Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN

“Survei Pasar Tradisional di Pasar Mergan di Kota Malang”


(Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum Pengantar Ekonomi Pertanian)

Oleh:
Kelas B
Kelompok 5
1. Mailina Alhusna 155040201111274
2. Ulfa Fitriyani 155040201111284
3. Mardiana P. A 155040201111300
4. Alecia Bonito L. 155040207111013
5. Tsarwah As Sausan 155040207111029
6. Safira Eka Aprianti 155040207111042

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah


menganugerahkan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul Survei Pasar di Pasar Mergan di Kota Malang.
Laporan ini disusun untuk menyelesaikan tugas akhir praktikum Pengantar
Ekonomi Pertanian di Universitas Brawijaya. Penulis berharap agar laporan ini sesuai
dengan harapan asisten praktikum Pengantar Ekonomi Pertanian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengharapkan saran dari para
pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga tulisan ini
bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam ekonomi pertanian
baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Malang, 15 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat2
2 TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Pengertian Pasar 3


2.2 Jenis Pasar 3
2.3 Struktur Pasar5
3 METODOLOGI 10
3.1 Waktu dan Tempat 10
3.2 Metode Pelaksanaan 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data 10
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Identitas Tempat Pengambilan Data 12
4.2 Hasil dan Pembahasan 12
5 PENUTUP15
5.1 Kesimpulan 15
5.2 Saran 15
6 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16
7 LAMPIRAN.............................................................................................................. 17

iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli pada


berbagai komoditas yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. Terjadi transaksi
jual beli antara penjual dan pembeli yang merupakan titik puncak kegiatan yang
mendahului aktivitas tersebut atau kegiatan yang menyertai sesudahnya.
Adanya serangkaian kegiatan sebelum sampai di pasar yang intinya
menghasilkan barang yang akan ditransaksikan baik melalui kegiatan budidaya
seperti berbagai komoditas tanaman pangan maupun hortikultura, perikanan maupun
peternakan ataupun hasil hutan serta hasil perburuan.
Perkembangan dan kompleksnya kehidupan masyarakat membawa proses jual
beli di pasar mengalami spesialisasi peran. Apabila di awal perkembangannya pelaku
dari produksi hingga pemasaran dilakukan oleh komponen tunggal, maka saat ini
sudah terspesalisasi, sehingga ada pihak yang hanya memproduksi, mengumpulkan,
membawa kepasar dan ada yang hanya berperan dalam transaksi. Sistem perdagangan
berbagai komoditas menjadi semakin panjang, kompleks dan saling mempengaruhi,
sehingga perkembangan yang terjadi di pasar tradisional muncul berbagai komponen
yang turut berkontribusi pada proses jual beli untuk mempermudah proses jual beli
komoditas di pasar.
Produk hortikultura, khususnya sayuran erat terkait dengan keberadaan pasar
tradisional. Karakter sayuran yang khas yaitu daya simpan yang pendek, harganya
yang fluktuatif karena pengaruh supply dan demand serta sangat rentan oleh
perubahan iklim menyebabkan produk ini berbeda dengan produk-produk lain. Para
pedagang sangat memperhatikan waktu pengangkutan serta waktu pemasaran yang
biasanya terjadi pada malam hingga dini hari, sehingga menjamin komoditas ini akan
sampai pada konsumen di pagi hari dengan kondisi yang masih segar.
Berdasarkan uraian di atas maka adanya observasi berupa wawancara secara
langsung dengan salah satu pedagang di pasar tradisional Mergan Malang untuk
mengetahui kondisi pasar tradisional dalam kaitannya dengan pemasaran produk
hortikultura khususnya sayuran.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka susunan rumusan masalah


sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi umum Pasar Mergan di Kota Malang?
b. Bagaimana struktur yang ada di Pasar Mergan di Kota Malang?
c. Bagaimana karakteristik dari produk yang ditawarkan di Pasar Mergan di Kota
Malang?
d. Bagaimana sistem penentuan harga yang terjadi di Pasar Mergan di Kota Malang?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disusun beberapa tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui kondisi umum Pasar Mergan di Kota Malang.
b. Untuk mengetahui struktur yang ada di Pasar Mergan di Kota Malang.
c. Untuk mengetahui karakteristik dari produk yang ditawarkan di Pasar Mergan di
Kota Malang.
d. Untuk mengetahui sistem penentuan harga yang terjadi di Pasar Mergan di Kota
Malang.

