POLITIK ISLAM
KELOMPOK 10 :
1. M.Naufal Ibnu Ghazy Putra (1900874201134)
2. Ivanka Fadhlillah Pratama (1900874201055)
3. Kartika Chandra Kirana (1900874201208)
4. Zakiyyah Ulfah (1900874201205)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya,sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian
Tentang Islam dan Politik”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengentahuan
penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan AgamaIslam.
Demi kesempurnaan makalah ini,penyusun mohon kritik dan sarandari pembaca yang bersifat
membangun.Demikianlah makalah ini saya buat semoga dapatb ermanfaat bagi para pembaca
semua,apabila ada kekurangan mohon maafs ebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1
1. Batasan Masalah........................................................................... 1
2
1. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
3
1. Tujuan.......................................................................................... 1
4
1. Sistematika Penulisan .................................................................. 1
5
BAB II PEMBAHASAN
2. Pengertian Politik ......................................................................... 2
1
2. Pengertian Politik Islam ............................................................... 2
2
2. SistemPolitikIslamdiMasaRasulullah..................................... 5
3
BAB III PENUTUP
3. Kesimpulan.................................................................................. 8
1
3. Saran............................................................................................. 8
2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem politik adalah suatu bagian yang pasti ada disetiap Negara sistem politik sendiri
berfungsi sebagai pengatur dan membuat peraturan untuk dipatuhi oleh seluruh
warganegaranya.
Ada beberapa sistem politik yaitu sistem politik komunis, liberal dan demokrasi dari beberapa
system politik tersebut masih ada juga system politik Islam.Setiap Negara pasti memiliki
system politiknya masing-masing.
Seperti misalnya Negara Indonesia yang menggunakan system politik demokrasi yang berarti
sistem tersebut didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur,dankelembagaan yang demokratis
Disini kita akan membahas tentang peranan agama Islam dalam perkembangan politik didunia
saa tini,dengan mengkaji berbagai informasi berdasarkan Al-Qur‟an, Al Hadits dan sejarah
sistem politik di masa RasulullahSAW.
Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. PengertianPolitik
2. Pengertian PolitikIslam
3. Sejarah KepemimpinanRasulullah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah- masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa ituPolitik?
2. Apa itu PolitikIslam?
3. BagaimanasejarahkepemimpinanRasulullah?
1.4 TUJUAN
Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan study kepustakaan, yaitu
penulis mencari buku-buku dan browsing bacaan yang berhubungan dengan Agama Islam, Al-
Qur‟an dan Al Hadits.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN POLITIK
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khusus nya dalam negara.Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat
politik yang dikenal dalam ilmupolitik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non
konstitusional.
1. Masyarakat
2. Kekuasaan
3. Negara
Perumusan kepentingan
Pemaduan kepentingan
Pembuatan kebijakan umum
Penerapan kebijakan
Pengawasan pelaksanaan kebijakan
Islam pada dasarnya adalah Siyasatullah fil Ardh. Maksudnya, dengan Islam inilah Allah
mengatur semesta alam, yang diperuntukan kepada manusia. Islam itu secara substantif
bersifat politis. Konteks pemberian amanah kepada manusia yang dimaksud di atas adalah
Istikhlaf sebagai konsep politik. Istikhlaf berarti "menjadikan khalifah untuk mewakili dan
melaksanakan tugas yang diwakilkan kepadanya."
2
Untuk lebih memahaminya, perlu kita ingat kembali bahwa Allah memberikan manusia dua
amanah :
1. Ubudiyah yaitu untuk beribadah,penghambaan kepada Allah.
2. Amanah Kekhalifahan, hal ini lebih dekat kepada otoritas untuk mengendalikan
kehidupan(diatas bumi).
AllahSWT berfirman,"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa,..." (QS. An Nur: 55)
Dengan demikian, Islam secara substantif adalah siyasah, yaitu menghendaki agar ummat
menjalankan kepemimpinan politik.
Salah satu tujuan Islam adalah bagaimana agar bisa menerapkan kehidupan secara Islami dan
agar sampai tidak ada lagi fitnah dimuka bumi.
Untuk itu perlu dilakukan suatu tindakan untuk merubah situasi saat yang masih jauh dari
harapan ini agar mencapai tujuan diatas.Ada dua pendekatan dalam agenda perubahan
tersebut(secaraberurut):
Pendekatan secara kultural. Tersirat dalam firman Allah SWT pada Surat AlJumuahayat2,"Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-
ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
Pendekatan secaras truktural.Pendekatan inilah yang lebih bersifat siyasi. Jadi, ketika telah terbentuk
masyarakat yang Islami secara kultural, maka dibutuhkanlah pemerintahan yang Islami. Contohnya
dalam peristiwa PiagamMadinah.Ketika itu masyarakat Madinah sudah terkondisikan sebagai
masyarakat yang Islami secara kultural.
Kedua pendekatan di atas tidak dapat dipilah-pilahkan satu sama lain . Kedua hal diatas hanyalah terkait
pada tahapan perubahan saja.Jadi,sebenarnya tidak ada istilah Islam kultural,dan IslamPolitik.Islam itu
adalah menyeluruh.
Kemudian Politik didalam bahasa Arab dikenal dengan istilah sasa- yasusu-siyasah . Yang berarti
(mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya) dan secara bahasa adalah cara pemerintahan Islam
mengurus urusan rakyatnya, serta urusan negara, umat dan rakyatnya terkait dengan negara, umat dan
bangsa lain.
Urusan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan: politik, sosial,
ekonomi,pendidikan,keamanan,dll,yang mana pada masa RasulullahSAW makna siyasah (politik)
tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaannya.Lalu,kata tersebut digunakan dalam
pengaturan urusan-urusan manusia; dan pelaku pengurusan urusan-urusan manusia tersebut dinamai
politikus(siyasiyun).Dalam realitas bahasa Arab dikatakan bahwa ulilamri mengurusi(yasûsu)rakyatny
asaat mengurusi urusan rakyat,mengaturnya, dan menjaganya.Begitu pula dalam perkataan orang
Arabd ikatakan:yang artinya, Bagaimana mungkin kondisi rakyat akan baik bila pemimpinnya rusak
seperti ngengat/rayap yang menghancurkan kayu. Dengan demikian, politik merupakan pemeliharaan
(ri‟ayah), perbaikan (ishlah), pelurusan (taqwim), pemberian arah petunjuk (irsyad), dan pendidikan
(ta`dib).
Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah)dalam sabdanya : "Adalah Bani
Israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi (tasusuhumul anbiya). Ketika seorang nabi
wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada
banyak para khalifah"(HR.BukharidanMuslim).Teranglah bahwa politik atausiyasahitu
makna awalnya adalah mengurusi urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik berarti
3
memperhatikan kondisi kaum muslimin dengan cara menghilangkan kezhaliman penguasa
pada kaum muslimin dan melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka.Untuk itu perlu
mengetahui apa yang dilakukan penguasa dalam rangka mengurusi urusan kaum muslimin,
mengingkari keburukannya, menasihati pemimpin yang mendurhakai rakyatnya,serta
memeranginya pada saat terjadi kekufuran yang nyata(kufran bawahan)seperti ditegaskan
dalam banyak hadits terkenal.Ini adalah perintah Allah SWT melalui Rasulullah SAW.
Berkaitan dengan persoalan ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Siapa saja yang bangun pagi dengan gapaiannya bukan Allah maka ia bukanlah (hamba)
Allah, dan siapa saja yang bangun pagi namum tidak memperhatikan urusan kaum muslimin
maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim)
2. Kekuasaan di TanganUmat
1. Khalifah
2. Mu‟awin Tafwidh/Mentri tapi tidak berhak membuat UU (Pembantu Khalifah Bidang
Pemerintahan)
3. Mu‟awin Tanfidz (Pembantu Khalifah Bidang Administrasi)
4. Wali/KepalaDaerah
5. AmirJihad–Mabes Angkatan Bersenjata
6. Departemen Keamanan Dalam Negeri
7. Departemen LuarNegeri
8. Departemen Perindustrian
9. Departemen Kehakiman
10. DepartemenPenerangan
11. Kemaslahatan Publik
12. BaitulMal(rumahpenyimpanharta)
13. MajelisUmmah/DewanPerwakilanRakyat
1. Ketakwaanindividu,rakyatdanaparaturnegara;
2. Kontrol masyarakat (umat dan partai politik) yang mempunyai kesadaran ideologis;
3. PenerapanIslam secara kaffah,adil dan konsekuen oleh Negara kepada seluruh rakyat;
Pemerintahan Islam sejak dari masa Nabi Muhammad SAW di Madinah pada 622 M hingga
Khulafa al-Rāsyidîn yang berakhir pada sekitar 656 M merepresentasikan sebuah upaya
penegakan kebajikan dimuka bumi. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah
kepemimpinan moral yang sangat peduli pada perwujudan keadilan dan kesejahteraan
masyarakat.
Seperti dicatat dalam sejumlah riwayat, pemerintahan Nabi di Madinah adalah pemerintahan
yang toleran. Dokumen tentang toleransi dapat dibaca dalam Piagam Madinah yang berintikan
antara lain: penghormatan pada pemeluka gama yang berbeda,hidup bertetangga secara damai,
kerja sama dalam keamanan, dan perlindungan bagi pihak- pihak yang teraniaya. Isi Piagam
Madinah tersebut dicatat sebagai dokumen politik pertama dalam sejarah yang mengadopsi
prinsip-prinsip toleransi.Selain itu,Piagam Madinah dilihat dari kacamata teoripolitik,
dianggap memiliki gagasan-gagasan HAM modern meskipun lahir di masa pra-modern.
Pemerintahan Nabi di Madinah berhasil menyatukan suku- suku yang bertikai menjadi satu
bangsa. Tidaklah mudah menyatukan suku-suku yang berkonflik ratusan tahun di sana. Tetapi
dengan kekuatan integritas moral yang kuat seperti Nabi SAW., masalah konflik dapat
diatasi.Maka gampanglah jalan bagi Nabi untuk melakukan pembangunan berdasarkanal-
Qur‟an sehingga terciptalah kesejahtraan rakyat.
5
Menurut riwayat, tidak ada pemberontakan berarti selama Nabi memerintah disana dari
rakyatnya.Yang terjadi justru,ketaatan penuh rakyat pada kepemimpinan Nabi. Pernik-pernik
konflik terjadi hanya dengan negara-negara tetangga yang takut kehilangan pengaruh
kekuasaannya.
Jadi, selama Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin Negara Madinah, ia menjadi
pemimpin yang adil dan menerapkankeagungan moral bagi rakyatnya. Itulah sebabnya
A‟isyah istri Nabi pernah mengatakan bahwa “akhlaq Rasulullah adalah al-Qur‟a n”. Al-
Qur‟an dan Sunnah nya menjadi undang-undang Negara yang mengikat kaum Muslimin
disana.Sekalipun begitu umat-umat lain juga dilindungi .DalamQ.s.,al-
Ambiyā‟:107disebutkan yanga rtinya,“TidaklahKamiutusengkauselain menjadi rahmat bagi
seluruh alam”. Konsep rahmatan lil’ ālamîn adalah konsep2 toleransi didalam Islam yang
hingga sekarang sering dikutip sebagai teologi toleransi yangamat penting dalam relasi Islam
dan negara.
Demikianlah kepemimpinan Nabi adalah cermin moralitas dan teladan indah
bagi umat Islam dan bahkan umat manusia. Nabi SAW adalah modelideal umat
yang karir hidupnya dapat memunculkan kearifan-kearifan politik umat.Hinggawafatnya
pada Juni 632M,Nabi Muhammad SAW telah menjadi Nabi-Penguasa yang efektif atas sebagian besar
semenanjungArabia.
Pasca wafatnya Nabi, pemerintahan Islam diteruskan oleh empat khalifah yang utama
(Khulafa’ al-Rāsyidîn),yakni Abu Bakarra,Umar bin Khattab, Usman bin „Aff ān, dan Ali bin
Abin Thalib. Keempat khalifah tersebut menyelenggarakan pemerintahan Islam mendekati
pemerintahan Nabi Muhammad SAW. Keadilan, penegakan hukum, musyawarah, dan
egalitarianisme amat ditegakkan sehingga empat khalifah itu diberi gelar empat khalifah yang
mendapat petunjuk.Meski ada riak-riak politik didalam era keempat khalifah itu,tapi secara
keseluruhan menampakkan gerak moral yang amat konsisten dan perluasan wilayah yang amat
efektif keluar Jazirah Arabia.Selamatiga puluh tahun (30 tahun), keempat khalifah
menampakkan sebuah pemerintahan politik Islam yang amat agung dan menjadi sejarah politik
yang demokratis di dunia saat itu. Pasca keempat khalifah, pemerintahan Islam mengalami
pasang-surut.
Demikian pula sejarah Islam mengalami kebangkitan dan keruntuhan. Dari sejarah itu,
menunjukkan garis konstan bahwa pemerintahan yang mengedepankan moralitas akan
memperoleh kejayaan dan sebaliknya.Karena itu,sejarah politik Islam adalah sejarah pasang-
surut antara yang ma’ruf dan yang mungkar.Umat Islam harus mengambil nilai-nilai dan
prinsip-prinsip politik yang baik dan menjauhkan noda-noda hitam nya jika ingin sebuah
pemerintahan itut egak dimukabumi.
Bertolak dari sisipan dan ganini,maka imanbarulah punya arti jika diikuti secara terpadu oleh
perbuatan baik yang positif dan konstruktif.
Sebagai suatu petunjuk bagi manusia, al-Qur'an menyediakan suatu dasar yang kukuh dan tak
berubah bagi semua prinsip-prinsi petik dan moral yang perlu bagi kehidupan ini . Menurut
Muhammad Asad, al-Qur'an member kan jawaban komprehensif untuk persoalan tingkah laku
yang baik bagi manusia sebagai perorangan dan sebagai anggota masyarakat dalam rangka
menciptakan suatu kehidupan yang berimbang di dunia ini dengan tujuan terakhir
kebahagiaan diakhirat.
Jadi, jangan menjadikan al-Qur‟an dan pemerintahan Nabi untuk instrument politik.Tapi
ambillah prinsip-prinsi petiknya dan sesuaikan dengan kondisi-kondi sisosial politik sehingga
melahirkan suatu kombinasi moralitas Islam dan relevan sisosial
politik.WallāhuA’lamubil-Shawāb.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan demikia npenyusun dapat menyimpulkan bahwa hubungan Islam dan Politik itu
sangat berkaitan karena telah dijelaskan tentanga turan dan cara- cara dalam berpolitik yang
sesuai tuntunan AlQuran dan Hadits.Oleh karena itu sistem politik Islam yang melihat
dokumen-dokumen dari Al-Qur‟an ini memuat prinsip-prinsip politik berupa
keadilan,musyawarah,toleransi,hak-hakdan kewajiban,amarma’rufdannahimungkar, kejujuran
dan penegakan hukum.
Jadi dengan sistem dan peraturan-peraturan hukum yang sesuai dengan Al-Qur‟an sudah pasti
sistem politik Islam lebih baik dibandingkan dengan sistem Politik yang lain.
3.2 SARAN
Dengan uraian diatas kita dapat menyadari bahwa apapun system politik yang digunakan
disetiap Negara akan percuma kalau tidak didasari dengan kesadaran Iman dan Taqwa kepada
Allah oleh setiap pemimpin dan rakyatnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://luluvikar.wordpress.com/?Islam%20dan
%20Politikhttp://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/politik-islam-
dan-politik-jahiliyyah.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah
http://www.hudzaifah.org/Article64.phtmlhttp://www.scribd.com/doc/17236048/Sejara
h-Politik-Islam http://id.wikipedia.org/wiki/Polit