumnya pada masa Soekarno Indonesia
keluar dari PBB karena masalah Konfrontasi Indonesia-Malaysia, dimana
Soekarno melihat bahwa Malaysia merupakan hasil kolonialisme barat yang
dapat mengancam Indonesia. Namun pada masa Soeharto juga, Indonesia
memberhentikan Konfrontasi dengan Malaysia serta menjalin hubungan baik
dengan negara lain terutama negara barat.

Pada masa B.J. Habibie, politik luar negri di era Habibie merupakan
Refinement dari masa Suharto yang lingkup kebijakan politiknya globalis &
regionalis menjadi regionalis saja. Orientasinya adalah membangun kepercayaan
investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, karena sedang krisis,
beliau tidak bisa aktif terlalu jauh. Jadi Presiden Habibie hanya aktif pada di
sekitar ASEAN.

Fokus politik luar negeri Indonesia pada saat itu difokuskan kepada
penataan untuk membangun kembali ekonomi Indonesia dan stabilitas
keamanan Indonesia. Dalam hal ini Presiden Habibie menggunakan beberapa
Instrumen untuk memenuhi kepentingan nasional Indonesia pada masatransisi
ini. Instrument itu sendiri antara lain adalah pengelolaan investasi swasta,
diplomasiterhadap bantuan asing, perdagangan bebas, kekuatan militer dan
sistem politik demokratis. Setelah tumbangnya rezim otoriter Soeharto,
Indonesia mencoba menata kembali kehidupanmasyarakat dan sistem politik
khususnya politik luar negerinya

Ketika era kepemimpinan B.J. Habibie inilah Indonesia mencoba bangkit kembali
dengan memulihkan kondisi perekonomiannya. Dimana nilai tukar rupiah sampai
menginjak titik Rp6.500 per 1USD. Hal tersebut tidak luput dengan dibuatnya
3kebijakan yaitu pengefektifan anggaran pembangunan demi mencapai target,
pencegahankebocoran dan pemborosan anggaran dan transparansi dalam
penggunaan anggaran serta dengan bantuan dari para menteri pada saat itu.

Ketika masa kepresidenan Gusdur, politik luar negrinya mengalami


reformasi dari regionalis menjadi globalis ditunjukkan dengan banyaknya negara
yang dikunjungi sehingga sering dianggap melupakan daerah regionalnya yaitu
negara ASEAN. Gus Dur sebagai presiden dalam pelaksanaan politik luar
negerinya melakukan tur keliling dunia yang menghabiskan 23 dari 40 hari
pertama masa pemerintahannya. Tercatat Gus Dur melakukan lawatan sebanyak
80 kali selama 20 bulan. Berarti rata-rata Gus Dur mengunjungi 4 negara dalam
satu bulan.

Ketika masa Presiden Megawati, karena Gusdur dianggap jauh dari


negara-negara tetangganya di ASEAN politik, kembali memusatkan politik luar
negrinya di negar-negara tetangganya dengan goals yang sama namun scope
yang berbeda sehingga terjadi refinement dalam scope politik luar negrinya dari
globalis menjadi regionalis.

Saat masa pemerintahan Megawati, Indonesia masih mengalami ketidakstablilan


politik dimana Indonesia sedang berada dalam krisis multideminsional. Megawati
mengatakan dalam sidang Tahunan MPR pada 1 November 2001, bahwa
sebagian krisis itu merupakan bagian dan kelanjutan dari krisis moneter,
ekonomi, kepercayaan, politik dan keamanan yang telah melanda sejaak tahun
1997, namun belum dapat diselesaikan secara mendasar

Sebagian lagi merupakan rangkaian krisis baru yang berasal dari dinamika
kehidupan nasional dalam negeri maupun imbas dari peristiwa-peristiwa global.

Selama menjabat, ada beberapa agenda politik luar negeri Megawati, di


antaranyafokus dalam memerangi terorisme dan mengembangkan interfaith
dialogue antara kelompok islam dengan non-islam. Terorisme memang bukanlah
isu baru namun menjadi aktual dan lebih serius semenjak terjadinya peristiwa
serangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika
Serikat (AS) pada 11 September 2001.

Masa Presiden SBY periode satu terjadi intensification dari era


sebelumnya karena lingkup politik luar negerinya masih regionalis namun, pada
periode dua Presiden SBY cenderung sedikit lebih menjadi globalis. Politik luar
negeri indonesia pada era SBY adalah Thousand Friends Zero Enemy merupakan
sebuah Politik luar negeri yang berprinsip bebas aktif. Artinya, Indonesia akan
secara bebas dan aktif melakukan hubungan dengan negara lain dan tidak akan
memihak hanya ke satu pihak saja. Konsep thousand friends zero enemy
dimaksudkan untuk merangkul sebanyak-banyaknya kawan dengan
menggunakan soft power sehingga meminimalisasi kemungkinan adanya musuh.

Salah satu bentuk implementasi dari konsep thousand friends zero enemy adalah
menjalin kerjasama dengan banyak negara. Contohnya adalah perjanjian pasar
bebas atau free market bersama Jepang, India, dan Tiongkok dan Pemanfaatan
forum-forum internasional sebagai upaya meningkatkan investasi ekonomi, salah
satunya melalui kerjasama ekonomi Asia Pasifik atau Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC). Selain itu, implementasi thousand friends zero enemy
terlihat ketika Presiden SBY memberikan pengampunan berupa perubahan dan
penghapusan pelaksanaan pidana atau grasi kepada narapidana kasus narkoba
Schapelle Corby, warga negara Australia yang membawa ganja seberat 4,2
kilogram ke Bali.

Grasi diberikan oleh Presiden SBY agar warga negara Indonesia atau WNI di
Australia memperoleh hal yang sama. Presiden SBY juga beranggapan bahwa
pemberian grasi tersebut dapat menjaga kepercayaan antara Indonesia dan
Australia. Sehingga kepercayaan ini dapat memantik kerjasama dalam bidang
ekonomi, politik, keamanan, dan lan-lain.

kebijakan politik luar negri Jokowi pada periode satu merupakan intensification
dari masa SBY dengan scope yang masih sama regionalis namun cenderung
inward-looking karena sering tidak hadir dalam sidang PBB. " berfokus dengan
kondisi dalam negeri. Presiden Jokowi lebih mementingkan untuk memperbaiki
kondisi dalam negerinya terlebih dahulu dibandingkan dengan mempererat
hubungan diplomasi dengan negara-negara lain yang menurutnya kurang
memberikan efek langsung dalam perbaikan domestik Indonesia.
Pada periode dua terjadi intensifikasi dalam politik luar negri Indonesia karena
Presiden Jokowi mulai serius dalam event-event untuk yang berhubungan
dengan dunia internasional, tidak lagi hanya berfokus pada keadaan domestik.
salah satu contohnya adalah dalam penyelenggaraan G20, Presiden Jokowi
berusaha untuk memperbaiki hubungan antara Rusia dan Ukraina yang sedang
berkonflik dengan mengundang kedua presiden tersebut dalam forum G20.

Anda mungkin juga menyukai