Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DENGAN JERMAN DALAM

BIDANG EKONOMI DAN MILITER


Dwi Nurvita Amaliasari, Najma Zahiro, M. Syamsul Arif Ramadhan*
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Abstrak
Paper ini memiliki tema politik luar negeri Indonesia ke Eropa. Penulis menfokuskan
pembahasan pada analisis politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang ekonomi
dan militer. Politik luar negeri memang sangat penting untuk dilakukan karena dengan adanya
politik luar negeri maka setiap Negara akan saling bekerjasama baik dalam ekonomi, budaya,
keamanan dan pendidikan. Kerjasama yang dilakukan ini dapat mengantisipasi suatu pertikaian
antar Negara. Penulis membagi pembahasan dalam dua bagian yaitu yang pertama adalah
politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang ekonomi dan militer, dan yang kedua
adalah analisis menggunakan teori holsti terhadap kebijakan politik luar negeri Indonesia
dengan Jerman dalam bidang ekonomi dan militer. Untuk pengertian mendasar dari politik luar
negeri penulis telah membahas di awal pembahasan yaitu terdapat pada pendahuluan. Paper ini
disusun dengan data yang diambil dari studi literature buku, jurnal, dan penelitian sebelumnya.
Untuk bagian kesimpulan penulis akan menuliskannya diakhir penulisan paper.
Keywords : politik luar negeri, Indonesia-Jerman, kerjasama ekonomi, kerjasama militer
A. Pendahuluan
Politik luar negeri merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu Negara atau
komunitas politik lainnya dalam proses melakukan hubungan dengan Negara lain dan actor non-
state di dalam dunia internasional. Selain itu politik luar negeri juga menjembatani batas wilayah
dalam negeri dan lingkungan internasional. Politik luar negeri tersebut dapat berupa hubungan
diplomatic, mengeluarkan doktrin, membuat aliansi, merencanakan tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek.1 Sedangkan menurut Christopher Hill menyatakan bahwa politik luar
negeri sebagai jumlah hubungan luar yang resmi dilakukan oleh actor independen dalam
hubungan internasional.2 Perlu diketahui bahwa focus utama dari kajian politik luar negeri adalah

1
K. J. holsti. 1983. International politics: a framework for analysis 4th. Edition. London: prentice-hall, 97
2
C. hil, 2003. The changing politics of foreign policy. Basingstoke: palgrave Macmillan, 3

1
untuk memperhatikan intensi pernyataan dan tindakan actor yang diarahkan pada dunia eksternal
dan respon dari actor–actor lain terhadap intensi pernyataan dan tindakan ini.3
Setiap Negara pasti memiliki kepentingan yang harus dicapai. Untuk mencapai
kepentingan tersebut suatu Negara harus melakukan kerjasama baik dalam maupun luar negeri.
Kerjasama yang dilakukan di luar batas wilayah Negara, instrument yang digunakan adalah
politik luar negeri. Keadaan suatu Negara tidak selalu dapat dipastikan karena dapat berubah
sesuai situasi dan kondisi, begitupula dengan politik luar negeri yang berjalan dengan mengikuti
keadaan regional maupun internasional. Semua kebijakan yang ditetapkan dalam setiap Negara
sangat dipengaruhi oleh pemimpinnya, maka suatu kebijakan tidak dapat dinamakan sebagai
patokan yang permanen karena dapat berubah kapanpun.
Dalam politik luar negeri sendiri Indonesia memiliki landasan operasional yaitu bebas
aktif. Maksudnya “bebas” berarti Indonesia tidak berada dalam kedua blok dan memilih jalan
sendiri untuk mengatasi persoalan internasional. Sedangkan “aktif” diartikan sebagai upaya
untuk bekerja lebih giat guna menjaga perdamaian dan meredakan ketegangan kedua blok. 4
Secara khusus paper ini terfokus pada politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang
ekonomi dan militer.
B. Pembahasan
1. Politik Luar Negri Indonesia
Setiap negara mempunyai tujuan nasional yang diperoleh dengan mengelola potensi
sumber daya yang terdapat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam upaya mengelola
potensi pemenuhan kebutuhan nasional yang berasal dari sumber daya yang terdapat di luar
wilayah negaranya, amat penting bagi setiap negara untuk menjalin hubungan dengan negara-
negara lain di tingkat internasional. Dalam menjalankan hubungan itu, setiap negara memiliki
politik luar negeri, sebagai kumpulan keputusan yang diambil dalam rangka untuk mencapai
tujuan nasional suatu negara. Politik luar negeri erat kaitannya dengan pencapaian tujuan
nasional dari suatu negara.5 Dengan kata lain, politik luar negeri merupakan instrumen yang
dimiliki oleh pemerintah suatu negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor
lain dalam politik dunia demi mencapai tujuan nasionalnya.6

