Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andriatul Munawir

NIS : 19010000188

No.Absen : 7A

Kelas : Hukum/ II

Email : andriatul8@gmail.com
 Sumber Tertib Hukum
Sumber tertib hukum adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta
cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia.

 Kebijakan negara diperuntukkan untuk kepentingan negara. Contoh:


kebijakan moneter
negara, kebijakan luar negeri, dll. Menurut James E Anderson ( dalam Islamy,2004 :
19) kebijaksanaan negara adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikembangkan
oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.
Implikasi dari pengertian kebijakan negara tersebut adalah :
1) Bahwa kebijakan negara itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan
tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan;
2) Bahwa kebijaksanaan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat
pemerintah;
3) Bahwa kebijaksanaan itu adalah merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang pemerintah bermaksud akan
melakukan sesuatu atau menyatakan akan melakukan sesuatu;
4) Bahwa kebijaksanaan negara itu bisa bersifat positif dalam arti merupakan
beberapa bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu, atau
bersifat negatif dalamartimerupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu; dan
5) Bahwa kebijaksanaan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif
didasarkan atau selalu dilandasi pada peraturan-peraturanperundangan yang
bersifat memaksa (otoritatif).

 Kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar kebijakan yang


bersifat luas. Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha
mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu.
Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu
keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan
tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum
Dalam berbagai sistem politik, kebijakan publik diimplementasikan oleh badan-
badan pemerintah (melalui kebijakan pemerintah). Badan-badan tersebut
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah dan hari ke hari yang membawa
dampak pada warganegaranya. Dalam literatur administrasi. (Subarsono, 2005:87)
Untuk lebih memahami tentang kebijakan pemerintah, Berikut Definisi Pemerintah
Menurut Para Ahli:
Definisi Pemerintah Menurut Para Ahli:
 Thomas R. Dye mengatakan Kebijaksanaan pemerintah merupakan apa saja yang
ditetapkan oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi Thomas R.
Dye itu didasarkan pada kenyataan, bahwa banyak sekali masalah-masalah yang
harus diatasinya, banyak sekali kainginan dan kehendak rakyat yang harus
dipenuhinya. (Soenarko, 2003:41)
 Dimock dalam bukunya yang berjudul Public Administration mengarahkan
kebijaksanaan pemerintah adalah perpaduan dan kristalisasi dan pada pendapat-
pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang dan golongan-golongan dalam
masyarakat. (Soenarko, 2003:43)
 Robert Eyestone mengatakan kebijaksanaan pemerintah adalah hubungan suatu
lembaga pemerintah terhadap lingkungannya. (Soenarko, 2003:42)
 Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang
diusulkan pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan
dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan
dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu
cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu. (Soenarko,
2003:42)
 Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt mengatakan Kebijakan dapatlah diberi definisi
sebagai suatu keputusan yang siap dilaksanakan dengan ciri adanya kemantapan
perilaku dan berulangnya tindakan, baik oleh mereka yang membuatnya maupun
oleh mereka yang harus mematuhinya. (Soenarko, 2003:41)
Macam – macam kebijakan Pemerintahan di Bidang Keuangan
Uang
Uang memiliki peranan penting dalam menetukan kegiatan ekonomi masyarakat
suatu negara. Sudah sejak lama para ahli ekonomi sepakat bahwa uang bisa
berakibat baik bagi perekonomian, tetapi uang kadang-kadang juga bisa berakibat
buruk bagi perekonomian, dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa uang yang
tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Uang adalah benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara
tukar menukar dalam perdagangan. Fungsi uang dalam perekonomian yaitu:
 sebagai alat pertukaran
 sebagai pengukur nilai
 sebagai perhitungan dan akuntansi
 sebagai penyimpan nilai
 sebagai instrumen term of payment
Motif orang mennyimpan uang adalah:
 motif transaksi
 motif berjaga-jaga
 motif spekulasi
Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga umum barang dan jasa secara terus
menerus akibat dari tidak ada keseimbangan arus barang dan arus uang.
Suatu negara yang mengalami inflasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. harga barang pada umumnya dalam kondisi naik terus menerus
2. Arus barang relatif sedikit
3. Arus uang yang beredar melebihi kebutuhan
4. nilai uang (daya beli uang) menjadi turun
Pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan
ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral dinegara manapun. Hal ini
disebabkan inflasi dianggap sebagai suatu yang tidak diinginkan dan inflasi memberi
pengaruh yang tidak baik terhadap distribusi pendapatan (masyarakat berpendapat
rendah akan menderita), kegiatan pinjam meminjam (pemberi pinjaman beruntung,
peminjam merugi), spekulasi dan persaingan dalam perdagangan internasional.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah ( Bank
Sentral ) untuk menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar. Sejak tahun
1945, kebijakan moneter hanya digunakan sebagai kebijakan ekonomi untuk
mencapai stabilitaas ekonomi jangka pendek. Adapun kebijakan fiscal digunakan
dalam pengendalian ekonomi jangka panjang. Namun pada saat ini kebijakan
moneter merupakan kebijakan utama yang dipergunakan untuk pengendalian
ekonomi jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan
kebijakan uang ketat dan kebijakan uang longgar.
1. Easy Money Policy, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk
menambah jumlah uang yang beredar dengan cara :
 Memberikan kredit longgar.
 Menurunkan tingkat suku bunga
 Menurunkan cadangan Kas
 Membeli surat-surat berharga
2. Tight Money Policy, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar dengan cara :
 Membatasi pemberian kredit
 Menjual surat berharga
 Menaikan suku bunga
 Menaikan cadangan kas
Jadi cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi adalah melalui
kebijakan uang kertas, kebijakan fiscal, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan
internasional dan kebijakan harga.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang
penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara
lain dari pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri.
Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang
bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang
bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan
pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan
alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
Sedangkan kebijakan atau kebijaksanaan pemerintah mempunyai beberapa
tingkatan yaitu:
Kebijakan Nasional
Yaitu kebijakan Negara yang bersifat fundamental dan strategis untuk mencapai
tujuan nasional/Negara sesuai dengan amanat UUD 1945 GBHN. Kewenangan
dalam pembuat kebijaksanaan adalah MPR, dan presiden bersama-sama dengan
DPR.
Bentuk kebijaksanaan nasional yang dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan dapat berupa:
 UUD 1945
 Ketetapan MPR
 Undang-undang
 Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) dibuat oleh presiden dalam
hal kepentingan memaksa setelah mendapat persetujuan DPR.
Kebijaksanaan Umum
Kebijaksanaan yang dilakukan oleh presiden yang bersifat nasional dan menyeluruh
berupa penggarisan ketentuan-ketentuan yang bersifat garis besar dalam rangka
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan sebagai pelaksanaan
UUD 1945, ketetapan MPR maupun undang-undang guna mencapai tujuan
nasional.
Penetapan kebijaksanaan umum merupakan sepenuhnya kewenangan presiden,
sedangkan bentuk kebijaksanaan umum tersebut merupakan tertulis berupa
peraturan perundang-undangan seperti hal nya keputusan presiden (Kepres),
peraturan pemerintah (PP) maupun Instruksi Presiden (Inpres).
Sedangkan kebijaksanaan pelaksanaan dari kebijakan umum tersebut merupakan
penjabaran dari kebijakan umum serta strategi pelaksanaan dalam suatu bidang
tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang tertentu. Penetapan
kebijaksanaan pelaksanaan terletak pada para pembantu presiden yaitu para
menteri atau pejabat lain setingkat dengan menteri dan pimpinan sesuai dengan
kebijaksanaan pada tingkat atasnya serta perundang-undangan berupa peraturan,
keputusan atau instruksi pejabat tersebut (pejabat/menteri)
Strategi kebijakan
Merupakan salah satu kebijakan pelaksanaan yang secara hirarki dibuat setingkat
menteri, gubernur, walikota/bupati berupa surat keputusan yang mengatur tata
laksana kerja dan segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
Pengertian strategi merupakan serangkaian sasaran organisasi yang kemudian
mempengaruhi penentuan tindakan komprehensif untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan atau alat dengan mana tujuan akan dicapai.
 Menurut Hans Kelsen, undang-undang itu berjenjang berlapis-lapis dalam
suatu susunan hierarki. Pengertiannya, norma hukum yang dibawah berlaku dan
bersumber, dan berdasar dari perundangan yang lebih tinggi, dan perundangan
lebih tinggi juga bersumber dan berdasar dari perundangan yang lebih tinggi lagi
begitu seterusnya sampai berhenti pada suatu perundangan tertinggi yang disebut
sebagai Norma Dasar (Grundnorm) dan masih menurut Hans Kelsen termasuk
dalam sistem norma yang dinamis. Oleh sebab itu, hukum selalu dibentuk dan
dihapus oleh lembagalembaga otoritas-otoritasnya yang berwenang membentuknya,
berdasarkan norma yang lebih tinggi, sehingga norma yang lebih rendah (Inferior )
dapat dibentuk berdasarkan norma yang lebih tinggi (superior), pada akhirnya
hukum menjadi berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis membentuk suatu Hierarki.161
Hubungan antara norma yang mengatur pembentukan norma lain dengan norma
yang lain lagi dapat digambarkan sebagai hubungan antara “Superordinasi” dan
“Subordinasi” yang special menurutnya yaitu. a. Norma yang menentukan
pembentukan norma lain adalah norma yang lebih tinggi; b. Sedangkan norma yang
dibentuk menurut peraturan ini adalah norma yang lebih rendah. c. Tatanan hukum,
terutama tatanan hukum yang dipersonifikasikan dalam bentuk Negara, bukanlah
sistem norma yang satu sama lain hanya dikoordinasikan yang berdiri sejajar atau
sederajat, melainkan suatu tatanan urutan norma-norma dari tingkatan-tingkatan
yang berbeda. Kesatuan norma-norma ini ditunjukkan oleh fakta bahwa
pembentukan norma yang satu yakni norma yang lebih rendah ditentukan oleh
norma lain yang lebih tinggi, yang pembentukannya ditentukan oleh norma lain yang
lebih tinggi lagi, dan bahwa regressus (rangkaian proses pembentukan hukum) ini
diakhiri oleh suatu norma dasar tertinggi yang karena menjadi dasar tertinggi dari
validitas keseluruhan tatanan hukum, membentuk suatu kesatuan tatanan hukum.
Norma adalah suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam hubungan
dengan sesamanya atau dengan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai