Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AS (C)

AKTOR DAN ISTITUSI PEMBUAT KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS

Anggota Kelompok 10:

Nur Afifah Ramadhani Musa E061211031


Muhammad Rezky Hafidzur Rahim E061211065
Sucitra Cantika Pratama E061211057

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II 3
2.1 Aktor dan Institusi Pembuat Kebijakan Luar Negeri AS .......................................................... 3
2.2 Prinsip dalam Pembuatan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat ........................................ 6
2.3 Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri ........................................................................ 8
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada makalah ini, penulis akan membahas aktor dan institusi dalam pembuatan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Fokus utama dari tulisan ini adalah tentang proses
pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan peran akan aktor apa saja yang
berpengaruh dalam proses pembuatannya. Secara umum, jika kita mendengar istilah kebijakan
luar negeri kemungkinan besar yang akan terpikirkan adalah presiden. Presiden dilihat sebagai
posisi paling kuat dimana presiden pastinya melampaui segala otoritas yang ada. Akan tetapi,
kekuasaan presiden juga tetap mempunyai limitasi dalam beberapa hal. Namun,Terlepas dari
bagaimana dan siapa yang menciptakan kebijakan, untuk sebuah kebijakan dapat melewati
proses seleksi agar dapat diimplementasikan akan melewati beberapa tahap melewati berbagai
institusi akan pembuatan kebijakan luar negeri. Di mana tiap institusi ini mempunyai ide,
aturan, ide dan tingkat otoritasnya masing masing. Seperti jika dalam suatU kondisi di mana
adanya serangan teroris, departemen keamanan akan segera meminta untuk melancarkan
serangan sedangkan departemen luar negeri lebih memilih proses negosiasi terlebih dahulu.
Hal ini yang nantinya akan melewati proses yang nantinya akan menjadi kebijakan.
Di Amerika Serikat pembuatan kebijakan luar negeri cukup serupa dengan pembuatan
kebijakan pada umumnya. Di mana pada dasarnya prose spmebuatan kebijakan mengikutkan
5 tahap yaitu inputs-decision making-outputs-outcomes-feedback. Kebijakan luar negeri
sebagai besar dibuat oleh eksekutif, sebagainnya hasil dari interaksi antara badan pemerintah
dan aktor non pemerintah. Tak hanya aktor dan institusi proses pembuatan kebijakan luar
negeri Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh prinsip-prinsip oleh Amerika Serikat itu sendiri.
Poin diskusi ini penting mengingat bagaimana hegemoni Amerika Serikat di dunia
internasional dan bagaimana kebijakan luar negeri yang dikeluarkan pastinya mempunyai
dampak pada dunia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika
Serikat
2. Bagaimana aktor dan institusi mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat
3. Bagaimana proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat
2. Memahami aktor dan institusi mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat
3. Memahami proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aktor dan Institusi Pembuat Kebijakan Luar Negeri AS

Kebijakan luar negeri suatu negara merupakan cerminan dari bagaimana kondisi di dalam
negeri dan pada saat yang sama juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dinamis dari
lingkungan regional dan internasional. Hal ini tentunya terlihat jelas pada penerapan kebijakan
politik luar negeri Amerika Serikat dalam menghadapi dunia internasional untuk memenuhi
kepentingan internasional Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat mempunyai
tujuan untuk menyelenggarakan kepentingan nasional Amerika Serikat yaitu untuk melindungi
wilayah, warga negara, pendapatan dan sekutu Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri
Amerika Serikat ini selalu dinamis dan tergantung pada pembuatan kebijakan yang disesuaikan
dengan kepentingan nasional-nya. Adapun Aktor-aktor pembuat kebijakan luar negeri Amerika
Serikat, antara lain terdiri dari presiden dan kongres, dan tentunya ada badan pendukung yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan-keputusan kebijakan luar negeri seperti CIA,
departemen luar negeri, departemen pertahanan, kekuatan militer, dan lainnya Adapun
aktor/institusi yang berperan dalam pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dibagai
menjadi dua kategori sebagai berikut:

