Anda di halaman 1dari 4

Nama = Shafira Hermalia Arrohmah

Nim = 048863536
Kelas =B
Prodi = Administrasi Negara
Matakuliah = Sistem Politik Indonesia
Tutor = M. Harry Riana Nugraha, S.I.P., M.Si

TUGAS 3
SOAL
1. Jelaskan fungsi dasar Lembaga Eksekutif! Sertakan contohnya.
2. Berikan penjelasan secara umum hubungan antara Lembaga Eksekutif
dengan Lembaga Legislatif! Berikan contohnya
3. Berikan analisis anda tentang tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), sejauh ini bagamana efektifitasnya dalam suatu sistem politik
4. Berikan penjelasan tentang konsep Lembaga Yudikatif.
5. Setelah mempelajari Lembaga yudikatif, jelaskan tentang peran hakim dalam
Lembaga Yudikatif sesuai UU dan kekuasaan kehakiman. Lalu, jelaskan
tentang tipe prinsip Lembaga Yudikatif.

JAWABAN
1. Menurut seorang ilmuwan Bernama Andrew Heywood (1997:318-319) ada lima
fungsi dari Lembaga eksekutif yaitu sebagai berikut :
a) Menjalankan tugas-tugas seremonial, yaitu seorang pemimpin Lembaga
eksekutif menjalankan kegiatan negara, kunjungan luar negeri,
konferensi internasional dan ratifikasi perjanjian dan peraturan
internasional.
b) Kepemimpinan dalam pembuatan kebijakan, Lembaga eksektif
mengarahkan dan proses kebijakan atau Lembaga eksekutif diharapkan
untuk memerintah, peran ini diperluas secara substansial selama abad
20 merespons tanggung jawab pemerintah yang makin luas.
c) Kepemimpinan umum, popularitas dari Lembaga ekskutif, lebih daripada
banyak bagian lain dari sistem politik penting untuk karakter dan
stabilitas dari rezim secara keseluruhan. Pada level kebijakan adalah
kemampuan dari Lembaga eksekutif untuk memobilisasi dukungan yang
menjamin tuntutan dan dukungan dari Masyarakat.
d) Kepemimpinan birokratis, dalam tugas mengawasi implementasi
kebijakan Lembaga eksekutif memiliki birokrasi yang besar dan
tanggung jawab administrative. Pemimpin eksekutif, Menteri, dan
sekretaris cabinet merupakan ‘manajemen tertinggi’ yang berurusan
dengan jalannya mesin pemerintahan.
e) Pemimpin di saat kritis, keuntungan umum dari Lembaga eksekutif
adalah kemampuannya untuk mengambil tindakan yang , menentukan,
Ketika terjadi krisis baik di dalam maupun luar negeri, adalah lembaga
eksekutif yang merespons lewat struktur hierarkisnya dan ruang
lingkupnya menyediakan kepemimpinan personal.

2. Secara garis besar hubungan antara legislatif dan eksekutif terdiri atas tiga
jenis hubungan, yaitu: pertama, lembaga menjadi pengambil keputusan;
kedua, institusi mempengaruhi kebijakan sehingga institusi merespon inisiatif
pemerintah; Ketiga, lembaga-lembaga tersebut dikendalikan oleh eksekutif
atau sekedar stempel bagi pemerintah. Indonesia telah mengalami hubungan
ini dari satu pemerintahan terpilih ke pemerintahan terpilih lainnya. Namun
nyatanya, bentuk ideal hubungan kekuasaan legislatif-eksekutif dapat
dikembangkan (dibentuk dan ditingkatkan).
Lembaga eksekutif dan legislatif di Indonesia memiliki kedudukan yang sejajar.
Keduanya merupakan mitra yang tidak dapat saling menjatuhkan satu sama
lain. Dalam menjalankan tugas dan beberapa kewenangannya, presiden
sebagai bagian dari lembaga eksekutif membutuhkan peran dari legislatif.
Salah satunya terkait penyusunan undang-undang yang harus mendapat
persetujuan DPR sebagai lembaga legislatif. Penyelenggaraan kekuasaan
negara dapat berjalan lancar apabila komunikasi antara eksekutif dan legislatif
berjalan dengan baik.

3. Mengacu pada ketentuan Pasal 22D UUD 1945 dan Tata Tertib DPD RI bahwa
sebagai lembaga legislatif DPD RI mempunyai fungsi legislasi, pengawasan
dan penganggaran yang dijalankan dalam kerangka fungsi representasi.
Tugas dan wewenang DPD RI adalah sebagai berikut :
a) Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
b) Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam,
dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
c) Penyusunan Prolegnas Menyusun Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
d) Pemantauan dan Evaluasi Ranperda dan Perda Melakukan
pemantauan dan evaluasi atas rancangan Peraturan daerah (Raperda)
dan Peraturan daerah (Perda)
Menurut saya, DPD telah menunjukkan kemampuannya dalam menjalankan
tanggung jawab dan tugasnya, terutama dengan menyampaikan usulan dan
pertimbangan kepada DPR atas usulan peraturan perundang-undangan
tentang otonomi. daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran daerah serta pengisian jabatan-jabatan negara. DPD juga telah
menunjukkan kemampuannya menjalin hubungan kerja dengan lembaga lain
dalam sistem politik. Hal ini terlihat dari kerja sama DPD dan DPR, Presiden
dan lembaga pemerintah lainnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Misalnya, DPD berkolaborasi dengan DPR dalam usulan legislasi
terkait otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran
daerah, serta pengisian jabatan negara. DPD juga bekerjasama dengan
presiden dalam membentuk kebijakan nasional terkait otonomi daerah,
hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran daerah, serta kinerja
jabatan publik.

4. Lembaga yudikatif adalah salah satu Lembaga dalam irias politica selain
Lembaga eksekutif dan Lembaga legislative. Dalam sejarahnya, Lembaga
yudikatif bukanlah Lembaga yang diakui sejak awal keberadaanya. Dalam
konteks irias politica versi john locke Lembaga ketiga dari irias politica adalah
Lembaga federative yaitu Lembaga yang mengurusi hubungan luar negeri.
Kata Lembaga yudikatif sendiri berasal dari Bahasa inggris yaitu judicial
institution. Lembaga yudikatif juga lebih kental bernuansa hukum ketimbang
politis. Pada dasarnya Lembaga yudikatif wewenangnya hamper seluruhnya
dalam bidang hukum. Menurut Heywood, lembaga yudikatifadalah cabang dari
pemerintah yang tugasnya adalah memutuskansengketahukum. Salah satu
peran dari lembaga yudikatif adalah menginterprestasikanhukum (statutory
interpretation).

5. Lembaga yudikatif dapat dikategorikan dalam tiga prinsip, yaitu sebagai


berikut,

a) Pengadilan regular dan administarif.


Pada negara demokrasi kontrovesi hukum muncul dari tindakan
lembaga administratif yang ditangani oleh pengadilan "reguler" yang
sama dengan pengadilan lainnya. Sejumlah negara demokrasi eropa
kontinental (Itala, Jerman barat, Belgia) mengikuti prancis dalam
menegakkan sebuah rangkaian khusus dari "pengadilan administratif"
untuk memberi warga negaranya keistimewaan yudikatif melawan
keputusan administratif arbitrer dan illegal.
b) Pengadilan sipil dan kriminal.
Sebagian besar negara demokrasi pengadilan reguler yang sama
menangani kasus sipil dan kriminal tetapi, beberapa negara telah
mendirikan serangkaian pengadilan berbeda untuk tiap tipe yurisdiksi.
c) Pengadilan nasional dan lokal.
Negara yang menganut demokrasi federal terdapat dua rangkaian
pemerintahan yang berdaulat yaitu lokal dan nasional, yang dimana
pada tiap wilayah memiliki lembaga legislatif, eksekutif, dan
administratif. Seharusnya ada dua rangkaian paralel yang lengkap
sebagai suatu serangkaian pengadilan yaitu, satu nasional dan satu
lokal namun situasi seperti itu hanya ada di Amerika Serikat.

Sumber Referensi :

ISIP4213 Sistem Politik Indonesia Edisi 2 Ikhsan Darmawan.


https://www.dpr.go.id/prolegnas/deskripsi-konsepsi3/id/51
https://www.sitinurbaya.com/artikelku/130-hubungan-legislatif-eksekutif

Anda mungkin juga menyukai