Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Mafaza

Nim : 2101056012 (MH-A5)


Dospen : Muhammad Trani SE, M.Si
Matkul : Studi Kelayakan Bisnis

Biografi Prajogo Pangestu, Mantan Supir Angkot Kini Jadi Pengusaha Sukses
Berharta Puluhan Triliun Rupiah.

Prajogo Pangestu dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Ia


merupakan salah satu orang paling kaya di Indonesia dengan harta mencapai puluhan trilyun
rupiah. Prajogo Pangestu merupakan pendiri dari Barito Group, sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang petrokimia, energi panas bumi dan properti. Melalui perusahaan ini mantan
sopir angkot ini sukses meraup kekayaan hingga puluhan triliun dan menjadi orang terkaya di
Indonesia.

➢ Biografi Prajogo Pangestu


Prajogo Pangestu lahir dengan nama Tionghoa Phang Djoen Phen. Ia dilahirkan pada
tanggal 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat, Indonesia. Orang tuanya dikenal
sebagai pedagang karet kecil. Terlahir dari keluarga miskin membuat Prajogo merasakan hidup
yang sulit sejak kecil.
Pendidikan sekolahnya ia hanya bisa selesaikan hingga bangku sekolah menengah pertama
saja. Saat usia remaja, Prajogo kemudian mencoba mengadu nasib ke ibukota Jakarta demi
mendapat kehidupan yang lebih baik. Namun setelah beberapa lama disana, ia tak juga
mendapatkan pekerjaan. Hingga akhirnya ia kemudian memutuskan untuk kembali ke
kampung halamannya di Kalimantan.
➢ Menjadi Sopir Angkot
Untuk menyambung hidup, Prajogo Pangestu bekerja sebagai sopir angkot. Pekerjaan itu
ia mulai pada tahun 1960. Pekerjaan sopir angkot itu menjadi sebuah batu loncatan dalam
kehidupan Prajogo Pangestu. Saat sedang menjadi sopir, Prajogo bertemu dengan pria yang
bernama Bon Sun On atau dikenal dengan nama Burhan Uray. Pria tersebut berprofesi sebagai
pengusaha kayu asal Malaysia. Pertemuan itulah yang kemudian mengubah kehidupannya.
➢ Bekerja di PT Djajanti Group
Ia kemudian bekerja sebagai karyawan dari Burhan Uray yang dikenal sebagai pendiri dari
PT Djajanti Group di tahun 1969. Tujuh tahun bekerja disana dengan keras, kemudian Burhan
Uray mengangkat Prajogo Pangestu sebagai General Manager (GM) di Pabrik Plywood
Nusantara yang berada di Gresik, Jawa Timur. Kariernya sebagai General Manager di PT
Plywood Nusantara hanya berlangsung setahun saja. Ia kemudian memutuskan keluar dari
perusahaan tersebut.

Setelah keluar, Prajogo Pangestu akhirnya mencoba menjalankan bisnisnya sendiri, ia


pertama-tama membeli perusahaan kayu bernama CV Pacific Lumber Coy. Yang sedang
mengalami kesulitan keuangan.
➢ Pendiri Barito Pasific
Berbekal modal pinjaman dari Bank BRI, Ia sukses mengambil alih CV Pacific Lumber
Coy yang kala itu bergerak dibidang industri kayu. Manajemen dan bisnis perusahaan tersebut
ia perbaiki sedikit demi sedikit. Kala itu perusahaan tersebut memiliki hak konsesi hingga 6
juta hektare diseluruh Indonesia. Produk yang dihasilkan perusahan tersebut yaitu; plywood,
blockboard, particle board, dan woodworking product. Produknya juga diekspor ke luar negeri
seperti Eropa dan Amerika.
Setelah itu, kemudian ia mengganti nama perusahaan tersebut menjadi PT Barito Pacific.
Dibawah kepemimpinan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific berkembang pesat. Di zaman
pemerintahan presiden Soeharto, Prajogo Pangestu banyak bekerja sama dengan perusahaan
dari anak anak dan kolega dari Soeharto. Dengan begitu bisnisnya semakin berkembang dan
melebar ke sektor lainnya selain pengolahan kayu yaitu; properti, petrokimia dan minyak sawit
mentah. Prajogo Pangestu sudah dikenal sebagai salah satu pengusuaha terkaya di Indonesia.
Memasuki tahun 2000, bisnis pengolahan kayu mulai mengalami kemunduran. Ini ditandai
dengan ditutupnya beberapa pabrik pengolahan kayu mulai tahun 2004 hingga tahun 2007.
➢ Beralih Ke Bisnis Petrokimia dan Energi
Akhirnya, Prajogo Pangestu kemudian mengubah arah bisnis perusahaan Barito Pasific ke
bisnis Petrokimia dan Energi sejak tahun 2007. Di tahun itu juga, ia mengambil alih 70% saham
perusahaan petrokimia bernama PT Chandra Asri. Di tahun 2011, Chandra Asri dan Tri Polyta
Indonesia melakukan merger (penggabungan). Ia kemudian membuat perusahaannya menjadi
perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.

Setelah itu ia kemudian membeli sebagian saham Star Energy dari perusahaan yang berasal
dari Thailand. Dengan begitu, Prajogo mempunyai kepemilikan penuh atas Star Ennergy
setelah sebelumnya ia memiliki saham mayoritas atas perusahaan energi tersebut. Star Energy
milik Prajogo diketahui memiliki beberapa proyek panas bumi atau PLTP di Indonesia.
➢ Kekayaan Prajogo Pangestu
Sejak zaman Presiden Soharto, Prajogo Pangestu sudah dikenal sebagai salah satu
konglomerat atau pengusaha kayu ternama. Kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari
kepemilikan saham mayoritas sekitar 71.64% saham di PT Barito Pasific. Perusahaan ini
memiliki dua anak perusahaan yakni Chandra Asri Petrochemical dan Star Energy Geothermal.
Berdasarkan data forbes bulan september 2022, Kekayaan Prajogo Pangestu mencapai 80.4
triliun rupiah. Ia menempati posisi sebagai orang kaya ketiga di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai