Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL

DOSEN PENGAMPU:
TRESYA, SH,MH
DISUSUN OLEH:
NAMA : Kartika Chandra kirana
NPM : 1900874201208
KELAS : FH 1
MATAKULIAH : HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BATANGHARI
2020
APAKAH KEKERASAN SUDAH MENJADI LEGAL KEMANUSIAAN?
Konsep-konsep etika seakan layak untuk direformulasi, dasar-dasar teologis pun semakin mungkin
untuk ditafsirkan kembali, bahkan para penegak hukum harus berpikir dua kali tentang bentuk-bentuk
konstitusi yang telah disepakati.Tidak bisa dipungkiri ketika kita menganggap bahwa perkembangan
kehidupan manusia sampai saat ini semakin menemukan jalan progresifitasnya. Teknologi
berkembang karena semakin cerdasnya manusia mengatasi problematika hidupnya sendiri, bahkan
kemalasan, pengangguran, dan kekerasan pun nampak memiliki landasan teoritis yang tak kalah
intelektualnya.
Manusia telah berkembang mulai dari tingkat kecerdasan hingga kesejahteraannya. Akan tetapi
apakah kemajuan itu sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terjamin atau justru
sebaliknya?Konteks Hak Asasi Manusia (HAM) saat ini sebenarnya juga mengalami progresivitas
yang juga tak kalah signifikan dengan tingkat kecerdasan dan kesejahteraan manusia. Peperangan
dalam skup luas memang semakin menunjukan titik redamnya. Era kolonialisasi sudah tidak
dirasakan lagi oleh hampir semua negara, akan tetapi apa yang dapat dikatakan sebagai “kekerasan
tematik” masih menjalar ke akar-akar kehidupan masyarakat. “Kekerasan politis” misalnya, masih
mewarnai proses demokrasi. “Kekerasan sosial” mungkin sampai saat ini masih menunjukkan sifat
represifnya setidaknya secara psikologis terhadap suku dan ras tertentu. Bahkan “kekerasan legal”
juga tampak menjadi tontonan dalam menghambat proses penegakan hukum.

KASUS
Pria Dibacok Lima Orang yang Mengaku dari Ormas
ANALISA
Kasus diatas termasuk suatu peristiwa pidana karena kasus tersebut memenuhi syarat-syarat
peristiwa pidana, dimana terjadi penganiayaan, pengeroyokan dan pembacokan terhadap Irfan oleh
lima orang yang mengaku sebagai ormas tersebut. Ini dibuktikan dengan adanya laporan dari
beberapa saksi di TKP yang langsung melaporkan kepada aparat kepolisian stempat. Disini jelas
bahwa perbuatan kelima orang tersebut melanggar hukum, yakni pasal 351,354, dan58 KUHP tentang
Penganiayaan.Kasus ini khususnya diatur dalam pasal 351 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: “Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah” dan “Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”.Kemudian diatur juga dalam pasal 354 ayat 1
yang berbunyi: “Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun”.Dan untuk pengeroyokannya
diatur dalam pasal 358 (1) yang berbunyi: “Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau
perkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang
khusus dilakukan olehnya, diancam: dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika
akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat”.

Anda mungkin juga menyukai