A. Institusi Pemerintahan

B. Institusi Non Pemerintah

A. Institusi Pemerintahan

1. Presiden

Menurut penulis, Bambang Cipto dalam bukunya yang berjudul politik dan pemerintahan
Amerika Serikat (2007), dijelaskan bahwa presiden merupakan salah satu aktor utama
politik luar negeri Amerika Serikat. presiden memiliki peran kunci dalam pembuatan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Presiden yang menentukan arah kebijakan luar
negeri, memilih pejabat penting seperti menteri Luar Negeri dan memutuskan kebijakan-
kebijakan utama terkait hubungan dengan negara negara lain. Presiden juga menjabat
sekaligus menjadi panglima angkatan darat dan angkatan Laut Amerika Serikat yang di
mana dengan adanya kekuasaan tersebut, presiden dapat menggunakan kekuatan militer
dan mengumpulkan intelijen asing. Sehingga ketika dihadapkan pada situasi yang nyata
presiden akan menguatkan opini secara tertulis dan dapat memberikan remisi serta
Pengampunan hukuman untuk berbagai kasus pelanggaran yang melawan Amerika Serikat,
kecuali dalam kasus pendakwaan. Presiden juga dinyatakan oleh konstitusi untuk bertindak
sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, panglima tertinggi militer, dan juga sekaligus
menjadi kepala diplomat. Dalam kapasitas ini presiden tentunya bertanggung jawab atas
pertahanan militer dan kepentingan nasional negara Amerika Serikat termasuk untuk
mengumpulkan pasukan militer Amerika Serikat dan menjalankan diplomasi seperti
negosisasi perjanjian.

2. Kongres

Sebelum terjadinya perang dunia kedua, presiden Amerika Serikat tidak dapat menjalankan
kebijakan luar negeri tanpa adanya dukungan kongres terutama pada kebijakan yang

3
berkaitan dengan pelaksanaan perang. Pada Konsitusi Amerika disebutkan bahwa kongres
merupakan badan yang mempunyai wewenang untuk menyatakan perang atau declaration
of war. Dengan hal ini secara konstitusional kongres mempunyai otoritas dalam bidang
politik luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat. Pada dasarnya kongres dapat
membuat kebijakan luar negeri melalui: resolutions and policy statements, legislative
directives, legislatif pressure, legislatif restrictions dan funding denials, Informal advice,
and kongresional oversight. Kongres ini mempunyai peran strategis melalui komisi dan
sub komisi dalam kongres. Komisi hukum hubungan luar negeri memainkan peran yang
sangat besar dalam memainkan politik luar negeri Amerika Serikat. Komisi angkatan
bersenjata serta sub komisi instalasi dan konstruksi militer mempunyai wewenang untuk
menentukan anggaran yang diperlukan oleh institusi militer. komisi komisi ini dapat
menambah dan mengurangi atau bahkan menghentikan anggaran yang diperlukan
departemen luar negeri maupun departemen pertahanan. Kongres juga mempunyai
wewenang untuk membuat undang-undang secara khusus ditujukan untuk membatasi
presiden dalam menjalankan dan membuat kebijakan luar negeri. secara umum, peranan
kongres adalah menerima, menolak, ataupun mengubah kebijakan luar negeri yang
diusulkan oleh presiden. Secara teknis, kongres ini merupakan pelabuhan terakhir dari
proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Setelah melalui banyak faktor
seperti menteri Luar Negeri, CIA, menteri pertahanan, eksekutif Branch, media massa, dan
kelompok kepentingan lainnya, presiden kemudian akan membuat rumusan kebijakan luar
negeri kemudian proposal tersebut akan diajukan ke kongres maka kongres adalah aktor
selanjutnya akan memutuskan kebijakan mana yang akan diambil.

Dalam kongres juga akan ada komisi komisi yang terbagi dalam tiga komisi yang di mana
mempunyai fungsi berhubungan dengan proses kebijakan luar negeri tiga komisi tersebut
antara lain:

1. komisi otoritas yang berfungsi untuk mengkaji proposal yang diajukan eksekutif ataupun
meninjau kembali program program yang telah berjalan untuk dilanjutkan atau dihentikan.

2. komisi apresiasi yang berfungsi untuk mengi membiayai program pemerintah yang telah
mendapatkan otoritas dari komisi otoritas.

3. komisi kontrol yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atas penggunaan uang dan
legalisasi dan perilaku anggota kongres.

3. Departemen Luar Negeri

Departemen luar negeri Amerika Serikat merupakan salah satu peraturan tertinggi yang
berada di bawah perintah presiden untuk mengelola urusan Luar Negeri. Departemen luar
negeri ini mempunyai tugas sebagai perpanjangan tangan presiden dan menjadi perwakilan
negara untuk bernegosiasi dengan negara lain dan organisasi internasional, mewakili warga
dan kebijakan Amerika Serikat, mempromosikan hubungan dengan para pengambil
keputusan di luar negeri, mempertahankan posisi negara di dunia internasional, memajukan
investasi dan perdagangan Amerika Serikat, serta melindungi warga Amerika Serikat yang
berada di luar negeri dan perlakuan yang tidak manusiawi dan diskriminatif. selain itu
departemen luar negeri juga mempunyai peran sebagai pemimpin koordinasi dalam
mengembangkan serta melaksanakan kebijakan luar negeri dan memimpin perwakilan
Amerika Serikat di luar negeri, menyampaikan kebijakan luar Negeri Amerika Serikat serta

4
menjalankan misi diplomatik melalui kinsulat dan kedutaan Amerika Serikat di luar negeri,
menyimpulkan kesepakatan dan perjanjian pada isu isu perdagangan senjata nuklir,
mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan internasional yang dilakukan oleh lembaga
dan pejabat Amerika Serikat lainnya. Departemen luar negeri ini diketuai oleh menteri Luar
Negeri yang dipilih sendiri oleh presiden namun tentunya tetap dengan pertimbangan dan
saran dari senat. Peran menteri Luar Negeri ini sangat penting yaitu sebagai penasehat
presiden terkait isu isu kebijakan luar negeri, memberikan informasi mengenai hubungan
Amerika Serikat dengan negara asing kepada kongres dan warga Amerika Serikat. Oleh
karenanya presiden dan menteri luar negeri bekerjasama untuk memberikan pertimbangan
yang komprehensif pada berbagai masalah kebijakan luar negeri.

4. CIA (Central Intelligence Agency)

CIA (Central Intelligence Agency) didirikan pada tahun 1947 bersamaan dengan
penandatanganan national security act oleh presiden Harry S. Truman. Peran CIA dalam
proses Perumusan kebijakan luar negeri yaitu bertanggung jawab atas pengumpulan dan
analisis informasi intelijen dan mendistribusikan nya kepada para pembuat kebijakan
seperti presiden, dewan keamanan nasional, departemen luar negeri, serta departemen
pertahanan. Selain itu CIA juga melakukan tindakan operasi rahasia di luar negeri untuk
memajukan kepentingan Amerika Serikat. CIA juga mempunyai fungsi sebagai
penghubung intelijen antara kongres, cabang eksekutif, dan komunitas intelijen. Informasi
yang sudah dikumpulkan oleh CIA akan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan
akandikaitkan dengan kepentingan Amerika Serikat analisis yang diambil akan menjadi
President’s Daily Brief (PDB) Dan menjadi laporan harian yang diterima oleh agen
intelijen Amerika Serikat lainnya. dalam mendukung Perumusan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat, CA bertugas untuk mengidentifikasi masalah dan berbagai isu yang
bersangkutan dengan keamanan nasional nya. Akan tetapi dalam kontribusinya untuk
pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, CA hanya ditugaskan untuk membuat
laporan yang dapat dijadikan bahan acuan dan pertimbangan kebijakan, bukan sebagai
pemeran utama selainya presiden dan kongres dalam pembuatan kebijakan luar negeri.

5. Departemen Pertahanan (Department of Defence)

Departemen pertahanan mempunyai tanggung jawab menjalankan pertahanan dan


keamanan Amerika Serikat setelah kebijakan nasional atau kebijakan luar negeri dari
presiden ditetapkan. Pada departemen pertahanan terdapat tiga kategori angkatan
bersenjata yakni angkatan darat, laut, dan udara bersama dengan beberapa agen yang
memproduksi semua senjata dan perlengkapan unit militer ketika ada ancaman dari luar.
Departemen pertahanan yang diwakili oleh menteri pertahanan mempunyai tugas utama
yaitu menjadi asisten presiden yang utama dalam segala urusan yang berhubungan dengan
keamanan nasional. Peran departemen pertahanan dalam memberikan bantuan asing
dianggap sebagai melayani tiga tujuan yakni menanggapi kebutuhan kemanusiaan dan
kebutuhan pokok, membangun kemampuan dan kapasitas, kekuatan militer, dan
memperkuat kemampuan negara untuk menghadapi ancaman internal maupun eksternal
melalui langkah langkah pembangunan negara. Kongres mengembangkan peran
departemen pertahanan secara perlahan melalui undang undang dan legislasi tahunan.
Peran departemen pertahanan juga mengurus anggaran urusan Luar Negeri yang berkaitan
dengan bidang keamanan.

5
6. Militer Amerika Serikat (AS)

Militer Amerika Serikat berada di bawah Supremasi sipil. berdasarkan amandemen 1949
angkatan darat, laut, dan udara berubah menjadi militer yang berada di bawah departemen
pertahanan. Departemen pertahanan merupakan departemen eksekutif dalam US
Government yang dibentuk pada tahun 1949 berdasarkan amandemen terhadap national
security act 1947 yang mengatur struktur pertahanan Amerika Serikat dan dipimpin oleh
menteri pertahanan. National Security Act disusun dalam wewenang dalam struktur
pertahanan amerika serikat. secara umum, militer di departemen tersebut bertugas untuk
mengorganisasi, melatih dan melengkapi personil untuk berbagai misi baik yang ada di
dalam maupun di luar negeri.

B. Institusi non pemerintahan

1. Interest Group : Dibandingkan dengan negara lain, Amerika Serikat terhitung sebagai
negara yang sangat demokratis termasuk dalam melibatkan input masyrakatnya dalam
pembuatan kebijakan luar negeri sekalipun. Salah satu dari institusi non pemerintah
yang signifikan dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan luar negeri adalah
Kelompok kepentingan. Di mana kelompok kepentingan dianggap krusial dalam
menyalurkan pandangan dan tuntutan kolektif dari warga/kelompok secara paksa
kepada pemerintah. Kelompok ini mempunyai banyak kategori seperti kelompok
buruh, atau kelompok lainnya berdasarkan ekonomi, ideologi, etnis, agama, gender dll.
Walaupun demikian pengaruh kelompok kepentingan tetap ditentukan lewat faktor
lainnya seperti kekuatan akan kelompoknya, anggota, akses, taktis dan lain.

2. Media Massa : Media Massa adalah faktor penting dalam menyalurkan informasi
kepada masyarakat. Dan dengan informasi masyrakat dapat menentukan kebijakan atau
pilihan yang harus didukung atau ditolak. Maka dari itu, proses penyampaian informasi
akan mengkontrol pemahaman publik atau pemerintah yang akan menjadi dasar dalam
mengeluarkan kebijakan.

2.2 Prinsip dalam Pembuatan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat

Dewasa ini. dalam menghadapi kompleksitas tata dunia internasional, pembuatan


kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) didasarkan pada prinsip-prinsip utama yang
menggambarkan visi dan tujuan negara tersebut. Sebagai negara adidaya global, AS
memiliki peran yang signifikan dalam menentukan arah kebijakan luar negerinya.
Kebijakan luar negeri pemerintah Amerika Serikat bisa saja berubah tergantung dari
presiden yang memimpin. Namun, prinsip-prinsip panduan kebijakan luar negeri AS tetap
konstan: mempromosikan keamanan, memajukan demokrasi, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi untuk menciptakan kemakmuran dan terciptanya pembangunan di Amerika

6
Serikat dan di seluruh dunia. Mempromosikan keamanan merupakan salah satu prinsip
utama dalam pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS). Prinsip ini mencakup
perlindungan terhadap kepentingan nasional AS dan keamanan warganya dari ancaman
baik dari dalam maupun luar negeri. AS bekerja sama dengan sekutu dan mitra
internasional dalam upaya melawan ancaman bersama, seperti terorisme internasional,
penyebaran senjata pemusnah massal, dan kejahatan siber. Negara ini juga menerapkan
kebijakan diplomasi, perjanjian pertahanan, dan kerjasama intelijen untuk membangun
koalisi dan menjaga kestabilan di berbagai wilayah dunia. Hal ini dibuktikan dengan
eksistensi Amerika Serikat dalam organisasi North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Prinsip kedua yaitu memajukan demokrasi. Dalam pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat (AS) prinsip ini mencerminkan komitmen AS untuk mempromosikan dan
mendukung nilai-nilai demokrasi di seluruh dunia. Prinsip demokrasi menjadi landasan
dalam hubungan luar negeri AS, yang meliputi interaksi dengan negara-negara lain,
kebijakan pembangunan, bantuan luar negeri, dan dukungan terhadap gerakan demokratis.
AS percaya bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memungkinkan partisipasi
aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik. Prinsip ini mencakup pengakuan
terhadap hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, kebebasan pers, kebebasan beragama,
serta pemilihan yang bebas dan adil.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi demi tercapainya kemakmuran. Prinsip ini membuat


AS menyadari bahwa kemakmuran ekonomi merupakan fondasi yang penting untuk
stabilitas dan perkembangan sosial. Oleh karena itu, AS berupaya untuk membuka akses
pasar, memperkuat perdagangan internasional, dan menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi pertumbuhan ekonomi global. Prinsip pencapaian kemakmuran juga tercermin dalam
kebijakan luar negeri AS terkait dengan bantuan luar negeri dan pembangunan. AS
memberikan bantuan finansial, teknis, dan sumber daya lainnya kepada negara-negara
berkembang untuk membantu mereka mengatasi tantangan pembangunan, mengurangi
kemiskinan dan penyakit serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Prinsip utama terakhir adalah terciptanya pembangunan di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia. Prinsip ini dapat mencerminkan komitmen AS untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya yang terimplikasi akibat banyaknya lapangan kerja yang diciptakan
sehingga terjadi peningkatan produktivitas. Pemerintah AS juga berupaya untuk
meningkatkan akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur, serta
mempromosikan inovasi dan investasi dalam berbagai sektor ekonomi sehingga pada level
domestik, tujuan dari pembangunan AS bisa dikatakan berhasil. Pemerintah AS juga gencar
untuk melakukan kerjasama bilateral, regional dan multilateral berbagai negara hingga 200
negara di dunia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan krisis yang melanda
dunia. Oleh karena itu diharapakan terciptanya pembangunan di berbagai negara di dunia
terkhususnya terhadap mitra AS di negara berkembang.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip utama dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat
menjadi landasan yang paling penting dalam pembuatan kebijakan luar negeri AS sehingga
dapat beradaptasi terhadap kemajuan tata dunia internasional. meskipun dapat mengalami
perubahan tergantung pada kepemimpinan yang ada. Dengan tekad yang kuat, AS terus
berkomitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini demi menciptakan dunia yang lebih aman,
demokratis, dan sejahtera.

7
2.3 Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri

Setelah memahami aktor dan prinsip yang berperan dalam pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat. Penulis akan menjelaskan bagaimana proses pembuatan kebijakan luar
negeri. Seperti yang sudah dijelaskan, proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika
Serikat cukup serupa dengan pembuatan kebijakan domestik biasanya yaitu melalui 5 tahap.
Tahap pertama adalah input, di mana adanya suatu hal/insiden yang mengstimulasi pembuat
kebijakan untuk bertindak. Hal ini dapat berbentuk kejadian internasional, kebijakan luar
negeri negara lain, tekanan dari internal/masyarakat. Selanjutnya pembuat kebijakan akan
menentukan apakah input tadi akan direkognisi atau tidak. Jika hal itu direkognisi maka pada
tahap ketiga adalah output akan tindakan apa yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat. Lalu
selanjutnya akan tindakan yang telah dilakukan, pemerintahan akan melakukan evaluasi akan
apa dampak dari tindakan tersebut hingga pada akhirnya di tahap kelima, evaluasi itu akan
menghasilkan feedback yang nantinya akan menjadi imput baru.
Setelah mengetahui proses pembuatan kebijakan luar negeri secara umum, penulis akan
menjelaskan lebih spesifik bagaimana proses pembuatan kebijakan luar negeri yang dilalui
Amerika Serikat lewat beberapa model:
1. The Rational Actor Model: Kebijakan luar negeri dilihat sebagai respon akurat akan aksi dari
aktor lainnya dan bagaimana negara dilihat sebagai alat unitari dan rasional. Model ini melihat
pembuat kebijakan bersikap rasional dan memilih kebijakan yang membantu dalam pencapain
tujuan negara. Dalam model ini, pemerintah akan memastikan objeknya, lalu menetapkan
prioritasnya. Setelah memprioritaskan pilihan-pilihan akan kebijakan akan dikumpulkan dan
dikeluarkan sebagai kebijakan. Model ini memastikan pembuatan kebijakan telah melewati
analis akan faktor eksternal yang terjadi dan kebijakan yang dilakukan bersifat rasional
berdasarkan cost-benefit analisis.
2. The Bureaucratic Politics Model : Model dimana proses negosiasi antara orang dalam
kepemerintahan dalam masalah yang membutuhkan kebijakan yang kompleks. Sebagai antitesa
dari The Rational Actor Model, model pengambilan kebijakan ini dilihat sebagai proses politik
yang didominasi oleh resolusi konflik alih alih penyelesaian masalah. Kepentingan negara yang
dikeluarkan melalui kebijakan luar negeri adalah hasil dari birokrasi departemen dan
kepemerintahan. Para aktor pembuat kebijakan akan melihat sebuah masalah dan mengusulkan
model kebijakan sesuai dengan kepentingan institusinya masing-masing.
3. The small-group Decision Making Model: Model ini merupakan proses pembuatan kebijakan
luar negeri yang melibatkan kelompok akan individual yang kecil dan tidak melibatkan
birokrasi yang besar. Dengan model ini, proses pembuatan kebijakan berkemungkinan besar
untuk tidak mengalami konflik, tindak yang langsung dan bersifat segera.

8
BAB IV KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

National Museum of American Diplomacy. (2023, Maret 28). What Is Foreign Policy?
Retrieved from National Museum of American Diplomacy:
https://diplomacy.state.gov/teacher-resources/what-is-foreign-policy-video/

World Politics Review. (2023, Februari 22). U.S. Foreign Policy Under Biden. Retrieved from
World Politics Review: https://www.worldpoliticsreview.com/biden-us-foreign-
policy/

Lantang, A. C., Internasional, P. H., Padjadjaran, U., Purnama, C., Internasional, P. H.,
& Padjadjaran, U. (2023). Sumber Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Dibalik
Penandatanganan Abraham Accords. 7(1), 32–46.

Pristiandaru, D.L. (2021, November 25). Pembuat Kebijakan Luar Negeri Amerika
Serikat. kompas.com. https://www.kompas.com/global/read/2021/11/25/160200270/pembuat-
kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat?page=all

Snyder, Richard C., H. W. Bruck, and Burton Sapin, with new chapters by Valerie M.
Hudson, Derek H. Chollet, and James M. Goldgeier. Foreign Policy Decision-Making New
York: Palgrave Macmillan, 2002
Carter, R. G. (2020). Making US Foreign Policy. Lynne Rienner.
Siddiqi, M. U. (2013). United States Foreign Policymaking : Instituion and the
Process. The journal of political science, 43-58.

10

Anda mungkin juga menyukai