Anda di halaman 1dari 14

Metode Penelitian Hukum (Mekanisme Penyelesaiaan Sengketa Site Plan Pasar Blimbing Di Kota Malang)

Oleh : Chandra Hidayah Putra 103141014111003

UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENDIDIKAN PROGRAM VOKASI PERANCANGAN PERATURAN DAN KONTRAK BISNIS MALANG JUNI 2011

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT sehi

a Dapat dengan Pert l ngan-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas Penelitian dengan judul Mekanisme Penyelesaiaan Sengketa Site Plan Pasar Blimbing Di Kota Malang kepada :
a. b. c.

terima kasih kami sampaikan

Allah SWT atas rahmat kesehatan dan kelancaran Yang di erikan. Kedua orangtua tercinta yang telah memotivasi membuat laporan penelitian ini. Seluruh kerabat yang memberikan Semangat.

Penulis senantiasa menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, sistematika pembahasan maupun susunan bahasanya. Oleh karenanya, penulis senantiasa terbuka terhadap kritik dan saran yang konstruktif, dengan iringan doa mudah mudahan laporan penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pendidikan serta wawasan berpikir kita bersama.

Malang, 20 juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Judul ................................ ................................ ................................ Kata Pengantar................................ ................................ ................................ i Daftar Isi................................ ................................ ................................ ......... ii B B I PE H L ................................ ................................ ..............

1.1 Latar Belakang ................................ ................................ .......................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................ ................................ ..................... 3 1.3 Tujuan ................................ ................................ ................................ ...... 3 1.4 Tujuan penelitian .......................................................... .............................. 4

B B II KAJIAN PUSTAKA ................................ ................................ ........ 2.1 Mekanisme .................................................................................. .................5 2.2 Pasar Belimbing............................................................................................5 2.3 Site Plan........................................................................................................5

BAB III MET

E PENELITIAN ................................ ...............................

3.1 Lokasi Penelitian..........................................................................................6 3.2 Metode Pendekatan Penelitian.....................................................................6 3.3 Populasi Dan Sampel...................................................................................7 3.4 Analisa Data.................................................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................8 BAB V PENUTUP....................................................................................... 5.1 Kesimpulan .................................................... ........................................... .9 5.2 Saran ......................................................................................................... .9 Daftar Pustaka.............................................................................. .............. 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemkot Kota Malang memiliki wacana untuk memformat pasar blimbing menjadi semi modern, dimana bagian bawahnya tetap pedagang pasar tradisional sedang atasnya mal. Konsep itu dirancang karena pemkot telah sepakat tidak menghilangkan pasar tradisional. Mengingat, saat ini pedagang Pasar Blimbing mencapai ratusan orang. Jika diubah menjadi pasar modern saja, maka tidak akan menyelesaikan persoalan, tapi malah menambah kasus baru. Secara teknis, grand design perombakan Pasar Blimbing hampir sama dengan Pasar Besar Malang (PBM . Artinya, bangunan atas boleh modern, tapi pasar tradisional tetap diberi tempat di area bawah. Dengan perubahan ini, pemkot berharap pasar tradisional memiliki daya tarik lebih kuat. Tentu saja diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Serta adanya komitmen awal yang dijanjikan walikota Malang. Yakni kalau pasar sudah selesai dibangun, lantai dasar adalah untuk pedagang bukan untuk Mall Akan tetapi pada kenyataannya kebijakan yang akan diambil pemerintahan kota Malang tidak melibatkan/tidak partisipatif pedagang pasar blimbing, yang tidak berpihak kepada pedagang. Pemerintahan Kota Malang merencanakan pembangunan mall atas pasar blimbing, ditambah dengan pembangunan apartemen atas lahan pasar blimbing. Dengan menempatkan para pedagang pada bagian yang tidak stretegis. Sehingga hal tersebut menimbulkan polemik pada pedagang dipasar tradisional tersebut. Pedagang merasa di bohongi, karena merasa tidak pernah diajak berbicara tentang pembangunan ini. Mereka tidak mempersoalkan masalah relokasi yang belum juga dibangun. Itu masalah investor dengan pemkot, akan tetapi mereka mempermasalahkan pembangunan yang tetap berlangsung tanpa melibatkan pedagang. Para pedagang mulai merasakan imbas yang buruk akibat permasalahan relokasi yang berlarut-larut antara pedagangdanpemkot. Sekitar 2.500 pedagang yang ada di dalam Pasar Blimbing mulai mengalami kesulitan dengan perbankan saat melakukan permohonan peminjaman modal. Begitupun dengan suplai barang, para distributor barang mulai mengurangi pasokan barang akibat kondisi pasar yang tidakkondusif.

