DISUSUN OLEH :
1. Mulyani
2. Sherina
3. Winda Wulandari
5. Nur Anjani
1
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................7
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................................7
D. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................8
A. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI....................................................................8
E.1.1 Bentuk Komunikasi...............................................................................................................9
E.1.2 Proses Komunikasi..............................................................................................................11
E.1.2.1 Tahapan Dalam Proses Komunikasi................................................................................14
E.2 Komunikasi Organisasi........................................................................................................15
E.3 Pola Komunikasi Dalam Organisasi....................................................................................18
B. METODE PENELITIAN........................................................................................................29
F.1 Fokus Penelitian..................................................................................................................29
F.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................29
F.3 Subyek Penelitian................................................................................................................29
F.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................30
F.5 Teknik Analisa Data............................................................................................................31
F.6 Teknik Keabsahan Data.......................................................................................................32
BAB III............................................................................................................................................32
A. KESIMPULAN...................................................................................................................34
B. SARAN...............................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
D. MANFAAT PENELITIAN
A. Manfaat Akademis
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan salah satu wujud
sumbangsih bagi pengembangan ilmu komunikasi.
B. Manfaat Praktis
BAB II
PEMBAHASAN
7
A. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
E.1 Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris bersal dari kata latin
communis yang berarti “sama”, communico, commicatio, atau communicare yang berarti
‘membuat sama”. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai
asal – usul kata komunikasi , yang merupakan akar dari kata – kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran , suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi menunjuk
pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita
mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”. (Mulyana, 2005:41-42)
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell bahwa cara yang tepat
untuk menerangkan sutau tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”. Lain halnya dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih
luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme member reaksi terhadap suatu
objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari sesorang atau lingkungan sekitarnya. (Cangara,
2008:19)
8
verbal dan non verbal dikirimkan, diterima, dan dieri arti. Dari proses tersebut kominikasi
terlihat sangat sederhana namun sesungguhnya komunikasi merupakan fenomena yang
kompleks dan sulit dipahami tanpa mengetahui prinsip dan komponen yang penting dari
komuikasi tersebut.
9
1) Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
Merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni
percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat
dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih
personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada
posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
2) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga
orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota – anggotanya saling berinteraksi satu sama
lainnya.
Komunikasi kelompok kecil dinilai sebagai tipe komuikasi antarpribadi karena ;
iii. Sumber dan penerima sulit diidentifikasi. Dalam situasi ini, semua
anggota bias berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima.
C. Komunikasi Publik (Public Communication)
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi
sampai dipahami oleh komunikasi. Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang
berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal
tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, di mana komponen –
komponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu
kesatuan dan keseluruhan.
Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen yang
lain. Artinya, elemen – elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen,
masing – masing komponen saling mengait dengan komponen yang lain.
IDE
11
ENCODING
PENGIRIMAN
DECODING
BALIKAN
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan
mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator. (Suprapto, 2009:7-8)
Proses umum dari komunikasi terdiri dari lima unsure yaitu, komunikator, pesan
(message), jalur (medium), penerima (reveiver), dan umpan balik (feedback). Para ahli
komunikasi mengatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah hasil dari pemahaman bersama
antara komunikator dan penerima. Model dari proses komunikasi kontemporer dan yang
banyak digunakan terutama berkembang dari kalangan Shanon dan Weaver dan Schramm.
Para ahli riset ini menguraikan proses umum dari komunikasi yang dapat berguna dalam
semua situasi. Unsur – unsure pokoknya meliputi : komunikator, pembuat sandi (encoder),
jalur (medium), pengurai sandi (decoder), penerima (receiver), umpan balik (feedback), dan
kegaduhan (noise).
a. Komunikator
12
Dalam kerangka keorganisasian, komunikator adalah seorang karyawan denga
gagasan, maksud, informasi dan bertujuan mengadakan komunikasi.
c. Pesan (Message)
Hasil dari proses pembuatan sandi adalah pesan. Maksud komunikator dinyatakan
dalam bentuk pesan, dapat bersifat lisan atau bukan lisan. Para manajer mempunyai berbagai
macam maksud untuk berkomunikasi, misalnya supaya orang lain memahami gagasan mereka, atau
agar memahami gagasan orang lain, atau supaya mereka sendiri atau gagasan mereka diterima, atau
supaya menghasilkan tindakan. Jadi pesan adalah apa yang diharapkan oleh komunikator untuk
disampaikan kepada penerima tertentu, dan bentuk yang tepat sebagian besar tergantung dari jalur
(medium) yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
d. Jalur (Medium)
13
f. Umpan Balik (Feedback)
Proses komunikasi perlu diberi umpa balik. Proses komunikasi satu arah
adalah proses yang tidak memungkinkan pemberian umpan balikpenerima ke komunikator. Ini
dapat meningkatkan kemungkinan penyimpangan antara pesan yang dimaksud dan pesan yang
diterima. Sebuah putaran umpan balik member saluran bagi tanggapan penerima yang
memungkinkan komunikator untuk menetukan apakah pesan telah diterima dan menghasilkan
tanggapan yang dimaksud.
g. Kegaduhan (Noise)
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahapan, yakni secara primer dan secara
sekunder.
15
pers,dan surat-surat resmi.Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
1. Proses
3. Jaringan
16
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap – tiapnya menduduki
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang –
orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jarinngan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya
dua orang , beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas
jaringan ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan
arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.
5. Hubungan
6. Lingkungan
Yang dimaksud denngan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan
faktor social yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu system.
7. Ketidakpastian
Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang
diharapkan. Misalnya suatu organisasi memerlukan informasi mengenai aturan
pemerintah yang berpengaruh kepada produksi barang – barangnya. Untuk
mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan di
antara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan
17
menghadapi tugas – tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi.
(Muhammad, 2005:68-74 )
E.3 Pola Komunikasi Dalam Organisasi
Orang – orang pada tingkat – tingkat yang tinggi dalam jaringan komunikasi
formal menerima lebih banyak informasi melalui grapevine daripada orang – orang pada
tingkat – tingkat rendah. Mereka juga memprakarsai lebih banyak informasi grapevine. Arus
utama informasi informal adalah ke bawah dan horizontal, meskipun berita terjadi pada tingkat
bawah dalam organisasi, berita ini biasanya pertama – tama mengalir ke atas pada seseorang
pada tingkat yang tinggi, kemudian menyebar lagi ke bawah dan horizontal. Orang – orang
yang mempunyai banyak hubungan dengan teman – teman di luar organisasi juga cenderung
memprakarsai banyak komunikasi informal. Orang – orang yang terasing secari geografis dan
orang – orang yang mempunyai status rendah mungkin kurang menerima informasi grapevine,
dan apabila mereka menerimanya hal ini akan terlambat.
3. Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis
hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek
dan peristiwa-peristiwa.
18
4. Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan
komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang
dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di
dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).
Dalam kaitannya dengan ini ada lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai
di umumnya kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut:
1. Pola Lingkaran
19
Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin,
semua anggota posisinya sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang
sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan
dua anggota lain di sisinya
2. Pola Roda
Dalam polar rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan
ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis
langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu
penyimpangan.
Sistem komunikasi dalam polar rantai sama dengan struktur lingkaran
kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi
dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang
berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada
diposisi lain. Dalam pola ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa
secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.
5. Pola Semua Saluran
Pola ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua
21
amggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya. Pada pola semua saluran seluruh saluran terbuka.
Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya. Pola semua saluran ini
memberikan contoh suatu struktur komunikasi yang desentralisasi. Poal terpusat
atau sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai
contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah
secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat. (Masmuh,
2010:57-58)
22
sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai
organisasi kepoada orang-orang tertentu pada lingkungannya.
4. Bridge (Jembatan) adalah anggota kelompok atau klik dalam organisasi yang
menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini
membantu saling memberi informasi diantara kelompok-kelompok dan
mengkoordinasi kelompok.
5. Liaison (Penghubung) adalah sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu
sendiri bukanlah anggota dari suatu kelompok tetapi dia merupakan
penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga
membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompok-
kelompok dalam organisasi.
E.4 Pedagang
Kebijakan adalah salah satu unsur vital dalam organisasi atau lembaga
apapun,apakah itu lembaga pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, LSM,
donor,atau lembaga internasional, bahkan dalam keluarga atau institusi
informalsekalipun. Kebijakan merupakan landasan untuk tindakan-tindakan nyata
dilapangan. Kebijakan ada pada setiap lembaga atau organisasi yang dapatditurunkan
dalam bentuk strategi, rencana, peraturan, kesepakatan, konsensus dan kode etik,
24
program dan proyek. Salah satu pebgertian kebijakan adalah kegiatan yg di pilih
secara sengaja oleh aktor tertentu atau sekelompok aktor dalam mengatasi suatu
masalah. Keberhasilan kebijakan sangat di tentukanoleh proses pembuatannya dan
pelaksanaannya. Dari berbagai definisi di atas, beberapa elemen penting dari
kebijakan yaitu:
Perumusan
Kebijakan
25
Penyusuna
Konteks: Pengambilan
n Agenda
Keputusan
Sejarah
Bio-Fisik
Sosial &
Politik
Institusi
Pelaksanaan
Teknologi (Implementasi)
26
mengatasimasalah bersama dan akhirnya diterima secara luas walaupun kebijakan itu
sendiri sudah tidak perlu dipersoalkan tertulis atau tidak (dalam Scribd,2009-online).
a. Proses Berorganisasi
b. Teori Jaringan
28
B. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti memiliki 3 fokus penelitian yang dilakukan kepada
P3DKM (Paguyuban Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang) sebagai berikut:
Dalam penelitian ini mengambil sebanyak 5 orang dari anggota P3DKM. Dalam
menentukan subjek, peneliti menggunakan teknik Puprosive Sampling, yakni teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu.
29
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek yang diteliti. (Sugiyono, 2011:219). Kriteria
anggota yang digunakan sebagai subjek penelitian antara lain:
Data yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yaitu,
informan dan responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh
peneliti, yang berupa dokumen – dokumen, buku, makalah, artikel, skripsi lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.Dalam teknik pengumpulan data, peneliti
menggunakan teknik observasi,wawancara berstruktur dan dokumentasi yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi
nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. (Sugiono, 2011:145).
b. Wawancara berstruktur
Wawancara berstruktur adalah wawancara yang digunakan bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.
Dalam hal ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Setiap responden diberi pertanyaan yang sama
30
kemudian jawabannya dikumpulkan dan dicatat oleh peneliti
(Sugiyono,2011:233). Proses wawancara sendiri dilakukan secara face to face
narasumberdari P3DKM.
c. Dokumentasi
Sedangkan untuk pengumpulan data dokumentasi, peneliti
mengumpulkan dokumen berbentuk tulisan dan rekaman sebagai pelengkap
dari penggunaan teknik wawancara (Sugiyono,2011:240)
BAB III
PENUTUP
32
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari kesalahan,
untuk itu demi kesempurnaan makalah ini kami harapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, akhirnya
penulis mengucapkan semoga Allah Swt memberikan maghfiroh kepada kita semua dan
senantiasa mendapatkan rahmat dari-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
33
Leksono, komunikasi, Yogyakarta 2005,Stephen P. Robbins, Perilaku
Organisasi, jild. 2, terj: Diana Angelica, eds. 12, Jakarta: Selemba Empat, 2008, Pola
komunikasi, Erlangga, Jakarta, 2005
Mulyana, Teori Komunikasi, terj: Muhammad Yusuf Hamdan, Jakarta:
Selemba Humanika, 2009
Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi,Yogyakarta:
Media Pressindo, 2009
Wayne Pace R dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi
meningkatkan Kinerja,2005,Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2009.
34
35