Disusun oleh:
PRODI MANAJEMEN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu negara pasti memiliki pemerintahan yang berusaha menjaga stabilitas negara
tersebut. Baik stabilitas politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan demi terciptanya
suatu tatanan negara yang aman dan sejahtera. Stabilitas merupakan kemampuan suatu
organisme, populasi komunitas atau ekosistem untuk menghidupi dirinya sendiri atau
meredam sejumlah gangguan maupun tekanan dari luar.
Secara garis besar, stabilitas dalam bidang ekonomi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
stabilitas pasar barang dan jasa, stabilitas pasar uang dan stabilitas pasar luar negeri.
Kestabilan tiga hal tersebut dapat dijawab dengan kebijakan fiskal dan moneter.
Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan pasar barang dan
jasa. Sedangkan kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang bekaitan dengan pasar
uang. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan wewenang pemerintah suatu
negara. Maka kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dapat dikatan sebagai suatu produk
politik.
1.3 Tujuan
a) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Kebijakan Fiskal dan Moneter”.
b) Menambah wawasan terkait Kebijakan Fiskal.
c) Menambah wawasan terkait lembaga yang memiliki wewenang membentuk kebijakan
fiskal.
d) Menambah wawasan terkait mekanisme pertanggungjawaban lembaga-lembaga
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan fiskal adalah kebijakan atas pemilihan instrumen yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam bidang penerimaan serta pengeluaran pemerintah.
Subjek kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah dengan segala
aspek termasuk aspek hukum, aspek politik maupun aspek lainnya. Perubahan tingkat
komposisi pengaturan pengeluaran dan penerimaan dapat berdampak pada variable-
variable perekonomian yaitu agregat permintaan dan tingkat kegiatan ekonomi, pola
aplikasi sumber daya, dan distribusi sumber daya. Kebijakan fiskal sebenarnya
merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber
penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
Dalam konteks Indonesia, salah satu bentuk kebijakan fiskal adalah pengelolaan
anggaran, dimana eksekutif mengajukan suatu rancangan suatu anggaran ke legislative
(DPR) , kemudian dalam DPR inilah suatu rancangan itu dibahas untuk disahkan. Disini
berbagai kepentingan bertemu untuk saling bertransaksi. Dalam kebanyakan kasus
apabila sudah tercapai kesepakatan nilai-nilai antar aktor yang tercermin dalam suatu
pembahasan draft kebijakan, maka barulah suatu kebijakan tersebut terbentuk.
MENTERI
Menteri Adalah jabatan politik yang memegang suatu jabatan publik signifikan
dalam pemerintah.
DPR/ Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) adalah salah satu
lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga
perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang
dipilih melalui pemilihan umum.
BI (Bank Indonesia)
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal 23D
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia[2]. Sebelum dinasionalisasi sesuai Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia pada 1 Juli 1953, bank ini bernama De Javasche Bank
(DJB) yang didirikan berdasarkan Oktroi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.[3]
Sebagai bank sentral, BI mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua dimensi,
yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa domestik (inflasi), serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain (kurs).
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan
mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Anggota BPK
sebelum memangku jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya
yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung .
PENUTUP
Kesimpulan
Kebijakan fiskal adalah kebijakan atas pemilihan instrumen yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam bidang penerimaan serta pengeluaran pemerintah.
Subjek kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah dengan segala
aspek termasuk aspek hukum, aspek politik maupun aspek lainnya. Perubahan tingkat
komposisi pengaturan pengeluaran dan penerimaan dapat berdampak pada variable-
variable perekonomian yaitu agregat permintaan dan tingkat kegiatan ekonomi, pola
aplikasi sumber daya, dan distribusi sumber daya. Kebijakan fiskal sebenarnya
merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber
penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
Lembaga-lembaga yang memiliki wewenag membentuk kebijakan fiskal dan
moneter yaitu presiden, menteri, DPR/Dewan Perwakilan Rakyat, dan BI/Bank Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. (2019). Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal. Retrieved from bi.go.id:
https://www.bi.go.id/id/Moneter/Koordinasi-Kebijakan/Contents/Default.aspx
Chandra Utama (2020) Interaksi Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Mengelola
Perekonomian Indonesia: Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan
Kementerian Keuangan. (2010, Juli 6). Mendisain Koordinasi Fiskal - Moneter yang Efektif.
Retrieved from fiskal.kemenkeu.go.id: https://www.fiskal.kemenkeu.go.id/dw-
konten- view.asp?id=20100706145340385736232