Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakasanaan negara merupakan upaya pemerintah dalam mencapai tujuan Negara yaitu mensejahterakan masyarakatnya.

melalui pilihan alternative yang terbaik dalam perumusan kebijaksanaan Seperti yang dikutip dari pernyataan Nicholas Henry pada bagian yang penting di abad-20 ini birokrasi pemerintahan telah menjadi ajang perumusan kebijaksanaan Negara dan penentu utama kemana negeri akan menuju. Dalam perumusanya Kebijaksanaan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip yang memuat nilai dan norma yang sesuai dengan masyarakat Indonesia. Pancasilalah yang merupakan dasar ideologi bangsa Indonesia maka kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah tentu tidak lepas dari asas panacasila. Maka dalam resume buku ini akan dijelaskan secara singkat tentang prinsip perumusan kebijakasanaan Negara. II. Rumusan Masalah Dalam buku ini terdapat rumusan masalah terhadap kebijaksanaan yaitu: 1. Hubungan administrasi Negara dengan kebijaksanaan Negara ? 2. Bagaimana proses terciptanya kebijaksanaan dari pembuatan kebijaksanaan ke perumusan kebijaksanaan? 3. Berapa macam model perumusan kebijaksanaan Negara ? 4. Bagaimana system nilai dan kebijaksanaan negara ? III. Profil Buku Judul Buku : prinsip prinsip perumusan kebijaksanaan Negara karangan : Dr.M.Irfan islamy, M.P.A Penerbit : PT.Bumi Aksara Cetakan : ke 15 tahun 2009 Halaman : terdiri dari 131 hal. I.

MATERI BUKU BAB I ADMINISTRASI NEGARA DAN KEBIJAKSANAAN NEGARA Administrasi Negara mempunyai peranan penting dalam perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan Negara dan oleh karenanya merupakan bagian proses politik. 1adapun yang terkait dengan A.N maka perlu dibahas tentang hal hal yang berkaitan dengan kebijakasnaan Negara yaitu : 1. Paradigama administrasi Negara Sarjana administrasi Negara yang terkenal Robert T.Golembiwski, menyatakan bahwa paradigma administrasi Negara dapat dipelajari melalui locus atau Focus-nya. Locus menunjukna tempat dimana administrasi Negara itu menggantungkan dirinya atau dari mana ia berasal; sedangkan focus membahas tentang pokok bahasan (content Analisys) dari administrasi Negara tesebut. Berdasarkan pernyataan tersebut terbagi 5 paradigma menurut nicholas henry dalam bukunya public Administration and Public Affair yaitu : Paradigma 1 diktomi politk dan administrasi Paradigma 2 prinsip prinsip admnistrasi Paradigma 3 administrasi sebagai ilmu politik Paradigma 4 administrasi Negara sebagai ilmu admisitrasi Paradigma 5 administrasi Negara sebagai administrasi Negara 2. administrasi Negara sebagai proses politik Dinamika administrasi Negara telah mampu menjadikan dirinya dewasa dalam hal memilih dan mengalokasikan nilia-nilai masyaraktnya. Jelasnya peranan administrasi Negara dalam proses politik semakin dominan, yaitu terlibat dalam proses perumusan kebijaksanaan Negara dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Atau dengan kata lain administrator Negara tidak hanya memainkan peran instrumental saja melainkan juga aktif dalam peran poltik. Setiap kebijaksanaan Negara maka secra ipso facto berarti juga terlibat dalam proses poltik. 3. Kebijaksanaan Negara dan kepentingan public Administrator public sebagai birokrat (bureaucrats) mempunyai karakteristik sebagai pelaksana kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh superior poltiknya (pembuat kebijaksanan). Dengan demikian ia
1

Felix A. Nigro dan Liyod g.Nigro, Modern Piblic Administration,New York: Harper.Row,Publisher,5 ed.,1980 hal.14

th

tidak mempunyai peran politik tetapi semata-mata instrumental yang mempunyai tanggung jawab administrative, ia hanya pelaksana kepentinga public dan bukan berperan dalam merumuskan kepentinagan public tersebut. Administrator public sebagai pemain poltik dalam artian bahwa ia berusaha untuk memuaskan kepentingan public atas dasar nilai nilai kemanusiaan dan selalu mempertahankan kepentingan orang tidak punya. Dengan demikian ia terlibat dalam proses perumusan kebijaksanaan Negara. Kalau kepentimgan public adalah sentral maka menjadikan administrator public sebagi professional yang proaktif adalah mutlak, yaitu administrator public yang selalu berusaha meningkatkan responbilitas objektif dan subyektifnya serta meningkatkan aktulaisasi dirinya. 4. Pengertian kebijaksanaan Negara Kebijaksanaan (policy) diberi arti yang bermacam macam. Harold dan Abraham Kaplan memberi arti kebijaksanaan sebagai suatu program pencapain tujuan, nilai nilai dan praktek yang terarah. Maka kebijaksanaan Negara adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Pengertian kebijaksanaan Negara tersebut mempunyai implikasi sebagai berikut : Bahwa kebijaksanaan Negara itu dalam bentuk perdanaya berupa penetapan tindakan tindakan pemerintah. Bahwa kebijaksanaan Negara itu tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dalam bentuknya yang nyata. Bahwa kebijaksanaan Negara Baik untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu itu mempunyai dan dilandasi dengan maksud tujuan tertentu Bahwa kebijaksanaan Negara itu harus senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat.

BAB II DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN KEBIJAKSANAAN 1. Perbedaan dan persamaan Pembuatan Keputusan Ke Perumusan Kebijaksanaan Wiliam R.Dill memberikan definisi bahwa keputusan adalah sebuah pilihan terhadap pelbagai macam alternative. Dill juga menyatakan pembuatan keputusan administrative biasanya sulit diartikan sebagai suatu pilihan tunggal diantara alternative alternative. Kebanyakan keputusan seperti itu sebenarnya terdiri dari serangkaian pilihan dan ikatan yang telah ditetapkan secara berurutan. Sehingga pernyataan dill tersebut mempunyai pengertian yang dengan pembuatan kebijaksaaan.sedang Menurut nigro yang tidak berada di pihak yang membedakan antara Pembuatan Keputusan Ke Perumusan Kebijaksanaan dengan mengatakan tidak ada perbedaan yang mutlak dapat dibuat antara Pembuatan Keputusan Ke Perumusan Kebijaksanaan, karena setiap penentuan kebijaksanaan adalah merupakan suatu keputusan, tetapi kebijaksanaan membentuk rangkaian tindakan yang mengarahkan ke banyak macam keputusan yang dibuat dalam rangka melaksanakan tujuan yang telah dipilih. 2. Factor factor yang mempengaruhi pembuatan keputusan/kebijaksanaan Beberapa factor yang mempengaruhi pembuatan keputusan/kebijaksanaan yaitu ; a. Adanya pengaruh tekanan tekanan dari luar b. Adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatisme) c. Adanya pengaruh sifat sifat pribadi d. Adanya pengaruh dari kelompok luar e. Adanya pengaruh keadaan masa lalu Kesalahan kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses pembuatan keputusan, Nigro & Nigro menyebutkan adanya 7 macam kesalahan umum yaitu : 1) Cara berpikir yang sempit (cognitive nearsightedness) 2) Adanya asumsi bahwa masa yang akan datang mengulangi masa lalu. (assumption that future will repeat past) 3) Terlampau menyederhanakan sesuatu (over simplication) 4) Terlampau menggantungkan pada pengalaman satu orang ( overreliance on ones own experience) 5) Keputusan keputusan yang dilandasi oleh pra konsepsi pembuat keputusan ( preconceived nation) 6) Tidak adanya keinginan untuk melakukan percobaan (unwillingness to experiment) 7) Keengganan untuk membuat keputusan ( relucteance to decide). 3. Cara cara untuk meningkatkan perumusan kebijaksanaan Menurut pengamatan yehezkel Dror praktek praktek pembuatan kebijaksanaan Negara sekarang ini masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan bmnyak factor antara lain pembuat kebijaksanaan kurang mempunyai kepemimipinan politis yang baik, kurang bersifat inovatif dsb. Menurut Dror untuk meningkatkan proses

pembuatan kebijaksanaan diperlukan adanya revolusi ilmiah dalam bentuk ilmu kebijaksanaan- kebijaksanaan yang baru dnegan pardigma yang baru pula maka ilmu ilmu kebijasanaan seharusnya: a) Berhubungan terutama dengan system pembinaan masyarakat,, khususnya system perumusan kebijkasanaan Negara. b) Memusatkan perhatiannya pada system pembuatan kebijkasanaan Negara pada jenjang makro (subnasional, nasional dan transnasional) c) Bersifat interdisipliner, dengan memfusikan ilmu-ilmu perilaku manajemen serta menyerap elemen yang relevan dari disiplin ilmu pengetahuan lainya. d) Menggabungkan penelitian murni dan terapan e) Memanfaatkan pengetahuan dan penglaman para pembuat kebijaksanaan dan melibatkan mereka sebagai partner dalam membangun ilmu kebijaksanaan f) Mencoba untuk menyumbangkan pada pilihan nilai denagn meneliti implikasi implikasi nilai tersebut dan isi nilai nilai yang ada pada kebijaksanaan alternative g) Mendorong adanya kretivitas yang terorganisir seperti dalam menemukan alternative yang baru h) Terlibat secara intensif dengan proses perubahan dan dengan kondisi perubahan social BAB III BEBERAPA MACAM MODEL PERUMUSAN KEBIJAKSANAAN NEGARA 1. Kegunaan Model Perumusan kebijaksanaan Negara akan lebih mudah dipelajari apabila menggunakan suatu pendekatan atau model tertentu. Para ahli politik telah mengembangkan pelbagai macam pendekatan yang dpat membantu kita untuk memahami kehidupan poltik, pemerintahan, proses kebijaksanaan dan sebagainya. 2. Beberapa macam model Yehezkel dror mengemukakan adanaya 7 macam model pembukaan keputusan, yaitu: a. Pure Rationality Model Model ini memusatkan perhatiannya pada pengembangkan suatu pola pembuatan keputusan yang ideal secara universal, dimana keputusan tersebut harus dibuat setepat-tepatnya. b. Economical rational model Model ini sama dengan yang pertama tetapi lebih ditekankan pada pembuatan keputusan yang paling ekonomis dan paling efesien c. Sequential-decesion model Meodel ini memusatkan perhatianya pada pembuatan eksperimen dalam rangka menentukan pelbagai macam alternative sehingga dapat dibuat suatu kebijaksanaan yang paling efektif. d. Incremental model Model ini mengarahkan agra kebijaksanaan yang lama dipakai sebagai dasar untuk membuat kebijaksanaan yang baru. e. Statisfiying model Model ini didasarkan atas teori statisficing dari Herbert A.simon, pendekatannya dipusatkan pada proses pemilihan alternative kebijaksanaan pertama yang paling memuaskan dengan tanpa bersusah payah menilai alternative yang lain f. Extra rational Model Model ini didasarkan atas proses pembuatan keputusan yang sangat rasional untuk menciptakan metode pembuatan kebijaksanaan yang paling optimal g. Optimal model Model yang intergratif yang memusatkan perhatinya pada pengidentifiakasian nilai-nilai, kegunaan prkatis daripada kebijaksanaan dari masalah-maslahnya. . Penganalisaan kebijaksanaan Negara dari sudut proses lebih bersifat deskritifyaitu mencoba untuk menggambarkan bagaimana kebijaksanaan Negara dibuat. Termasuk kedalam pengelompokan penganalisaan dari sudut proses ini adalah: model model institusional, elit-massa, kelompok dari system. Sedangkan penganalisiaan kebijaksanaan Negara dari sudut hasil dan akibat bersiafat Preskretif yaitu menunjukan caracara untuk meningkatkan mutu kualitas isi, hasil dan akibat dari kebijaksanaan Negara atau dengan singkat bagimana caranya meningkatkan kualitas proses pembuatan kebijksanaan Negara.yang termasuk dalam penganalisaan dari sudut hasil dan akibat adalah ; model rational comprehensive dan incremental serta mixed scaning. Berikut ini akan diuraikan masing masing model tersebut dengan mengikuti pengelompokan diatas:. Model institusional Model ini merupakan model yang tradisional dalam pembuatan kebijaksanaan Negara focus model ini terletak pada struktur organisasi pemrintahan. Hal ini karena kegiatan politik berpusat pada lembagalembaga pemerintahan.

Menurut Thomas R.dye, lembaga-lembaga pemertintahan itu memebrikan kebijaksanaan Negara tiga cirri utama, yaitu : (1). Lembaga pemerintahan itu memberikan pengesahan (legitimasi) terhadap kebijaksanaan Negara. (2). Kebijakasanaan itu bersifat universal dalam arti bahwa hanya kebijaksanaan Negara yang dapat disebarluaskannya pada seluruh warga Negara. (3). Hanya pemerintah yang memegang hak monopoli utnuk memaksakan secara sah kebijaksanaan pada anggota massyarakatnya, sehingga ia dapat memberi sanksi pada mereka ynag tidak mentaati. Secara traditional model ini biasanya menggambarkan tentang struktur organisasi,tugas dan fungsi pejabat organisasi,serta mekanisme organisasi. Model elit massa Model ini memandang administrator Negara bukan sebagagi abdi rakyat tetapi kelompok kecil yang telah mapan2. Yang mampu bertindak dalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap apatis sehingga massa menjadi pasif.kebijkasanaan mengalir dari atas kebawah. Dengan demikian kebijksanaan Negara merupakan perwujudan keinginan utama dan nilai-nilai golongan elit yang berkuasa. Model elit-massa ini dapat dirumuskan secara singkat sebagai berikut : (1). Masyarakat terdiri dari kelompok kecil (golongan elit yang berkuasa) dana kelompok besar (golongan non-elit yang dikuasai). (2). Kelompok elit berbeda dengan non-elit karena kelompok elit ditentukan secara istimewa dari golongan social ekonomi yang tinggi. (3). Perpindahan non- elit ke elit harus lamban dan terus menerus untuk mempertahankan stabilitas dan menghindari revolusi. (4). Golongan elit menggunakan konsesus untuk mendukung nilai dasar dan system tersebut. (5). Kebijaksanaan tidaklah menggambarkan keinginan massa tetapi kaum elit. (6). Golongan elit yang aktif relative sedikit sekali memperoleh pengaruh dari massa yang apatis/pasif. Tetapi elitlah yang mempengaruhi massa. Model kelompok Menurut teori kelompok, kebijaksanaan Negara itu adalah merupakan perimbangan(equilibirium) yang dicapai sebagai hasil perjuangan kelompok kepentingan yang berbeda-beda. Untuk menjaga perimbangan tersebut maka tugas system politik adalah menengahi konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok tersebut,sebagimana dikatakan Thomas R.Dye tugas system politik adalah menengahi konflik antara kelompok dengan cara (1) membuat aturan permainan dalam percaturan antar kelompok,(2) mengatur kompromi dan menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan yang berbeda,(3) mewujudkan kompromi tersebut dalam bentuk kebijaksanaan Negara, dan (4) memaksakan berlakunya kompromi- kompromi bagi semua pihak.

5. Pelaksanaan kebijaksanaan Negara Beberapa kebijaksanaan bersifat self-executing artinya dengan dirumuskanya kebijaksanaan itu sekaligus (dengan sendirinya) kebijakasanaan tersebut Terimplementasikan.Contoh kebijaksanaan suatu Negara yang mengakui secara formal kemerdekaaan Negara baru, pergantian/perubahan lambing, lagu, bendera Negara dsb. Tetapi jumlah kebijaksanaan Negara yang self-executing itu tidak banyak. Kebanyak kebijakasanaan Negara berbentuk peraturan perundanagan dan yanga lain berupa pelbagai macam ketentuan, ketetapan atau yang sejenis dengan itu. Untuk mengetahui lebih jauh tentang bentuk kebijaksanaan Negara, para sarjana ilmu politik telah mambuat jumlah tipologi umum untuk mengkatagorikan kebijaksanaan Negara sebagai berikut : Substantive atau procedural policies Distributive, re-distributive, regulatory dan self regulatory policies Material dan symbolic policies Collective goods dan private goods policies Disampinga hal tersebut ada sebab-sebab mengapa setiap anggota masyarakat itu perlu mengetahui dan melaksanakan kebijaksanaan Negara. Anderson menjelaskan hal tersebut sebagai berikut : Respek anggota masyarakat terhadap otoritas dan keputusan badan pemerintah Adanya kesadaran untuk menerima kebijaksanaan Negara Adanya keyakinan bahwa kebijaksanaan itu dibuat secara sah, konstitusional dan dibuat oleh pejabat pemerintah yang berwenang untuk itu serta melalui prosedur yang benar. Adanya kepentingan pribadi
2

Nicholas henry,op.cit hal231

Adanya hukuman hukuman tertentu bila tidak melaksanakan kebijaksanaan Masalah waktu Kebijaksanaan yang bertentangan dengan system nilai masyarakat Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hokum Kenggotaan seseorang dalam suatu perkumpulan atau kelompok Keinginan untuk mencari untung dengan cepat Adanya ketidakpastian hokum 6. Penilaian kebijaksanaan Negara Penilaian kebijaksanaan adalah merupakan langkah terakhir dari suatu proses kebijaksanaan. Sebagai salah satu aktivitas fungsional, penilaian kebijaksanaan tidak hanya dilakukan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas fungsional yang lain dari proses kebijaksanaan. Dengan demikian Penilaian kebijaksanaan dapat dilakukan pada fase perumusan masalahnya;formulasi usulan kebijaksaan; implementasi; legitimasi kebijaksanaan; dan seterusnya. Penilaian kebijaksanaan Negara banyak dilakukan untuk mengetahui dampak kebijaksanaan Negara. Dan damapak kebijaksanaan itu mempunyai beberapa macam dimensi, dimana hal ini harus dipertimbangkan dengan seksama dalam melaksanakan penilaian terhadap kebijakasaan negara . adapun menurut Anderson dimensi kebijaksanaan Negara itu adalah sebagai berikut ; a. Dampak kebijaksaan yang diharapkan atau tidak baik problemnya maupun pada masyarakat. Sasaran kebijaksanaan ditujukan pada siapa. b. Limbah kebijaksanaan terhadap situasi atau orang yang bukan menjadi sasaran/tujuan utama kebijaksanaan tersebut, ini biasanya disebut externalities atau spillover effects baik besifat positif maupun negative. c. Dampak kebijaksanaan dapat terjadi atau pengaruh pada kondisi sekarang atau yang akan dating. d. Dampak kebijaksanaan terhadap biaya langsung atau direct costs e. Dampak kebijaksanaan terhadap biaya tidak langsung atau indirect costs BAB V SISTEM NILAI DAN KEBIJAKSANAAN NEGARA 1. Peranan System Nilai Dalam Perumusan Kebijaksanaan Negara System nilai adalah kaitan atau kebulatan nilai-nilai, norma-norma dan tujuan yang telah mapan yang terdapat dalam masyarakat. Pembuat kebijaksanaan tidak hanya berfungsi menciptakan adanya keseimbangan diantara kepentingan yang berbeda, tetapi ia juga harus berfungsi sebagai penilai (valuer). Artinya ia harus mampu menciptakan adanya nilai yang dapat disepakati bersama yang didasarkan pada penilaian-penilaian rasioanal(rational judgements). Ini dimaksudkan untuk mencapai hasil yanh maksimal. Ketidakmampuanya dalam mengartikulasikan dan menganalisa nilai-nilai terutam nilai yang bertentangan akan berarti tidak terwujudnya kepentingan masyarakat. Menyadari hal itu maka system mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam perumusan kebijaksanaan negara. Dengan demikian, bagi pembuat kebijaksanaan negara tidak ada alternative lain kecuali menjadikan system nilai masyarakatnya sebagai pedoman atau landasan dalam setiap proses perumusan kebijaksanaan negara. 2. Pancasila dan perumusan Kebijaksanaan Negara di indonesia Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang memuat nilai. Nilai adalah pendorong, penggerak, dan sekaligus pembatas tindakan manusia. Demikian pula nilai nilai pancasila adalah pendorong, penggerak, dan sekaligus pembatas tindakan manusia Indonesia didalam kehidupanya sebagai individu/kelompok masyarakat dan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Evaluasi atau penilaian terhadap kebijaksanaan negara berpedoman pada nilai-nilai pancasila. Sehingga suatu kebijaksanaan negara dikatakan baik kalau didalam perumusanaya berdasarkan prinsip-prinsip pancasila dan tujuan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pancasila. Salah satu prinsip yang harus dipegang teguh dalam pengambilan keputusan adalah prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi oleh semangat kekeluargaan. Prinsip inilah yang menjadi tulangpungggung system demokrasi pancasila. Jelasnya dalam proses pembuatan kebijaksanaan negara harus dihindari sikap tidak mau kompromi, egois sebab sikap seperti itu bertentangan dengan asas musyawarah dan mufakat. Kendatipun setiap pembuat kebijaksanaan Negara mempunyai nilai-nilai pribadi (personal value) yang berpengaruh terhadap kebijaksanaan Negara yang dibuatnya, tetapi nilai tersebut diselaraskan,diseimbangkan dan disesuaikan dengan nilai-nilai bersama.

KOMENTAR DAN KRITIK

Komentar Kelompok kami mengenai buku ini sudah termasuk baik karena didalamnya banyak pemaparan yang cukup jelas mengenai seperti apa prinsip prinsip perumusan kebijaksanaan Negara. Aadapun kritik kami hanya mencakup bagian editing saja yang belum sempurna. KESIMPULAN Kebijaksanaan Negara adalah serangkaian tindakan yan ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Dan Administrator public sebagai pemain poltik dalam artian bahwa ia berusaha untuk memuaskan kepentingan public atas dasar nilai nilai kemanusiaan dan selalu mempertahankan kepentingan orang tidak punya. Dengan demikian ia terlibat dalam proses perumusan kebijaksanaan Negara .Perumusan kebijaksanaan Negara akan lebih mudah dipelajari apabila menggunakan suatu pendekatan atau model tertentu seperti Model Pure Rationality, model Economical rational, model Sequential-decesion, model Incremental dll. Penganalisaan kebijaksanaan Negara dari sudut proses lebih bersifat deskritifyaitu mencoba untuk menggambarkan bagaimana kebijaksanaan Negara dibuat sedangkan kebijaksanaan bersifat self-executing artinya dengan dirumuskanya kebijaksanaan itu sekaligus (dengan sendirinya) kebijakasanaan tersebut Terimplementasikan

Anda mungkin juga menyukai