Perbankan sudah mulai tidak percaya pada pedagang, dan mulai susah mendapatkan pinjaman untuk modal. Pasokan barang dari distributor juga berkurang karena keadaan pasar yang tidak menentu. Sementara itu di tempat terpisah, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Malang kemarin mengajukan permohonan addendum kepada pimpinan dewan terhadap Surat Keputusan DPRD Kota Malang tentang Persetujuan Kerjasama (PKS) Pembangunan Pasar Blimbing kota Malang PKS berharap, dengan adanya jawaban dari Ombudsman RI dan Gubernur Jatim, akan membuat dewan bersepakat melakuan revisi pada SK persetujuan yang telah diterbitkan sebelumnya.

Ombudsman RI dan Gubernur Jawa Timur sebelumnya telah menyarankan agar ada persamaan persepsi tentang bentuk site plan dan bentuk pembangunan yang melibatkan dan mendahulukan keberadaan pedagang lama. PKS berharap ada kemauan dari pimpinan dan unsur fraksi yang lain untuk kembali melakukan addendum pada SK persetujuan dewan yang telah dikeluarkan sebelumnya, ujar Nurul Arbaati, anggota Fraksi PKS kemarin.( Pedagang Cuek, PT KIS Janji

Perjuangan pedagang Pasar Blimbing memasuki babak baru. Pengaduan pedagang kedua pasar tersebut seputar site plan pasar yang merugikan pedagang kecil direspons Ombudsman RI dan Gubernur Jatim H Soekarwo. Pekan depan, pedagang kembali mendatangi gedung dewan untuk mendesak agar site plan pasar versi investor harus dirubah total. Pemerintah setempat menetapkan dalam pebangunan pasar Blimbing itu dengan site plan lantai dasar dan lantai dua untuk Mall, sementara pedagang tradisional ditempatkan dibelakang Mall, pihak bersama sekitar 4 ribu pedagang yang ada di Pasar Belimbing dengan tegas menolak Atas site plan yang disepakati oleh Pemkot Malang, Pemudal dan DPRD Kota Malang. Dikarenakan sejak merdeka, sistem ekonomi yang pro rakyat kecil adalah sistem ekonomi pancasila. Melihat kebijekan pemkot Malang dan DPRD yang berpihak kepada pemodal sudah menyalahi sistem demokrasi kita. Selain itu, pedagang juga diwajibkan membayar ganti rugi biaya pembangunan antara Rp6 juta hingga Rp50,5 juta, tergantung lokasi dan luasan kios/bedak yang bakal ditempati. Padahal, sebelumnya Wali Kota Malang Peni Suparto menjanjikan nol rupiah alias bebas biaya.

Diantaranya Peraturan Presiden RI nomor 112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko moderen. Dan mengingatkan agar Pemkot Malang patuh pada Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 dan Perda Jatim nomor 03 Tahun 2008 tentang perlindungan, pemberdayaan pasar tradisional dan penataan pasar moderen. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pemkot Kota Malang mengingkari kesepakatan sebelumnya yang telah dibuat dengan para pedagang mengenai pembangunan pasar tradisional blimbing dimana pasar blimbing menjadi semi modern, dimana bagian bawahnya tetap pedagang pasar tradisional sedang atasnya mal. 2. Belum tuntasnya pembangunan tempat relokasi pedagang pasar tradisional sehingga merugikan para pedagang tersebut 3. Bahwa kebijakan yang akan diambil pemerintahan kota Malang tidak melibatkan/tidak partisipatif pedagang pasar belimbing dan pedagang pasar blimbing, yang tidak berpihak kepada pedagang. Pemerintahan Kota Malang merencanakan pembangunan mall atas pasar belimbing, ditambah dengan pembangunan apartemen atas lahan pasar blimbing. Dengan menempatkan para pedagang pada bagian yang tidak stretegis. 4. Pemkot kota Malang tidak mengindahkan SK Gubernur dan ombudsman mengenai rencana pembangungan pasar tersebut

1.3 Tujuan Penelitian

BAGI MASYARAKAT : masyarakat bisa mengetahui tindakan yang dilakukan pemerintah dalam Menangani Pasar Belimbing di Kota Malang

BAGI PEMERINTAH : sebagai tolak ukur pemerintah untuk menilai kinerja pemerintah dalam Mensejahterahkan Rakyat

y y

AGAR PEMERINTAH bisa lebih tegas menegakkan hukum dalam Menata suatu Pasar Tradisional yang ada di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

BAGI ILMU PENGETAHUAN : Secara umum penemuan penelitian diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap hasil penelitian sejenis yang diadakan sebelumnya dan dimana penelitian itu lebih banyak dilakukan di luar negri serta untuk memperkaya hasil penelitian tentang Mekanisme Penyelesaiaan Sengketa Site Plan Pasar Blimbing Di Kota Malang BAGI PEMERINTAH : Sebagai acuan atau upaya dalam menyelesaikan konflik pasar blimbing di kota Malang BAGI MAHASISWA : Sebagai acuan dalam membangun diri karena pada dasarnya mahasiswa itu adalah again of change ( menjadi yang lebih baik ) BAGI MASYARAKAT : ini diharapkan menambah informasi mengenai pasar blimbing di Kota Malang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mekanisme


suatu tindakan yang dilakukan secara sistematis atau teratur sehingga menghasilkan suatu pola yng teratur pula.

2.2 Pasar Belimbing A. Pengertian secara sempit Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa. B. Pengertian secara luas Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu.

2.3 Site Plan Gambaran /peta rencana peletakan bangunan /kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada Di Pasar Belimbing kota Malang.. Karena lokasi ini mempunyai konflik dengan Pemkot Malang dalam menata suatu Tempat yang ingin dijadikan Pasar belimbing sebagai Pasar Modern Padahal Pasar Tradisional sudah berdiri Lama di Tempat ini dan keinginan Pemkot Adalah membangun Pasar Modern dan disini awal Dari Permasalahan Karena Ada bebrbagai pihak yang tidak setuju di bangunnya Pasar Belimbing . 3.2 Metode Pendekatan Penelitian Dalam konteks Metode Pendekatan Pemkot Kota Malang memiliki wacana untuk memformat pasar blimbing menjadi semi modern, dimana bagian bawahnya tetap pedagang pasar tradisional sedang atasnya mal. Konsep itu dirancang karena pemkot telah sepakat tidak menghilangkan pasar tradisional. Mengingat, saat ini pedagang Pasar Blimbing mencapai ratusan orang. Jika diubah menjadi pasar modern saja, maka tidak akan menyelesaikan persoalan, tapi malah menambah kasus baru. Secara teknis, grand design perombakan Pasar Blimbing hampir sama dengan Pasar Besar Malang (PBM). Artinya, bangunan atas boleh modern, tapi pasar tradisional tetap diberi tempat di area bawah. Dengan perubahan ini, pemkot berharap pasar tradisional memiliki daya tarik lebih kuat. Tentu saja diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah setempat menetapkan dalam pembangunan pasar Blimbing itu dengan site plan lantai dasar dan lantai dua untuk Mall, sementara pedagang tradisional ditempatkan dibelakang Mall, pihak bersama sekitar 4 ribu pedagang yang ada di Pasar Belimbing dengan tegas menolak Atas site plan yang disepakati oleh Pemkot Malang, Pemudal dan DPRD Kota Malang. Dikarenakan sejak merdeka, sistem ekonomi yang pro rakyat kecil adalah sistem ekonomi pancasila. Melihat kebijekan pemkot Malang dan DPRD yang berpihak kepada pemodal sudah menyalahi sistem demokrasi kita. Selain itu, pedagang juga diwajibkan membayar ganti rugi biaya pembangunan antara Rp6 juta hingga Rp50,5 juta, tergantung lokasi dan luasan kios/bedak yang bakal ditempati. Padahal, sebelumnya Wali Kota Malang Peni Suparto menjanjikan nol rupiah alias bebas biaya.

3.3 Populasi Dan Sampel Pada populasi dan sempel penelitian ini Adalah Masyarakat tradisional yang berada Di Pasar Belimbing Kota Malang yang menjadi korban dari Pembangunan Pasar Kota Malang . 3.4 Analisa Data Menurut unsur-unsur yang harus dimiliki oleh negara agar dapat disebut negara hukum antara lain adalah sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat, hal ini telah dilanggar karen dalam proses kerjasama antara pemerintah daerah, investor dan pedagang tidak terjado musyawarah lebih mufakat, hal yang di inginkan oleh masyarakat(pedagang) tidak dipenuhi. Pedangang meminta agar posisi site plan usahanya terletakdi lantai 1 atau di bagian depan,namun kenyataanya, posisi yang diinginkan investorlah yang dipenuhi oleh pemerintah(pedagang berada di belakang). Seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kepnetingan masyarakatnya.

BAB IV PEMBAHASAN a. Pemkot Malang harus menepati kesepakatan dan menindaklanjuti tuntutan pedagang dan merevisi kembali site plan pembangunan yang sebagaimana bagian bawahnya tetap pedagang pasar tradisional sedang atasnya mal. Serta memerhatikan pedagang/ekonomi rakyat,karena pasar tradisional sudah lama berdiri sebelum pemkot malang memutuskan pasar blimbing dan pasar dinoyo menjadi pasar modern. b. Pemkot malang segera mentuntaskan atau menyelesaikan relokasi pasar tradisional karena para pedagang Pasar Blimbing mulai mengalami kesulitan dengan perbankan saat melakukan permohonan peminjaman modal. Begitupun dengan suplai barang, para distributor barang mulai mengurangi pasokan barang akibat kondisi pasar yang tidak kondusif serta para pedagang wajib membayar ganti rugi pembangunjan sebesar 6jt. c. Dengan kebijakan Pemkot seperti itu merupakan suatu desakan kepada para pedagang pasar belimbing untuk pergi dari pasar tersebut karena akan ditempatkan di belakang apartemen atau mall sehingga pasar belimbing terasingkan. Seharusnya pemkot harus mentati peraturan Presiden RI No 112 Tahun 2007 yang berisi Pasar tradisional itu merupakan oasis bagi rakyat kecil & Sarana Interaksi Sosial. Untuk itu harus dipertahankankan Dan dilindungi. Segenap mentri /Bupati/dan Walikota harus menjaga dan jangan mematikannya. d. Gubernurjatim menegaskan bahwa taati peraturan presiden 12/2007, permendag 53/M-DAG/PER/12/2008 dalam pembangunan pasar belimbing dilakukan Musyawarah dengan melibatkan pedagang dan prioritaskan pedagang lama agar memenuhi rasa keadilan dan terhindar dari gejolak sosial. Dengan demikian bila pemkot masih berusaha untuk membangun harus melakukan penelitian terlebih dahulu dan menjelaskan tentang perubahan site plan/ tata letak yang diusulkan pedagang serta Pemkot harus membuat SK dengan Adil, tidak merugikan pedagang ataupun masyarakat Kota Malang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Masalah yang terjadi pada blimbing adalah terjadinya janji oleh pihak pemerintah daerah, karena dalam Surat perjanjian kerja yang dipublikasikan kepada warga adalah tata letak atau site plan yang pada awalnya pasar tradisional terletak di depan, namun dalam kenyataanya sekarang site plan berubah tanpa adanya musyawarah terlebih dahulu. Keinginan pedagang ialah Pasar traditional tidak digusur dan pasar traditional jangan pula disisihkan kebelakang Mall atau Apartement kurang adilkah jika pedagang mengusulkan pasar terpadu di Lantai Dasar/1dan pasar traditional di lantai 2, dan lantai keatasnya terserah akan dijadikan apa. 5.2 Saran Seharusnya Pemerintah menepati janji karena pasar belimbing merupakan pusat atau tempat untuk menampung hak hak dalam mata pencaharian yang sesuai dengan konstitusi negara republik indonesia Pasal 28 yang menyatakan bahwa pemerintah menjamin hak hak yang menyangkut hayat hidup warga negara Indonesia .

DAFTAR PUSTAKA 1. (10 Maret 2011) http://malangraya.web.id/2009/03/10/pertengahan-2011-pemkotrombak-pasar-blimbing/) 2. .( Demo Tolak Relokasi Pasar Blimbing dan Dinoyo Pedagang Gelar Istigotsah, Doakan Walikota Ingat Janjinya Senin, 20 September 2011 19:38:41 WIB 3. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-0920/78093/Pedagang_Gelar_Istigotsah,_Doakan_Walikota_Ingat_Janjinya). Kamis, 17 Februari 2011 16:50 4. http://www.malangpost.com/index.php?option=com_content&view=article&id=26082:pedagang-cuekpt-kis-janji&catid=46:tribunngalam&Itemid=71 (pit/avi))
5.

http://id.shvoong.com/business-management/2003665-pengertianpasar/#ixzz1QNBmE42y

Anda mungkin juga menyukai