1.4 Manfaat

Manfaat dari survei lapang di pasar tradisional Mergan Malang adalah


mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi umum pasar tradisional dan
dapat langsung mengaplikasikan teori yang didapat pada saat kuliah Pengantar
Ekonomi Pertanian khususnya mengenai harga beli dan harga jual dari berbagai
macam produk yang dijual oleh salah satu pedagang Pasar Mergan Malang.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pasar

Pasar (dalam arti luas) merupakan tempat perjumpaan antara pembeli dan
penjual, di mana barang/jasa atau produk dipertukarkan antara pembeli dan penjual.
Ukuran kerelaan dalam pertukaran tersebut biasanya akan muncul suatu tingkat harga
atas barang dan jasa yang dipertukarkan tersebut (Ehrenberg et al, 2003). Pasar
merupakan keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual
dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan/atau jasa (Hanafie,2010). Pengertian
pasar menurut ilmu ekonomi dalam Ahman dan Diding (2007) ialah besarnya
permintaan dan penawaran pada suatu jenis barang atau jasa tertentu.
Menurut para ahli dibidang pemasaran, seperti yang dikemukakan oleh Kotler
(2002) mengenai definisi pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan potensial yang
memliki kebutuhan atau keingingan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan
mampu melaksanakan pertukaran untuk mencukupi kebutuhan dan keinginan
tersebut.

2.2 Jenis Pasar

Jenis pasar menurut Ahman dan Diding (2007) dapat dibagi dalam beberapa
golongan antara lain:
2.2.1 Berdasarkan Wujudnya
Menurut wujudnya pasar dibedakan menjadi pasar konkret dan pasar abstrak.
a. Pasar konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu
tempat terjadinya hubungan secara langsung (dengan tatap muka) antar
penjual dan pembeli. Misalnya pasar tradisional dan swalayan.
b. Pasar abstrak (pasar tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan
hubungan antara penjual dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak
langsung, barangnya tidak secara langsung dapat diperoleh oleh pembeli.
Misalnya, pasar modal di Bursa Efek.

3
2.2.2 Berdasarkan Terjadinya
Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan meenjadi pasar bulanan, tahunan
dan pasar temporer.
a. Pasar harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari.
Misalnya, pasar pagi, toserba dan warung-warung.
b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu
minggu sekali. Misalnya, pasar senin atau pasar minggu yang ada didaerah
pedesaan
c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan
sekali. Misalnya pasar yang biasa terjadi di depan kantor tempat para
pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang tunjangan pensiunan
setiap awal bulan.
d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun
sekali. Misalnya, Pekan Raya Jakarta.
e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam
waktu yang tidak tentu. Misalnya, pasar murah, bazar, dan pasar karena ada
perayaan kemerdekaan RI.
2.2.3 Berdasarkan Luas Jangkauannya
Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi pasar lokal, pasar
nasional, dan pasar internasional.
a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari
berbagai daerah atauwilayah tertentu saja.
b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli
dari berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu
putih di Ambon.
c. Pasar internasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli dari berbagai Negara. Misalnya, pasar tembakau di Bremen Jerman.