3
Abubakar eby hara, 2011, pengantar analisis politik luar negeri: dari realism sampe konstruktivisme. Nuansa: Bandung, 14
4
Mohammad Hatta, 1976. Mendayung Antara Dua Karang, Jakarta, Bulan Bintang, 17
5
Daniel S. Papp, op.cit, 43.
6
Aleksius Jemadu. 2008. Op.cit, 61.

2
Tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada Aliena pertama yang
berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh karena itu
penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Pernyataan tersebut menunjukkan ciri utama dari politik luar negeri Indonesia.7
Secara politis, politik luar negeri Indonesia berpedoman pada amanat konstitusi : “...dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial...”. Dalam pelaksanaannya Indonesia menganut paham “Bebas Aktif” yang
dicetuskan oleh Mohammad Hatta. Prinsip dasar “Bebas Aktif” itulah yang memberi kandungan
atau cerminan kepentingan nasional yang hendak diperjuangkan dan dipertahankan melalui
mekanisme diplomasi.8
Makna dari kata ”bebas” adalah bangsa Indonesia berhak menentukan penilaian dan
sikapnya sendiri terhadap masalah-masalah di dunia dan bebas dari keterikatan pada salah satu
blok kekuatan dunia. Sedangkan makna dari kata ”aktif” adalah bangsa Indonesia secara aktif
dan konstruktif berupaya memberi sumbangan demi tercapainya kemerdekaan yang mutlak di
seluruh penjuru dunia, karena sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.9
Terkait dengan hal tersebut, Indonesia pun menjalin hubungan diplomatic dengan banyak
negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang. Di antara negara-negara tersebut,
Indonesia juga menjalin hubungan diplomatik dengan Negara berkembang yang tertinggal secara
ekonomi di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Secara umum sifat, bentuk, intensitas, organisasi
dan lingkup diplomasi Indonesia setiap periode tidaklah sama, karena hal itu berkaitan dengan
peristiwaperistiwa yang terjadi baik di level domestik maupun level internasional.10
2. Politik Luar Negri Jerman
Tujuan utama politik luar negeri Jerman adalah pemeliharaan perdamaian dan keamanan
dunia. Asas utama mencakup antara lain integrasi menyeluruh ke dalam struktur kerja sama
multilateral. Secara konkret hal itu berarti kemitraan erat dengan Prancis di dalam Uni Eropa
(UE), kerja sama erat dalam rangka persekutuan trans-Atlantik dengan Amerika Serikat, pem-

7
Panitia Penulisan Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke Masa, “Sejarah Diplomasi
Republik Indonesia dari Masa ke Masa Periode 1966 – 1995 Jilid IVA”, Jakarta: Departemen Luar
Negeri RI, 2005, hlm. 14
8
Ibid.
9
Ibid, 15.
10
Ibid, vi.

3
belaan hak eksistensi negara Israel, peran serta aktif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan di
Dewan Eropa, serta pengukuhan keamanan Eropa dalam rangka OSCE.
Bersama dengan mitra-mitranya, Jerman membela perdamaian, keamanan, demokrasi
dan hak asasi manusia di dunia. Jerman menganut pengertian keamanan yang mencakup pen-
cegahan krisis, perlucutan senjata, pengawasan produksi senjata, dan aspek kelestarian di bidang
ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Termasuk di antaranya globalisasi dengan persamaan
peluang untuk semua pihak, pelindungan lingkungan hidup dan pelindungan iklim yang bersifat
lintas batas, dialog antarbudaya, serta keterbukaan terhadap pengunjung dan imigran.
Sejak berakhirnya konflik Timur-Barat di awal tahun 1990-an, politik luar negeri Jerman
menghadapi peluang dan tantangan baru. Jerman yang tergabung secara multilateral menerima
tanggung jawab lebih besar yang diperolehnya sejak reunifikasi tahun 1990. Melalui berbagai
usaha, Jerman berkontribusi pada penyelesaian konflik politik, serta pengembangan
kelembagaan yang memelihara perdamaian dan yang turut mencegah krisis dalam rangka mandat
perdamaian PBB. Dalam krisis aktual yang dihadapi dalam tata keamanan di Eropa, Jerman
mengemban kedudukan ketua OSCE pada tahun 2016, dan turut memperjuangkan penguatan
kesepakatan Helsinki dan pemapanan OSCE sebagai organisasi keamanan regional di Eropa.
Dalam diskusi terbuka dalam rangka proyek “Review 2014 Pengembangan Politik Luar
Negeri” terbukti bahwa asas politik luar negeri Jerman sudah tepat. Namun terlihat juga, bahwa
di tengah perubahan dunia yang cepat ada tiga tantangan utama bagi politik luar negeri Jerman,
yang dapat disebut dengan kata-kata “Krisis Ketatanan Eropa”. Agar siap mewujudkan ketiga hal
ini, Kementerian Luar Negeri mengembangkan kelembagaannya berlandaskan proses tinjau
ulang tersebut.
3. Politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang ekonomi
Indonesia melakukan banyak kerjasama regional dan internasional dengan alasan untuk
mencapai kepentingan nasional. Setiap Negara baik maju maupun berkempang pasti melakukan
kerjasama antar Negara demi untuk bertahan dalam persaingan dunia. Paper ini memfokuskan
pembahasan pada politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang ekonomi.
Pemerintah Indonesia memiliki rencana untuk meningkatkan ekonomi Negara pada setiap
tahunya, maka politik luar negeri Indonesia melakukan banyak kerjasama dengan Negara lain
untuk mencapai suatu kepentingan nasional. Indonesia meningkatkan kerjasama bidang ekonomi
dengan Jerman. Kerjasama yang dilakukan dalam bentuk meningkatkan sumber daya alam

4
Indonesia yang sangat menguntungkan yaitu minyak kelapa sawit, kertas, dan bubur kertas, serta
industry pertambangan. Selain mengeksploitasi alam Negara juga harus melakukan reboisasi dan
tidak menambah-nambahi gas rumah kaca. Pada kenyataannya semua hal yang dilakukan untuk
meningkatkan ekonomi dengan menggunakan sumber daya alam yang dimiliki memiliki dampak
yang dapat mempengaruhi kenaikan gas rumah kaca. sangat jelas sekali bahwa Indonesia kurang
dapat mengendalikan perluasan industry minyak kelapa sawit, kertas dan tambang. Karena jika
semakin luas industry tersebut dan tidak ada control terhadap hal itu maka sangat berbahaya bagi
keselamatan bumi. Bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan Jerman adalah untuk
mengatasi tantangan tersebut. Tujuan dari langkah tersebut adalah untuk mengurangi emisi dari
sector kehutanan dan pada saat yang sama meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin yang
tinggal di sekitar hutan.
4. Politik Luar Negeri Indonesia Dengan Jerman Dalam Bidang Militer
Pertahanan negara merupakan elemen terpenting bagi kelangsungan hidup negara.
Terlebih lagi Indonesia sebagai negara dengan struktur geografis negara kepulauan, serta
memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar, tentu pertahanan Negara
menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus diatur secara tepat. Pertahanan negara
sendiri menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara 11 adalah segala
usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara. Kerjasama Indonesia-Jerman bidang pertahanan merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam mempertahankan dan menjaga kedaulatan suatu negara atas adanya
ancaman-ancaman saat ini. Dengan adanya kerjasama pertahanan tentunya memberikan
keuntungan bagi kedua negara, terlebih bagi Indonesia karena melihat wilayah Indonesia yang
begitu luas perlu pertahanan yang lebih kuat baik dari wilayah darat, laut dan udara.
Beragam permasalahan yang dihadapi suatu negara membuat adanya keinginan
bekerjasama antara Indonesia dan Jerman, adapun kerjasama yang dilakukan seperti pengadaan
logistik militer, latihan perang bersama, penelitian dan pengembangan, misi perdamaian serta
kebijakan pertahanan. Alasan Indonesia bekerjasama dengan Jerman seperti yang dikatakan
Presiden Indonesia yang ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa Jerman adalah ekonomi
terbesar di Eropa, ekonomi nomor keempat terbesar di dunia dan memiliki kekuatan militer yang
11
Otnel, 2016. Kerjasama militer Indonesia-jerman dalam bidang pertahanan tahun 2012-2014, online eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, 2016, 4 (1) 027-036 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id

5
baik. Sitem pertahanan dan keamanan Negara sangat penting untuk diperhatikan karena sangat
berpengaruh dalam kesuksesan perjuangan nasional, dengan adanya system pertahanan dan
keamanan maka Negara akan merasa aman, tertib, damai, dan dinamis. Pertahanan yang
dilakukan tidak hanya pada satu kekuatan seperti kekuatan darat melainkan laut dan udara.
Perlu diketahui bahwa selain kerjasama dalam bidang militer, Setelah mengalami
kekalahan pada Perang Dunia Kedua, Jerman memandang dirinya perlu untuk membuka diri
bagi bangsa lain. Pada tahun 70-an Jerman memilih politik terbuka yang berarti bahwa semua
Negara adalah teman dan saudara. Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh rasakeingintahuan
Jerman yang besar terhadap negara lain. Sejalan dengan politik terbuka itu, pemerintah Jerman
menerapkan kebijakan memberikan pendidikan tanpa biaya bagi seluruh warga negara Jerman
dan warga negara asing yang ingin menempuh pendidikan di Jerman. Kebijakan tersebut rupanya
menarik minat banyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Jerman, terlebih setelah
proklamasi republik Indonesia. Indonesia menjalin hubungan bilateral dengan Negara federal
yaitu Jerman sejak tahun 1952. Kerjasama dalam bidang militer dan keamanan dijalankan selama
bertahun-tahun yang menitik beratkan pada usaha-usaha untuk mendapatkan perlengkapan
militer dan keamanan. Hubungan tersebut diperluas dengan mengikutsertakan kerjasama
program pelatihan. Program lain tersebut mencapai puncaknya dengan pembelian 2 kapal selam,
4 korvet AL, 16 Parchim AL dan 6 pesawat Nomad N-22 AL12 Jerman Timur oleh pemerintah
Indonesia. Kerjasama dalam program pelatihan militer antara Indonesia dan Jerman dimulai
sejak bulan Mei tahun 1972 ketika kedua negara sepakat akan sebuah program dukungan
pelatihan setiap tahun.
Pada tahun 2012 Indonesia-Jerman lebih mempererat hubungan kerjasama lagi dengan
penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU)13 tentang kerjasama militer bidang
pertahanan yang dimulai pada 27 februari 2012 di Berlin. Kerjasama antara kedua belah pihak
dilaksanakan pada bidang-bidang seperti Kebijakan Pertahanan, Kebijakan Keamanan dan
Militer, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Bidang-bidang lainnya yang telah disetujui
seperti bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, logistik militer dan pelayanan-
pelayanan kesehatan serta misi perdamaian.Kerja sama diantara kedua belah pihak akan
terselenggara sebagian besar dalam bentuk Kunjungan-kunjungan resmi dari Para pejabat tinggi,
perwakilan-perwakilan baik militer dan sipil dari Kementerian Pertahanan kedua Negara.
12
Ibid, 31
13
Ibid, 31

6
Kunjungan-kunjungan kerja dan belajar. Menjadi peserta kursus dan pelatihan dan latihan
bersama angkatan bersenjata antara kedua negara. Hubungan yang setara antara lembaga-
lembaga militer keduanegara. Pembicaraan bilateral para ahli.Pertukaran informasi dan
pengalaman, dan Bentuk kerja sama lainnya yang berdasarkan prinsip–prinsip timbal balik yang
saling menguntungkan.
5. Analisis politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang militer
Kerjasama militer Indonesia dan Jerman bidang pertahanan yang dimulai pada 2012
dapat dilihat bahwa dari kerjasama yang disepakati hanya sebagian terimplementasi seperti
latihan perang bersama, penelitian dan pengembangan, dan pengadaan logistic militer.
Kerjasama kedua negara ini bisa dikatakan tidak terlalu efektif karena dari 5 bidang kerjasama
hanya 3 yang baru terealisasi sedangkan kerjasama yang terealisasi ini tidak dilakukan setiap
tahun seperti latihan perang bersama dan pengadaan Alutsista, tidak terlaksananya sebagian
kerjasama tentunya memiliki alasan seperti adanya hambatan–hambatan baik dari Indonesia
maupun Jerman bahkan dari jangka waktu yang di tentukan belum berjalan hingga 5 tahun.
Adapun tindak lanjut yang diperlukan untuk mewujudkan postur dan struktur pertahanan yang
kuat yaitu dengan memiliki efek penangkal dan fokus prioritas pada peningkatan profesionalisme
personel, Pemodernan Alutsista yaitu dengan mengembangkan dan memantapkan kekuatan
matra darat, laut dan udara. Sejatinya ketahanan nasional bisa terwujud dengan integrasi semua
aspek yang menjadi unsur negara Indonesia dalam hal ini pemerintah serta rakyat. Untuk
mewujudkan system ketahanan nasional tentu pertahanan negara menjadi elemen terpenting bagi
kelangsungan negara. Terlebih lagi Indonesia sebagai negara dengan struktur geografis negara
kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang besar, tentu pertahanan negara
menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus diatur secara tepat.
Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Jerman memiliki hambatan yang
mempengaruhi proses berjalannya kerjasama kedua negara, diantaranya yaitu Perbedaan bahasa,
perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagikelancaran kerjasama antar
negara, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan
maupun tulis. Contohnya pada latihan perang bersama tentu bahasa menjadi hal penting.
Hambatan operasional, peraturan negara, dalam bentuk pemberian izin dalam proses kerjasama
yang dilakukan. Contohnya: Impor alat militer dari Jerman dalam hal ini terdapat kendala bahwa

7
pemerintah jerman tidak mudah memberi izin karena menyangkut aturan–aturan hukum dan
pemerintah Jerman memandang Indonesia memiliki permasalahan HAM.
Anggaran, dalam hal ini anggaran merupakan suatu hal yang penting dalam
meningkatkan peralatan militer. Bagi Indonesia anggaran menjadi salah satu hambatan karena
dalam proses kerjasama yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar seperti pengadaan
logistik militer, pengembangan dan kerjasama lainnya yang membutuhkan biaya. Kebijakan
impor suatu negara, setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang hasil produksinya
sendiri seperti negara Jerman. Mereka tidak ingin hasil produksinya tersaingi oleh barang dari
luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi
barang-barang dalam negeri. Bisa dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi
maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri
sehingga mengakibatkan suatu negara menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor dan
juga ada proteksi terhadap barang.
Semua kebijakan politik luar negeri tidak jauh terpengaruh dari seorang pemimpinnya.
Indonesia melakukan kerjasama bilateral dengan Jerman dalam bidang ekonomi dan militer pada
masa pimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Analisis yang digunakan penulis untuk
mengetahui latar belakang dari pengambilan kebijakan politik luar negeri presiden Susilo
Bambang Yudhoyono adalah merujuk kepada teori holsti yang berbicara tentang teori tingkah
laku dari seorang pemimpin. Sebelum kita mulai menganalisis sebuah kasus, tentunya kita akan
membahas secara singkat biografi dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan
presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya,  beliau merupakan presiden pertama
yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II pada tanggal
20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI tahun 1973. Susilo Bambang Yudhoyono lahir di
Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949.
Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn)
Sarwo Edhi Wibowo. Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari
pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun
sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes
Tremas. Beliau dikaruniai dua orang  putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono yang mengikuti
dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan
Bintang Adhi Makayasa dan Edhie Baskoro Yudhoyono lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara,

8
Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi. Pendidikan SR adalah pijakan masa depan
paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di  bangku kelas lima, beliau untuk
pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer  Nasional (AMN), Magelang, Jawa
Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri
Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola  bagi anak-anak Kota Pacitan.
Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa
kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak
langsung masuk Akabri, maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10
November Surabaya (ITS).  Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru
Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang
itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di
Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan
dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto.14
Berdasarkan biografi dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden saat itu,
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa ketika presiden SBY mengambil keputusan untuk
bekerja sama dengan Jerman dalam bidang militer, sepadan dengan teori tingkah laku yang
dikemukakan oleh Holsti. Hal tersebut dapat kita ketahui berdasarkan latar belakang dari
presiden SBY itu sendiri dan keluarganya yang merupakan keturunan dari seorang prajurit. Dan
ayah dari presiden SBYpun juga seorang alumni militer yang mengagumkan dizamannya.
Maka dari situ kemudian tidak heran jika presiden SBY mengambil keputusan untuk
bekerja sama dengan jerman dalam bidang militer. SBY juga pasti mengetahui alat-alat apa yang
kurang baik dan harus diganti. Atau yang lebih mengerti tentang dunia kemiliteran.
C. Kesimpulan
Jerman merupakan Negara dengan perekonomian maju di dunia, Jerman adalah ekonomi
terbesar di Eropa, ekonomi nomor keempat terbesar di dunia dan memiliki kekuatan militer yang
baik. Indonesia melakukan kerjasama politik luar negeri dalam bidang ekonomi dengan
meningkatkan sumber daya alam yaitu minyak kelapa sawit, kertas dan bubur kertas, serta
industry tambang. Tetapi upaya untuk meningkatakan perekonomian itu pemerintah Indonesia
sangat susah mengkontrol perkembangan perluasan lahan industry baik minyak kelapa sawit,

