Mana yang lebih memihak kepada kepentingan rakyat antara model council
(DPRD) sebagai penyelenggara pemerintahan daerah dengan model mayor (KD)
dan council (DPRD) sebagai penyelenggara pemerinahan daerah?
Khan dan Muthallib (1981) mengemukakan bentuk formal council (DPRD) adalah
variabel yang menjelaskan kedekatan hubungan antara cauncil dengan eksekutif
lokal (KDH). Ada dua bentuk formal DPRD yaitu
1. DPRD sebagai sumber otoritas birokrasi lokal bisa bersama KDH atau tanpa
KDH seperti di inggris dan tidak berperan sebagai sumber otoritas birokrasi
karena di pegang oleh KDH.
2. bentuk formal yang mempengaruhi hubungan DPRD dan KDH, hak dan
kewenangan DPRD dan kewajiban dalam pemerintahan.
Dengan kata lain jika Kepala Daerah (KDH) dipilih oleh Council (DPRD) bisa
membawa posisi KDH lemah karena KDH harus akuntabel terhadap DPRD. Namun,
kelmahan akan berkurang jika birokrasi daerah ada di tangan KDH murni dan
kedudukan berkurang jika ada campur tangan DPRD, semakinlemah jika DPRD
mengambil posisi penuh menentukan birokrasi daerah.
Sangat berbda jika KDH dipilih langsung oleh masyarakat sudah di pastikan
kedudukan kuat, politis dan cenderung tunggal (strong major). Kedudukan KDH
sebagai wakil pemerintah pusat (WPP) . hubungan KDH dan DPRD setara dan
keduanya menjadi mitra. Dimana fungsi DPRD yaitu pengaturan, peganggaran,
pengawasan terhadap KDH.
2. Termasuk tipe manakah kinerja councilors (anggota DPRD) kita saat ini ? berikan
alasan ilmiah !
Menurut Gilbert Abcarian ada 4 tipe hubungan anggota legislatif dengan masyarakat
yaitu :
2. model politicos
3. model kesatuan
4. model disvertifikasi
5. model deligate
Tipe kenerja councilors ( DPRD) kita saat ini jika dikaitakan tipe dan model yang
telah kemukakan oleh Gibert Abcarian dan A. Hoogerwer, terlihat bahwa fenomena
yang kita lihat adalah tipe partisan karena DPRD bertindak sesuai dengan keinginan
atau program dari partai politik yang mengusunnya. Setelah anggota DPRD terpilih
terpilih kecenderungan terlepas terhap pemilihnya atau masyarakat dan mulai
mengikuti aturan sesuai dengan keinginan partai politik sehingga mengabaikan
kepentingan rakyat sebagai tujuan utamanya sebagai wakil rakyat. Tipe partisan
sangat tidak relevan dan membelengu anggota DPRD sebagai wakil rakyat karena
menghambat para wakil rakyat yang bener-benar ingin menyuarakan aspirasi rakyat
manakala bersebrangan dengan kebijakan partai politik yang harus diikuti oleh
anggotanya ketimbang aspirasi rakyat yang diwakilinya.
3. Melalui saluran apa rakyat yang diwakili bisa ikut terlibat dalam pembuatan
kebijakan daerah? Jelaskan prosedur dan mekanismenya!
Menurut Anderson (2006:46-67) pembuat kebijakan berasal dari aktor negara dan
nonnegara yaitu pembuat kebijakan resmi mereka yang memiliki kewenangan legal
untuk terlibat dalam perumusan kebijakan publik ( offivial policy-makers) yang terdiri
dari legislatif, eksekutif, dan badan adminstratif serta pengadilan dan peserta
nonpemerintah yang terdiri dari steakholder.kelompok kepentingan, partai politik,
organisasi peneliti, media komunikasi, serta individumasyarakat. Peran peserta
nonpemerintah biasanya yaitu menyediakan informasi, memberikan tekanan, serta
mencoba untuk mempengaruhi serta membuat proposal kebijakan.
Keterlibatan rakyat dalam pembuatan kebijakan dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu tahap penyiapan, pembahasan dan penetapan, serta pengesahan dan
berlaku.
1. warga memiliki peluang untuk menyampaikan gagasan dan proposal
mengenai peraturan apa yang perlu atau tidak perlu diterbitkan oleh
pemerintah. Keberhasilan tahap penyiapan dapat diukur dari masuknya
proposal pembetukan peraturan daerah dalam Program Legislasi, baik
nasional (Prolegnas) maupun daerah (Prolegda).
2. ketika usulan sudah masuk dalam program legislasi, rakyat harus mengawal
pembahasan dan memastikan poin-poin penting yang diatur dalam peraturan
sesuai dengan usulan. Proses pembahasan peraturan merupakan proses
politik sehingga acapkali terjadi tarik-ulur, tawar-menawar, negosiasi, dan lobi
dari pelbagai pihak yang berkepentingan terhadap peraturan yang disusun.
Rayat harus mampu mengidentifikasi, memetakan, dan menjalin komunikasi
yang intensif dengan para pengambil keputusan supaya usulannya ditetapkan
sebagai peraturan.
3. setelah peraturan disahkan dan dicatat dalam lembaga negara atau daerah,
rakyat dapat terlibat dalam menyebarluaskan atau menyosialisasikan
peraturan tersebut ke publik, baik melalui seminar, publikasi, maupun
pelatihan.
4. di negara kita pengisian KD mirip pengisian kepala negara bagan (state) di semua
negara federasi/serikat. Tampaknya penyusun undang-undang tentang
pemerintahan daerah di Indonesia menyamakan pemerintah daerah dengan negara
bagian pada negara serikat. Berikan pemikiran kritis atas fenomena ini!
Dalam hubungan DPRD dan Kepala Daerah (local excutive) dikrmbangkan di negara
bagian/ faderasi seperti USA yang cukup kompleks
Bhenyamin Hoessein (2001: 3) menjelaskan bahwa local government dapat mengandung tiga
arti. Pertama, local government berarti pemerintah lokal. Kedua, local government berarti
pemerintahan lokal yang dilakukan oleh pemerintah lokal. Ketiga, local government berarti
daerah otonom.Otonomi daerah berhubungan dengan pemerintahan daerah otonom (self
localgovernment). Pemerintahan daerah otonom adalah pemerintahan daerah yang badan
pemerintahannya dipilih oleh penduduk setempat dan memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusannya sendiri berdasarkan peraturan perundangan dan tetap mengakui
supremasi dan kedaulatan nasional.
Saran kepada DPR dan Pemerintah untuk memperbaiki sistem pemerintahan daerah dengan
mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya sesuai dengan mandat
konstitusi dengan menguatkan segala aspek regulasi yang terkait dengan pemerintahan daerah
dan implemetasinya agar berjalan secara efektif dan efisien, jika dirasa kurang ada masalah
dalam penerapannya harus ada upaya perbaikan di regulasi atau UU yang ada agar terjadi
kejelasan dalam penerapan dam implemtasi sehingga sesuai dengan kebutuhan hukum untuk
terlaksannya desentralisasi dalam pemerintahan daerah, serta partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, jaminan pelayanan publik yang baik serta inovasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.