Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Fery Saifullah

Nim : 2021609033

Kelas : HTN3SMT3

UAS ILMU NEGARA

1. perbedaan:
•) Pemisahan kekuasaan negara, berarti kekuasaan negara tersebut dipisahkan dalam
beberapa bagian, baik mengenai organnya maupun mengenai fungsinya. Atau dengan kata
lain, lembaga pemegang kekuasaan negara, yaitu lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa
memerlukan koordinasi dan kerjasama. Setiap lembaga melaksanakan fungsinya masing-
masing. Contoh negara yang menganut sistem pemisahan kekuasaan adalah Amerika
Serikat.
•) Pembagian kekuasaan negara, berarti kekuasaan negara dibagi-bagi dalam beberapa
bagian, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kekuasaan negara tersebut dibagi tetapi
tidak dipisahkan. Hal tersebut berakibat bahwa diantara bagian-bagian kekuasaan negara
tersebut memungkinkan untuk melakukan koordinasi dan kerja sama. Sistem pembagian
kekuasaan negara ini dianut oleh banyak negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.
Konsep yang di gunakan di indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil,
dimana adanya pemisahan kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang
berdasarkan prinsip “checks and balances”, ketentuan ini tertuang dalam konstitusi, namun
tetap diperlukan langkah penyempurnaan, terutama pengaturan atas pembatasan
kekuasaan dan wewenang yang jelas antara ketiga lembaga Negara tersebut. Penulisan ini
menggunakan metode dalam penelitian hukum yuridis-normatif, penulis mengumpulkan
data sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas kemudian dianalisis.
Dalam penulisan ini, penulis ingin mengetahui dan membahas berbagai teori dan praktek
berdasarkan UUD 1945 atas pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Secara teoritis
kewenangan lembaga-lembaga negara di Indonesia mengarah pada sistem pemerintahan
presidensil, namun kemudian secara praktek dalam menjalankan fungsi dan kewenangan,
lembaga negara tidak mencerminkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia menganut
pemisahan kekuasaan yang ada dalam sistem pemerintahan presidensil akan tetapi lebih
dekat pada sistem pembagian kekuasaan. Sehingga ketentuan yang diterapkan berdasarkan
UUD 1945 diperlukan kembali upaya penyempurnaan, agar secara konsepsional dan
prakteknya dapat berjalan secara ideal.
2. Yang membedakan diantara Kedaulatan Negara,Kedaulatan Hukum dan Kedaulatan Rakyat
yakni Kedaulatan Negara dianggap lebih memiliki kekuasaan tertinggi disuatu negara.
Sedangkan kedaulatatan hukum ialah kekuasaan tertinggi disebuah negara yang mana
menjadi negara hukum yang mengatur semua pelanggaran-pelanggaran yang sudah diatur
didalam undang-undang yang mana setiap perbuatan atau tindakan yang melanggar
undang-undang harus menerima resiko dan wajib bertangung jawab. Lalu Kedaualatan
rakyat ialah kekuasaan tertinggi yang berada ditanan rakyat dan rakyat memberikan
kekuasaannya kepada penguasa untuk menjalankan tugas pemerintahan yang dapat
memegang amanah dan tangung jawab negara.
3. Pemilu dengan partai politik merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Pemilu
membutuhkan partai politik sebagai kontestannya. Sedangkan partai politik membutuhkan
pemilu sebagai sarana memilih wakil-wakilnya yang akan duduk dalam legislatif maupun
kabinet. Meskipun partai politik sudah ada sejak sebelum kemerdekaan tetapi pemilu di
Indonesia baru dilaksanakan pada tahun 1955. Pada masa itu digunakan sistem multi partai
dan sistem perwakilan berimbang atau proporsional. Dalam prakteknya sistem ini justru
menimbulkan distorsi dan friksi. Terbukti dari tidak bertahan lamanya kabinet yang dibentuk
dan sering terjadi konflik. Kondisi ini menjadikan pemerintah pada waktu itu tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Setelah dilakukan reformasi dan dilaksanakannya
Pemilu 1971 fungsi pemerintah berjalan normal. Barometer kesuksesan pelaksanaan Pemilu
1971 dipakai acuan untuk Pemilu selanjutnya

4. ciri-ciri negara Demokrasi :

a. Keputusan Pemerintah untuk Seluruh Rakyat.


B. Menjalankan Konstitusi
C. Adanya Perwakilan Rakyat.
D. Adanya Sistem Partai

Keuntungan : Sesuai dengan nilai-nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia

Menghargai dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat


kekeluargaan

Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban

Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan

Mencapai tujuan bersama dengan berlandaskan kejujuran dan keterbukaan

5. Berdasarkan pada teori Abcarian , hubungan wakil rakyat yang terjadi di Indonesia ialah
"partisan" karena wakil rakyat bertindak sesuai dengan keinginan atau program dari
organisasi sosial politik yang mengusungnya. bukan sebagai wali (Trustee) ataupun utusan
(delegate). Setelah wakil rakyat dipilih oleh pemilihnya atau yang terwakilkan maka
terlepaslah hubungannya dengan pemilihnya tersebut, dan mulai terjalin hubungannya
dengan partai politik yang mencalonkannya tadi dalam pemilihan umum. Hubungan partisan
tersebut akan menjadi belenggu bagi wakil rakyat yang benar-benar ingin menyuarakan
aspirasi rakyat yang diwakilinya manakalah hal itu berseberangan dengan kebijakan partai
politiknya. Dalam posisi yang demikian seolah terjadi "gap" antara wakil rakyat dengan
rakyat yang pemilihnya. Sejatinya hubungan wakil rakyat dan rakyat merupakan hubungan
politik , dimana kekuasaan berada di tangan rakyat dan wakil rakyatlah yang melaksanakan
perintah dari rakyat . Namun melihat apa yang terjadi pada saat ini di Indonesia ,semuanya
sudah terbalik kekuasaan berada di tangan wakil rakyat .Karena hokum hokum yang telah
dibuat sebelumnya seolah seperti melindungi “kekuasaan” para wakil rakyat dari rakyat ,
hingga akhirnya yang berkuasa ialah wakil rakyat . Oleh karena itu , dalam proses pemilihan
wakil rakyat ,hendaklah rakyat tanggap dalam menilai calon wakil dari mereka ,membedakan
bagaimana politisi yang baik dan politisi yang justru berusaha merampas kedudukan
rakyat .Karena hal itu sangat berpengaruh besar kedepannya terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara , jika tidak diperhatikan , hal hal kecil seperti itu maka kedepannya hubungan
wakil rakyat dengan rakyat justru semakin buruk karena wakil rakyat yang bertindak seolah
penguasa dan rakyat yang tertindas hukum yang dibuat untuk melindunginya

Anda mungkin juga menyukai