Anda di halaman 1dari 5

NAMA : IQBAL RIZQIKHA AFFTHORTHU

NIM : E1B020036
KELAS : INTERNASIONAL

UJIAN TENGAH SEMESTER


HUKUM KELEMBAGANEGARAAN

1. Konsep Negara menurut Montesquie dan John locke adalah Negara dikenal dengan sistem
pemisahan kekuasaan atau Trias politica

Konsep pemisahan kekuasaan yang dikemukakan oleh dua pemikir besar tersebut kemudian
dikenal dengan teori Trias Politica. Menurut John Locke kekuasaan itu dibagi dalam tiga
kekuasaan, yaitu :

1) Kekuasaan legislatif, bertugas untuk membuat peraturan dan undang-undang.


2) Kekuasaan eksekutif, bertugas untuk melaksanakan undang-undang yang ada di dalamnya
termasuk kekuasaan untuk mengadili.
3) Kekuasaan federatif, tugasnya meliputi segala tindakan untuk menjaga keamanan negara
dalam hubungan dengan negara lain seperti membuat aliansi dan sebagainya (dewasa ini
disebut hubungan luar negeri).

Sementara itu Montesquieu dalam masalah pemisahan kekuasaan membedakannya dalam tiga
bagian pula meskipun ada perbedaan dengan konsep yang disampaikan John Locke, yaitu :

1) Kekuasaan legislatif, bertugas untuk membuat undang-undang.


2) Kekuasaan eksekutif, bertugas untuk menyelenggarakan undang-undang (tetapi oleh
Montesquieu diutamakan tindakan di bidang politik luar negeri).
3) Kekuasaan yudikatif, bertugas untuk mengadili atas pelanggaran undang undang.

Dari dua pendapat ini ada perbedaan pemikiran antara John Locke dengan Montesquieu. John
Locke memasukkan kekuasaan yudikatif ke dalam kekuasaan eksekutif, sementara
Montesquieu memandang kekuasaan pengadilan (yudikatif) itu sebagai kekuasaan yang
berdiri sendiri.Menurut Montesquieu dalam setiap pemerintahan tiga jenis kekuasaan itu
mesti terpisah satu sama lainnya, baik mengenai tugas (functie) maupun mengenai alat
perlengkapan (organ) yang melakukannya. Menurut ajaran ini tidak dibenarkan adanya
campur tangan atau pengaruh-mempengaruhi, antara yang satu dengan yang lainnya.

Oleh karena itu ajaran Montesquieu disebut pemisahan kekuasaan artinya ketiga kekuasaan
itu masing-masing harus terpisah baik lembaganya maupun orang yang menanganinya.

Kendala dalam menerapkan konsep ini adalah bahwa trias politica jika diterapkan di negara-
negara yang memeliki tradisi demokrasi yang belum maju, maka konsensus politik sulit
dicapai karena masing-masing merasa 'paling berkuasa'
2. A.SUSUNAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Berdasarkan Pasal 221 UU No.27 Tahun 2009 tentang DPD terdiri atas wakil-wakil Daerah
Provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan
sebanyak empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota dari
DPR RI . Anggota DPD memiliki masa jabatan 5 tahun dan tidak boleh merangkap jabatan
lain sebagai pejabat negara lain

Alat kelengkapan DPD terdiri atas:


a. Pimpinan
b. Panitia Musyawarah
c. Panitia Kerja
d. Panitia Perancang Undang-undang
e. Panitia urusan rumah tangga
f. Badan Kehormatan
g. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna

TUGAS DPD

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2014 Tugas DPD bisa duraikan
sebagai berikut :

1. Mengajukan RUU kepada DPR terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan
sumber daya ekonomi lain, dan yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
2. Ikut membahas RUU yang berkaitan dengan hal no.1.
3. DPD bertugas dan berwewenang menyusun sekaligus menyampaikan daftar inventaris
masalah RUU yang berasal dari DPR atau Presiden yang berkaitan dengan hal no.1.
4. DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
5. DPD melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU terkait otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan SDA dan
sumber daya ekonomi lain, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
6. DPD menyampaikan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada no.5 kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
7. DPD menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) sebagai bahan pertimbangan kepada DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.

8. DPD dapat memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK.
9. DPD menyusun program legislasi nasional terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
B. SUSUNAN SENAT AMERIKA SERIKAT

Susunan dan kekuasaan Senat diatur oleh Pasal Satu Konsitusi Amerika Serikat.[1] Senat
terdiri dari para senator, yang masing-masingnya mewakili negara bagian secara keseluruhan.
Tiap-tiap negara bagian, tanpa memedulikan jumlah penduduknya, sama-sama diwakili oleh
dua orang senator yang menjabat selama enam tahun, yang dibagi ke dalam tiga kelas sebagai
hasil dari pemilihan umum Senat dua tahunan. Sekarang ini Amerika Serikat memiliki 50
negara bagian, sehingga Senat memiliki 100 orang senator. Sejak tahun 1789 sampai 1913,
para senator ditunjuk oleh dewan legislatif negara bagian yang diwakilinya; kini mereka
dipilih berdasarkan suara rakyat, setelah diberlakukannya Amandemen ke-17 Konstitusi
Amerika Serikat pada tahun 1913.

TUGAS SENAT AMERIKA SERIKAT :

Tugas dan kewenangan Senate menurut Konstitusi Amerika serikat, antara lain:
a. Memeriksa dan membahas rancangan undang-undang yang di buat oleh House of
Representative.
b. Memutuskan bersalah atau tidaknya pejabat publik yang di-impech oleh House of
Representative.
c. Memutuskan atau Menolak kabinet yang diusulkan oleh Presiden.
d. Memutuskan Pemilihan Mahkamah Agung dan Pejabat Federal lainnya.
e. Menerima atau Menolak suatu perjanjian Internasional
f. Memutus dan mengadili Impechment yang diajukan oleh House of Representative.
g. Menerima atau menolak hasil rancangan pajak dan anggoran yang dibuat House of
Representative bersama Pemerintah untuk diajukan pada sidang Congress

3. A. HUBUNGAN KERJA PRESIDEN DENGAN DPR

Hubungan kerja antara presiden dan DPR menurut UUD 1945 pasal 11 di atas adalah sebagai
berikut:

1. Presiden menyatakan perang harus dengan dengan persetujuan DPR.

2. Presiden membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain harus dengan dengan
persetujuan DPR.

3. Presiden membuat perjanjian internasional yang menimbulkan akibat yang luas dan
mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR.
B. HUBUNGAN KERJA DPR DAN DPD

hubungankerja antara DPR dan DPD tertera dalam UUD 1945 pasal 22D ayat 1 yaitu

1. Dalam rangka otonomi daerah antara pemerintah pusat dan daerah itu digabungkan untuk
mengelola sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.Yang kesemuanya itu untuk perkembangan daerah.
Setelah DPD mengajukan RUU ke DPR kemudian DPD dapat ikut membahas RUU yang
berkaitan yang berkaitan dengan otonomi daerah.
2. Sesuai dengan kewenangannya DPD menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan
undang-undang tertentu kepada DPR.·
3.DPD memberikan pertimbangan terhadap pemilihan Anggota BPK yang dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat.·
4.DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama.·
5.DPD dapat mengajukan usul dan ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan
yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.·
6.DPR menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan
bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.

C. HUBUNGAN KERJA PRESIDEN DAN MPR

1. MPR melakukan pemakzulan tehadap Presiden dalam masa jabatannya; kedua, pemilihan
Presiden karena kekosongan Presiden dalam masa jabatan; dan ketiga, pengucapan sumpah
Presiden terpilih dalam pemilu

2. Memilih Presiden manakala Presiden yang tengah menjabat mangkat, berhenti,


diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.
Kewenangan itu hanya dapat dilakukan MPR dengan persyaratan bahwa kondisi tersebut
tidak hanya menimpa Presiden tetapi juga Wakil Presiden secara bersamaan

3. MPR melantik Presiden terpilih hasil pemilu presiden. Kewenangan ini mempunyai aspek
seremonial, namun tetap memuat hal substantif mengingat dengan pengucapan sumpah
Presiden di hadapan sidang MPR, maka sejak itu Presiden menjadi sah sebagai Presiden dan
menjadi awal dimulainya pelaksanaan tugas sebagai Presiden.

4. Mekanisme Pengadilan ketika Presiden melanggar Konstitusi

a. Pengusulan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden yangdiajukan oleh DPR


kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah
Konstitusi (“MK”) untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa
Pelanggaran konstitusi
b. Setelah itu dilakukan pemeriksaan untuk mengadili, dan memutuskanyang dilakukan
oleh MK dengan seadil-adilnya terhadap pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
konstitusi oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden tersebut paling lama 90 hari setelah
permintaan DPR itu diterima oleh MK.

c. Jika MK memberi putusan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran konstitusi tersebut, DPR akan menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR.

d. MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut paling lama
30 hari sejak MPR menerima usul tersebut.

e. Keputusan MPR atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus
diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari
jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang
hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan dalam rapat paripurna MPR.

5. Lembaga Non Struktural atau State auxiliary institution adalah Lembaga-lembaga tersebut
berfungsi sebagai penunjang, pendukung, atau pelengkap (supporting organ) bagi lembaga-
lembaga negara utama yang sebagai principal atau main organ.

LNS terbentuk adalah karena tuntutan agar negara mengambil peran lebih besar, pandangan
lainnya menilai bahwa kemunculan LNS ini merupakan indikasi dari tingginya kecurigaan
publik (public distrust) terhadap pemerintah. Jadi efektivitas LNS adalah sebagai lemaga
support dalam lembaga di indonsia yang dinilai belum mendapat kepercayaan penuh dari
masyarakat agar bisa berjalan lebih optimal dan bisa menjalankan fungsi nya dibidang
masing masing

Anda mungkin juga menyukai