14
Online, https://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/, diakses pada 8 Maret 2017

9
kertas, maupun industry tambang. Hal ini merupakan bencana bagi alam jika tidak segera
ditanggani karena sebagian besar dari penambahan gas rumah kaca disebabkan oleh eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan. Maka dari itu Indonesia melakukan kerjasama politik luar
negeri dengan Jerman untuk membantu dalam menghadapi semua ini.
Selain melakukan reboisasi dan cara-cara untuk memulihkan bumi kembali, kerjasama ini
juga untuk meningkatkan kehidupan masyarakat pedalaman yang hidup didekat hutan dan laut.
Sedangkan politik luar negeri Indonesia dengan Jerman dalam bidang militer, dipengaruhi oleh
latarbelakang kehidupan seorang pemimpinnya yaitu Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono. Tujuan dari kerjasama militer antar keduanya adalah untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara. Dengan
adanya kerjasama pertahanan tentunya memberikan keuntungan bagi kedua negara, terlebih bagi
Indonesia karena melihat wilayah Indonesia yang begitu luas perlu pertahanan yang lebih kuat
baik dari wilayah darat, laut dan udara. Pada tahun 2012 Indonesia-Jerman lebih mempererat
hubungan kerjasama lagi dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU15)
tentang kerjasama militer bidang pertahanan yang dimulai pada 27 februari 2012 di Berlin.
Kerjasama antara kedua belah pihak dilaksanakan pada bidang-bidang seperti Kebijakan
Pertahanan, Kebijakan Keamanan dan Militer, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Bidang-
bidang lainnya yang telah disetujui seperti bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana,
logistik militer dan pelayanan-pelayanan kesehatan serta misi perdamaian.Kerja sama diantara
kedua belah pihak akan terselenggara sebagian besar dalam bentuk Kunjungan-kunjungan resmi
dari Para pejabat tinggi, perwakilan-perwakilan baik militer dan sipil dari Kementerian
Pertahanan kedua Negara.
Materi ini merupakan salah-satu materi dalam kajian ilmu hubungan internasional dalam
mata kuliah politik luar negeri Indonesia yang sangat menarik untuk dipelajari, selain dapat
menambah wawasan materi ini juga dapat digunakan sebagai alat analisis untuk melihat
peristiwa atau kebijakan-kebijakan pemerintah.
Reference :
Holsti, K. J. 1983. International politics: a framework for analysis 4th. Edition. London: prentice-
hall
15
Otnel, 2016. Kerjasama militer Indonesia-jerman dalam bidang pertahanan tahun 2012-2014, online eJournal Ilmu Hubungan
Internasional, 2016, 4 (1) 027-036 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id, 31

10
Hil, C. 2003. The changing politics of foreign policy. Basingstoke: palgrave Macmillan
Hara, Abubakar eby, 2011, pengantar analisis politik luar negeri: dari realism sampe
konstruktivisme. Nuansa: Bandung
Mohammad Hatta, 1976. Mendayung Antara Dua Karang, Jakarta, Bulan Bintang
Otnel, 2016. Kerjasama militer Indonesia-jerman dalam bidang pertahanan tahun 2012-2014,
online eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (1) 027-036 ISSN 2477-2623,
ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id
Panitia Penulisan Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke Masa, “Sejarah Diplomasi
Republik Indonesia dari Masa ke Masa Periode 1966 – 1995 Jilid IVA”, Jakarta: Departemen
Luar
Negeri RI, 2005
Online, https://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/, diakses pada 8
Maret 2017

11

Anda mungkin juga menyukai