Anda di halaman 1dari 4

1. A.

Hukum Tata Negara ialah peraturan-peraturan yang menentukan badan-


badan yang diperlukan, wewenang masing-masing badan, hubungan antara
badan yang satu dengan lainnya, serta hubungan antara badan-badan itu
dengan individu-individu di dalam suatu Negara.
B. Ilmu negara sebagai landasan mengkaji hukum tata negara, ilmu negara
mengutamakan aspek teoritis, hukum tata negara mengutamakan aspek
praktek negara.
C. Hukum Tatanegara diumpamakan sebagai kerangka manusia, sedang ilmu
politik merupakan daging yang ada disekitarnya untuk mengetahui latar
belakang suatu peraturan perundangan ketatanegaraan, agar dapat
dipahami makna sebenarnya, maka perlu dibantu dengan kajian ilmu politik.
D. . HTN dengan HAN Memiliki Perbedaan Prinsip. Keduanya Dapat
Dibedakan Secara Tajam, Baik Sistematika Maupun Isinya, manfaat,
kepentingan praktis.
E. Pada prinsipnya sistem Hukum Tata Negara dan Hukum
Internasional berlaku pada level yang berbeda, tetapi satu cabang penting
dari Hukum Tata Negara adalah hukum nasional yang berhubungan dengan
kekuasaan pemerintah untuk mengadakan
perjanjian internasional dengan negara-negara lain yang menimbulkan
kewajiban-kewajiban.
2. A. Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa,
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas
dan nyata bagi pelanggarnya.
B. Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum
formal merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar
ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum ( cause efficient and
law ).
C. Sumber hukum material adalah faktor yg turut serta menentukan isi
hukum. Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah,
sosiologi, filsafat, agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum material
adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum
(pengaruh terhadap pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim,
dsb).
3. A. Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau
kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh
B. Pemisahan kekuasaan juga disebut dengan istilah trias politica adalah
sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara
dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau
kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak.

C. Pemisahan kekuasaan juga disebut dengan istilah trias politica adalah


sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara
dua atau lebih kesatuan

D. Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan karena setiap tugas


negara dibagi menjadi Cabang eksekutif dipimpin oleh seorang presiden
yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang dibantu
oleh seorang wakil presiden yang kedudukannya sebagai pembantu presiden
di atas para menteri yang juga pengawas presiden. Kekuasaan legislatif
dibagi di antara dua kamar di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat/MPR
yaitu Dewan Perwakilan Rakyat/DPR dan Dewan Perwakilan Daerah/DPD.
Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung/MA yang dan sebuah
Mahkamah Konstitusi/MK yang secara bersama-sama memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan Inspektif dikendalikan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan yang memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di
seluruh wilayah Republik Indonesia.

4. A. Tugas dan wewenang DPR

 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan SDA dan SDE lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah)
 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait
pajak, pendidikan dan agama
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh
DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

B. Tugas dan wewenang DPD

1. Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR


rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

2. Pembahasan Rancangan Undang Undang Ikut membahas rancangan


undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah.

3. Pertimbangan atas Rancangan Undang-Undang dan pemilihan anggota BPK


pertimbangan atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama. Serta memberikan pertimbangan kepada DPR dalam
pemilihan anggota BPK.

C. Tugas dan wewenang presiden


 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan
atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.

D. Tugas dan wewenang Mahkamah Konstitusi


1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Memutus Sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga melakukan pelanggaran
(impeachment)

Anda mungkin juga menyukai