Anda di halaman 1dari 39

PROJECT CITIZEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK


BERBELANJA DI PASAR SOPONYONO KOTA SURABAYA

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Ir. Syarif Imam H,MM

Disusun Oleh :

Regina Farah Piecesha (20024010065)

Agribisnis B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2021

1
1
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah berjudul “Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Minat Konsumen untuk Berbelanja di Pasar Soponyono
Kota Surabaya” dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas project citizen dalam
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, dalam makalah ini saya
menguraikan mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi minat konsumen
untuk berbelanja di Pasar Sopoyono.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Syarif Imam H,MM
selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi tugas makalah ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-
teman, narasumber dan semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan project citizen ini.

Saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 23 April 2021

Regina Farah Piecesha

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 11

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian 11

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 11

3.3 Metode Pengumpulan Data 11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 12

4.1 Laporan Kegiatan (Perminggu) 12

4.2 Hasil Kuisioner 22

4.3 Pembahasan 24

BAB 5. PENUTUP 27

5.1 Kesimpulan 27

5.2 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 30

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasar tradisional merupakan salah satu pilar perekonomian.
Melalui berbagai fungsi dan peran strategis yang dimiliki, pasar
tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai
kesejahteraan rakyat Indonesia. Pasar Tradisional saat ini menjadi
wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang
dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah, kecil, serta
mikro yang sebagian besar merupakan produk hasil pertanian.
Keberadaan pasar tradisional sebagai sarana penjualan produk-
produk hasil pertanian sangat dibutuhkan karena pasar modern tidak
menjual semua produk pertanian.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar.
Bangunan pasar biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-
bahan makanan berupa ikan, buah. sayur-sayuran, telur, daging,
kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada
pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah pasar
dan pusat perdagangan di Indonesia pada tahun 2019 adalah
17.586. Jumlah tersebut terdiri dari 15.657 pasar tradisional, 650
pusat perbelanjaan, dan 1.279 toko swalayan. Sementara itu, di Jawa
Timur terdapat 2.249 pasar tradisional, 79 pusat perbelanjaan, dan
119 toko swalayan. Total pasar dan pusat perdagangan yang ada di
Jawa Timur pada tahun 2019 adalah 2.447.
Pasar tradisional di Indonesia memiliki kesan kesan yang
tidak begitu baik di masayarakat. Masih sering ditemui pasar

1
tradisional yang terkesan kumuh dan jorok. Masalah keamanan juga
dinilai kurang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi penjual
maupun pembeli. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu telah banyak
pasar tradisional yang mengalami pembaruan dengan dibangun
menyerupai pasar modern. Walaupun begitu pasar tradisional masih
menggunakan prinsip jual beli barang dengan system tawar
menawar.
Perkembangan pasar modern yang pesat sangat berdampak
terhadap keberadaan pasar tradisional. Akibat kehadiran pasar
modern, pasar tradisional merasakan penurunan pendapatan.
Meskipun demikian, kehadiran pasar modern bukan merupakan
penyebab utama tersisihnya pasar tradisional. Hampir seluruh pasar
tradisional yang ada masih bergelut dengan permasalahan klasik
seputar pengelolaan dan manajemen pasar yang buruk, sarana dan
prasarana yang sangat minim, ketidaknyamanan berbelanja (kumuh,
becek, kotor) serta pedagang yang semakin menjamur sehingga
menambah sesak pergerakan dalam pasar. Ditambah lagi
pergeseran budaya dari sebagian masyarakat terutama yang
memiliki perekonomian lebih maju, lebih memilih berbelanja di pasar
modern yang lebih bersih dan nyaman dibandingkan dengan pasar
tradisional. Hal tersebut yang membuat penulis tertarik mengangkat
topik tentang faktor-faktor yang memengaruhi minat konsumen untuk
berbelanja di Pasar Soponyono Kota Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi minat konsumen
untuk berbelanja di Pasar Soponyono Kota Surabaya?
2. Bagaimana cara meningkatkan minat konsumen untuk
berbelanja di pasar tradisional?

2
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi minat
konsumen untuk berbelanja di Pasar Soponyono Kota
Surabaya.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat konsumen untuk
berbelanja di pasar tradisional.
1.4. Manfaat
Hasil penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Minat Konsumen untuk Berbelanja di Pasar Soponyono Kota
Surabaya” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan
referensi atau bahan rujukan untuk lebih memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang yang
diteliti.
2. Bagi Instansi Terkait
Melalui hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan
masukan, khususnya untuk pemerintah Kota Surabaya
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat konsumen
untuk berbelanja di Pasar Soponyono.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan dalam bidang penelitian, serta sebagai salah
satu upaya untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan
yang berharga terutama pada bidang yang diteliti.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pasar Tradisional


Pengertian tentang pasar menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melaksanakan transaksi, sarana interaksi sosial budaya masyarakat,
dan pengembangan ekonomi masyarakat (Permendagri, 2007). Disisi
lain pengertian pasar menurut Said Sa’ad Marthon bahwa pasar
adalah sebuah mekanisme yang dapat mempertemukan pihak
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas barang dan
jasa; baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga.
Sedangkan syarat utama terbentuknya pasar adalah adanya
pertemuan antara pihak penjual dan pembeli baik dalam satu tempat
ataupun dalam tempat yang berbeda. Pasar juga merupakan elemen
ekonomi yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan
hidup manusia (Toni, 2014).
Dalam perkembangannya pasar diklasifikasikan atas dua
bentuk, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pengertian pasar
tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah,
swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat
usaha berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya,
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala
usaha kecil dan modal kecil, dengan proses jual beli melalui tawar
menawar (Permendagri, 2007). Ditambahkan pula bahwa pasar
tradisonal sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan, dengan
demikian pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar tradisional
menghasilkan terjalinnya interaksi sosial yang akrab antara
pedagang-pembeli, pedagang-pedagang, dan pedagang-pemasok
yang merupakan warisan sosial representasi kebutuhan
bersosialisasi antar individu (Aliyah, 2017).

4
Terkait dengan fungsi pasar secara umum bahwa pasar
berfungsi sebagai distribusi, organisir produk, penetapan nilai, dan
pembentuk harga. Dalam menjalankan fungsi distribusi, pasar
merupakan media untuk menyalurkan atau memperlancarkan suatu
barang atau jasa dari produsen kepada konsumen, dan mendekatkan
jarak antara produsen dengan konsumen dalam melaksanakan
transaksi. Dan fungsi pasar sebagai organisir produksi adalah fungsi
pasar terkait dengan cara produsen untuk menghasilkan barang dan
memproduksi barang untuk menyesuaiakan dengan harga yang ada
di pasaran guna efisiensi. Adapun fungsi pasar sebagai penentu nilai
adalah fungsi pasar yang berkaitan dengan apa yang harus
dihasilkan oleh suatu perekonomian sehingga produsen cenderung
menghasilkan barang-barang yang lebih diinginkan masyarakat
dibanding dengan yang tidak diinginkan sehingga pergerakan
kekuatan permintaan dan penawaran dapat menentukan tingkatharga
di pasar. Sedangkan fungsi pasar sebagai pembentuk harga dengan
maksud bahwa harga yang telah menjadi kesepakatan adalah hasil
perhitungan penjual dan pembeli. Penjual tentu telah
memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah
memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan
keuangannya (Aliyah, 2017).
Dalam suatu kota, pasar modern maupun pasar tradisional
memiliki peran yang sama dalam kaitannya dengan aspek ekonomi,
sebagai tempat transaksi jual-beli. Namun demikian ada beberapa
hal yang berbeda terkait dengan pengelolaan dan kepemilikan
investasi. Untuk pasar tradisional, pengelolaan melibatkan berbagai
pihak satuan kerja di pemerintah daerah dengan status kepemilikan
sewa kios atau los. Sementara untuk pasar modern sebaliknya,
pengelolaan dikuasai oleh investor, dan kepemilikan ada beberapa
ragam mulai dari milik privat maupun kerjasama dengan pemerintah
(Malano, 2011). Sedangkan efek dari penurunan pasar tradisional
berimplikasi juga terhadap penurunan pendapatan asli daerah (PAD)

5
meskipun PDRB justru mengalami kenaikan akibat adanya pasar
modern, hal ini dimungkinkan hilangnya jenis dan sejumlah pungutan
pajak dan retribusi daerah dimana rata-rata pasar tradisional
menggunakan aset daerah. (Sitepu, 2011)

1.2. Perilaku Konsumen


Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bervariasi dan
dapat berubah-ubah karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Oleh karena
itu, seorang pemasar perlu untuk memahami perilaku konsumen
supaya kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Ada beberapa pengertian perilaku
konsumen yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah
menurut Mangkunegara (2002) : “Perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan”. Menurut
Suparwarman (2003) definisi perilaku konsumen adalah : “Perilaku
yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa”.
Menurut Kotler (2001:144), faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi,
psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh
pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui
seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut
mempengaruhi pembelian konsumen. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang
paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,
preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.

6
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan
dalam pada tingkah laku konsumen.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang tersusun secara hierarki dan
yang anggotanya menganut nilai- nilai, minat, dan perilaku
yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan .
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap lingkungan. Faktor pribadi mencakup umur,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian dan
konsep diri.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan
dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa
mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya
pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli
seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang
penting, kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan
seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam
urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman.

1.3. Minat Beli


Menurut Engel dkk (2009: 88) dalam Ni Luh Julianti (2014)
berpendapat bahwa minat beli sebagai kekuatan pendorong atau
sebagai motif yang bersifat instristik yang mampu mendorong
seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah,

7
tanpa paksaan dan selektif pada satu produk untuk kemudian
mengambil keputusan membeli. Hal ini dimungkinkan oleh adanya
kesesuaian dengan kepentingan individu yang bersangkutan serta
memberi kesenangan, kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas
bahwa minat beli diartikan sebagai suatu sikap menyukai yang
ditujukan dengan kecenderungan untuk selalu membeli yang
disesuaikan dengan kesenangan dan kepentingannya.
Menurut Thomas dalam Helmi (2015), minat beli yaitu
tahapan kecenderungan responden untuk berTSebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan. Dari kedua pendapat para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa minat beli konsumen adalah
kecendrungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli suatu barang.
Menurut Ekinci dalam Helmi (2015) menjelaskan
kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu
produk atau jasa dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri : Kemauan untuk
mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa. Konsumen yang
memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk mencari
informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut, dengan
tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk
atau jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa
tersebut.
Menurut Augusty Ferdinand dalam Nurfaisah (2018), minat
beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefensi utama pada produk
tersebut. Prefensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu
dengan produk preferensinya.

8
4) Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk
yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Menurut Ashari dalam Nurfaisah (2018) menjelaskan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan
pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap
tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang
dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain
2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang
mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai
apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial
ekonomi rendah.
3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana
seseorang menggunakan waktu senggangnya.
4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda
dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang,
aktivitas benda dan seseorang.
Menurut Wetherrington dalam Nurfaisah (2018), minat adalah :
“seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang
dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang
terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan TSenang akan
menghambat. Minat timbul karena adanya faktor intern dan ekstern
yang menentukan minat seseorang”.
1) Faktor intern adalah sesuatu yang membuat seseorang
mempunyai minat yang datangnya dari dalam diri, seperti:
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
2) Faktor ekstern adalah sesuatu yang membuat seseorang
mempunyai minat yang datangnya dari luar diri, seperti:

9
dorongan orang lain, rekan, tersedianya prasarana dan
sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus, yaitu mendeskripsikan
suatu latar belakang obyek atau peristiwa tertentu secara rinci dan
mendalam. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
kualitatif dalam bentuk studi kasus. Metode studi kasus adalah menggali
informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam dalamnya, kemudian
mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga memberikan gambaran
secara utuh tentang fenomena yang terjadi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 12 Maret
2021 - 26 Maret 2021 melalui pengisian kuisioner oleh masyarakat Kota
Surabaya. Pembuatan kuisioner dilakukan di Jl. Gunung Anyar Pratama III
Blok A no. 12, Surabaya. Pengisian kuisioner dilakukan secara online
dengan menggunakan google formulir.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah kuisioner. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan
dan yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain itu, penelitian ini
juga menggunakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data
dan informasi melalui berbagai jurnal.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Laporan Kegiatan (Perminggu)

Langkah-
Waktu Keterangan
langkah

Minggu Langkah 1 Pada minggu ke-1, saya mengidentifikasi masalah yang


ke-1 (19 (mengidentifik ada di lingkungan sekitar saya. Salah satunya yaitu masalah
Februar asi masalah) tentang ekonomi tentang minat beli konsumen di pasar
i 2021) tradisional.

Dewasa ini, menyebut pasar tradisional pasti identik


dengan bangunan tua tak terurus, kumuh, becek, bau, copet
dan saluran mampet. Padahal, dulu pasar justru menjadi
salah satu lokasi terfavorit tempat bertemunya berbagai
interaksi manusia. Sejarah juga mencatat, kerajaan-kerajaan
Jawa bahkan menjadikan pasar sebagai salah satu ikon
budaya bersama Masjid Agung, alun-alun dan keraton.
Kondisi ini memang terasa cukup memprihatinkan, mengingat
banyak wilayah di Indonesia memiliki pasar tradisional
dengan keunikan masing-masing.
Secara definisi, pasar tradisional adalah “bangunan yang
terdiri dari kios/gerai, los dan dasaran terbuka, yang
dibangun oleh penjual atau pengelola pasar”. Barang yang
dijual adalah kebutuhan setiap hari, baik makanan, pakaian,
elektronik atau jasa lainnya. Pasar tradisional juga identik
dengan proses tawar menawar langsung antara penjual dan
pembeli, yang akan membedakan pasar tradisional dengan
pasar modern.
Degradasi pasar tradisional wajib mendapat perhatian
yang serius. Banyak pihak menilai maraknya kehadiran pasar

12
modern sebagai penyebab kemunduran pasar tradisional.
Pemerintah dianggap tidak melindungi pedagang tradisional.
Namun jika mau jujur, penyebab utama kemunduran
pasar tradisional justru berasal dari sisi internal. Buruknya
manajemen pasar, sarana dan prasarana yang minim,
keberadaan parkir liar, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
menjamur, minimnya akses pasar dan permodalan, serta
retribusi liar tanpa kontribusi kinerja justru menjadi penyebab
utama mundurnya pasar tradisional. Oleh pengamat, pasar
modern dianggap menerima keuntungan dari berbagai
masalah internal yang membekap pasar tradisional.
Akibatnya laju pertumbuhan pasar modern memang seperti
mematikan pertumbuhan pasar tradisional.
Sumber:https://www.neraca.co.id/article/135854/pentingnya-
modernisasi-pasar-tradisional diakses pada tanggal 19
Februari 2021 pukul 10.00 WIB
Minggu Langkah 2 Pada minggu ke-2, saya menemukan rumusan masalah
ke-2 (26 (memilih yang saya jadikan judul untuk tugas project citizen ini, yaitu
Februar masalah) “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Konsumen untuk
i 2021) Berbelanja di Pasar Soponyono Kota Surabaya”. Alasan saya
memilih judul tersebut karena saya ingin mengetahui faktor-
faktor apa saja yang memengaruhi minat konsumen untuk
berbelanja di Pasar Soponyono. Mengingat pasar ini adalah
salah satu pasar tradisional terbesar di Kecamatan Rungkut.
Pasar Soponyono beralamat di Jl. Raya Rungkut No.2, Kali
Rungkut, Kec. Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur.
Variabel-variabel yang memengaruhi minat konsumen
untuk berbelanja di pasar tradisional yaitu lokasi, keragaman
produk, harga, dan kualitas pelayanan. Variabel-variabel
tersebut akan memengaruhi minat beli masayarakat.
Diharapkan melalui penelitian ini, dapat diketahui faktor-faktor
apa saja yang memengaruhi minat konsumen berbelanja di

