Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH :
Selfiyah (21901032127)
FAKULTAS PERTANIAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Tuhan.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Relevansi Pasar Tradisional, Modern, dan Islam.” ini yang
merupakan tugas mata kuliah Ekonomi Syariah.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun penulisan serta
penyampaiannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR ISI
2
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2. Saran.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Relevansi Pasar Tradisional
Pasar tradisional hanya dapat dipertahankan jika mereka disediakan tempat
khusus yang nyaman dan disediakan oleh pemerintah. Atas alasan itu pula, pasar
modern tidak dapat dipersalahkan.
Beberapa pasar tradisional yang “legendaris” dan telah menjadi bagian dari
nilai budaya tradisional antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar
Klewer di Solo, dan pasar Johar di Semarang tersebut harus lebih diperhatikan
keberadaannya. Karena sebenarnya pasar tradisonal mempunyai fungsi yang lain,
yaitu tempat terjadinya interaksi sosial antara masyarakat yang satu dengan yang
lain atau penjual dengan pembeli. Pembangunan pasar tradisional pada tempat-
tempat khusus di daerah Wonosari setidaknya dibuat lebih nyaman. Karena
interaksi sosial biasa terjadi apabila ada suatu perkumpulan antara pedagang dan
pembeli. Pada saat itu juga terjadi penawaran harga. Jika dibandingkan dengan
pasar modern, interaksi sosial jauh lebih sedikit. Karena di pasar modern tersebut,
konsumen telah disediakan berbagai macam pilihan barang yang akan dibeli dan
sudah tertera harga barang tersebut dalam label.
A. Ciri-ciri pasar tradisional :
Produknya yang masih fresh.
Adanya rasa solidaritas yang tinggi.
Harga yang cenderung lebih murah.
Seni tawar-menawar harga.
Fasilitas dan kebersihan yang terus berbenah.
Tersedia dimana-mana, tidak mengenal waktu.
Hubungan penjual dan pembeli lebih akrab.
Kelebihan :
3
Pemerintah tidak bisa melakukan intervensi terhadap operasional di pasar ini.
Penjual dapat masuk dan keluar pasar dengan mudah.
Kekurangan :
4
Pasar modern ini biasanya berada pada satu bangunan yang mana
pelayanannya dilakukan secara mandiri.
Kondisi pasar ini biasanya akan menjaga kebersihan dan kenyamanan dengan
dilengkapi AC dan petugas kebersihan.
Umumnya, Kondisi pasar lebih bersih dan nyaman karena dilengkapi dengan
Air Conditioner dan petugas kebersihan.
Terdapat campur tangan pemerintah di dalam kegiatan ekonomi pada pasar
ini.
Pembayaran produk dilakukan di kasir.
Pelayanan yang disediakan pada pasar ini mampu memuaskan para
konsumennya.
Kelebihan :
Kekurangan :
5
berbelanja. Sarana tersebut biasanya dilengkapi dengan mesin kasir, ruang
coba baju, dan tas atau keranjang belanja. Ketiga hal ini sudah lumrah dan ada
di pasar modern.
2.3. Relevansi Pasar Islam
Pasar merupakan tempat untuk melakukan suatu transaksi jual beli barang dan
jasa oleh penjual dan pembeli. Dalam islam, pasar sangatlah penting, Rasulullah
menghargai harga yang terbentuk dari pasar sebagai harga yang setara.
Rasulullah juga juga menolak intervensi pasar apabila ada perubahan pada
harga yang terjadi sebab mekanisme pasar yang wajar. Pasar dalam islam harus
mengandung moralitas yang meliputi persaingan yang sehat (fair play), kejujuran
(honesty), keterbukaan (transparancy), serta keadilan (justice). Nilai-nilai inilah
yang menjadi penting dalam pasar isam yang harus ditegakkan. Dalam islam
sendiri lebih mengutamakan manfaat yang luas dalam melakukan kegiatan
ekonomi serta lebih mengacu pada maslahat yang besar dan menjujung tinggi
keadilan. Selain itu, islam lebih menekankan etika yang tinggi dan norma hukum
bagi bara pelaku-pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatannya.
Islam memiliki tiga ciri yang menjadi dasar dalam melakukan kegiatan
ekonomi yaitu prinsip keadilan, menjauhi segala kegiatan yang dilarang, serta
mengutamakan kemaslahatan/manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. Prinsip-
prinsip tersebut bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara memaksimalkan
keuntungan dan memenuhi prinsip-prinsip islam yang telah menjadi dasar dalam
melakukan kegiatan pasar.
Adapun tujuan akhir dari ekonomi islam sama seperti pada tujuan syariah
islam yaitu untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat (falah)
dengan tata kehidupan yang baik. Terdapat lima kemaslahatan menurut al-Syathibil
untk mencapai kehidupan manusia yang sejahtera.
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada dalam
keseimbangan(iqtishad), tidak boleh adasub-ordinat, sehingga salah satunya
menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar
bebas menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Namun dalam kenyataannya sulit
ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil(fair).Distorasi pasar tetap sering
terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak.
Pasar yang dibiarkan berjalan sendiri (laissez faire), tanpa ada yang
mengontrol, ternyata telah menyebabkan penguasaan pasar sepihak oleh pemilik
6
modal(capitalist)penguasa infrastruktur dan pemilik informasi.Asymetrikinformasi
juga menjadi permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh pasar. Negara dalam
Islam mempunyai peran yang sama dengan dengan pasar, tugasnya adalah
mengatur dan mengawasi ekonomi, memastikan kompetisi di pasar berlangsung
dengan sempurna, informasi yang merata dan keadilan ekonomi. Perannya sebagai
pengatur tidak lantas menjadikannya dominan, sebab negara, sekali-kali tidak
boleh mengganggu pasar yang berjalan seimbang, perannya hanya diperlukan
ketika terjadi distorsi dalam sistem pasar.
Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah
Saw sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya
kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dengan hadits ini terlihat dengan
jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep
mekanisme pasar dari pada Adam Smith. Dalam hadits tersebut diriwayatkan
sebagai berikut :
غال السعر فسعر لنا رسول هللا صلى هللا عليه و سلم:
نىMد منكم يطلبMوا أن ألقى ربى وليس أحMان هللا هو الخالق القابض الباسط الرازق المسعر وانى أرج
)بمظلمة ظلمتها اياه بدم وال مال (رواه الدارمى
“Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu
mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah
engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah
yang menetukan harga,yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki.
Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak
seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun
harta.”[4].
Inilah teori ekonomi Islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadits
tersebut tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu
diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah impersonal. Rasulullah menolak
tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena
Allah-lah yang menentukannya.
Sungguh menakjubkan, teori Nabi tentang harga dan pasar. Kekaguman ini
dikarenakan, ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga pasar itu
sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah atau hukum supply and demand.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga
kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual
menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat
penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Pasar sendiri
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar
tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan
adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-
menawar. Sedangkan pasar modern adalah tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri
(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Sedangkan relevansi pasar Islam
memiliki Konsep makanisme pasar yang dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah
Saw sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya
kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dengan hadits ini terlihat dengan
jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep
mekanisme pasar dari pada Adam Smith. Inilah teori ekonomi Islam mengenai
harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut tidak menentukan harga. Ini
menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar yang
alamiah impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga
di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya.
3.2. Saran
Makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis selalu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi masukan dan
perbaikan bagi penulis sehingga kedepannya makalah ini menjadi lebih baik.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amp/arifahfathia/perkembangan-pasar-
tradisional-setelah-maraknya-pasar-modern_
https://www.idntimes.com/travel/destination/amp/erny/pasar-tradisional-vs
-pasar-modern-mana-yang-kamu-pilih
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pasar-modern-adalah/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.ia.
inpalopo.ac.id/index.php/sharia_finance/article/view/
https://www.komlpasiana.com/amp/ikanovitasari1193/
Ekonomi
10