Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

KEGIATAN PENDATAAN
KSP/USP KOPERASI DAN KJKS/UJKS KOPERASI ANGGOTA DEKOPIN
DALAM RANGKA PENYUSUNAN DATABASE

EXECUTIVE SUMMARY

Masalah yang dihadapi oleh koperasi sekarang ini adalah mencari upaya agar gerakan
koperasi mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan global tersebut. Masalah pasar
global yang tidak menghendaki adanya proteksi serta dilain pihak adanya trend dimana
modal berpindah dari negara maju kekawasan lain yang mampu memasok sumber produksi
serta memiliki pasar yang potensial bagi menyerap hasil produksi tersebut. Hal tersebut
harus dijadikan patokan untuk menyiapkan kebijakan koperasi dan usaha kecil dan
menengah (UKM) dalam beberapa tahun mendatang.

Hal tersebut mengingat peranan koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam
menggerakkan perekonomian suatu bangsa. Sebagaimana ditunjukkan dari data BPS pada
tahun 2009 bahwa Koperasi dan UMKM mampu menampung lapangan kerja sebanyak 74,4
juta orang atau 99,6% dari total angkatan kerja di Indonesia dan memberikan kontribusi
lebih kurang 58,2% dalam pembentukan Produk Domestik Bruto. Terlihat bahwa peran atas
keberadaan unit Koperasi dan UMKM secara umum tidaklah sedikit, ia terbukti mampu
bertahan dalam menghadapi ganasnya kondisi krisis moneter yang bahkan telah banyak
memakan korban, tidak terhitung lagi berapa banyak perusahaan dan korporasi besar yang
gulung tikar dan tidak dapat lagi meneruskan usaha mereka akibat krisis tersebut, dan tidak
dengan unit UMKM ini yang terbukti tetap mampu bertahan.
Dalam menggerakkan koperasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja
tetapi juga diperlukan dukungan dari masyarakat secara keseluruhan dimana saling bahu
membahu. Apabila pendirian koperasi yang bersifat bottom up akan mengkuatkan
kelangsungan hidup organisasi koperasi tersebut. Tetapi apabila pendirian itu dilaksanakan
secara top down peran serta dan dukungan dari pemerintah diharapkan sepenuhnya.
Kurang optimalnya setiap upaya peningkatan dan pengembangan peran koperasi dalam
menggerakan ekonomi masyarakat dan nasional sangat mungkin karena kurang tersedianya
informasi yang memadai dan komprehensif tentang Koperasi sehingga kebijakan dan

1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

program yang diintrodusir kurang sesuai dengan sasaran dan kebutuhan Koperasi itu
sendiri.
Pada hal informasi apalagi database yang cukup dan lengkap akan sangat membantu
dan bahkan menjadi prasyarat utama dalam menyusun kebijakan dan program. Hal tersebut
dikarenakan masih banyak koperasi yang dalam pengelolaan datanya menggunakan sistem
pemrosesan manual. Data yang ada tersebut masih berupa setumpuk rekaman yang
disimpan dalam rak-rak berkas.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka kajian
tentang Pendataan KSP/USP Koperasi dan KJKS/UJKS Koperasi Anggota Dekopin dalam
Rangka Penyusunan Database tahun 2011 dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Jenis Koperasi

Jenis koperasi terbanyak di Jawa Timur masih banyak yang berasaskan konvensional
yaitu sejumlah 87%. Sedangkan koperasi yang berasaskan syariah di Jawa Timur
sejumlah 13%. Hasil data yang diperoleh, menunjukkan bahwa kategori koperasi
terbanyak yaitu KSP/USP sebanyak 29%, selanjutnya yaitu koperasi konvensional
sebesar 24%, KOPWAN 17%, KUD 10%, KJKS/UJKS 9%, KSU 9% dan Koperasi
sekolah/mahasiswa 2%. Rata-rata jumlah anggota koperasi yang aktif sebanyak 444,
anggota yang pasif sejumlah 214 serta calon anggota rata-ratanya sebesar 138. Data
tersebut menunjukkan bahwa sudah banyak anggota yang aktif dalam menjalankan
serta mengembangkan koperasi. sehingga partisispasinya dapat dilihat lebih banyak
dari pada yang pastif maupun yang statusnya masih calon anggota.

2. Strategic Planning (Pelaksanaan RK/RAPB & RAT)


Berdasarkan hasil analisis terhadap total 400 koperasi yang dilakukan pendataan,
ditunjukkan pada tahun 2010 terdapat 27% koperasi yang tidak mempunyai dan atau
melaksanakan RK/RAPB. Sebanyak 73% koperasi telah mempunyai RK/RAPB tahun
2010 yang disusun pada tahun 2009. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada
tahun 2010, sebagian besar koperasi telah mempunyai rencana kerja yang jelas dan
juga rencana anggaran yang telah disesuaikan dengan program kerja yang
dilaksanakan pada tahun tersebut. Pada tahun 2011, jumlah koperasi yang telah
melakukan RK/RAPB menurun menjadi hanya 53% atau sebanyak 148 koperasi,
sedangkan sisanya yaitu sebesar 43% tidak memiliki dan atau melaksanakan RK/RAPB
tahun ini. Penurunan jumlah koperasi yang memiliki dan atau melaksanakan RK/RAPB

2
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

tahun 2011 dimungkinkan koperasi tersebut masih menggunakan RK/RAPB tahun 2010
sebagai acuan, sehingga tidak terdapat perubahan dalam program kerja 2010 dan juga
2011. Dari total 400 koperasi yang dilakukan pendataan, pada tahun 2010 terdapat 25%
koperasi yang tidak melaksanakan RAT, sedangkan sebanyak 75% koperasi telah
melaksanakan RAT. Pada tahun 2010 hanya 13% koperasi yang tidak melaksanakan
RAT, sedangkan sebanyak 87% koperasi telah melaksanakan RAT sesuai dengan
AD/ART yang telah disepakati. Peningkatan jumlah koperasi yang telah melaksanakan
RAT dapat saja mengindikasikan adanya peran penting anggota dalam mengarahkan
koperasi melalui kritik, saran dan masukan kepada pengurus maupun pengawas
sehingga koperasi akan semakin unggul. Peningkatan jumlah koperasi yang telah
melaksanakan RAT menunjukkan adanya perbaikan kinerja, serta kesiapan baik oleh
pengurus maupun pengawas dalam memberikan pertanggungjawaban kepada anggota
terkait usaha koperasi selama satu tahun terakhir. Sebagian besar koperasi
melaksanakan RK/RAPB dan RAT yang dilakukan secara bersamaan (62%),
sedangkan sisanya melaksanakannya dengan waktu yang berbeda (38%).
Koperasi yang melaksanakan RK/RAPB dan RAT dalam waktu yang bersamaan
dimungkinkan adanya pertimbangan efisiensi baik waktu maupun anggaran.

3. Permodalan
Kondisi jumlah rata-rata simpanan pokok seluruh koperasi wanita di Jawa Timur.
Koperasi wanita di Jawa Timur mengalami peningkatan pengumpulan simpanan pokok,
pada tahun 2009 jumlah rata-rata simpanan pokok sebesar Rp.38.667.265 dan pada
tahun 2010 jumah rata-rata simpanan pokok sebesar Rp.43.765.409 hal tersebut
menunjukkan bahwa mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, simpanan pokok yang
berhasil dikumpulkan oleh koperasi wanita sebesar Rp.51.221.066. Jumlah rata-rata
seluruh simpanan wajib koperasi wanita di Jawa Timur.
Tahun 2009 menunjukkan jumlah rata-rata simpanan wajib sebesar Rp.316.937.586
dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan rata-rata simpanan wajib sebesar
Rp.391.310.279 dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah rata- rata
simpanan wajib mengalami peningkatan lagi meskipun tidak terlalu signifikan dari tahun-
tahun sebelumnya, jumlah rata-rata dari simpanan wajib sebesar Rp.421.335.801.
Jumlah rata-rata seluruh simpanan wajib koperasi wanita di Jawa Timur. Tahun 2009,
menunjukkan jumlah rata-rata simpanan wajib sebesar Rp.316.937.586 dan pada
tahun 2010 terjadi peningkatan rata-rata simpanan wajib sebesar Rp.391.310.279 dari

3
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

tahun sebelumnya. Berdasarkan data, jumlah rata-rata modal luar dari koperasi di jawa
timur menunjukkan tiap tahunnya terus mengalami peningkatan, pada tahun 2009 rata-
ratanya berjumlah Rp.366.260.809 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan
bernilai sebesar Rp.399.535.296. Sedangkan pada tahun 2011 terus mengalami
peningkatan modal luar, yaitu sebesar Rp.423.889.489.

4. Kinerja Keuangan
Rata-rata jumlah asset koperasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp.1.784.490.927
dan tahun 2010 sebesar Rp. 2.157.780.238. Pertumbuhan asset koperasi terus
bertambah pada tahun 2011, yaitu menjadi sebesar Rp.2.249.198.795.
Semakin meningkatnya jumlah aset, maka menunjukkan bahwa semakin besar pula
kemampuan dana yang dimiliki oleh koperasi. Jumlah rata-rata dari total omset koperasi
di Jawa Timur, dari data menunjukkan peningkatan hasil pada tiap tahunnya. Pada
tahun 2009 berjumlah Rp.2.439.464.924, pada tahun 2010 mengalami peningkatan
yaitu berjumlah Rp.2.502.551.700 dan pada tahun 2011 terus mengalami peningkatan
sejumlah Rp.2.622.849.349. Jumlah rata-rata SHU yang dibagikan kepada anggota.
Pada tahun 2009 sejumlah Rp.661.029.365 dan pada tahun 2010 sejumlah
Rp.758.944.555 data tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi.

5. KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Pendidikan/Pelatihan Akuntansi dan Keuangan yang paling dibutuhkan oleh anggota
dan diikuti oleh pengurus, ditunjukkan dengan prosentase 65%, karena merupakan hal
yang sangat krusial menyangkut keuangan, dan tidak kalah penting, manajemen
perkoperasian sudah diterima pengurus dengan prosentase 79%. Selain itu,
Pelatihan/pendidikan pemasaran sebesar 28%, legal drafting sebesar 12%, perpajakan
sebesar 42%, pelatihan ketrampilan sebesar 22%, juga perlu diterima oleh pengurus-
pengurus koperasi karena dibutuhkan dalam aktivitas/kegiatan koperasi. Jumlah
pengawas yang sudah pernah mengikuti pelatihan perkoperasian yaitu untuk pelatihan
Akuntansi dan Keuangan sebesar 42%, Manajemen Perkoperasian sebesar 51%,
Pemasaran sebesar 10%, Legal drafting (kontrak, kerjasama) sebesar 5%, Perpajakan
sebesar 18%, Pelatihan dan Keterampilan sebesar 12% dan Lainnya (pelatihan KWU,
BINTEK, Manajemen Usaha, KJKS, SPI, Bintak Pengelolaan Koperasi, dan Pelatihan
Simpan Pinjam) sebesar 4%. Pelatihan yang diterima anggota koperasi, antara lain :
akuntansi dan keuangan sebesar 27%, Manajemen perkoperasian sebesar 39%,

4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

pemasaran 12%, legal drafting 2%, perpajakan 10%, dan pelatihan ketrampilan sebesar
17%. Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian bagi anggota bertujuan untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan anggota tentang perkoperasian. Pendidikan /
pelatihan perkoperasian yang sudah diikuti oleh karyawan adalah berupa pelatihan
Akuntansi dan Keuangan sebesar 44%, Manajemen Perkoperasian sebesar 43%,
Pemasaran sebesar 23%, Legal drafting (kontrak, kerjasama) sebesar 9%, Perpajakan
sebesar 23%,
Pelatihan dan keterampilan 18% dan Lainnya seperti Memantapkan Jatidiri Koperasi,
ke-BMT-an, KJKS, Budidaya Pertanian dan Motivasi Kerja Karyawan sebesar 4%.
Pelatihan Akuntansi & Keuangan sebesar 65% dari jumlah koperasi selaku responden
menjawab membutuhkan, selain itu sebesar 59% pelatihan manajemen koperasi,
pemasaran 46%, legal drafting 37%, perpajakan 48%, pelatihan ketrampilan 46%, yang
semuanya dibutuhkan untuk keberlangsungan koperasi.

6. Ketertiban Administrasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelengkapan 16 buku besar 400 koperasi di Jawa
Timur tahun 2010, sebanyak 77,8% koperasi telah memiliki 16 buku besar. Mayoritas
koperasi telah melengkapi Buku Kas (sebesar 86,28%). Hal ini dikarenakan buku kas
merupakan salah satu unsur penting dalam koperasi, yaitu digunakan untuk pencatatan
keuangan usaha koperasi setiap hari. Namun tidak semua koperasi memiliki buku kas
ini. Sebanyak 13,71% koperasi tidak memiliki buku ini karena masih menjadi satu
dengan buku keuangan lain, seperti buku simpanan pokok dan wajib anggota.

7. Status Keanggotaan Koperasi Pada DEKOPIN

Koperasi di Indonesia dianjurkan untuk mendaftarkan diri pada Dewan Koperasi


Indonesia (DEKOPIN). Fungsi keanggotaan ini adalah agar DEKOPIN mampu
memantau koperasi-koperasi secara berkala dengan melakukan audit setiap beberapa
bulan sekali. Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan 91% dari jumlah responden
telah terdaftar sebagai anggota DEKOPIN, dan 9% belum terdaftar.

Rekomendasi Kebijakan
Rekomendasi dari Kajian Pendataan KSP/USP Koperasi dan KJKS/UJKS Koperasi
Anggota Dekopin dalam rangka Penyusunan Database adalah sebagai berikut :

5
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

1. Diperlukan pelatihan laporan keuangan untuk memperbaiki kinerja keuangan


Koperasi. Laporan keuangan merupakan barometer dalam menjalankan usaha
koperasi. Laporan keuangan koperasi harus sesuai akuntansi koperasi, seperti
pembuatan neraca, rugi laba, cash-flow, menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) dan
lain sebagainya.

2. Mendesain pelatihan pendampingan dan monitoring evaluasi bagi pengurus,


pengawas, manajer, karyawan oleh dinas koperasi agar kegiatan pengembangan
sesuai dengan kaidah-kaidah perkoperasian.

3. Dukungan sarana dan prasarana untuk membantu kelancaran kegiatan administratif


(software) dan peralatan kantor (bantuan tidak harus melalui pengadaan sarpras
secara langsung kepada koperasi tapi juga bisa melalui resource sharing (saling
berbagi sarpras) dengan institusi lain seperti kantor kelurahan, kecamatan, dan lain
sebagainya.

4. Akses penyediaan modal yang murah bagi koperasi yang tata kelolanya baik dan
potensi pengembangannya besar untuk penguatan modal internal yang dipinjamkan
kepada anggota dan calon anggota

5. Perlunya menjalin networking dengan perusahaan di lingkungan koperasi dalam


menunjang aktivitas koperasi melalui kerjasama dalam skema CSR misalnya dengan
bantuan modal, pelatihan maupun lainnya.

6. Memfasilitasi hubungan antara industri dengan koperasi (linkage) dalam rangka


peningkatkan kinerja koperasi untuk menghadapi persaingan.

7. Membangun mekanisme audit internal dan eksternal koperasi. Audit internal koperasi
dapat dilakukan oleh pengawas koperasi, sehingga apabila terjadi penyimpangan
dapat diantisipasi sedini mungkin. Sedangkan untuk audit eksternal dibutuhkan untuk
menjamin transparansi keuangan.

8. Pelatihan mengenai manajemen membangun bisnis dan usaha yang baik dan
berkelanjutan

9. Perlunya dibangun suatu media informasi yang baik yang bias diakses oleh seluruh
anggota dengan mudah termasuk secara on line jika dimungkinkan

6
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Laboratorium Pengembangan Ekonomi Pembangunan (LPEP)
Kampus B - Jl. Airlangga 4 Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642; 5036584 Fax. (031) 5026288
Website: http://www.ie.feb.unair.ac.id E-mail: feb@unair.ac.id, info@feb.unair.ac.id

10. Perlunya dibentuk koordinasi berjenjang antar pengawas mulai dari tingkat yang
lebih kecil seperti di Kelurahan kemudian kecamatan dan akhirnya di tingkat
kabupaten

11. Membangun sistem pelaporan secara on line dan database dalam kerangka untuk
membangun sistem pengawasan yang melekat dan terintegrasi untuk menjamin
keberlangsungan koperasi dalam jangka panjang utamanya bagi kopwan sudah
melakukan tata kelola yang baik dan yang sudah mencapai economies of scale

12. Perlunya dilakukan Kajian mengenai efektifitas program-program/ bantuan-bantuan


yang diselenggarakan oleh dinas koperasi/UMKM kepada Koperasi di daerah dalam
menunjang keberlangsungan keberadaan koperasi dalam jangka panjang

13. Perlunya dilakukan kajian mengenai membangun sistem pelaporan yang terintegrasi
dan database secara on line dengan sistem pengawasan dari aspek keuangan
maupun organisasi dari beberapa kopwan yang sudah melakukan tata kelola yang
baik dan mencapai economies of scale.

Perlunya dilakukan Kajian mengenai pola tata kelola dan kinerja koperasi yang dilakukan
oleh pengelola terhadap peningkatan kesejahteraan dan kepuasan anggota dan masyarakat
(calon anggota) di lingkungan sekitar koperasi.

Tim Peneliti :

1. Atik Purmiyati, SE., M.Si


2. Nurul Istifadah, SE., M.Si
3. Rossanto Dwi Handoyo, SE., M.Si
4. Unggul Heriqbaldi, SE., M.Si., M.App.Ec.
5. Rumayya Batubara, SE., M.Reg.Dev.

Anda mungkin juga menyukai