Anda di halaman 1dari 19

Nama : Dea Sapitri

NPM : 20.63.201.00013

Mata Kuliah : Sistem Administrasi Negara Indonesia

Dosen Pengampu : Helmi Sarlianna Sitindaon S.Sos, M.Ap

Fakultas/Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Kelas/Semester : 06 Regular Banjarbaru/III

Rangkuman
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang kait-mengait satu sama lain.
Bagian atau anak cabang dari suatu sistem, menjadi induk dari rangkaian selanjutnya.
Begitulah seterusnya sampai pada bagian terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan
menggangu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan. Pemerintah Indonesia adalah
suatu contoh sistem, dan anak cabangnya adalah sistem pemerintahan daerah kemudian
seterusnya sistem pemerintahan desa dan kelurahan. Kerjasama antar subsistem akan
menimbulkan hubungan yang sinergis. Sistem Administrasi Negara Indonesia (SANDRI)
dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan nasional maka sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, pemerintah Republik Indonesia
menyelenggarakan administrasi yang semula cenderung agak sentralistik karena Undang-
Undang Dasar 1945 itu sendiri integralistik akhir-akhir ini berubah paradigma menjadi
cenderung lebih kedaerahan.
a. Pengertian Administrasi
Menurut Sondang P. Siagian :
Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah
diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut The Liang Gie :
Administrasi adalah segenap serangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok
yang dilakukan sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Pengertian diatas dimaksudkan sebagai aministrasi dalam arti luas, sedangkan
dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana yang sering kita dengar sehari-hari
yaitu tata usaha. Tata usaha merupakan unsur administrasi dalam arti secara luas dan
lengkap, unsur-unsur pelaksanaanya tersebut sebagai berikut :
1) Pengorganisasian
2) Manajemen
3) Tata hubungan
4) Keuangan
5) Perbekalan
6) Tata usaha
7) Perwakilan
2. Pengertian Negara
 Menurut Miriam Budiarjo, Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil menuntut warganya untuk taat
pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan monopolistis dari
kekuasaan yang sah.
 Menurut Harold J. Laski , Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
a. Syarat Negara
Ada empat syarat negara du dunia yang wajib dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1) Adanya wilayah
Wilayah memang sangat penting bagi tegaknya negara, semua aspek potensi wilayah
harus dapat diidentifikasikan, terutama faktor-faktor dominannya. Pembahasan yang
bersifat menyeluruh tetapi cukup menyatu dalam upaya mentransformasikan potensi
wilayah harus dikaji secara mendalam. Dari uraian tersebut di atas dapat didefinisikan
bahwa yang dimaksud dengan wilayah adalah loksi atau area tertentu dengan segala
kandungan potensi wilayah tersebut, dan semua kekayaan yang dapat dimanfaatkan
mulai dari darat, laut dan udara, baik yang sifatnya fisik maupun nonfisik. Secara
kompleks menyangkut keseluruhan tata ruang dan sumber kekayaan alam yang
terkandung dalam wilayah tersebut.
2) Adanya pengakuan
Adanya pengakuan dari dalam dan luar negeri tentang eksisnya suatu negara adalah
sangat penting, bagaimana jadinya suatu negara yang tidakdiakui. Ada dua jenis
pengakuan, yaitu dari dalam negeri sendiri dan dari luar negeri. Pengakuan dari dalam
negeri adalah kesediaan dan kerelaan warga negara untuk diperintah oleh pemerintah
yang sah.
3) Adanya pemerintahan
Apabila tidak dibentuk pemerintahan dalam suatu negara maka masyarakat akan
seenaknya bertindak tanpa hukum (anarkis). Dalam arti luas pemerintah adalah
eksekutif, legislative, yudikatif dan Lembaga tinggi lainnya, sedangkan dalam arti
sempit hanyalah Lembaga eksekutif saja. Pemerintah hanya sekelompok orang yang
menjalankan aturan dengan maksud menjaga ketertiban dan keamanan di suatu pihak,
sedangkan dilain pihak dituntut pelayanannya terhadap berbagai persoalan
masyarakat. Biaya hidup pemerintah diperoleh dari pajak (pungutan paksa sesuai
peraturan), retribusi (pungutan setelah memberikan jasa) yang dipungut dari rakyat
banyak.
4) Adanya rakyat.
Rakyat adalah keseluruhan orang-orang baik yang berada di dalam negeri maupun
yang ada di luar negeri dan mempunyai hak pilih atau dicabut hak pilihnya untuk
waktu tertentu, atau belum mempunyai hak pilih karena persyaratan tertentu.
b. Kedaulatan Negara
Di mana letak kekuasaan tertinggi pada suatu negara bermacam-macam yang terjadi
pada berbagai negara, terkadang hanya sebagai slogan, tetapi terkadan memang
diikuti secara konsekuen. Contohnya :
 Ada negara yang menganggap bahwa kedaulatannya ditangan rakyat, artinya
suara rakyat banyak benar-benar di dengar, keluhan dan penderitaannya.
Menurut mereka inilah contoh negara demokrasi, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
 Ada negara yang mengatakan bahwa kedaulatan berada ditangan hukum,
artinya supremasi hukum dinomorsatukan, peraturan dijunjung tinggi.
c. Timbulnya Negara
Banyak teori yang mengemukakan timbulnya suatu negara, diantarnya adalah:
1. Teori kenyataan
2. Teori ketuhanan
3. Teoru perjanjian
4. Teori penaklukan
5. Teori kekuatan
6. Teori patrilineal
7. Teori matrilineal
8. Teori organis
9. Teori daluarsa
10. Teori alamiah
11. Teori filosofis
12. Teori historis
d. Bentuk Negara
1) Bentuk negara kerajaan dipimpin oleh seorang raja (kaisar) atau ratu (maharani)
yang diwariskan secara turun temurun. Jadi apabila seorang calon raja tidak
terlalu mengenal pengaturan politik pemerintahan negara maka jalannya roda
pemerintahan diserahkan pada perdana Menteri yang mengepalai cabinet.
2) Bentuk negara republik dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih oleh badan
tertentu (konstitutif atau legislative) atau dipilih langsung oleh rakyat dalam suatu
pemilihan umum.
3. Batasan Administrasi Negara
a. Definisi administrasi negara
Menurut John M.Pffifner dan Robert V.Presthus:
1. Administrasi Negara meliputi implementasi kebijaksanaan pemerintah yang telah
ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik.
2. Administrasi Negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-usaha
perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah. Hal ini
terutama meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah.
3. Secara ringkas, Administrasi Negara adalah suatu proses yang bersangkutan
dengan pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, pengarahan
kecakapan dan Teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah
dan maksud terhadap usaha sejumlah orang.
b. Ruang Lingkup Administrasi Negara
Sebegitu luasnya ruang lingkup Ilmu Administrasi Negara sehingga dapat pula
mencakup ilmu-ilmu sosial lain. Terutama yang memiliki objek materinya negara,
yaitu antara lain Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan Ilmu
Negara sendiri, serta Ilmu Filsafat yang menjadi sumber keilmuan.
c. Administrasi negara sebagai suatu sistem
Administrasi Negara pada hakekatnya merupakan proses penyelenggaraan kebijakan
negara/ pemerintah dalam rangka mencapai tujuan negara, yaitu kesejahteraan
masyarakat. Administrasi negara juga merupakan suatu sistem, dengan sifat-sifatnya
sama seperti tersebut di atas. Sebagai suatu sistem, administrasi negara terdiri dari
berbagai sub sistem / komponen yaitu lingkungan (environment), masukan(input),
proses (konversi/transformasi), keluaran (output), dan umpan balik (feed back).
Sistem Administrasi Negara berinteraksi dengan berbagai sistem lainnya seperti
sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial budaya, sistem agama, sistem hankam,
disamping dengan ekosistem, seperti geogrfi, demografi dan kekayaan alam akan
membentuk sistem kehidupan nasional.
d. Sistem Administrasi Negara RI (SANRI)
Administrasi Negara Republik Indonesia adalah seluruh penyelenggaraan kekuasaan
pemerintah Negara Republik Indonesia dengan memanfaatkan segala kemampuan
aparatur negara serta segenap dana dan daya demi tercapainya tujuan negara
Indonesia dan terlaksananya tugas Pemerintah Republik Indonesia seperti yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Ruang lingkup Administrasi Negara
Indonesia meliputi antara lain : rumusan kedudukan, tugas pokok, struktur organisasi,
tata kerja administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan administrasi
perkantoran, administrasi perusahaan negara dan sebagainya di segala bidang dan
tingkat pemerintahan.
Oleh karena Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) dijalankan
untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945, dan secara operasional harus berlandaskan Garis-Garis Besar Haluan
Negara dan berbagai kebijakan negara.
4. Administrasi Negara dalam kerangka sistem Pemerintahan Negara
a. Landasan Administrasi Negara
 landasan Idiil : Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku di negara kita. Sumber dari segala sumber adalah
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan dan watak rakyat negara yang bersangkutan.
 UUD 1945 sebagai landasan konstitusional penyelenggaraan sistem
administrasi negara indonesia
UUD 1945 sebagai perwujudan dari tujuan proklamasi kemerdekaan
17Agustus 1945, terdiri dari pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan.
Bagian penjelasan UUD 1945 sangat diperlukan untuk memahami isi dari
batang tubuh UUD tersebut. Dalam Tap MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang
Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia
dan Tata Urutan
Perundangan Republik Indonesia tentang Pembukaan UUD 1945 dinyatakan
sebagai berikut :
a. Pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah penuangan jiwa Pancasila
b. Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan terperinci
yangmengandung cita-cita luhur dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 dan yang memuat Pancasila sebagai dasar negara, merupakan satu
rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
 Landasan Operasional : garis-garis besar haluan negara (GBHN)
Di dalam UUD, tugas membuat GBHN ini merupakan salah satu tugas pokok
MPR. Pasal 3 UUD 1945 menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan
Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dari garis-garis besar daripada
Haluan Negara. Pasal ini selain merupakan landasan hukum bagi GBHN,
mengandung arti pula bahwa rakyat sendiri yang menentukan haluan Negara,
nasib serta masa depan yang diinginkannya. karena seperti dijelaskan dalam
penjelasan pasan 1 UUD 1945, MPR adalah “Penjelmaan rakyat yang
memengang kedaulatan Negara”.
b. Kedudukan Adimistrasi Negara Indonesia
Menurut pasal 1 ayat 2 UUD 1945 dinyatakan bahwa : “kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR”. Jadi kedaulatan rakyat dipegang oleh
suatu badan yaitu MPR, sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.
 Presiden ialah penyelenggaraan pemerintah negara yang tertinggi dibawah
MPR
 Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR
 Kedudukan Presiden sebagai kepala Administrasi Negara
 Kedudukan wakil presiden
5. Fungsi Administrasi Negara Indonesia
Fungsi atau peranan administrasi Negara selalu disesuaikan dengan fungsi atau tujuan
Negara yang dijadikan tugas pemerintah. Perkembangan fungsi atau peranan Negara
yang sekaligus dijadikan tugas pemerintah juga sering kali tergantung dengan tingkat
perkembangan dan kemajuan masyarakat atau negaranya.
- Fungsi pengaturan
 Perumusan Kebijaksanaan Umum
 Perumusan kebijaksanaan Pelaksanaan
 Perumusan Kebijksanaa Teknis
- Fungsi pelaksanaan sesuai tugas pokoknya

Fungsi pelaksanaan adalah suatu kewajiban dari pemerintahan karena tidak boleh
tidak pemerintah harus melaksanakannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat pada umumnya.

- Fungsi Pengelolaan atas Milik Negara


Pengelolaan milik kekayaan Negara adalah suatu keharusan bagi pemerintah dalam
penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan karena modal
dan sumber-sumber kekayaan Negara, sangat diperlukan bagi kehidupan
kesejahteraan rakyat banyak.

- Fungsi pengawasan atas pelaksanaa tugas pokok


Pengawasan dimaksud untuk mengetahui apakah kebijaksanaan pemerintah telah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya atau belum. Adapun pengawasan atas
pelaksanaan tugas pokok antara lain:
a) Pengawasan dan perlindungan atas kerusakan hutan, tanah , air, kekayaan alam
lainnya.
b) Pengendalian dan pengawasan kegiatan masyarakat dibidang politik, ekonomi,
sosial budaya, keamanan dan ketertiban masyarakat.
c) Pengawasan atas pelaksanaan peraturan perundangan sesuai dengan kebijaksanaan
umum yang berlaku.
d) Pengawasan atas milik kekayaan Negara sesuai dengan hukum yang berlaku.
e) Pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas pemerintah sesuai dengan kebijaksanaan
pelaksanaan dan teknis yang berlaku.
f) Pengawasan atas penggunaan sarana dan fasilitas kerja tugas pemerintah.
g) Pengawasan dan pengendalian proyek-proyek pembangunan sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
a. Tugas pokok administrasi negara

Tugas pokok atau kekuasaan/kewajiban/wewenang Presiden telah diatur dalam pasal-


pasal UUD 1945. Disamping itu terdapat pula kekuasaan/kewajiban, dan wewenang
Presiden yang diatur dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, UUD
1945 telah menetapkan berbagai macam materi yang akan diatur dalam undang-
undang yang memerlukan kerjasama antara Presiden dengan DPR.

b. Hubungan anatara Adm Negara dengan Lembaga lain

Lembaga-lembaga Negara menurut UUD 1945 dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu
Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara. Yang dimaksud
dengan lembaga tertinggi Negara ialah MPR, sedangkan yang dimaksud dengan
lembaga-lembaga tinggi Negara sesuai urut-urutan yang terdapat dalam UUD 1945
ialah:

1) Presiden/Wakil Presiden
2) Dewan pertimbangan Agung
3) Dewan Perwakilan Rakyat
4) Badan Pemeriksa keuangan
5) Mahkamah Agung
6. Azas-azas pokok Pengorganisasian Aparatur Pemerintah
a. Pengertian Organisasi
Istilah organisasi dapat disimpulkan dalam 3 (tiga) pengertian yaitu:
1. Istilah organisasi yang dipergunakan dalam pengertian sebagai sistem
Kerjasama. Menurut Prof.Dr. S.P. Siagian, organisasi didefinisikan
sebagai setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerjasama
untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam pesekutuan
mana selalu terdapat hubungan antara seorang/sekelompok orang yang
disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut bawahan.
2. Istilah organisasi yang dipergunakan dalam pengertian sebagai kelompok
orang yang bekerjasama. Menurut Walfret Adersson & Frederick Parker,
ini adalah satuan orang-orang yang tersusun secara sistematis untuk
mencapai maksud-maksud khusus dalam mana masing-masing orang
mempunyai suatu peranan yang telah ditetapkan.
3. Istilah organisasi yang dipergunakan dalam pengertian sebagai proses
pembagian kerja. Menurut Louis Allen, kami dapat merumuskan
organisasi sebagai proses menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan
yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk
memungkinkan orang-orang bekerjasama secara paling efektif dan
mencapai tujuan-tujuan.
b. Hakiki Organisasi
Menurut Prof.Dr. S.P Siagian, sebagai alat administrasi dan manajemen dalam
pencapaian tujuan, maka organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan.
Pertama organisasi dapat dipandang sebagai “wadah” dimana kegiatan-
kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan. Kedua, organisasi dapat
dipandang sebagai “proses” dimana dianalisis interaksi antara orang-orang
yang menjadi anggota organisasi.
1. Organisasi sebagai Wadah
Sebagai wadah organisasi dapat tempat dimana kegiatan-kegiatan
administrasi dan manajemen dijalankan, sebagai wadah organisasi itu
bersifat “relatif statis”, memang setiap organisasi itu perlu memiliki suatu
pola dasar struktur organisasi yang relatif permanen, tapi meskipun
demikian perkembangan, semakin kompleksnya tugas-tugas yang harus
dilaksanakan, berubah tujuan, berganti pimpinan, beralihnya kegiatan,
semuanya dapat merupakan faktor yang menuntut adanya perubahan
dalam struktur organisasi.
2. Organisasi sebagai Proses
Organisasi sebagai proses menyoroti interaksi antara orang-orang di dalam
organisasi itu, katanya organisasi sebagai proses jauh lebih dinamis
sifatnya disbanding dengan organisasi sebagai wadah. Organisasi sebagai
proses membawa kita kepada pembahasan dua macam hubungan di dalam
organisasi, yaitu “hubungan formal” yang menimbulkan format
organization dan “hubungan informal” yang menimbulkan “informal
organization”.
c. Teori Organisasi
Teori organisasi dalam ilmu administrasi dapat dibagi menjadi 5
(lima ) golongan yaitu:
 Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik ini disebut pula Teori Struktural, atau the Structure
Theory of Organization, dimana pandangannya ditekankan pada struktur
organisasi yang merupakan hasil daripada pembagian kerja.
 Teori Hubungan antara Manusia
Teori organisasi ini, the Human Relations Theori, muncul terutama
sesudah
adanya research yang dilakukan dalam rangka apa yang disebut “The
Hawthorm studies”.
 Teori Proses

Teori organisasi ini, the Proses Theory of Organization, mengatakan bahwa


suatu organisasi itu merupakan proses kerja sama antara sekelompok orang-

orang secara nyata dan oleh sebab itu maka terdapat apa yang disebut
“dynamika organisasi” (organisasi dinamik) artinya suatu gerak ubah
daripada setiap organisasi.
 Teori Perilaku
Teori perilaku atau the Behavior Theory of Organization berpendapat
bahwa ada tidaknya, baik buruknya suatu organisasi itu tergantung dari
sikap kelakuan (behavior) para anggotanya.
 Teori Sistem
Teori organisasi ini,the Sistem Theory of organization, mengatakan bahwa
kita memandang terhadap organisasi tersebut sebagai suatu jaringan
(network) dari berbagai macam sistem yang berkaitan satu sama lain, serta
kerja dan bergerak berdasarkan tata- kaitan, sistem-sistem tertentu.
7. Tipe-Tipe Organisasi
Menurut Prof. Dr. S.P Siagian terdapat 4 (empat) bentuk organisasi, yaitu :
1. Organisasi lini
2. Organisasi lini dan staff
3. Organisasi fungsional
4. Organisasi tipe panitia
a. Azas-azas Organisasi
Menurut Prof. Dr. S.P Siagian, asas-asas pokok yang harus diterapakan dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
 Terdapat tujuan yang jelas
 Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam
organisasi
 Tujuan oerganisasi harus diterima oleh setiap orang dalam oerganisasi
 Adanya kesatuan arah
 Adanya kestuan perintah
 Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
 Adanya pembagian tugas
 Struktur organisasi harus disusun sederhana mungkin
 Pola dasar organisasi harus relatif permanen
 Adanya jaminan jabatan
 Adanya balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal
dengan jasa yang diberikan
 Penempatan orang yang sesuai dengan keahliannya.
8. Ketataleksanaan Administrasi negara Indonesia
a. Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu proses
penentuan tujuan, penentuan kegiatan dan penentuan apparat pelaksana
kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian dalam perencanaan perlu diketahui 5 (lima) hal pokok
yaitu:
 Permasalahan yang merupakan perkaitan tujuan dengan sumber-
sumber dayanya.
 Adalah tujuan serta sasaran rencana yang ingin dicapai
 Adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan
memperhatikan sumber-sumber dayanya dan alternatif atau kombinasi-
kombinasi alternatif yang dipandang terbaik.
 Penterjemahan perencanaan ke dalam program-program kegiatan yang
lebih kongkrit.
 Penentuan jangka waktu pencapaian tujuan/sasaran
b. Ciri-ciri perencanaan yang baik
Suatu perencanaan yang dikatakan baik, apabila memenuhi ciri-ciri sebagai
berikut:
 Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan “ What, Which, Why, When,
Where, Who dan How.
 Pragmatis , yaitu disertai dengan perhitungan-perhitungan kongkrit
berdasarkan asumsi-asumsi logis.
 Operasional, ialah dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada.
 Ambisius tapi realistis.
 Berkelangsungan, ialah jika sesuatu dimulai maka terus dilaksanakan
sampai selesai.
 Fleksibel, ialah sewaktu-waktu dapat diadakan penyelesaian asalkan
sedapat-dapatnya tidak mengurangi sasaran.
 Komprehensif.
 Ada skala prioritas.
c. Hubungan perencanaan dengan peramalan
Perencanaan merupakan penentuan tentang apa yang akan dicapai dan
dilakukan dimasa yang akan datang, masa yang akan datang selalu diliputi
ketidak-pastian. Oleh karena itu kedepan proses perencanaan perlu peramal
atau perkiraan keadaan (forecasting), yaitu memperkirakan akan timbul pada
masa yang akan datang. Hal ini perlu karena berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi dimasa yang akan datang dapat diantisipasi, sehingga dapat
mencegah atau meminimalisasi kekeliruan-keliruan.
Peramalan sebagai implikasi dari perencanaan pada hakekatnya merupakan
suatu “Latihan logika” yang didasarkan pada akal pikiran sehat. Hasil
peramalan dari para ahli merupakan determinan rencana dan Teknik
peramalan tidak lain adalah Teknik menginterpretasikan informasi yang
tersedia.
d. Langkah-langkah perencanaan yang baik
Menurut para ahli langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam
perencanaan yang baik adalah :
a) Perencanaan yang efektif dimulai dengan perincian tujuan secara lengkap dan
jelas.
b) Setelah tujuan ditetapkan, maka langkah selanjutnya ialah perumusan
kebijaksanaan.
c) Langkah ke tiga ialah Analisa dan penetapan cara dan sarana untuk
pencapaian tujuan dalam kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
d) Penunjukan orang-orang yang akan menerima tanggung jawab pelaksanaan
serta pimpinan, termasuk juga orang-orang yang akan mengadakan
pengawasan.
e) Akhir langkah dalam pelaksanaan meliputi pula ponentuan sistem
pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembandingan apa yang
harus dicapai denga napa yang telah tercapai berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
9. Penjadwalan Waktu dan Perencanaan dan Pengangguran
Penjadwalan waktu (scheduling) didefinisikan sebagai penetapan waktu- waktu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang di programkan.
Penjadwalan waktu dapat digunakan sebagai pengkoordinasian dan
pensinkronasian semua tindakan yang dirumuskan dalam program. Penetapan
tujuan dengan sendirinya mengandung penetapan waktu-waktu untuk
melaksanakan rangkaian langkah-langkah yang perlu diambil. Tiap kegiatan
usaha dalam program memerlukan penetapan waktu bahkan pembatasan waktu
tertentu untuk melaksanakannya.
a. Perencanaan dan Program
Istilah Program dan penyusunan program sering digunakan dalam bahasa
perencanaan, yang dimaksud dengan program adalah perencana
komprehensifyang menurut penggunaan sumber-sumber dalam pola yang
terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Program mengariskan apa, oleh siapa, bilamana,
dan dimana tindakan akan dilakukan. Dengan demikian penyusunan program
ialah aktivitas penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan.
b. Jenis-jenis peremcanaan
a) Perencanaan jangka panjang ataunperencanaan strategis
Menurut Steiner dan Miner beberapa ciri perencanaan jangka panjang
1. Bersangkutan dengan masa depan dari keputusan-keputusan sekarang
2. Suatu proses yang dimulai dengan pengembangan sasaran-sasaran usaha
3. Pemimpin mengemukakan iklim yang sebaik-baiknya dalam organisasi
4. Struktur dan rencana-rencana secara terpadu
b) Perencanaan jangka menengah
Bintoro mengemukakan sebab-sebab perencanaan jangka menengah
banyak digunakan dalam pembangunan, karena :
1. Cukup waktu untuk memperhitungkan tingkat pematangan- pematangan
pelaksanaan pembangunan berbagai program dan proyek.
2. Cukup waktu memperkirakan pemupukan sumber-sumber serta usaha
meningkatkan sumber-sumber pembiayaan.
3. Seringkali dapat disesuaikan dengan periode pemerintahan atau lembaga
perwakilan.
4. Seringkali pula waktu jangka menengah rencana pembanguanan
disesuaikan dengan perjanjian internasional.
c) Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek biasanya juga disebut perencanaan
operasional, dan ada diantaranya yang menyebut perencanaan tahunan.
Perencanaan jangka pendek umumnya meliputi jangka waktu sampai
dengan 2 tahun.
c. Perencanaan Kebjaksanaan dan Perencanaan program
Perencanaan kebijaksanaan bersangkutan dengan pengembangan garis-garis
besar atau tujuan-tujuan umum tentang tindakan-tindakan yang harus
dilakukan oleh pemerintah dalam kepentingan masyarakat atau dalam
menciptakan apa yang baik bagi masyarakat.
Perencanaan program merupakan tugas yang esensial dari setiap pimpinan
dalam aparatur negara/pemerintahan, yaitu penyiapan tentang tujuan khusus
atau tertentu dalam rangka pelayanan tujuan umum yang termuat dalam
perencanaan kebijaksanaan tersebut. Perencanaan program selanjutnya
bersangkutan dengan tindakan-tindakan kongkrit dan terperinci guna
pencapaian tujuan-tujuan tertentu itu, sehingga perencanaan program
merupakan tugas yang tak ada hentinya bagi pimpinan dan aparatur
pemerintah.
d. Penganggaran
Dalam menyerasikan perencanaan dengan penganggaran yang terpenting
adalah menyerasikan hubungan Kerjasama antar unit perencanaan dan unit
penganggaran dan penyusunan anggaran dengan institusionalisasi apa saja
yang
memerlukan persetujuan bersama antara kedua unit organisasi tersebut.
Kesesuaian siklus kegiatan penyusunan anggaran perlu pula di usahakan.
Suatu anggaran belanja mempunya integritas, apabila disusun sepraktis dan
serealistis mungkin dan kemudian ditaati dalam realisasinya secara ketat.
Penataan tersebut dinamakan disiplin anggaran, hal ini tidak harus berarti
bahwa anggaran belanja bersifat kaku., karena kemungkinan revisi misalnya
dengan pergeseran mata anggaran, tetap dimungkinkan sepanjang itu
merupakan satu-satunya alternatif untuk kelancaran pelaksanaan.
10. Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
Prof. Dr.S.P.Siagian mengatakan bahwa: “koordinasi merupakan proses
kegiatan yang mempersatu-padukan berbagai kegiatan yang saling berbeda-
beda akan tetapi mempunyai tujuan yang saling berhubungan”. Sasaran utama
koordinasi adalah untuk menciptakan unity of action yang pada gilirannya
akan menjamin keterpaduan pelaksanaan dan sekaligus meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja semua komponen yang terlibat.
b. Arti Pentingnya Koordinasi
Arti pentingnya koordinasi atau beberapa hal yang mengharuskan adanya
koordinasi yang efisien, telah dikemukakan oleh Drs. Salamoen Soehardjo
dan Dr. Soeparto Muchtar dalam bukunya “Manajemen Dalam
Pemerintahan”,yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara, antara
lain dikemukakan sebagai berikut:
1. Walaupun pengelompokan dan pembagian tugas telah diadakan
2. Dalam hubungan itu, keberhasilan organisasi secara keseluruhan menjadi
suatu hal yang diutamakan, bukan keberhasilan masing-masing satuan
kerja.
3. Keberhasilan dari satu satuan kerja tidak jarang tergantung dari hasil
kegiatan satu atau beberapa satuan kerja yang lain.
4. Adanya ketergantungan sering mengalami hambatan bagi keberhasilannya
pelaksanaan.
5. Sering timbul sikap yang memandang bahwa tugas atau spesialisasinya
sendiri yang paling penting, sedangkan tugas atau spesialisasi yang lain
tidak.
6. Sering pula timbul sikap masa bodoh terhadap tugas tanggung jawab pihak
lain, asal tugasnya sensiri dapat berhasil.
7. Organisasi yang umumnya mempunyai tujuan ganda dengan berbagai
aktivitas yang harus dilaksanakan, senantiasa dihadapkan kepada
keterbatasan sumber-sumber.
c. Tujuan Koordinasi
Siagian menyatakan tujuan dari koordinasi adalah :
1. Sebagai pencegah konflik dan kontradiksi
2. Sebagai pencegah persaingan yang tidak sehat
3. Sebagai pencegah pemborosan
4. Sebagai pencegah kekosongan ruang dan waktu
5. Sebagai pencegah adanya perbedaan pendekatan dan pelaksanaan
d. Jenis-jenis Koordinasi
Dalam aparatur pemerintah terdapat 3 (tiga) macam koordinasi yang perlu
diperhatikan:
1. Koordinasi Hierakhis atau Vertikal, yaitu koordinasi atasan yang secara
operasional membawahinya.
2. Fungsional Diagonal, yaitu koordinasi oleh instansi yang lebih tinggi,
yang secara operasional bukan atasannya, tetapi secara fungsional
mengkoordinasinya.
3. Koordinasi Fungsional Horizontal, yaitu koordinasi oleh instansi yang
secara fungsional bertanggung jawab atas suatu masalah atau program
terhadap instansi-instansi yang lain yang turut terlibat dalam penaganan
masalah atau program tersebut.
11. Pelaksanaan Koordinasi dalam Pelaksanaan Administrasi Negara
Pemegang koordinasi tertinggi dalam penyelenggaraan administrasi
Negara Indonesia Adalah Presiden sebagai kepala pemerintahan, Forum
koordinasi tertinggi adalah siding kabinet. Pada tingkat yang lebih bersifat
operasional Menteri-Menteri Negara selaku pembantu Presiden dan Pimpinan
Lembaga pemerintahan non Departemen mendapat pelimpahan wewenang untuk
menyelenggarakan fungsi koordinasi di bidang yang secara fungsional menjadi
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Koordinasi diselenggarakan dalam sistem Administrasi Negara di semua
tingkat baik ditingkat pusat maupun di daerah, penyelenggara administrasi di
daerah berdasarkan asas desentralisasi, asa dekonsentrasi dan asan pembantuan
mendudukkan Gubernur/ Kepala daerah dalam dua fungsi, yaitu sebagai alat
pemerintah daerah tingkat I maupun sebagai alat pemerintah pusat di daerah.
Gubernur/Kepala Daerah dalam mendudukkannya selaku kepala wilayah adalah
wakil pemerintah pusat dan merupakan administrator pemerintah yang
mempunyai wewenang koordinasi sebagai salah satu bidang kegiatan dalam ruang
lingkup tugas pemerintah umum yang menjadi wewenang pemerintah pusat.
Dengan demikian gubernur Kepala Daerah adalah juga adalah juga koordinator
tunggal di wilayah kerjanya.
a. Beberapa Hal yang perlu di Perhatikan dalam Pengkoordinasian Aparatur
Negara
1. Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerjasama yang secara
fungsional berwenang dan bertanggung jawab atas sesuatu masalah.
2. Perlu dirumuskan secara jelas wewenang, tanggung jawab dan tugas-tugas
satuan kerja.
3. Perlu dirumuskan program kerja organisasi yang jelas, memperhatikan
keserasian kegiatan diantara satuan-satuan kerja.
4. Perlu dikembangkan kesatuan bahasa dan kerjasama, antara lain melalui
rapat-rapat berkala, briefing, tim-tim ad hoc dan sebagainya.
5. Koordinasi harus sudah dimulai pada saat penyusunan program kerja dan
anggarannya.
b. Dampak Kurangnya Koordinasi
Kurangnya koordinasi dalam organisasi bisa berdampak sebagai berikut :
1. Petugas atau pejabat setiap satuan organisasi berselisih pada suatu
wewenang atau bidang kerja masing-masing.
2. Terdapat saling pelemparan tanggung jawab, sebab masing-masing merasa
bahwa suatu wewenang atau bidang kerja tidak masung dalam
lingkupannya.
3. Terdapat keputusan yang ternyata dibuat dengan kurang sempurna karna
tidak adanya keterangan lengkap disatuan organisasi yang berkaitan (dari
tingkat bahawannya)
4. Akhirnya, gejala yang dapat dilihat juga yakni timbul banyak badan
khusus atau satuan organisasi
5. Non struktural, seperti panitia, komisi, tim, satgas, dan sebagainya yang
masing-masing berdiri sendiri untuk menyelesaikan suatu tugas yang pada
nyatanya sudah bisa dicakup atau dimasukkan kedalam susunan organisasi
yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai