Anda di halaman 1dari 3

Saat ini Masa Membangun Pasar Masih Berjalan, Kawan

--masalah lahirkan peluang pembangunan pasar

JOMBANG – Saya menebak-nebak banyak kawan yang semakin membesar curiositynya_ingin tahu-kepo
dan mengira-ira narasi permasalahan dan argumentasi permisif apalagi yang akan muncul di media esok
hari terkait pasar, setelah yang terakhir perihal terbakarnya Pasar Legi, setelah sebelumnya hal Pasar
Tembelang, Citra Niaga, Pertokoan Simpang Tiga, pun Pasar Peterongan.

Dideder inputan permasalahan sepertinya belum ada gambaran kepuasan pembaca, pun belum yakin
sebetulnya keberpihakan pembaca. Menjadi berbahaya juga sih manakala kemudian pembaca (masyarakat
Jombang) tidak pandai mengolah bacaan di media, karena sesungguhnya ada kesempatan
klarifikasi/menjawab, bahkan action konkrit. Akan mempengaruhi trust terhadap pemangku kebijakan.
Apalagi bila ada yang merasa perlu permasalahan digambarkan seperti layang-layang terbangnya dilepas
ditarik dengan penonton dibawah dari berbagai sudut pandang beserta analisisnya masing-masing, bahkan
menyinggung tegas perlunya audit aset dan keuangan, keraguan adanya akuntabilitas manajerial
pengelolaan aset juga dampak hukumnya saat permasalahan semakin berlarut. Maka saya mencoba
menuliskan apa yang menjadi sudut pandang saya yang sungguh kurang lengkap, tentang memang masa
membangun pasar diperlukan waktu yang tidak singkat kalau boleh dibilang kontinuitas, berkelanjutan,
karena yang dibangun ora mung fisik, tapi juga kebijakan, manajemen bahkan sumber daya manusianya
termasuk para pedagang.

Nuwun sewu kalau saya boleh meminjan istilah mas Sandiaga Uno terkait pembangunan pasar, yang juga
menjadi janjinya, “permak” pasar. Sedang kebijakan running Presiden Joko Widodo adalah “revitalisasi”
pasar. Idem ditto lah pengertian keduanya, yang intinya adalah adanya kebutuhan membangun pasar secara
komprehensif dan berkelanjutan.

Sebagai contoh, bila kita mundur kebelakang, kebutuhan permak atau revitalisasi¹) atas Pasar Peterongan
yang terhampar di area hampir banon seribu tiga ratus ini sudah ada dan dilakukan lebih dari 20 tahun yang
lalu tepatnya pada tahun 1997. Keinginan pemerintah untuk melakukan peremajaan Pasar Peterongan
bertujuan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan pasar yang lebih layak. Dilakukan permak
atau revitalisasi melalui bentuk BOT_build operate transfer atau BGS_bangun guna serah antara pemerintah
daerah dan pihak kedua. Mengapa perlu menggandeng pihak kedua ya karena pemerintah daerah tidak
mempunyai anggaran yang cukup untuk membiayai pembangunan pasar Peterongan, selain aturan tata
kelola aset juga dipedomani. Pada saat itu pemerintah daerah menyiapkan lahannya berupa Tanah Hak
Pengelolaan, sedangkan pihak kedua melaksanakan pembangunan fisik pasar yang didasarkan perjanjian
kerjasama. Hasil BOT adalah HGB selama 20 tahun diatas HPL seluas 17.180 m2 beserta puluhan bangunan
ruko dan ratusan kios serta los di sebelah timur. Dan model pembangunan seperti ini sangat jamak
dilakukan pada saat itu di banyak daerah lainnya, termasuk misalnya Pasar Turi Surabaya. ¹) Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) revitalisasi merupakan proses, cara dan perbuatan memvitalkan (menjadi vital). Sedangkan vital sendiri mempunyai arti
penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Fokus utamanya pada struktur manajemen yang harus dikelola dengan baik oleh aktor
yang berkompeten, serta polanya mengikuti perubahan-perubahan, sehingga benar jika konsep revitalisasi mengacu pada program pembangunan.

Saat sekarang kebutuhan revitalisasi dirasa penting karena ternyata 20 tahun yang lalu tidak menjamah
sebagian area barat HPL dan pedagang banyak yang tidak difasilitasi tempat berjualan yang memadai.
Diawali dua tahun yang lalu, sesungguhnya memang permak Pasar Peterongan masih berjalan. Pasar
Peterongan sebagai salah satu dari sekian banyak pasar tradisional di Kabupaten Jombang, memiliki nilai
lokasi strategis sebagai tempat berlangsungnya berbagai transaksi perdagangan antara warga masyarakat
peterongan dan sekitarnya, bahkan dari kabupaten/kota yang lain karena letaknya di jalan negara, memang
sangat layak untuk direvitalisasi.

Semua pihak tahu bahwa revitalisasi pasar tradisional bertujuan meningkatkan pasar tradisional agar
tetap bisa bersaing dengan pasar modern. Dasar pertimbangan melakukan kerjasama merevitalisasi pasar
tradisional antara lain berubahnya pandangan pasar dari tempat interaksi ekonomi menjadi ruang publik,
yang difokuskan pada upaya memperbaiki jalur distribusi komoditas yang diperjualbelikan. Fungsi
pembangunan pasar juga diharapkan tidak hanya mencari keuntungan finansial dan merupakan langkah
untuk meningkatkan perekonomian perdagangan kecil serta perlu melibatkan pengembang untuk dikelola
secara kreatif.

Sekali dua kali masuk belanja di pasar tradisional kebanyakan kondisinya boleh dibilang agak
kumuh, reget, dan becek. Tempat parkir pun susah. Melalui revitalisasi, kondisi itu akan berubah lebih baik,
semua berharap demikian. Sehingga, pasar rakyat tidak akan kalah dengan pasar-pasar modern, mall,
supermarket hypermarket. Sebaliknya memiliki daya saing, karena harga bisa ditawar dengan kualitas yang
bahkan lebih bagus.

Permak atau revitalisasi pasar masih berjalan, kawan. Permasalahan-permasalahan berupa kekurangan
fasilitas baik untuk pedagang maupun pembeli, fasum yang belum memadai bahkan belum terbangun tentu
akan segera terselesaikan. Bila pun masih diperlukan forum penyepakatan musyawarah masih sangat
terbuka. Segera memang, karena menyangkut periuk nasi keluarga pedagang dan konsumen pastinya.

Maka permasalahan seyogyanya dioperasionalkan sebagai peluang terutama bagi pemangku kebijakan
berbingkai good governance yang berjiwa entrepreneur yang menyukai tantangan dan fokus pada solusi.
Sang birokrat entrepreneur ini kiranya mampu mereviu strategic planning berkaitan dengan permak pasar.
Diusulkan juga mempedomani empat prinsip revitalisasi pasar. Pertama adalah Revitalisasi Fisik, meliputi
perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan baik area pedagang maupun fasilitas umum,
mushola, parkir dan fasilitas disable, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang
terbuka kawasan. Kedua Revitalisasi Manajemen, harus mampu membangun manajemen pengelolaan
pasar yang mengatur secara jelas aspek-aspek seperti: hak dan kewajiban pedagang terkait retribusi pasar,
pengelolaan parkir, tata cara penempatan/zoning,  pembiayaan, permodalan, standar operasional prosedur
pelayanan pasar. Ketiga Revitalisasi Ekonomi, pembenahan untuk meningkatkan pendapatan pedagang dan
mengakomodasi kegiatan ekonomi formal dan informal di pasar rakyat (local economic development). Dan
terakhir, Revitalisasi Sosial budaya yaitu pembenahan dengan menciptakan lingkungan pasar yang menarik,
berdampak positif, dan dapat meningkatkan dinamikan dan kehidupan sosial masyarakat/warga.

Yang diatas itu akan menjadi lebih mudah bila semua pihak sepakat permasalahan dibaca sebagai
peluang serta dilakoni melalui proses community development. Prinsip penting dari community
development adalah adanya pelibatan (pemberdayaan) masyarakat dalam program yang dilaksanakan.
Pelibatan masyarakat dimulai dari perencanaan, pelaksanaan bahkan setelah program revitalisasi pasar
selesai. Tiga karakter utamanya yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya
setempat (local resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Mengandalkan peran serta dan kekuatan
masyarakat. Karenanya, perlu mengidentifikasi potensi kekuatan (sumber daya) masyarakat menjadi sangat
penting untuk dilakukan karena hal itu akan menjadi salah satu bentuk nyata peran serta (kontribusi) dari
masyarakat (baca pihak terkait, bisa pedagang, masyarakat desa, bahkan unsur lembaga swadaya
masyarakat, atau yang lainnya).
Harus dimaklumi bila telah diputuskan permak pasar tidak secara komprehensif, maka dana revitalisasi
pasar yang telah dikucurkan oleh pemerintah memang belum mencukupi kebutuhan secara menyeluruh,
sehingga perlu waktu lebih. Dari penampilan fisik pembangunan pasar secara kasat mata masih banyak
kebutuhan terutama fasilitas umum seperti MCK, tempat ibadah, bahkan jangan juga terlewatkan segera
difikirkan penyelesaian kebutuhan dasar kebijakan pengelolaan, misalnya atas area pasar eks BOT³)
sebagaimana dikata diawal. ³) Aset eks BOT lainnya seperti Pasar Citra Niaga, Pertokoan Simpang Tiga, Pasar Mojotrisno Jombang

Pada akhirnya, saya memprediksi kalau revitalisasi pasar mendasarkan strategic planning yang telah
direviu, model community development yang tepat serta pembangunan yang komprehensif akan
membuahkan keberhasilan, akan menjadi salah satu pengungkit membaiknya indikator kinerja pemangku
kebijakan sekaligus peluang untuk melahirkan pasar yang berSNI.

Perlu waktu lebih lama lagi karena bila pasar-pasar sudah berSNI Pasar Rakyat, harus dikelola secara
profesional dan menjadi sarana perdagangan yang kompetitif terhadap pusat perbelanjaan, pertokoan,
mall, plasa, maupun pusat perdagangan lainnya, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan
perlindungan terhadap konsumen, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal daerah.
Berdasarkan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat, terdapat 3 persyaratan pasar rakyat yang meliputi
persyaratan umum, persyaratan teknis, dan persyaratan pengelolaan. Persyaratan umum terdiri dari
lokasi pasar, kebersihan dan kesehatan, serta keamanan dan kenyamanan. Persyaratan teknis terdiri
dari ruang dagang, aksesibilitas dan zonasi, pos ukur ulang dan sidang tera, fasilitas umum, elemen
bangunan, keselamatan dalam bangunan, pencahayaan, sirkulasi udara, drainase, ketersediaan air
bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, sarana telekomunikasi, dan keselamatan dalam
bangunan. Persyaratan pengelolaan terdiri dari prinsip pengelolaan pasar, tugas pokok dan fungsi
pengelola pasar, prosedur kerja pengelola pasar, struktur pengelola pasar, pemberdayaan pedagang,
serta pembangunan pasar. Biyuh.

Semoga revitalisasi pasar-pasar di wilayah Kabupaten Jombang akan menjelmakan pasar menjadi baru
dan berdaya saing, hidup berdampingan dengan pasar modern dan saling berkembang bersama.
Aamiin.

------------------------------------------------------------------------------------ Sri Surjati, Jombang

Anda mungkin juga menyukai