Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

OBSERVASI PASAR
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi
Dosen Pengajar : Jumari SE.MM

Oleh :

1. Muhammad Nasrudin (42201026)


2. Lia Rahmawati (42201024)
3. Ratna Sari

KELAS A
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI
2022

I
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji hanya kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmatnya dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyeleaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Pengantar
Ekonomi dengan judul “OBSERVASI PASAR”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan Nabi yang mulia, Nabi penutup para Nabi, Nabi pembawa risalah terakhir yaitu
Nabi Muhammad Saw. Semoga kita sebagai penerus umatnya mendapatkan syafaat dan dapat
meneladani sikap-Nya.
Bersyukur kami ucapkan kepada seluruh teman-teman, sopir angkot, para penjual yang
ada di pasar, dan guru yang telah membantu, membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tiada yang sempurna di dunia ini kecuali ia lah Allah Swt, begitu pula makalah yang
telah kami selesaikan dengan kemampuan dan pengetahuan yang pastinya masih banyak
kekurangan dalam penulisannya. Kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, bahkan
kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak. Semoga dengan selesainya makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca yang membacanya.
Demikian beberapa kata pengantar yang dapat kami sampaikan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Depok, 8 Oktober 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

A. BIOGRAFI PENDIRI PERUSAHAAN XI.........................................................................V


B. SEJARAH PERUSAHAAN XIOAMI...............................................................................VI
C. PERKEMBANGAN PERUSAHAAN XIAOMI DARI TAHUN KE TAHUN...............VII
D. STRATEGI UTAMA XIAOMI DORONG PENJUALAN DI INDONESIA.................VIII
E. KUNCI SUKSES PERUSAHAAN XIAOMI......................................................................X
F. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................XI

III
BAB I
PEMBAHASAN

i. Latar Belakang Masalah


Manusia dilahirkan dengan rasa keingintahuan yang mendalam. Setiap peristiwa
atau aktivitas kehidupan tidak lepas dari ilmu pengetahuan. Cara mengetahui segala
sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan adalah observasi. Pengamatan manusia
pada obyek terkecil dalam hidup disebut dengan observasi.
Pengertian observasi secara umum adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek
secara langsung dan detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait objek
tersebut. Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk mengumpulkan data atau
penilaian. Sementara menurut ahli ekonomi yaitu Suharsimi pengertian observasi adalah
pengamatan langsung pada sebuah objek di lingkungan yang masih berlangsung atau
dalam tahap kajian menggunakan panca indera. Tindakan observasi dilakukan secara
sengaja dengan mematuhi aturan pengamatan yang berlaku.
Salah satu objek yang dapat diamati dan diteliti yaitu pasar. Peneliti akan mendapat
suatu data dan penilain yang terjadi di pasar dengan melakukan observasi. Tujuannya
agar mengetahui bagaimana aktivitas jual beli, permasalahan-permasalahan yang
berdampak bagi para pedagang, sampai mengetahui sistem sewa di pasar. Pasar itu
sendiri adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan
infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang
dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang
sah seperti uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian agar dapat
berlangsungnya kehidupan manusia.

Pasar saat ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Pasar
Tradisional merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli secara langsung
dengan adanya proses tawar-menawar. Kebanyakan pasar tradisional menjual kebutuhan
sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual
kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di
Indonesia, dan umumnya terletak dekat dengan permukiman warga agar memudahkan
pembeli untuk mencapai pasar. Pasar tradisional masuk kedalam kelompok pasar
persaingan sempurna. Sedangkan Pasar Modern tidak jauh berbeda dengan Pasar
Tradisional, hanya saja Pasar Modern tidak ada proses tawar-menawar antara penjual dan
pembeli, karena harga dari suatu barang sudah ditentukan melalui label yang tercantum
di dalam barang (barcode) tersebut, berada di suatu bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini, kami akan melakukan observasi langsung ke
salah satu Pasar Tradisional yang ada di Kota Tangerang Selatan yaitu Pasar Ciputat.
Kami melakukan observasi pada tanggal 06 Oktober 2022 untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana sistem aktivatas yang terjadi di Pasar Tradisonal dan adakah permasalahan-
permasalahn yang dialami oleh pedagang disana.

IV
ii. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan permasalahan yang akan kami bahas di makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana para pedagang dapat berjualan di Pasar?
2. Permasalahan-permasalahan apa saja yang sangat berdampak bagi penjual di pasar?
3. Kapan pedagang mulai membuka toko dan diwaktu apa pasar ramai pembeli?
4. Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha tersebut?

iii. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya Observasi Pasar antara lain :
1. Agar dapat mengetahui sejarah terbentuknya pasar itu sendiri
2. Untuk mengetahui apa permasalahan yang dialami serta harapan penjual agar dapat
berjualan dengan tenang tanpa harus ada krisis yang terjadi.
3. Mengetahui aktivitas pasar.
4. Mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan penjual agar tidak mengalami
kerugian.

V
BAB II
LAPORAN DAN ANALISIS

I. Waktu Observasi
Hari : Kamis
Tanggal : 06 Oktober 2022
Pukul : 08:00 - 11:45 wib
Lokasi Observasi : Jln. Usman Kel. Pasar Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan
Waktu perjalanan : 30 menit
Kendaraan yang digunakan : Angkutan Umum (Angkot)
Jumlah objek observasi : 2 objek
Objek Observasi : Penjual sayuran dan penjual sembako
Teknik pengambilan data : Wawancara Langsung dan penelitian

II. Wawancara Pedagang Sayuran


Nama : Istitanah
Umur : 80 tahun
Asal daerah : Solo, Jawa Timu
Status : Mempunyai 3 anak
Lokasi : Jln. Usman Kel. Pasar Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

Diketahui bahwa Pasar Ciputat Tangerang Selatan ramai pengunjung pada pukul
05:00 sampai jam 09:00. Ibu istitanah berjualan mulai dari pukul 24:00 sampai jam 13:00.
Ibu istitanah sudah berjualan selama 30 tahun di pasar. Beliau tidak mempunyai tempat
berjualan selain di Pasar Ciputat Tangerang Selatan. Keuntungan berjualan hanya sekitar
20% dari hasil penjualan karena Ibu Istitanah menjual barang dagangan milik orang lain.
Ibu Istitanah diharuskan memiliki hutang kepada orang lain dan harus membayar nya Rp.
955.000 perbulan. Di pasar tersebut Ibu Istitanah harus membayar uang sewa
penyimpanan sebesar Rp. 50.000 perhari dan membayar uang sewa tempat sebesar Rp.
300.000 perbulan. Ibu Istitanah adalah seorang wanita pekerja keras beliau sangat
bersemangat untuk mencari rezeki dalam kondisi apapun meskipun saat cuaca tidak
mendukung. Padahal jika saat musim panas beliau terpapar langsung oleh sinar matahari
dan jika musim penghujan beliau basah kuyup terkena cipratan air hujan karena beliau
berjualan di pinggir jalan dan hanya beralaskan tikar.
Di kondisi kenaikan BBM saat ini tidak mempengaruhi pendapatan ibu istitanah
karena beliau hanya menjualkan barang dagangan milik orang lain namun harga yang
dijual mengalami kenaikan harga. Kondisi ekonomi seorang nenek ini sangat
memprihatinkan karena beliau berjualan hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari dan membayar hutangnya.
Ibu istitanah mempunyai harapan agar usaha jualannya berkembang dan beliau juga
berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah karena beliau belum mendapakan apa
yang menjadi haknya. Dari hasil wawancara bersama Ibu Istitanah dapat di simpulkan
bahwa keadaan ekonomi di masyarakat belum merata.
VI
III. Wawancara pedagang sembako
Nama : Pak Dede
Umur : 37 tahun
Asal daerah : Tasik , Jawa Barat
Status : Mempunyai 3 Anak
Lokasi : Jln. Usman Kel. Pasar Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan

Awalnya beliau bekerja sebagai asisten agen dari seorang yang mempunyai usaha
sembako, sekian berjalannya waktu pak dede di percayai oleh agen tersebut. sehingga pak
dede di pinjamkan modal untuk memulai usaha sembakonya. Pak Dede Sudah 2 tahun
berjualan di Pasar Ciputat Tangerang Selatan. Beliau membayar sewa untuk tempat
berjualan sebesar Rp. 4.000.000,- perbulan. Beliau sebelumnya berjualan di pasar lain
selama 6 tahun namun karena kondisi pada tahun sebelumnya terjadi pandemi, beliau
mengalami kebangkrutan karena seluruh barang dagangannya tidak di pasarkan dan habis
digunakannya untuk menyambung hidupnya dan keluarga. Dalam penjualannya beliau
mendapatkan keuntungan sebesar 60%. Beliau memulai usahanya kembali bukan dengan
cara meminjam uang modal kepada orang lain tetapi beliau mendapatkan bantuan dari
agen sebelumnya, dimana beliau di titipkan barang dagangan oleh agen tersebut. Beliau
memilih berjualan sembako karena masyarakat sangat membutuhkan bahan sembako
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pak Dede membuka tokonya selama 24 jam. Dengan tidak adanya tutup toko, jadi Pak
Dede membagi tugas untuk menjaga. Jika siang hari Pak Dede sudah menajaga toko,
malam harinya digantikan dengan karyawannya. Pak Dede biasa melakukan pelayanan
dengan sikap ramah, tawaran yang sesuai sehingga pelanggan nyaman utnuk berbelanja di
tokonya. Cara meningkatkan penjualan menurut Pak Dede adalah dengan membuka
cabang dipasar lain. Untuk barang yang sudah tidak layak jual pun, Pak Dede dapat return
ke produsen barang tersebut seperti Indomie. Jadi mengurangi kerugian yang besar untuk
tokonya.
Sementara kenaikan BBM sangat mempengaruhi pendapatan Pak Dede, karena 20%
keuntungan dalam berjualan hilang. Harga sembako pun mengalami kenaikan sekitar 11%
dibandingkan sebelum terjadinya kenaikan BBM. Pak Dede mengatakan bahwa kondisi
ekonomi saat ini sering mengalami naik turun yang menyebabkan harga tidak stabil,
karena adanya permasalahan-permasalahan pemerintah dan inflasi. Sebagai pedagang Pak
Dede harus mengikuti aturan pemerintah untuk ikut menaikkan harga, jika tidak akan ada
sanksi.
Dalam kegiatan berjualannya, Pak Dede memiliki strategi mengelola keuangan yaitu
dalam setahun beliau tidak menikmati hasil keuntungannya untuk diri sendiri melainkan
kembali berputar untuk menambah stok dagangannya. Pak dede mempunyai harapan
supaya harga barang sembako kembali normal agar kondisi ekonomi menjadi stabil.

VII
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari laporan diatas adalah :
1. Bahwasannya para pedagang diharuskan untuk membeyar sewa tempat jika ingin
berjualan di Pasar tersebut. Harga sewa yang harus dibayar, ditentukan dengan
kondisi tempatnya. Seperti Pak Dede yang membayar sewa sebesar Rp.4.000.000,-
perbulan dapat berjualan di dalam ruko yang cukup besar. Beda halnya dengan Ibu
Istianah yang membayar sewa sebesar Rp.300.000,- perbulan, hanya dapat berjualan
di pinggir jalan dengan alas terpal dan beratapkan payung.

2. Seiring berjalannya waktu, para pedagang telah melewati berbgai permasalahan yang
terjadi. Seperti saat terjadinya pandemi Covid 19, yang sangat berdampak ke omset
penjualan mereka. Dan saat minyak goreng naik dan langka, mereka harus ikut untuk
menaikan harga minyak dan mencari ketersediaan minyak. Sekarang, harga BBM
melonjak naik, lantas mereka terkena imbasnya.

3. Pasar memiliki jam ramai di pukul 05.00-09.00 wib. Setelahnya pasar mulai sepi oleh
pembeli. Sebagai penjual pun mereka memiliki waktu buka dan tutup yang berbeda-
beda. Jika toko sembako Pak Dede buka selama 24 jam beda halnya dengan Ibu
Istianah penjual sayuran yang buka di jam 24.00-13.00 wib.

4. Strategi setia penjual itu berbeda-beda. Pak Dede yang memiliki usaha sembako
mempunyai strategi yaitu dengan dibukannya cabang toko sembako di berbagai pasar.
Sementara Ibu Istianah yang berjualan sayuran, beliau memiliki strategi yaitu dengan
mengambil barang dari produsen agar jika tidak laku dapat dikembalikan tanpa ada
kerugian yang ia rasakan.

VIII

Anda mungkin juga menyukai