Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

SURVEY PASAR MODERN DAN PASAR TRADISIONAL

DOSEN : Dassaad

KELOMPOK 6

1. ALFIAN DWI FIRMANSYAH (10219474)


2. PASCAL CHARIZOMAI MARCUS (17249609)
3. RIO FELIM PAMBUDI (15219595)
4. CAKRA PERMANA (11219406)
5. KURNIA PRIMA DAFALINOV (13219347)

KELAS 1EA12
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
nikmat kesehatan, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan
tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga hal itu dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu, kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang ikut
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kesalahan
dalam tatanan kata dan bahasanya. Maka dari itu kami menerima segala saran dan
kritik yang diberikan oleh pembaca agar bisa lebih baik lagi dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya.

Akhir kata, kami meminta maaf dengan segala kekurangan, dan berharap makalah
ini dapat membantu pembaca dalam menambah wawasan tentang Pasar modern
dan Pasar tradisional.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar ........................................................................................ 5

2.2 Kebijakan – kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan ... 12

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan ............................................................... 16

3.2 Metodologi Penelitian .............................................................................. 16

3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 17

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern ........................... 18

4.2 Perbedaan Pasar modern dengan Pasar tradisional .................................. 20

4.3 Faktor yang mempengaruhi ..................................................................... 23

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24

5.2 Saran ......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 26

LAMPIRAN 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan globalisasi, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan


perubahan sistem nilai telah membawa perubahan. Perubahan terhadap pola
kehidupan dan kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan masyarakat muncul berbagai fasilitas perbelanjaan. Pasar sebagai
salah satu fasilitas perbelanjaan selama ini sudah menyatu dan memiliki
tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, pasar bukan
sekedar tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar juga wadah interaksi
sosial dan representasi nilai-nilai tradisional. Pasar tradisional merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar.

Pasar tradisional merupakan ciri pada negara berkembang. Tingkat


pendapatan dan perekonomian masyaratakat kurang begitu tinggi. Hal ini
menyebabkan masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar tradisional.Akan
tetapi seiring dengan perkembangan zaman, budaya masyarakat Indonesia
sudah mulai bergeser. Kegiatan-kegiatan besar dan lebih modern telah
memasuki banyak perkotaan di Indonesia. Banyak investor yang masuk ke
Indonesia untuk membangun pasar-pasar modern yang menampung
kegiatan-kegiatan besar. Era globalisasi ini banyak bermunculan pasar-pasar
modern. Dibangun dengan segala kelebihan dan fasilitasnya serta
kelengkapannya dalam memperjualbelikan barang-barang kebutuhan
masyarakat.

Kehadiran pasar modern, terutama supermarket dan hypermart dianggap


oleh berbagai kalangan telah menyudutkan keberadaan pasar tradisional.Di
Indonesia, terdapat 13.450 pasar tradisional dengan sekitar 12,6 juta
pedagang kecil. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional.
Pasar jenis ini penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode). Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Tidak hanya di kota metropolitan
saja tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah
1
menjumpai minimarket, supermarket bahkan hypermarket di sekitar tempat
tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang
nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik
kesenangan tersebut ternyata telah membuat para peritel kelas menengah dan
kelas bawah mengeluh.

Perkembangan pasar modern ini diterima dengan mudahnya oleh


masyarakat. Karakteristik masyarakat Indonesia yang cenderung gemar
berbelanja daripada menabung.. Pasar modern di Indonesia juga berkembang
dari sekedar pasar swalayan dengan skala kecil sampai hypermarket dengan
skala besar. Memperdagangkan segala kebutuhan masyarakat Indonesia.
Dari bahan makanan, bumbu dapur, sampai dengan barang-barang
elektronik. Pasar modern selain menyediakan segala barang yang dibutuhkan
konsumen. Pasar modern juga dibangun dengan segala fasilitas dan
kelebihan yang terdapat di dalamnya. Fasilitas dan kelebihan yang terdapat
di dalam pasar modern tersebut, menyebabkan banyak pasar modern tidak
lagi hanya berfungsi sebagai sarana berbelanja melainkan juga sebagai
sarana rekreasi.

Pertumbuhan pasar modern terbukti membahayakan posisi pasar


tradisional dan ritel-ritel tradisional lain di sekitarnya.. Sebagai akibat
kebijakan Pemda yang mengijinkan pembangunan banyak pasar modern,
menurut Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), sejak tahun
2004, delapan pasar di Jakarta tutup karena ditinggalkan pembelinya dan
overhead cost cukup tinggi, yaitu pasar Blora, Cilincing, Cipinang Baru,
Kramat Jaya, Muncang, Prumpung Tengah, Sinar Utara dan Karet
Pedurenan. Pedagang yang menganggur diperkirakan sedikitnya mencapai
2.100 pedagang. Pedagang yang bertahan sampai saat ini mengalami
penurunan omzet hingga 75 persen. Sedangkan pasar-pasar tradisional lain di
wilayah Jakarta, tingkat huniannya hanya 40-60% serta ditinggalkan
pembelinya. Catatan APPSI menyebutkan, dari keseluruhan 151 pasar
tradisional di Jakarta, terdapat 51 pasar yang berdekatan dengan pasar
modern dan yang berdekatan dengan hipermarket ada 45 pasar, dengan rata-
rata radius kedekatan kurang dari 2,5 km. Contohnya pasar Mede dan Pasar
Pondok Pinang, Pondok Indah berdekatan dengan Carrefour dan Giant
Lebak Bulus. Di Cempaka Mas, Carrefour berdekatan dengan Pasar
Cempaka Putih, Pasar Gembrong dan Pasar Sumur Batu. Di Depok, dalam
radius lima kilometer dari terminal Depok terdapat tiga pasar tradisional
(Pasar Kemiri Muka, Pasar Depok Jaya dan Pasar Lama) dan disekitar itu
pula di bangun 5 pasar modern (Margocity, Depok Town Square, Plaza
Depok, Mall Depok, dan ITC Depok ).

2
Banyak kasus yang terjadi bukan hanya di Jakarta, tetapi hampir seluruh
wilayah di Indonesia pasar tradisional dan pasar modern mengalami hal
serupa. Hingga tahun 2006, berdasarkan data AC Nielsen pasar di Indonesia
mengalami pertumbuhan mencapai 31,4 % per tahun, sedangkan pasar
tradisional menyusut hingga 8,1 % per tahun. Hasil penelitian TN. Sofres di
Hongkong, meskipun pasar tradisional tetap bertahan tetapi terjadi
penurunan jumlah pelanggan. Ini diakibatkan adanya promosi yang
dilakukan pasar modern yang sangat gencar. Padahal Hongkong telah
menerapkan regulasi tata wilayah pendirian pasar modern tidak boleh
berdekatan dengan pasar tradisional.

Sangatlah mengenaskan ketika pasar tradisional harus dihadapkan pada


pasar modern “face to face” dan lebih tragis lagi hampir tidak adanya
keberpihakan pemerintah kepada pasar tradisional, berakibat pada kian
menajamnya kesenjangan sosial. Pemerataan pendapatan takkan tercapai jika
media utama aktivitas perekonomian rakyat ekonomi lemah, dibiarkan
tersisih. Pemberdayaan pasar tradisional sebagai wadah ekonomi mikro
mutlak diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembahasan makalah ini antara lain adalah :

1. Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern?


2. Apakah perbedaan pasar modern dengan pasar tradisional?
3. Apakah faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih
berbelanja di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional?

3
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian pasar ?


2. Mengetahui perbedaan pasar modern dan pasar tradisional?
3. Mengetahui kondisi pasar modern dan pasar tradisional?
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi masyarakat lebih memilih
pasar modern dibanding pasar tradisional?

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan pengertian pasar

Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan


pembeli (Chourmain, 1994 : 231). Pasar merupakan pusat dan ciri pokok
dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi
(Belshaw, 1981:98). Pasar di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu:
penjual, pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat
dipisahkan. Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan
transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang
masuk ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya
sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan seseorang guna
mendapatkan informasi tentang sesuatu (Majid, 1988: 308). Pada
dasarnya pasar dibagi dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan Wujudnya

Menurut wujudnya pasar dibedakan menjadi pasar konkret dan pasar


abstrak

a. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan


suatu tempat terjadinya hubungan secar langsung (tatap muka) antara
pembeli dan penjual. Barang yang diperjualbelikan pun berada di tempat
tersebut. Misalnya pasar-pasar tradisional dan swalayan

5
b. Pasar Abstrak (tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan
hubungan antara penjual dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak
langsung, barangnya tidak secara langsung dapat diperoleh pembeli.
Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.

2. Berdasarkan Waktu Terjadinya

Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan menjadi pasar harian, pasar


mingguan, pasar bulanan, pasar tahunan, dan pasar temporer.

a. Pasar Harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap


hari. Misalnya pasar pagi, toserba, dan warung-warung

b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap


satu minggu sekali. Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di
daerah pedesaan

c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap


satu bulan sekali. Misalnya, pasar yang biasa terjadi di depan kantor-
kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang
tunjangan pensiunannya tiap awal bulan.

d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap


satu tahun sekali. Kejadian pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan
bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya Pekan Raya Jakarta, pasar
malam, dan pameran pembangunan.

e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-


waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya
terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar
karena ada perayaan kemerdekaan RI.

6
3. Berdasarkan Luas Jangkauannya

Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi :

a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan


pembeli dari berbagai daerah atau wilayah tertentu saja.

b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan


pembeli dari berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya,
pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.

c. Pasar internasional penjual dan pembeli dari berbagai negara.


Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.

4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi

Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan menjadi


pasar output dan pasar input.

a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang


memperjualbelikan barang-barang hasil produksi (biasanya dalam bentuk
jadi).

b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara


permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa sebagai masukan
pada suatu proses produksi (sumber daya alam, berupa bahan tambang,
hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).

5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual Dan Pembeli)

Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut.

a. Pasar persaingan sempurna merupakan sebuah jenis pasar dengan


jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual
bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil
interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli

7
di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini
bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan.

b. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas

1) Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein,


menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual
yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga
(price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga
dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin
sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut,
begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu
keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu
mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau
membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk
lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).

2) Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis


barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan
lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung
dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi,
iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka. Misalnya industri semen, industri mobil, dan industri kertas.

8
3) Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi
memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk
lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Perusahaan yang
berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk
sekaligus menjaga citra perusahaannya.

4) Pasar monopsoni bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang


dilihat dari segi permintaan atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli
memiliki kekuatan dalam menentukan harga. Contoh yang ada di
Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya
pembeli alat-alat kereta api.

5) Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan


oleh beberapa perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai
konsumen. Contoh Telkom, indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah
beberapa perusahaan pembeli infrastruktur telekomunikasi seluler.

a) Pasar modern

Pasar Modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen


modern, umumnya terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan
jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen yang pada
umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas. Pasar modern
antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre,
waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan
sebagainya (Sinaga, 2008).

9
Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam.
Selain menyediakan barang lokal, pasar modern juga menyediakan
barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih
terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang yang
tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas,
pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang
terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti.
Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik dengan adanya
pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang
perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia
melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong
serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara
profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen – distributor
– pengecer/konsumen.

Dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara


langsung. Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam bar code,
berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri
(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang- barang yang dijual,
selain bahan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar
barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, Hypermart,
Supermarket, dan Minimarket (Wikipedia, 2007.

b) Pasar tradisional

Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara sederhana


dengan bentuk fisik tradisional yang menerapkan system transaksi
tawar menawar secara langsung dimana fungsi utamanya adalah
untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan,
dan lainnya (Sinaga,2008).

10
Harga dipasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak
pasti , oleh karena itu bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat
dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional selama ini cenderung
kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar
tradisional (biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang
bertransaksi dengan berkomunikasi /berdialog dalam hal penetapan
harga, mencari kualitas barang, memesan barang yang diinginkan,
dan perkembangan harga-harga lainnya.

Barang yang dijual dipasar tradisional umumnya barang-


barang lokal dan ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, barang
yang dijual di pasar tradisional dapat terjadi tanpa melalui
penyortiran yang kurang ketat. Dari segi kuantitas, jumlah barang
yang disediakan tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang
yang dicari tidak ditemukan di satu kios tertentu, maka dapat dicari
ke kios lain. Rantai distribusi pada pasar tradisional terdiri dari
produsen, distributor, sub distributor, pengecer, konsumen.
Kendala yang dihadapi pada pasar tradisional antara lain system
pembayaran ke distributor atau sub distributor dilakukan dengan
tunai, penjual tidak dapat melakukan promosi atau memberikan
discount komoditas. Mereka hanya bisa menurunkan harga barang
yang kurang diminati konsumen. Selain itu, dapat mengalami
kesulitan dalam memenuhi kontinyuitas barang, lemah dalam
penguasaan teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya
saing.

Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat


kelas menengah kebawah yang memiliki karakteristik sangat
sensitive terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang
sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu

11
diruntuhkan oleh pasar modern, secara relative tidak ada alasan
konsumen dari kalangan menengah kebawah untuk tidak turut
berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional
(Wildan, 2007).

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan


pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan
pembeli secara langsung. Dalam pasar tradisional terjadi proses
tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-
sehari seperti bahan – bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-
sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan
lain-lain. Selain itu ada juga yang menjual kue-kue dan barang-
barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak di temukan di
Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar (Wikipedia, 2007)

2.2 Kebijakan-Kebijakan dalam Mengatasi Problematika


Pembangunan Pasar Modern dalam Menstabilkan
Perkembangan Pasar Tradisional
Dibeberapa negara lain seperti negri Jiran – Malaysia dan
Singapore, pasar tradisional dijadikan tujuan wisata. Pasar tradisional
dikelola dengan professional dan bersih sehingga pengunjung juga
merasa nyaman dan senang berbelanja. Thailand, pasar apungnya bahkan
menjadi tujuan utama oleh turis asing yang berkunjung. Pasar tradisional
di Turki, Jepang dan Korea juga dikelola secara professional dan menjadi
tujuan wisata. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola
oleh Pemerintah. Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah, termasuk kerjasama swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).

12
Pengaruh datangnya pasar modern terhadap pasar tradisional
sangat kuat sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para pelaku bisnis
retail modern. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika masuknya pasar
modern dalam suatu wilayah atau kota diharapkan akan mampu bisa
menyerap banyak tenaga kerja dalam hal ini adalah pemuda dan remaja
yang baru lulus sekolah tingkat atas yaitu SMA atau yang setara.
Di dalam berbagai penelitian singkat di berbagai daerah industri
menunjukkan bahwa penggangguran memerlukan penanganan segera .
Dalam hal ini diharapkan bahwa masuknya pasar modern adalah dapat
mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akan tetapi di dalam
bisnis-bisnis retail bahwa manajemen lebih mementingkan tenaga kerja
angkatan baru yakni adalah para remaja yang baru lulus Sekolah
Menengah Atas atau SMA yang setara. Pada awalnya pusat perbelanjaan
atau pasar modern ini berasal dari pasar-pasar tradisional yang semakin
berkembang. Ada kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat
perbelanjaan ini dibangun di atas pasar-pasar tradisional . Hal ini
menimbulkan fenomena lain yaitu semakin tersisihnya pedagang-
pedagang yang berada di pasar tradisional.
Dengan menjamurnya hipermarket maupun supermarket saat ini
keberadaan pasar tradisional mulai kurang diminati, hal ini tentunya akan
memperburuk keadaan ekonomi masyarakat kelas bawah, akankah pasar
tradisional hilang tenggelam atas tembok tinggi hipermarket, unruk itu
diperlukan langkah-langkah strategis agar pasar tradisonal tetap eksis,
diantaranya adalah :
1) Lakukan pembenahan agar pasar tradisonal bisa bersaing dengan
pasar modern. antara lain adalah dengan membuat kebijakan dari
pemerintah yang mendukung pengembangan pasar tradisional,
membenahi pasar agar menjadi lebih bersih, segar, dan terkesan lapang.
2) Kemudian diupayakan agar makanan yang dijual sesegar mungkin
karena ini merupakan ciri khas dari pasar tradisional.
3) Upaya lain adalah promosi yang harus lebih gencar dan berorientasi
pada menampilkan identitas ketradisionalannya.
4) Regulasi Zona Pasar, adanya kebijakan pemerintah yang mengatur
regulasi zona pasar, khususnya untuk pasar-pasar moderen, kebijakan ini
tentunya haruslah menitik beratkan pada keberadaan atau eksistensi pasar
tradisional, pendirian pasar modern atau hipermarket maupun

13
supermarket perlu dibatasi atau ditentukan jumlahnya dalam satu
wilayah dimana ada pasar tradisional.
5) Pembatasan waktu operasi dari jam 10.00 – 22.00 WIB hal ini
sebagai pembatasan para konsumen dan sebagai proteksi pada pasar
modern agar kelangsungan pasar tradisional tetap berlangsung.
6) Penentuan pajak operasional dan perizinan dalam pembangunan
pasar modern berdasarkan
7) pemberlakuan ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.
8) Adanya campur tangan pemerintah untuk mengubah atau
memperbaiki regulasi yang kurang menguntungkan pasar tradisional.
9) Membuat spesifikasi pasar dengan harapan dapat menyaingi pasar
modern.
10) Adanya partisipasi dari masyarakat karena dengan adanya pasar
tradisional dapat meratakan distribusi pendapatan.
11) Menyediakan infrastruktur yang layak yang dapat menyaingin pasar
modern, dapat mencontoh pasar tradisional yang berhasil menyaingin
pasar modern.
12) Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Pasar tradisional.
13) Menjaga kebersihan pada pasar tradisional.
Dengan adanya faktor yang menghambat berkembangnya pasar
tradisional itu dapat diselesaikan mungkin kesempatan bagi pasar
tradisional untuk membenah diri dan menghilangkan citra buruknya dapat
dipenuhi, tentunya diperlukan adanya perencanaan dan pembenahan yang
matang.
Langkah demi langkah yang harus dihadapin oleh pemerintah
untuk mengembangkan pasar tradisioanal salah satunya dengan adanya
pemberdayaan pasar modern itu sendiri yang dilakukan oleh pemerintah
kota setempat. Adapun program pemngembangan pasar tradisional :
1. Strategi jangka pendek :
a) Fasilitas pembangunan/renovasi fisik pasar
b) Peningkatan kompetisi pengelolaan pasar

14
c) Program pendampingan pasar
d) Penataan dan pembinaan pasar (Perpers No.112.2007)
e) Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar
2. Jangka menengah-panjang
a) Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional
b) Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar
c) Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi ( pasar
wisata)
d) Kompetisi pasar bersih / penghargaan dan sertifikasi
Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti di atas tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat pendidikan
masyarakat lapis bawah yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan
masyarakat juga turut menjadi penghambat penataan pasar. Secara
normatif solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa permasalahan
tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat
perbelanjaan modern sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-
kebijakan pemerintah haruslah bersifat memberikan solusi kepada pasar-
pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan merupakan salah
satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan
perekonomian. Pasar tersebut mampu memberikan kehidupan bagi
perekonomian terutama masyarakat bawah. Pemda juga diuntungkan
dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional menjadi kawasan tujuan
wisata. Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-pasar tersebut.
Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah
mengerti norma atau aturan-aturan yang berlaku baik lisan maupun
tulisan karena dengan begitu tuan rumah bisa menyambut dengan ramah
pula, begitu pula jika suatu pasar modern akan datang dalam suatu
wilayah atau kota haruslah mematuhi peraturan perundangan yang
berlaku.
Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah melihat keadaan di
sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan
datangnya pasar modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat
mengubah perekonomian dalam suatu kota tanpa mengurangi eksistensi
pasar tradisional yang notabene sudah terdahulu berdiri sebelum
masuknya pasar-pasar modern

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Wawancara dengan penjual ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di


Pasar Modern Indomaret Jl. Tebet Timur dan di Pasar Tradisional yaitu
Pasar Menteng Pula di Jl. Menteng Pulo Survey pasar modern dilakukan
pada tanggal 26 November 2019 pukul 19:00 WIB, sedangkan pasar
tradisional dilakukan pada tanggal 27 November 2019 pukul 04.00 WIB.

Sedangkan wawancara dengan pembeli dilaksanakan di dua tempat


yaitu pada pembeli Pasar Tradisional di Lapak Mas Bagus, beliau adalah
pedagang ayam di Pasar Menteng Pulo, kami melakukan wawancara pada
tanggal 27 November 2019 pukul 04.30 WIB. Wawancara dengan pembeli
Pasar Modern di Indomaret Tebet Timur pada pukul 20.00 WIB.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah penelitian survei di


lapangan. Langkah-langkah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam


wawancara
2. Datang ke lokasi survei yaitu Pasar Modern Indomaret Tebet Timur
dan Pasar Tradisional Menteng Pulo.
3. Melakukan pengamatan dan dokumentasi.
16
4. Melakukan wawancara kepada para penjual di Pasar Modern
Indomaret dan Pasar Tradisional Menteng Pulo.
5. Melakukan wawancara kepada pembeli Pasar Modern dan Pasar
Tradisional

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrumen sebagai alat pengumpul data yang


digunakan adalah teknik wawancara. Dengan menggunakan alat kerja
seperti kamera untuk merekam video dan gambar dan handphone untuk
merekam suara agar suara lebih jelas terdengar.

17
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Bagaimana kondisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga


yang memungkinkan terjalinnya kedekatan personal dan emosional antara
penjual dengan pembeli. Hal tersebut yang tidak mungkin didapatkan
ketika berbelanja di pasar modern. Harga barang yang tersedia di pasar
modern sudah pasti, tidak bisa ditawar, harga barang sudah tercantum di
label barang tersebut.

Hampir seluruh pasar tradisional di kota Malang masih memiliki


masalah internal pasar antara lain: keterbatasan manajemen pasar, sarana
dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai
penerimaan retribusi daerah, munculnya pedagang kaki lima (PKL) yang
mengurangi pelanggan pedagang pasar tradisional, dan minimnya
bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional. Bagi
pedagang tradisional, dengan trend pertumbuhan pasar modern membawa
dampak pada penurunan daya saing pasar tradisional. Mengurangi posisi
tawar menawar terhadap para pemasok yang juga menjadi pemasok pasar
tradisional. Pasar tradisional yang semula sebagai tempat berbelanja para
wanita, sampai sekarang memiliki konsumen yang kebanyakan wanita.
Keuntungan kompetitif pasar tradisional adalah harga rendah dan
kesegaran produk yang dijualnya, sementara supermarket menyajikan
tingkat kenyamanan dan kebersihan. Pasar tradisional dan supermarket
menarik segmen konsumen yang berbeda. Pasar tradisional umumnya
menarik para konsumen kelas menengah-bawah, sementara supermarket
menarik para konsumen dari kelas menengah dan atas.

Pemberdayaan pedagang di pasar tradisional dapat dilakukan


antara lain dengan membantu memperbaiki akses informasi, permodalan,
dan hubungan dengan produsen atau supplier. Pedagang pasar tradisional

18
perlu mendapatkan informasi tentang masa depan, ancaman dan peluang
usahanya, serta perlunya perubahan sikap dan pengelolaan usahanya
sesuai dengan perubahan tuntutan konsumen. Dalam kaitannya dengan
produsen pemasok, pedagang pasar tradisional perlu dibantu dalam
mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang
dagangannya.

Pada umumnya kendala akses permodalan bagi pedagang di pasar


tradisional adalah kurang memiliki aset yang bisa dijaminkan, serta
penghasilan yang tidak menentu. Umumnya sumber modal yang
berkembang bagi pedagang di pasar tradisional adalah berasal dari
rentenir atau bank harian yang bunganya relatif tinggi. Selain itu koperasi
juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan pedagang di
pasar tradisional, karena di samping menjadi solusi permodalan bagi
pedagang di pasar tradisional, koperasi juga bisa berperan menjadi
pemasok besar bagi pedagang di pasar tradisional sehingga mampu
memotong rantai distribusi di pasar tradisional yang relatif panjang.

Pemerintah bekerjasama dengan perguruan tinggi dapat berperan


sebagai mediator untuk menghubungkan antara pedagang pasar
tradisioanal secara kolektif dan industri untuk mendapatkan akses barang
dagangan yang lebih murah. Selanjutnya dalam hal permodalan, lembaga
keuangan mikro seperti koperasi memiliki potensi yang besar dalam
penyaluran kredit. Perkembangan pasar modern lebih banyak ditujukan
untuk penduduk berpendapatan menengah ke atas, namun kini pasar
modern mulai masuk ke segmen masyarakat kelas menengah ke bawah
dengan membuka geraigerai sampai wilayah kecamatan an kelurahan.
Dua pasar modern yang sedang gencar-gencarnya membuka gerai sampai
ke daerah-daerah adalah Indomaret dan Alfamart.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hampir pada


setiap pasar tradisional tersebut telah berdiri Indomaret dan Alfamart,
bahkan banyak dijumpai dua gerai pasar modern tersebut berhadap-
hadapan. Kondisi seperti ini memicu persaingan untuk memperebutkan
konsumen, bahkan dengan munculnya gerai-gerai pasar modern tersebut
memberikan dampak pada keberadaan pedagang pasar tradisional yang
memiliki karakteristik barang dagangan mirip dengan pada pasar modern.
Salah satu keunggulan pasar modern atas pasar tradisional adalah
kemampuan menjalin kerjasama dengan pemasok besar dan biasanya
untuk jangka waktu yang cukup panjang, yang menyebabkan dapat
meningkatkan efisiensi melalui skala ekonomi yang besar. Beberapa
strategi yang dilakukan pasar modern antara lain memberikan potongan
harga, jam buka lebih lama, pembelian secara gabungan, dan parkir

19
gratis. Mutu layanan yang cukup memuaskan merupakan alasan kuat
yang menyebabkan pasar modern mampu menyedot minat para
konsumen di berbagai wilayah. Selain itu, pasar modern juga memiliki
keunggulan lingkungan seperti halnya kebersihan, ruangan ber-AC,
suasana nyaman, aman dan beberapa pasar modern dilengkapi dengan
sarana hiburan. Pasar modern, bukan saja memikat belanja kaum ibu yang
tadinya berbelanja di pasar tradsiional, akan tetapi juga memikat kalangan
pria, remaja, dan anak-anak yang berbelanja sendiri.

Pada hakikatnya pasar modern dan pasar tradisional mempunyai


kelebihan masing-masing dimana segmentasi pasar yang berbeda satu
sama lainnya. Di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar
harga yang memungkinkan terjalinnya kedektan personal dan emosional
antar penjual dengan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika
berbelanja di pasar modern, dikarenakan di pasar modern harga sudah
pasti yang ditandai dengan label harga. Salah satu keunggulan pasar
modern atas pasar tradisional adalah kemampuan menjalin kerjasama
dengan pemasok besar dan biasanya untuk jangka waktu yang cukup
lama, yang menyebabkan dapat meningkatkan efisiensi melalui skala
ekonomi yang besar. Juga beberapa strategi harga antara lain
pemangkasan harga, dan diskriminasi harga antar waktu, strategi non
harga di antara iklan, jam buka lebih lama, pembelian secara gabungan,
dan parkir gratis.

4.2 Perbedaan Pasar Modern Dan Pasar Tradisional

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern


dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup
modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota
metropolitan tetapi sudah merambah di kota kecil di tanah air, sangat
mudah menjumpai mini market, supermarket bahkan hypermart di
sekiatar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat
belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya.

Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk


bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai
bentuknya. Berikut beberapa perbandingan antara pasar modern dan pasar
tradisional:

20
1. Karakter atau budaya konsumen, Meskipun informasi tentang gaya
hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat
masih memiliki budaya untuk tetep berknjung dan berbelanja ke pasar
tradisional. Perbedaan itulah di pasar tradisional masih terjadi proses
tawar menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti
ditandai dengan label harga.

2. Revitalisasi pasar tradisional, Pemerintah seharusnya serius dalam


menata dan mempertahankan eksisitensi pasar tradisional. Pemerintah
menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan
ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dan karenanya
hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar
seperti di atas harus di ubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi
pengunjung dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan
tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.

3. Regulasi, pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur


keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat
pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya tidak membuat
dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah, besar, bahkan
perantaraan ataupun pedagang toko harus mempunyai kesempatan yang
sama dalam berusaha.

Di zaman resesi seperti saat ini, orang harus lebih cermat dan bijak
membelanjakan setiap sen uang, termasuk ketika membeli kebutuhan
hidup sehari-hari. Jika selama ini terbiasa berbelanja bulanan di
supermarket seperti Carrefour Kramat Jati atau pasar modern lainnya,
sudah waktunya melirik kemungkinan berbelanja di pasar tradisional
Kramat Jati. Selain lebih murah, Anda pun bisa turut membantu
meningkatkan taraf kesejahteraan para pedagang kecil.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini Media Perempuan juga


memberikan sejumlah perbandingan untung-rugi berbelanja di pasar
tradisional versus pasar modern:

1. Harga barang

Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern


memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di
pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang
dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk segar seperti sayur-
mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih,
jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.

21
2. Tawar menawar

Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar


harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang.
Jika cukup pintar menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga
yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak
mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok
dengan harga pas.

3. Diskon

Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan


berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan
apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar
pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata
ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang
yang tidak mereka butuhkan.

4. Kenyamanan berbelanja

Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh


lebih nyaman ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai
supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi
dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional menempati area
yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang
sedap.

5. Kesegaran produk

Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan


lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh
lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat
pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional memiliki dana yang
cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang dengan
jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang
dijual pun lebih terjaga kesegarannya.

22
4.3 Faktor yang Mempengaruhi

Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang


beragam. Selain menyediakan barang lokal, pasar modern juga
menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang
relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga
barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari
segi kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di
gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga
yang pasti. Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik dengan
adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display
barang perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk
tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang
dorong serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara
profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen – distributor
– pengecer/konsumen.

Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang


diantaranya dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar
modern, diantaranya:

Melalui skala ekonominya, pasar modern dapat menjual lebih banyak


produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah.

Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan


mudah diakses publik. Pasar modern menyediakan lingkungan berbelanja
yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan
menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk
peralatan rumah tangga berukuran besar. Produk yang di jual dipasar
modern, seperti bahan pangan, telah melalui pengawasan mutu dan tidak
akan dijual bila telah kadaluwarsa.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan
sandang-pangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern
jenis-jenis barang yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis,
subtitusi bahkan ekslusif.
2. Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki
pengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas
dalam pasar tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan
3. Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional
tidak ada
4. Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional
5. Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat
menengah kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli
pada pasar modern umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat
ekonomi tinggi
6. Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat
dan masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari
masyarakat setempat.
7. Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar
sedangkan penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah
8. Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat
tawar-menawar

24
5.2 Saran

Semoga untuk kedepannya pasar tradisional bisa lebih ditingkatkan lagi


kelayakan bangunannya serta kebersihannya agar masyarakat banyak yang
berkunjung untuk berbelanja di pasar tradisional dan harga produk di pasar
modern juga agar tidak terlalu tinggi agar bisa terjangkau oleh semua
kalangan. Dari hal tersebut maka tidak akan ada lagi perbedaan status
sosial dan ekonomi di masyarakat yang sering dipandang dari dimana
tempat masyarakat itu berbelanja.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://cari-carimakalah.blogspot.com/2016/02/makalah-pasar-tradisional-dan-
pasar.html

https://suratmielita.blogspot.com/2016/09/makalah-pasar-tradisional-dan-pasar-
modern-pendidikan-ips-sosial-ekonomi-download-elita-suratmi-pengertian-
manfaat-sebab-akibat-indonesia-keuangan.html

http://repository.ut.ac.id/8031/1/FISIP201601-46.pdf

http://pramarda.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-karya-tulis-tentang.html

https://inrespermatasari.wordpress.com/2013/05/13/makalah-keberadaan-pasar-
tradisional-kian-terancam/

26
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Tampak depan Pasar Modern

27
Gambar 1.2 Tampak dalam Pasar Modern

Gambar 1.3 Pegawai sedang menyusun makanan

28
Gambar 1.4 Proses transaksi di kasir

Gambar 1.5 Wawancara dengan salah satu pegawai pasar modern

29
Gambar 1.6 Wawancara dengan salah satu customer pasar modern

Gambar 1.6 Proses berbelanja di pasar modern

30
Gambar 1.7 Tampak depan pasar tradisional

31
Gambar 1.8 Tampak dalam pasar tradisional

Gambar 1.9 Suasana pasar tradisional

32
Gambar 2.0 Penjual ayam potong

Gambar 2.1 Penjual sayuran


33
Gambar 2.2 Wawancara dengan penjual sayuran

Gambar 2.3 Wawancara dengan penjual ayam potong

34

Anda mungkin juga menyukai