4
2.2.4 Berdasarkan Hubungannya dengan Proses Produksi
Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan menjadi
pasar output dan pasar input.
a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjual belikan
barang-barang hasil produksi (dalam bentuk barang jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan
dan penawaran terhadap baarng dan jasa sebagai masukan pasa suatu proses
produksi (bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja)
2.2.5 Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual dan Pembeli)
Menurut strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas :
1. Pasar monopoli;
2. Pasar oligopoli;
3. Pasar monopolistik;
4. Pasar monopsoni
5. Pasar oligopsoni

2.3 Struktur Pasar

Pasar menurut struktur pasar dibagi menjadi pasar persaingan sempurna dan
pasar persaingan tidak sempurna.
2.3.1 Pasar Persaingan Sempurna

Menurut Arifin dkk (2007), pasar persaingan sempurna merupakan jumlah


perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap
sedemikian kecilnya, sehingga tidak memengaruhi pasar.
a. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna menurut Arifin dkk (2007) antara lain,
1. Terdiri atas banyak penjual dan pembeli

5
Perilaku penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi keadaan pasar,
karena merupakan bagian kecil dari unsur pasar secara keseluruhan
penjual dan pembeli sebagai price taker.
2. Adanya Kebebasan untuk Membuka dan Menutup Perusahaan
Tidak ada hambatan yang menghalangi suatu perusahaan untuk memulai
usaha baru jika dianggap menguntungkan dan menutup usahanya jika
dianggap merugikan.
3. Barang yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen
Semua produk terlihat identik.
b. Kelebihan dan KekuranganPasar Persaingan Sempurna
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan pasar persaingan sempurna menurut
Arifin dkk (2007).
Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna
1. Menggunakan sumberdaya secara efisien
Pemanfaatan sumberdaya terkait dilakukan secara efisien sehingga
menguntungkan perusahaan.
2. Adanya kebebasan bertindak dan memilih
Meningkatkan kreativitas dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada
pengelola perusahaan.
c. Kekurangan Pasar Persaingan Sempurna
1. Kelemahan dalam asumsi
Pasar persaingan sempurna dalam kenyataan sulit dijumpai sebab
homogenitas atas barang adalah sebuah asumsi yang tidak realistis.
2. Tidak mendorong adanya inovasi
Penemuan suatu inovasi terbaru mudah dicontoh sehingga memaksa
persaingan produk antarprodusen.
3. Membatasi pilihan konsumen
Produk yang dihasilkan homogen, sehingga konsumen terbatas menentukan
barang yang akan dikonsumsinya.
4. Menimbulkan eksploitasi sumberdaya dan ongkos social
Pasar persaingan sempurna adakalanya menimbulkan pencemaran
lingkungan karena adanya eksploitasi sumberdaya.

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

6
Pasar persaingan tidak sempurna terjadi jika salah satu atau beberapa syarat
pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi, misalnya, penjualnya tidak banyak
sehingga seorang penjual mampu mengubah keadaan pasar (Ahman dan Diding,
2007). Berikut beberapa bentuk pasar persaingan tidak sempurna yang diakibatkan
karena pembeli atau penjual tidak banyak menurut Ahman dan Diding (2007),
a. Pasar Monopoli
Pasar monopoli ialah pasar yang dikuasai oleh seorang penjual. Jadi, pasar
tersebut hanya ada satu penjual, sedangkan pembeli bisa saja banyak. Dalam
pasar ini, penjual (monopolis) memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk
mengubah keadaan pasar (misalnya mengubah harga barang). Monopoli akan
memberi dampak positif dan negatif karena monopoli memiiki kebaikan dan
keburukan. Berikut diuraikan kebaikan dan keburukan monopoli.
1. Kebaikan monopoli
a. Monopoli yang diberikan pemerintah dalam bentuk penghargaan dapat
meningkatkan kreativitas dan inovasi dikalangan perusahaan.
b. Monopoli yang disebabkan adanya economics of scale dapat
meningkatkan daya saing perusahaan.
c. Monopoli yang dilalukan pemerintah dapat mengontrol kepentingan
orang bayak terutama untuk prosuk yang berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak.
2. Keburukan monopoli
a. Monopoli karena pasar dikuasai oleh seorang penjual dapat memberi
peluang bagi perusahaan tersebut bertindak sewenang-wenang sehingga
akan akan merugikan konsumen.
b. Monopoli dapat menyebabkan produksi berjalan tidak efisien.
c. Monopoli memungkinkan penjual melakukan praktik diskriminasi harga
untuk produk yang sama.
d. Monopoli dapat mengurangi pelayanan terhadap konsumen.
e. Monopoli dapat menyebabkan konsumen tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan pilihan.
b. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan
atau penjual yang memproduksi barang sejenis. Setiap perusahaan memiliki
kemampuan untuk menentukan atau mengubah keadaan pasar (misalnya

7
menaikkan atau menurunkan harga barang).Banyak contoh yang dapat dilihat,
misalnya produk sabun mandi, minyak goreng, dan televisi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan yang ada dipasar saling
bersaing.Persaingan bisa dalam harga atau dalam produk.Persaingan dalam
harga, mereka berusaha menawarkan harga yang rendah atau dengan berbagai
potongan harga atau hadiah. Contohnya, banyak hadiah yang diiklankan
beberapa bank untuk menarik para nasabah agar menyimpan uang di bank
tersebut. Tidak sedikit bank yang berani menawarkan bunga lebih tinggi
daripada bank lain untuk menarik nasabahnya agar menabung di bank tersebut.
Persaingan dalam produk, dilakukan dengan menciptakan produk-produk yang
menarik dan disukai konsumen.Misalnya, dengan mengemas barang dengan
bungkus dan kemasan lebih menarik dan awet (tahan lama).
c. Pasar Persaingan Monopolistik
Terdapat kondisi persyaratan barang homogen tidak terpenuhi, misalnya
barang tersebut berbeda karena mereknya berbeda (misalnya beras cianjur dan
beras rojolele). Namun, diantara penjual beras tersebut saling bersaing karena
pembeli maupun penjual banyak. Pasar ini terdiri atas beberapa pembeli dan
beberapa penjual untuk barang yang sejenis, tetapi memiliki perbedaan dalam
kualitas, bentuk dan mereknya. Misalnya, produk minyak goreng, mesin tik dan
komputer. Ciri-cirinya :
1. Jumlah penjual dan pembeli cukup banyak, tetapi tidak sebanyak pada
persaingan sempurna.
2. Setiap penjual dan pembeli dapat mempengaruhi harga.
3. Barang yang diperjual belikan hampir sejenis, tetapi memiliki perbedaan
dalam merek.
4. Ada pembatasan dalam pendirian perusahaan, walaupun tidak sesulit pada
pasar monopoli

8
3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Survei lapang dilakukan pada hari Minggu tanggal 7 Mei 2017 di pasar
tradisional Mergan yang berlokasi di jalan raya Langsep, Desa Bareng, Kecamatan
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Lokasi ini telah ditentukan sebelumnya oleh Tim
Asisten Praktikum Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pertanian.

3.2 Metode Pelaksanaan

Hari Minggu pagi pukul 06.30 WIB anggota kelompok 5 praktikum mata kuliah
Pengantar Ekonomi Pertanian kelas B yang berjumlah 6 orang berkumpul di Gazebo
Raden Wijaya Universitas Brawijaya. Pembagian tugas yang didapat oleh kelompok 5
yaitu melakukan wawancara di salah satu Pasar tradisional yang ada di Kota Malang
yaitu di Pasar Mergan. Perjalanan dari titik kumpul menuju tempat tujuan di Pasar
Mergan memerlukan waktu 30 menit yaitu tiba pada pukul 07.30 WIB. Pasar Mergan
dapat dikategorikan dalam pasar tradisional karena bentuk fisik bangunan yang belum
tertata rapi dan masih terkesan kotor. Setibanya di pasar tersebut, anggota kelompok
mencari pedagang yang berjualan di emperan pasar untuk diwawancarai. Kami
memutuskan untuk mewancarai Bapak Riyono yang merupakan pedagang sayuran.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada salah seorang


pedagang sayuran yang berada di emperan. Wawancara dilakukan untuk mencari
informasi mengenai pedagang yang berjualan secara emperan di pasar tradisional.
Tipe wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan wawancara bebas
tetapi juga mengingat data apa saja yang akan dikumpulkan. Informasi yang didapat
salah satunya berupa barang yang dijual, kuantitasnya serta penghasilan yang didapat
oleh narasumber. Selain itu, selama wawancara tersebut juga dilakukan pengambilan
video dan foto untuk menghindari kehilangan informasi dan sebagai bukti nyata telah
dilakukan observasi.

9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Tempat Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan wawancarai pedagang sayur yang


berjualan emperan di Pasar Mergan, Jl. Raya Langsep, Bareng, Klojen, Kota Malang,
Jawa Timur. Pasar Mergan menjadi tempat tujuan belanja dari masyarakat setempat
dan umumnya pedagang juga berasal dari daerah tersebut. Pasar ini termasuk pasar
tradisional yang beroperasi mulai pagi hari, dan merupakan pasar yang banyak
menjual bahan-bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari.

4.2 Hasil dan Pembahasan

Pasar Mergan merupakan pasar tradisional yang terletak di Kota Malang. Pasar
tersebut menawarkan berbagai produk, baik produk pertanian maupun produk non
pertanian. Pada pasar tradisional ini sebagian besar menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,
barang elektronik, dan juga jasa yang proses transanksinya dilakukan secara
langsung. Terdapat beberapa kios dan emperan yang ada di Pasar Mergan baik di
dalam pasar maupun di luar pasar (dekat dengan jalan raya). Menurut Alma (2004),
pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung, bangunannya terdiri
dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka penjual maupun suatu

pengelola pasar.

Struktur pasar terdiri dari dua bagian, yakni pasar persaingan sempurna dan
pasar persaingan tidak sempurna (Arifin dkk, 2007). Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan di Pasar Mergan dapat diketahui bahwa pasar tersebut termasuk ke
dalam pasar persaingan sempurna. Pasar Mergan dikatakan sebagai pasar persaingan
sempurna karena pada pasar tersebut memiliki banyak penjual dan pembeli yang
dapat dengan bebas melakukan kegiatan jual beli. Alasan lain yaitu dikarenakan pada
pasar tersebut penentuan harga ditentukan dari keadaan pasar, sehingga tidak terdapat

10
harga yang terlalu murah ataupun terlalu mahal. Menurut Arifin (2007) perilaku
penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, karena merupakan
bagian kecil dari unsur pasar secara keseluruhan penjual dan pembeli sebagai price
taker.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber Bapak
Riyono di pasar tradisional Mergan, didapatkan hasil bahwa dalam menjalankan
kegiatan berdagangnya beliau tidak memiliki kios sendiri untuk berjualan. Bapak
Riyono sudah 30 tahun berdagang di Pasar Mergan. Produk yang dijual adalah
produk pertanian berupa produk sayuran seperti sawi, kangkung, selada air, dan
kacang panjang. Pemilihan sayuran untuk produk yang dijual didasari karena produk
tersebut dibutuhkan sehari-hari. Menurut Bapak Riyono, sawi merupakan produk
yang paling banyak diminati dari beberapa macam produk sayuran yang
diperdagangkan. Umumnya pada hari Sabtu dan Minggu dagangannya lebih cepat
habis terjual dikarenakan kondisi pasar yang cukup ramai di akhir pekan dan hari
libur.
Penentuan permintaan konsumen tidak dapat ditentukan secara pasti setiap
harinya. Hal tersebut dikarenakan faktor permintaan dari konsumen yang berbeda-
beda setiap harinya. Menurut Rahma (2010), permintaan pasar merupakan jumlah
total suatu barang yang ingin dibeli oleh setiap konsumen pada setiap tingkat harga,
atau dengan kata lain merupakan penjumlahan permintaan individual.
Jumlah dan harga yang dibeli Bapak Riyono berbeda-beda untuk setiap jenis
sayurnya, namun Bapak Riyono tidak menyebutkan secara jelas berapa berat per-ikat
untuk ukuran kecil, sedang, dan besar pada beberapa sayuran. Sayuran yang dibeli
dan akan dijual kembali oleh Bapak Riyono antara lain, sawi sebanyak 75 kg, bayam
30 kg, selada air 100 ikat ukuran sedang, kangkung 100 ikat ukuran sedang, dan
kacang panjang 15 kg. Harga yang harus dibayarkan oleh Bapak Riyono secara
berututan yaitu Rp 30.000,00/ikat ukuran besar, Rp 10.000,00/ikat ukuran besar, Rp
10.000,00/ikat ukuran sedang, Rp 10.000,00/ikat ukuran sedang, dan Rp
2.000,00/ikat ukuran kecil.

11
Sayuran yang telah dibeli Bapak Riyono kemudian dijual dengan harga diatas
harga beli agar mendapatkan keuntungan sebagai hasil dari kegiatan berdagangnya.
Sayur sawi dijual dengan harga Rp 35.000,00-40.000,00/ikat ukuran besar, bayam
Rp 15.000,00-20.000/ikat ukuran besar, selada air Rp 15.000,00/ikat ukuran sedang,
kangkung Rp 16.000,00/ikat ukuran sedang, dan kacang panjang Rp 4.000,00/ikat
ukuran kecil. Bapak Riyono menjual dagangannya dengan cara mengikat sayuran
dengan tali yang terbuat dari bambu dengan ukuran kecil tanpa adanya pengemasan
dari plastik. Misalnya untuk sawi, Bapak Riyono membeli dengan harga Rp
30.000,00/ikat ukuran besar kemudian dijual kembali dengan harga Rp 35.000,00-
40.000,00 yang artinya terdapat selisih harga sebesar Rp 5.000-10.000,00. Penentuan
harga selain didasari atas harga beli, juga didasari dengan kisaran harga pasar.
Berdasarkan harga jual beli tersebut maka dapat diketahui bahwa Bapak Riyono
membagi sayuran perikat ukuran besar tersebut dengan total harga sebesar Rp
35.000-40.000,00. Misalnya dalam satu ikat ukuran besar akan dibagi menjadi 23-25
ikat ukuran kecil, sehingga nantinya dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp
35.000,00-40.000,00. Menurut Alimisyah dan Padji (2003) harga jual atau selling
price adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi
ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan. Jadi, harga jual tersebut merupakan
besarnya harga yang dibebankan atau dikeluarkan untuk produksi ditambah biaya non
produksi dan jumlah laba yang diinginkan, sehingga penetapan harga yang dilakukan
oleh pedagang juga dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diinginkan.

12
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pasar Mergan Malang merupakan pasar tradisional yang menjual berbagai


macam kebutuhan sehari-hari, baik produk pertanian maupun non pertanian. Pasar
tersebut merupakan pasar persaingan sempurna dikarenakan perilaku penjual dan
pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, karena merupakan bagian kecil
dari unsur pasar secara keseluruhan penjual dan pembeli sebagai price taker. Bapak
Riyono sebagai narasumber yang telah di wawancara merupakan seorang pedagang
sayuran di Pasar Mergan. Penetapan harga didasarkan atas harga beli dan kisaran
harga sayuran yang dimaksud di pasar agar mendapatkan keuntungan atau laba.

5.2 Saran

Semoga kedepannya Pasar Mergan dapat menjadi pasar tradisional yang lebih
baik dari masa ini. Penulis berharap semoga Pasar Mergan kedepannya dapat menjadi
pasar tradisional yang bersih dan aman sehingga masyarakat dapat nyaman untuk
berbelanja. Penulis juga berharap semoga praktikum Pengantar Ekonomi Pertanian
dapat berkembang dan berinovasi lebih baik untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahman, E dan Diding A. B. 2007. Ekonomi dan Akuntansi : Membina Kompetensi


Ekonomi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Aliminsyah dan Padji. 2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. Bandung:
Yrama Widya.
Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Edisi Revisi. Bandung:
Alfabeta.
Arifin, I., Ayatullah K., dan Akbar W. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung
: PT Setia Purna Inves
Ehrenberg, A.S.C. 2003. Repeat Buying: Facts, Theory and Applications. Oxford:
University Press.
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Prehallindo.
Rahma, Intan, S. R. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Perumahan Tipe Cluster (Studi Kasus Perumahan Taman Sari) di Kota
Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Keadaan tempat berjualan Gambar 2. Keadaan tempat berjualan

Gambar 3. Proses wawancara Gambar 4. Anggota kelompok

15

Anda mungkin juga menyukai