13
Pasar Soponyono dan juga mengetahui cara meningkatkan
minat konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional,
khususnya Pasar Soponyono.
Sumber :
Laga, Y., & Jamu, M. E. (2020). Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli di pasar tradisional. Jurnal Ekonomi
Modernisasi, 16(3), 144-153.
https://doi.org/10.21067/jem.v16i3.5037
Minggu Langkah 3 Pada minggu ke-3, saya membuat 15 pertanyaan yang
ke-3 (5 (mengupulkan akan saya cantumkan dalam kuisioner dan akan saya ajukan
Maret data dan kepada masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya. Berikut
2021) informasi) 15 pertanyaan tersebut:
1. Produk yang dijual di Pasar Soponyono mempunyai
daya tahan yang lama
2. Produk di Pasar Soponyono lebih banyak jenisnya
daripada pasar modern
3. Produk yang dijual di Pasar Soponyono mudah
didapatkan pembeli
4. Penjual memberi pelayanan yang baik sehingga
pembeli merasa nyaman ketika memilih produk
5. Harga di Pasar Soponyono sesuai dengan
kemampuan ekonomi
6. Saya merasa kebutuhan sehari-hari saya bisa
terpenuhi di Pasar Soponyono
7. Harga di Pasar Soponyono mampu bersaing dengan
harga toko
8. Harga di Pasar Soponyono sesuai dengan kualitas
barang
9. Lahan parkir yang tersedia di Pasar Soponyono
nyaman
10. Saya merasa lokasi Pasar Soponyono dekat dengan
rumah

14
11. Pasar Soponyono memiliki tempat yang cukup luas
dan mudah diakses oleh alat transportasi
12. Saya tertarik belanja di Pasar Soponyono karena
pilihan produk yang beragam
13. Produk atau barang di Pasar Soponyono selalu
tersedia setiap hari
14. Saya merasa situasi di Pasar Soponyono nyaman
15. Saya merasa aman ketika berbelanja di Pasar
Soponyono
Minggu Langkah 3 Pada minggu ke-4, saya menyebarkan kuisioner kepada
ke-4 (12 (mengupulkan masyarakat di Kota Surabaya. Penyebaran kuisioner
Maret data dan dilakukan melalui aplikasi WhatsApp sehingga jangkauan
2021) informasi) responden lebih luas.
Pada minggu ke-5, saya mencari data sekunder melalui
jurnal-jurnal dan artikel yang berkaitan dengan topik yang
dibahas:
1. Permendagri. (2007). PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI No. 42 Tahun 2007 Tentang Pasar
Desa.Jakarta: Menderi Dalam Negeri Republik
Indonesia.
2. https://www.bps.go.id/indicator/173/1875/1/sebaran-
Minggu Langkah 3
pasar-dan-pusat-perdagangan-menurut-
ke-5 (19 (mengupulkan
klasifikasi.html
Maret data dan
3. Toni, A. (2014, Maret 1). Eksistensi Pasar Tradisional
2021) informasi)
Dalam Menghadapi Pasar Modern Di Era
Modernisasi. Retrieved 19 Maret 2021 , from
www.stainumadiun.ac.id:
http://www.stainumadiun.ac.id/wp-content/uploads/20
14/03/EKSISTENSI-PASAR-TRADISONAL-DALAM-
MENGHADAPI-PASAR.pdf
4. Istijabatul Aliyah. 2017. PEMAHAMAN KONSEPTUAL
PASAR TRADISIONAL DI PERKOTAAN. Cakra

15
Wisata Vol 18 Jilid 2 Tahun 2017
5. Malano, H. (2011). Selamatkan Pasar Tradisional.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
6. Sitepu, R. K.-K. (2011). Dampak Keberadaan Pasar
Modern Terhadap Kinerja Ekonomi Regional. QE
Journal | Vol.01 -No.01 , 1-17.
7. Mangkunegara, Prabu Anwar. 2002. Perilaku
Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. PT.
Refika .Aditama Bandung.
8. Winardi dan Suparwarman. 2003. Perilaku
Konsumen. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara.
9. Kotler dan Amstrong. 2001. Manajemen Pemasaran.
Yogyakarta : PT. Prehalindo.
10. Julianti, Luh Ni. 2014. Pengaruh Suasana Toko (Store
Atmosphere) Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Toserba Nusa Permai Di Kecamatan Nusa Padina.
Jurnal Pendidikan Ekonomi. Volume 4 : No: 1 Tahun
2014
11. Yeni, Fitri 2013. Pengaruh Keunggulan Bersaing
Diferensiasi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
Pada KFC Di Kota Padang. Univeristas Negeri
Padang : Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 2, no. 4,
(2013)1-7
12. MHD SUKRI HELMI NST. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Cv.
Master Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.
Universitas Pasir Pengaraian: Fakultas Ekonomi
13. Nurfaisah.(2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Konsumen Untuk Berbelanja Di Pasar
Tradisional Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai. Universitas Negeri Makassar:
Fakultas Ekonomi

16
14. "Cara Sandiaga agar Pasar Tradisional Menyaingi
Pasar Modern", Klik untuk baca:
https://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/04/131
71251/cara.sandiaga.agar.pasar.tradisional.menyaingi
.pasar.modern. Penulis : Akhdi Martin Pratama
15. Pasar Tradisional Sepi Pembeli, Begini Solusi yang
Disiapkan Kang Emil Klik untuk baca:
https://jabar.inews.id/berita/pasar-tradisional-sepi-
pembeli-begini-solusi-yang-disiapkan-kang-emil .
Penulis : Yogi Pasha
Pada minggu ke-6, saya sudah mengumpulkan hasil
Minggu Langkah 3 kuisioner. Total tanggapan : 25 orang
ke-6 (26 (mengupulkan Usia : 14-66 tahun
Maret data dan Jenis kelamin :
2021) informasi)  Laki laki : 7 orang
 Perempuan 18 orang
Minggu Langkah 4 Pada minggu ke-7, saya menelaah hasil dari informasi yang
ke-7 (2 (mengemban sudah saya dapat dari berbagai jurnal seperti pada minggu
April gkan keenam. Dapat saya simpulkan dari berbagai jurnal yang
2021) Portofolio) sudah saya baca dan pahami, sebagai berikut :
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional
dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar
menawar secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelolah pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, pakaian,
barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu ada pula yang
menjual kue-kue dan barang lainnya. Pasar seperti ini masih
banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak di
kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk

17
mencapai pasar.
Dalam pasar tradisional lebih mengandalkan sistem harga
hancur. Dalam sistem ini pedagang pasar tidak memasang
dan menentukan harga barang-barang yang diperdagangkan
secara pasti seperti halnya pasar modern. Khususnya pada
pasar tradisional harga seringkali dipengaruhi oleh interaksi
antara penjual dengan pembeli. Bisa saja penjual rela tidak
mengambil keuntungan, bahkan bersedia merugi ketika
menghadapi pembeli yang sudah akrab atau dikenal dengan
baik. Sebaliknya penjual TSegan menaikkan barang
dagangannya berkali-kali lipat ketika menghadapi pembeli
yang tidak dikenalnya.
Pasar tradisional yang tersebar baik di kota maupun di
desa memiliki ciri khas dalam proses jual beli, tidak hanya
sebagai tempat bertemunya antar penjual dan pembeli, tetapi
juga merupakan tempat berlangsungnya hubungan yang
personal, tempat sumber informasi, dan merupakan sarana
penting bagi daya dukung perekonomian kota maupun desa.
Minggu Langkah 4 Pada minggu ke-8, saya menelaah data dan informasi yang
ke-8 (9 (mengemban sudah saya kumpulkan dari hasil kuisioner. Dapat saya
April gkan simpulkan bahwa:
2021) Portofolio) 1. Faktor-faktor yang memengaruhi minat konsumen
untuk berbelanja di Pasar Soponyono, yaitu kualitas
produk, harga , dan lokasi.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur
konsumen dengan tingkat keputusan konsumen
berbelanja di pasar tradisional.
3. Ada hubungan yang signifikan antara faktor ekonomi
(tingkat penghasilan) dengan tingkat keputusan
konsumen berbelanja di pasar tradisional.
4. Cara meningkatkan minat konsumen untuk berbelanja
di pasar tradisional, yaitu dengan meningkatkan

18
fasilitas di pasar tradisional dan menambahkan
perdagangan online melalui pasar tradisional karena
banyak pembeli yang lebih memilih layanan jual beli
online.
Pada minggu ke-9, saya menelusuri apakah hasil penelitian
saya sama dengan hasil penelitian terdahulu.
Penelitian yang dilakukan Ester B.A Purba, Rahmanta
Ginting, Satia Negara Lubis tentang “ Faktor- faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen membeli sayuran di
pasar tradisional ( studi kasus: pasar tradisional di kota
medan)”. Menghasilkan kesimpulan faktor yang dominan
mempengaruhi yakni faktor kualitas produk, faktor lokasi,
Minggu Langkah 4 faktor harga. Dan faktor yang tidak dominan yakni faktor
ke-9 (16 (mengemban pengaruh peran orang lain atau keluarga dan faktor
April gkan pelayanan pasar, selain itu tidak terdapat hubungan yang
2021) Portofolio) signifikan antara umur konsumen, tingkat pendidikan,
penghasilan dan jumlah tanggungan dengan tingkat
keputusan konsumen membeli sayuran di pasar tradisional.

Sumber: Ester B.A Purba, Rahmanta Ginting, Satia Negara


Lubis. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Membeli Sayuran Di Pasar Tradisional (Studi
Kasus : Pasar Tradisional di Kota Medan). USU: Fakultas
Pertanian
Minggu Langkah 5 Pada minggu ke-10, saya mulai menyusun makalah. Saya
ke-10 (menyajikan mengerjakan bagian cover, kata pengantar, daftar isi,
(23 Portofolio) pendahuluan, dan sebagian tinjauan pustaka dengan
April sumber:
2021-25 1. Permendagri. (2007). PERATURAN MENTERI
April DALAM NEGERI No. 42 Tahun 2007 Tentang Pasar
2021) Desa.Jakarta: Menderi Dalam Negeri Republik
Indonesia.

19
2. https://www.bps.go.id/indicator/173/1875/1/sebaran-
pasar-dan-pusat-perdagangan-menurut-
klasifikasi.html
3. Toni, A. (2014, Maret 1). Eksistensi Pasar Tradisional
Dalam Menghadapi Pasar Modern Di Era
Modernisasi. Retrieved 19 Maret 2021 , from
www.stainumadiun.ac.id:
http://www.stainumadiun.ac.id/wp-content/uploads/20
14/03/EKSISTENSI-PASAR-TRADISONAL-DALAM-
MENGHADAPI-PASAR.pdf
4. Istijabatul Aliyah. 2017. PEMAHAMAN KONSEPTUAL
PASAR TRADISIONAL DI PERKOTAAN. Cakra
Wisata Vol 18 Jilid 2 Tahun 2017
5. Malano, H. (2011). Selamatkan Pasar Tradisional.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
6. Sitepu, R. K.-K. (2011). Dampak Keberadaan Pasar
Modern Terhadap Kinerja Ekonomi Regional. QE
Journal | Vol.01 -No.01 , 1-17.
7. Mangkunegara, Prabu Anwar. 2002. Perilaku
Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. PT.
Refika .Aditama Bandung.
8. Winardi dan Suparwarman. 2003. Perilaku
Konsumen. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara.

Minggu Langkah 5 Pada minggu ke-11, saya melanjutkan makalah project


ke-11 (menyajikan citizen bagian tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil
(30 Portofolio) dan pembahasan, penutup, serta lampiran. Tidak lupa pada
April hasil dan pembahasan saya mencantumkan hasil laporan
2021-2 progres perminggu dan hasil dari kuisioner. Dan untuk bukti
Mei kuisioner, saya cantumkan pada lampiran. Tinjauan pustaka
2021) didapatkan melalui sumber:
1. Kotler dan Amstrong. 2001. Manajemen Pemasaran.

20
Yogyakarta : PT. Prehalindo.
2. Julianti, Luh Ni. 2014. Pengaruh Suasana Toko (Store
Atmosphere) Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Toserba Nusa Permai Di Kecamatan Nusa Padina.
Jurnal Pendidikan Ekonomi. Volume 4 : No: 1 Tahun
2014
3. Yeni, Fitri 2013. Pengaruh Keunggulan Bersaing
Diferensiasi Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
Pada KFC Di Kota Padang. Univeristas Negeri
Padang : Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 2, no. 4,
(2013)1-7
4. MHD SUKRI HELMI NST. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Cv.
Master Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.
Universitas Pasir Pengaraian: Fakultas Ekonomi
5. Nurfaisah.(2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Konsumen Untuk Berbelanja Di Pasar
Tradisional Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai. Universitas Negeri Makassar:
Fakultas Ekonomi
6. "Cara Sandiaga agar Pasar Tradisional Menyaingi
Pasar Modern", Klik untuk baca:
https://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/04/131
71251/cara.sandiaga.agar.pasar.tradisional.menyaingi
.pasar.modern. Penulis : Akhdi Martin Pratama
7. Pasar Tradisional Sepi Pembeli, Begini Solusi yang
Disiapkan Kang Emil Klik untuk baca:
https://jabar.inews.id/berita/pasar-tradisional-sepi-
pembeli-begini-solusi-yang-disiapkan-kang-emil .
Penulis : Yogi Pasha
Minggu Langkah 6 Hal yang dapat saya ambil dari topik “Faktor-Faktor yang
ke-12 (8 (merefleksi Memengaruhi Minat Konsumen untuk Berbelanja di Pasar

21
Soponyono Kota Surabaya” yang telah saya gunakan dalam
project citizen ini adalah pasar tradisional sangat penting bagi
perekonomian di Indonesia. Semakin berkembangnya
zaman, pasar tradisional semakin mengalami kemunduran.
Salah satu penyebabnya adalah pasar modern yang
Mei pengalaman
berkembang pesat dan minat konsumen untuk berbelanja di
2021) belajar)
pasar modern juga semakin besar. Kemunduran pasar
tradisional bisa diatasi dengan memperbaiki infrastruktur
pasar tradisional, memperbaiki tata cara pengelolahan pasar
tradisional, dan juga menjaga kebersihan, keamanan, dan
kenyamanan di pasar tradisional.

4.2 Hasil Kuisioner


Sebanyak 25 orang mengisi kuisioner yang terdiri dari 7 laki-laki dan
18 perempuan. Rentang usia responden yaitu 14-66 tahun. Pertanyaan 1-4
berkaitan dengan kualitas produk. Pertanyaan 5-8 berkaitan dengan harga.
Pertanyaan 9-11 berkaitan dengan lokasi. Pertanyaan 12-15 berkaitan
dengan minat beli.

Table 1 Intensitas Belanja

Intensitas berbelanja di Pasar Soponyono


7 kali dalam seminggu 4%
4-6 kali dalam seminggu 20%
1-3 kali dalam seminggu 76%

Table 2 Kualitas Produk

Kualitas Produk
Pertanyaan ke- Jawaban Hasil
1. Setuju 100%
Setuju 80%
2.
Sangat setuju 20%

22
Setuju 72%
3.
Sangat setuju 28%
Setuju 92%
4.
Sangat setuju 4%
Tidak setuju 4%

Table 3 Harga

Harga
Pertanyaan ke- Jawaban Hasil
Setuju 76%
5
Sangat setuju 24%
Setuju 72%
6
Sangat setuju 28%
Setuju 92%
7
Sangat setuju 8%
Setuju 96%
8
Sangat setuju 4%

Table 4 Lokasi

Lokasi
Pertanyaan ke- Jawaban Hasil
Setuju 80%
9 Tidak setuju 16%
Sangat setuju 4%
Setuju 60%
10
Tidak setuju 40%
11 Setuju 100%

Table 5 Minat Beli

Minat beli

23
Pertanyaan ke- Jawaban Hasil
Setuju 80%
12 Sangat setuju 16%
Tidak setuju 4%
Setuju 92%
13 Sangat setuju 4%
Tidak setuju 4%
Setuju 96%
14
Tidak setuju 4%
Setuju 92%
15
Tidak setuju 8%

4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil kuisioner, responden S bahwa kualitas produk di
Pasar Soponyono baik dan pelayanan penjual membuat pembeli nyaman.
Jadi, kualitas produk sangat memengaruhi minat beli konsumen. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Kotler yang mengemukakan bahwa kualitas
produk dapat memengaruhi minat beli kosumen. Responden menyetujui
bahwa harga produk di Pasar Soponyono sesuai dengan kemampuan
ekonomi pembeli dan sesuai dengan kualitas barang. Pembeli merasa
kebutuhan sehari-harunya dapat terpenuhi di Pasar Soponyono. Jadi, harga
berpengaruh kepada minat beli konsumen. Hal ini sejalan dengan pendapat
dari Kotler yang mengemukakan bahwa harga dapat memengaruhi minat
beli kosumen.
Menurut sebagian besar responden, Pasar Soponyono memiliki
lahan parkir yang nyaman dan mudah diakses oleh alat transportasi. Lahan
parkir yang luas dan tempat yang mudah diakses alat transportasi sangat
memudahkan pembeli yang ingin berbelanja karena tidak menyebabkan
kemacetan dan mudah menemukan kendaraan umum seperti becak, bemo,
dan ojek online. Jadi, lokasi berpengaruh pada minat beli konsumen. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Kotler yang mengemukakan bahwa lokasi

24
dapat memengaruhi minat beli kosumen. Keberagaman produk, keamanan,
dan kenyamanan merupakan bagian dari minat beli konsumen di Pasar
Soponyono. Pembeli bisa mendapatkan beragam produk, mulai dari
sayuran, daging, pakaian, keperluan rumah tangga, makanan ringan,
makanan tradisional dan masih banyak lagi. Pembeli akan berbelanja secara
rutin di Pasar Soponyono karena merasa aman dan nyaman.
Karakteristik konsumen terdiri dari faktor sosial dan faktor ekonomi.
Faktor sosial yang diteliti adalah umur. Faktor umur dan tingkat keputusan
konsumen dalam berbelanja di Pasar Soponyono TSaling berhubungan.
Pada hasil penelitian, umur responden sangat beragam mulai dari 14 tahun
hingga 66 tahun. Hal itu membuktikan bahwa siapapun dapat berbelanja di
Pasar Soponyono tidak peduli berapa umur mereka. Faktor ekonomi
memengaruhi tingkat keputusan konsumen dalam berbelanja di Pasar
Soponyono. Untuk membeli sebuah barang, diperlukan uang yang cukup.
Uang tersebut berasal dari penghasilan pembeli. Semakin tinggi tingkat
penghasilan, maka pembeli bisa membeli banyak barang begitu pula
sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan Ester B.A Purba, Rahmanta Ginting, Satia
Negara Lubis tentang “ Faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen membeli sayuran di pasar tradisional ( studi kasus: pasar
tradisional di kota medan)” menghasilkan kesimpulan faktor yang dominan
mempengaruhi yakni faktor kualitas produk, faktor lokasi, faktor harga. Dan
faktor yang tidak dominan yakni faktor pengaruh peran orang lain atau
keluarga dan faktor pelayanan pasar, selain itu tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara umur konsumen, tingkat pendidikan, penghasilan dan
jumlah tanggungan dengan tingkat keputusan konsumen membeli sayuran di
pasar tradisional. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang saya
lakukan.
Menurut Sandiaga Uno ketika diwawancarai oleh tim Kompas.com,
cara meningkatkan minat konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional,
yaitu dengan meningkatkan fasilitas di pasar tradisional. Sehingga baik
pedagang atau pun pembeli nyaman berada di pasar tradisional. Sedangkan

25
menurut Ridwan Kamil, cara meningkatkan minat konsumen untuk
berbelanja di pasar tradisional, yaitu dengan menambahkan perdagangan
online melalui pasar tradisional karena banyak pembeli yang lebih memilih
layanan jual beli online.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja di
Pasar Soponyono, yaitu kualitas produk, harga , dan lokasi.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur konsumen dengan
tingkat keputusan konsumen berbelanja di pasar tradisional.
3. Ada hubungan yang signifikan antara faktor ekonomi (tingkat
penghasilan) dengan tingkat keputusan konsumen berbelanja di
pasar tradisional.
4. Cara meningkatkan minat konsumen untuk berbelanja di pasar
tradisional, yaitu dengan meningkatkan fasilitas di pasar tradisional
dan menambahkan perdagangan online melalui pasar tradisional
karena banyak pembeli yang lebih memilih layanan jual beli online.

5.2 Saran
Disarankan kepada pengelolah Pasar Soponyono untuk
meningkatkan minat belanja para konsumen dengan cara meningkatkan
budaya berbelanja dengan memperbaiki dan menyediakan segala fasilitas
yang membuat konsumen merasa senang berbelanja dengan tetap
mempertahankan kenyamanan. Sebaiknya pengelolah juga meninjau harga-
harga yang ditawarkan oleh pedagang sehingga harga di Pasar Soponyono
mampu bersaing, baik dengan pasar modern maupun pasar tradisional yang
lainnya.

27
Daftar Pustaka

A., Ester, B., Ginting, R., & Lubis, S. N. (Tidak Diketahui). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen Membeli Sayuran Di Pasar Tradisional (Studi Kasus : Pasar
Tradisional di Kota Medan). USU: Fakultas Pertanian. Fakultas Pertanian: USU.

Aliyah, I. (2017). PEMAHAMAN KONSEPTUAL PASAR TRADISIONAL DI PERKOTAAN. Cakra


Wisata Vol 18 Jilid 2 Tahun 2017.

Helmi, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Cv. Master
Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. Universitas Pasir Pengaraian: Fakultas
Ekonomi.

Julianti, N. L. (2014). Pengaruh Suasana Toko (Store Atmosphere) Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Toserba Nusa Permai Di Kecamatan Nusa Padina. Jurnal Pendidikan
Ekonomi. Volume 4 : No: 1 Tahun 2014.

Kotler, & Amstrong. (2001). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: PT. Prehalindo.

Malano, H. (2011). Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mangkunegara, P. A. (2002). Perilaku Konsumen Edisi Revisi Cetakan Kedua. Bandung: PT.
Refika Aditama.

Nurfaisah. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Di


Pasar Tradisional Kelurahan Lappa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
Universitas Negeri Makassar: Fakultas Ekonomi.

Pasha, Y. (2018, April 16). iNewsJabar.id. Retrieved Maret 19, 2021, from jabar.inews.id:
https://jabar.inews.id/berita/pasar-tradisional-sepi-pembeli-begini-solusi-yang-
disiapkan-kang-emil

Permendagri. (2007). PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI No. 42 Tahun 2007 Tentang
Pasar Desa. Jakarta: Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Pratama, A. M. (2016, Desember 4). KOMPAS.com. Retrieved Maret 19, 2021, from
megapolitan.kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/04/13171251/cara.sandiaga.agar.
pasar.tradisional.menyaingi.pasar.modern

28
Sitepu, R. K. (2011). Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Kinerja Ekonomi
Regional. QE Journal | Vol.01 -No.01, 1-17.

Statistik, B. P. (2019). (BPS - Statistics Indonesia). Retrieved Maret 19, 2021, from
www.bps.go.id: https://www.bps.go.id/indicator/173/1875/1/sebaran-pasar-dan-
pusat-perdagangan-menurut-klasifikasi.html

Suparwarman, & Winardi. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Toni, A. (2014, Maret 1). STAINU MADIUN. Retrieved Maret 19, 2021, from
www.stainumadiun.ac.id:
http://www.stainumadiun.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/EKSISTENSI-PASAR-
TRADISONAL-DALAM-MENGHADAPI-PASAR.pdf

Uno, S. (n.d.). (A. M. Pratama, Interviewer)

Yeni, F. (2013). Pengaruh Keunggulan Bersaing Diferensiasi Terhadap Minat Beli Ulang
Konsumen Pada KFC Di Kota Padang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 2, no. 4, 1-7.

29
LAMPIRAN

30
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai