Anda di halaman 1dari 2

Jawaban

Karena pemerintah tidak hanya menyelesaikan dan mengkaji satu masalah. Banyakmasalah yang
mereka kaji dan dicari akar penyelesaiannya. Dan jika kita tidak dapatmemberikan kepastian dalam
masalah yang akan kita selesaikan, maka masalah kita tidak akandapat masuk ke agenda pemerintah.
Karena pemerintah akan memasukan masalah yang sudah jelas terjadi, memiliki alasan yang jelas,
keterangan yang jelas, dan memang harus segeradiselesaikan. Barulah masalah itu dapat masuk ke
dalam agenda pemerintah.Kebanyakan saat ini banyak yang mengajukan sebuah masalah untuk masuk
ke agenda pemerintah tanpa ada kejelasan yang pasti mengenai masalah tersebut. Sehingga
masalahtersebut tidak akan masuk ke dalam agenda pemerintah .yang nantinya membuat masalah
tersebut tidak terpecahkan.karena memasukkan masalah dalam agenda pemerintah juga memiliki
prosedur untuk dikaji terlebih dahulu.
Menurut pendapat Puentes-Markides (2007) ada beberapa alasan mengapa beberapa
isu atau masalah bisa masuk ke agenda kebijakan, yaitu adanya:
Pertama, peristiwa yang minimbulkan dan mencapai tingkat krisis tertentu;
Kedua, informasi atau bukti dari hasil evaluasi terhadap program yang ada memunculkan
suatu situasi yang membutuhkan perhatian (karena kejelekannya, luas atau besarnya dampak,
jumlah orang yang tekena dampak);
Ketiga nilai, kepercayaan, dan dorongan yang dapat mengubah situasi menjadi masalah;
Keempat, tindakan bersama dari kelompok kepentingan, protes, lobi, dan gerakan sosial
tentang suatu masalah tertentu;
Kelima, peran media yang memperluas sebaran masalah; dan
Keenam, perubahan politik. Sebaliknya, Puentes-Markides juga menyebut beberapa alasan mengapa
beberapa isuatau masalah tidak dapat masuk ke agenda kebijakan, yaitu:
Pertama, adanya konflik dan kesalahan dalam mendefenisikan masalah;
Kedua, penjejalan atau pendesakan oleh masalah-masalah lain;
Ketiga,masalah tidak dinilai atau tidak diakui sebagai masalah yang relevan;
Keempat, masalah tidak dilihat sebagai sesuatu yang menjadi urusan negara yang resmi; dan
Kelima, pemerintah tidak ingin membuat keputusan (nondecision) terhadap masalah tersebut.
Sedangkan persyaratan masuknya masalah ke agenda kebijakan, seperti pendapat
Althaus, dkk. 2007 (lihat dalam Maddison & Dennis, 2009), yaitu:
Pertama, harus ada persetujuan tentang sesuatu masalah tertentu. Suatu masalah hanya eksis
bila ada kepentingan yang menyetujui perlunya perubahan terhadap kondisi yang ada
sekarang. Untuk mencapai persetujuan ini biasanya membutuhkan koalisi suara baik dari
dalam maupun luar pemerintah.
Kedua, harus ada peluang untuk menemukan sebuah solusi. Perumus kebijakan lebih
menyukai masalah-masalah yang memungkinkannya ditemukannya solusi yang benar. Sangat
sedikit politisi yang tertarik pada masalah yang akan gagal diatasi.
Ketiga, setiap masalah harus sesuai dengan kemampuan dana pemerintah untuk
mengatasinya. Setiap dolar yang dikerluarkan adalah satu dolar yang dipakai untuk mengatasi
masalah tertentu untuk masalah yang lain.
Keempat, masalah itu sebenarnya punya siapa? Ideologi yang dipegang pemerintah dapat
berpengaruh terhadap keputusan para menteri, yaitu apakah mereka mau mengatasi suatu
masalah seecara keseluruhan.
Pemaparan diatas sebenarnya sudah merangkum semua jawaban dari pertanyaan tugas.2 kali
ini tentang "Pengalaman praktis banyak menunjukkan bahwa
tidak semua masalah bisa

masuk ke agenda pemerintah. Kegagalan dalam memperjuangkan masalah agar bisa masuk
ke agenda pemerintah akan berakibat pada matinya masalah itu dan tidak terpecahkannya

masalah tersebut". Bahwa pemaparan tersebut telah menyebutkan alasan beberapa isu atau
masalah bisa masuk, tertolak, serta persyaratan masuknya masalah ke agenda kebijakan.
Jika di kembangkan jawaban tugas.2 kali ini maka seakan-akan seperti menghakimi para
pembuat kebijakan, duh jadi enggak enak ini, btw,... ambil contoh kenapa pembangunan ibu
kota baru lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan membenahi alutsista kita.
Sedikit mengutip dari sebuah artikel di internet
Target Rampung Agustus 2024,
Pembangunan Ibu Kota Baru Dimulai Tahun Ini | merdeka.com
diakses pada 3 mei 2021;
""Kita optimistis, mudah-mudahan Istana Presiden bisa di-groundbreaking pada tahun ini.
Tanggal 17 Agustus 2024 itu presiden bisa melaksanakan 17 Agustusan di Ibu Kota Negara
baru," ujar Menteri Suharso ditulis Kamis (1/4)."
Kemudian sedikit mengutip lagi dari sebuah artikel di internet
DPR Sebut TNI Tak Utamakan
Alutsista di 2021, MEF Terancam (cnnindonesia.com)
diakses pada 3 mei 2021; "Farhan pun
ragu target MEF Tahap III yang berakhir pada 2024 akan tercapai. Menurutnya, belanja
alutsista dua tahun terakhir di bawah standar 20 persen dari anggaran per tahun."
Catatan kecil: "Kedua artikel tersebut sama-sama di tulis di masa pandemi" kenapa ada yang
optimis dan pesimis. Untuk menjawab hal tersebut silahkan simak persyaratan yang keempat
"masalah itu sebenarnya punya siapa? Ideologi yang dipegang pemerintah dapat berpengaruh
terhadap keputusan para menteri, yaitu apakah mereka mau mengatasi suatu masalah secara
keseluruhan.
Daftar Literasi
BMP Kebijakan Publik ADPU4410
Target Rampung Agustus 2024, Pembangunan Ibu Kota Baru Dimulai Tahun Ini |
merdeka.com
diakses pada 3 mei 2021
DPR Sebut TNI Tak Utamakan Alutsista di 2021, MEF Terancam (cnnindonesia.com)
diakses
pada 3 mei 202

Anda mungkin juga menyukai