Disusun Oleh :
DIII GIZI
2018
i
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
tugas penyusunan Laporan Besar Praktik Kerja Lapangan Sistem Penyelenggaraan
Makanan (SPMI) Instalasi Gizi pada RSUD Dr. Moewardi dapat selesai dengan tepat
waktu.
Laporan Besar Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan praktek kerja lapangan (PKL) Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi di Rumah Sakit. Laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................ Error! Bookmark not defined.
Kata Pengantar .................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
Daftar Lampiran ................................................................................................................
v PENDAHULUAN ............................................................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................................................3
BAB II ...............................................................................................................................
5
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PKL.................................................. 5
A. Gambaran Umum Rumah Sakit .................................................................................5
C. Hygiene Sanitasi..........................................................................................................24
2. Pengolahan Makanan................................................................................................... 82
3. Pemorsian .................................................................................................................... 88
4. Distribusi ..................................................................................................................... 88
4
Daftar Lampiran
1
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi yang dilakukan oleh Mahasiswa yang diharapkan mampu menambah
pengetahuan dalam penerapan Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
(SPMI) di rumah sakit sebagai pelaksana pelayanan gizi institusi di RSUD Dr.
Moewardi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan PKL SPMI, mahasiswa mendapat
pengalaman belajar dan keterampilan agar memperoleh hasil yang
efisien, efektif dan optimal untuk dapat mencapai kompetensi sebagai
Ahli Madya Gizi, sekaligus sebagai profesi Teknisi Dietesien pada
bidang Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pelayanan gizi kepada klien sesuai dengan prinsip moral
dan etika.
b. Mendiskripsikan ketenagaan yang ada (jumlah, jenis, tupoksi, dan
kualifikasi).
c. Menyebutkan instrumen dokumentasi kegiatan.
d. Berpartisipasi dalam penetapan biaya pelayanan gizi.
e. Menyusun standar makanan sesuai kebutuhan klien.
f. Menyusun menu bagi klien sesuai standar (standar porsi, standar
resep, standar bumbu, standar kualitas).
g. Melakukan perhitungan kebutuhan bahan makanan.
h. Mengidentifikasi kegiatan pengadaan bahan makanan (pemesanan,
pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran bahan
makanan).
i. Mengidentifikasi kegiatan produksi makanan (mulai persiapan,
pengolahan dan evaluasi hasil pengolahan).
j. Mengidentifikasi kegiatan distribusi, transportasi dan penyajian
makanan.
k. Melakukan modifikasi resep makanan dan uji cita rasa / uji
organoleptik.
l. Melakukan uji daya terima / sisa makanan.
m. Mengidentifikasi sarana dan prasarana (desain – layout) dapur dan
peralatan kerja.
n. Mengkaji penerapan higiene sanitasi dan keamanan makanan.
C. Metodologi Penyusunan Laporan PKL
1. Tempat PKL
Tempat dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu di
RSUD Dr. Moewardi.
2. Waktu Pelaksanaan PKL
Waktu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk SPMI
dimulai tanggal 29 Januari 2018 sampai dengan 27 Februari 2018.
D. Manfaat
Praktik kerja lapangan (PKL) ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan atau evaluasi dalam hal pelayanan dan penyelenggaraan makanan di
RSUD Dr. Moewardi.
1. Bagi Instalasi Gizi
a. Sebagai referensi dalam melakukan evaluasi penyelenggaraan
makanan di RSUD Dr. Moewardi
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan gizi kepada pasien.
c. Sebagai bahan masukan untuk keperluan penelitian dan
pengembangan gizi dalam rangka mewujudkan asuhan gizi
masyarakat yang berkualitas melalui sistem manajemen
penyelenggaraan makanan rumah sakit yang sesuai standar
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).
2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang praktik sistem manajemen
penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit.
b. Menambah pengalaman dalam bekerja di lingkup penyelenggaraan
makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit.
c. Mengaplikasikan ilmu sistem manajemen penyelenggaraan makanan
institusi/massal yang telah diajarkan selama praktik belajar di kelas,
sehingga dapat membandingkan antara teori dengan kenyataan yang
ada, untuk keperluan penelitian dan pengembangan gizi.
d. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari akademi, dan menambah
pengalaman dalam bekerja langsung di Instalasi Gizi Rumah Sakit .
BAB II
No Uraian ketenagaan
1 Ka Instalasi Gizi
2 Ka Sub Instalasi Administrasi
dan Logistik
3 Unit Administrasi Gizi
4 Urusan Gudang dan Perbekalan
(Staff Administrasi dan
Logistik)
5 Ka Sub Instalasi Produksi
Makanan
6 Penyelia
7 Pramuboga
10 Pramusaji
11 Ka Sub Instalasi Penelitian dan
Pengembangan
Total
1. Kepala Instalasi
Gizi
3 Urusan Gudang/
Perbekalan (Staf
Administrasi dan Logistik)
4 Ka Sub Instalasi
Produksi
Makanan
5 Pramuboga
8 Pramusaji
20
e. Pramuboga
Menurut PGRS tahun 2013, seorang pramuboga di rumah sakit tipe A
harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu: Lulusan SMK
Tataboga/SMU + Kursus masak.
Pramuboga di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi memiliki latar
belakang pendidikan D3-perhotelan sebanyak 1 orang, SMK Boga sebanyak
21 orang, STM sebanyak 1 orang, SMU sebanyak 13 orang, SMP sebanyak
1 orang, dan SD sebanyak 3 orang. Jika dilihat dari latar belakang
pramuboga yang ada di RSUD Dr. Moewardi sebagian besar sudah
memenuhi standar kualifikasi menurut PGRS yaitu SMK Boga dan SMU
yang telah mendapatkan pelatihan.
f. Ka Sub Instalasi Asuhan Gizi
Berdasarkan PGRS tahun 2013, Ka Sub Instalasi Gizi Rumah Sakit
dengan Tipe A harus memenuhi kriteria sebagai berikut: S2 Gizi/Kesehatan,
S1 Gizi/D4 gizi kesehatan dengan pendidikan dasar D3.
Di RSUD Dr. Moewardi, Ka Sub Instalasi Asuhan Gizi telah memiliki
latar belakang pendidikan S1-Gizi, sehingga sudah sesuai dengan standar
kualifikasi yang dibutuhkan berdasarkan PGRS 2013.
g. Staf Asuhan Gizi
Berdasarkan PGRS tahun 2013, Ka Sub Instalasi Gizi Rumah Sakit Tipe
A harus memenuhi kriteria sebagai berikut: S2 Gizi/Kesehatan, S1 Gizi/D4
gizi kesehatan dengan pendidikan dasar D3.
Di RSUD Dr. Moewardi, Ka Sub Instalasi Asuhan Gizi telah memiliki
latar belakang pendidikan S1-Gizi, SKM dan D3 Gizi sehingga sudah sesuai
dengan standar kualifikasi yang dibutuhkan berdasarkan PGRS 2013.
h. Pramusaji
Menurut PGRS tahun 2013, seorang pramusaji di rumah sakit tipe A
harus memenuhi beberapa kriteria di antaranya yaitu : Lulusan SMK
Tataboga/SMU + Kursus masak.
Pramusaji di RSUD Dr. Moewardi memiliki latar belakang pendidikan
SMK Boga sebanyak 27 orang, SMEA 3 orang, STM 1 orang, SMU 13
orang,
21
dan SMP 2 orang. Jika dilihat dari latar belakang tersebut, pramusaji di
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi sebagian besar sudah memenuhi standar
kualifikasi menurut PGRS yaitu SMK Boga dan SMU yang telah
mendapatkan pelatihan.
i. Ka Sub Instalasi Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan PGRS tahun 2013, Ka Sub Instalasi Penelitian dan
Pengembangan Rumah Sakit dengan Tipe A harus memenuhi kriteria
sebagai berikut: S2 Gizi/Kesehatan, S1 Gizi/D4 gizi kesehatan dengan
pendidikan dasar D3.
Di RSUD Dr. Moewardi, Ka Sub Instalasi Penelitian dan
Pengembangan telah memiliki latar belakang pendidikan S2-Gizi, sehingga
sesuai dengan standar kualifikasi yang dibutuhkan berdasarkan PGRS 2013.
2. Kebutuhan Tenaga Kerja
Diketahui :
a. Jumlah karyawan di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi adalah
sebanyak 118 orang.
b. Jam kerja efektif = 8 jam (5 hari kerja)
c. Hari non efektif kerja terdiri dari :
Hari cuti/tahun = 12 hari
Libur nasional/tahun = 12 hari
Hari minggu/tahun = 100 hari
Jumlah = 124 hari
d. Hari efektif kerja = 365 hari – 124 hari = 241
hari
e. Jam kerja efektif dalam setahun = 241 x 8 jam kerja efektif
= 1928 jam
No Jenis Tenaga
1 Kepala Instalasi
Gizi
2 Ka Sub Instalasi
Administrasi dan
Logistik
3 Staff Administrasi
Logistik
4 Ka Sub Asuhan
Gizi
5 Staff Asuhan Gizi
6 Ka Sub Litbang
7 Staff Libang
8 Ka Sub Produksi
Makanan
9 Penyelia
10 Pemasak/
Pengolah Makanan/ Pramuboga
11 Pramusaji
C. Hygiene Sanitasi
1. Pengertian Umum Hygiene & Sanitasi
Pada hakekatnya “hygiene dan Sanitasi” mempunyai pengertian
dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima.
Hygiene adalah Higiene usaha kesehatan preventif yang menitik
beratkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu. Sedangkan
sanitasi adalah usaha kesehatan lingkungan lebih banyak
memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan. Sanitasi
makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik
beratkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan
makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau
merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama
proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada
saat makanan dan minuman tersebut siap untuk disajikan kepada
konsumen.
Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman harus
sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengacu kepada Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/KEP/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
25
mencemari bahan pangan baik berupa cemaran fisik, kimia maupun
biologis.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan prinsip-
prinsip personal hygiene.
a. Mengetahui sumber cemaran dari tubuh
Tubuh manusia selain sebagai alat kerja juga merupakan
sumber cemaran bagi manusia lain dan lingkungannya termasuk
makanan dan minuman. Sumber cemaran tersebut antara lain :
1) Sumber cemaran dari tubuh manusia yaitu tangan, rambut,
mulut, hidung, telinga, organ pembuangan (dubur dan organ
kemaluan). Cara-cara menjaga kebersihan diri adalah sebagai
berikut :
(a) Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih dengan
cara yang baik dan benar.
(b) Menyikat gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi, sebelum
tidur, bangun tidur dan sehabis makan.
(c) Berpakaian yang bersih.
(d) Membiasakan diri selalu membersihkan lubang hidung,
lubang telingan dan kuku secara rutin, kuku selalu pendek
agar mudah dibersihkan.
(e) Membuang kotoran ditempat yang baik sesuai dengan
persyaratan kesehatan, setelah buang air besar maupun kecil
selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
(f) Menjaga kebersihan kulit dari bahan–bahan kosmetik yang
tidak perlu.
2) Sumber cemaran lain yang penting yaitu luka terbuka/koreng,
bisul atau nanah dan ketombe/kotoran lain dari rambut. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam upaya pengamanan makanan
yaitu:
(a) Luka teriris segera ditutup dengan plester tahan air.
(b) Koreng atau bisul tahap dini ditutup dengan plester tahan air.
(c) Rambut ditutup dengan penutup kepala yang menutup
bagian depan sehingga tidak terurai.
3) Sumber cemaran karena perilaku yaitu tangan yang kotor, batuk,
bersin atau percikan ludah, menyisir rambut dekat makanan,
perhiasan yang dipakai.
4) Sumber cemaran karena ketidaktahuan. Ketidaktahuan dapat
terjadi karena pengetahuan yang rendah dan kesadarannya pun
rendah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
bahan makanan yang dapat menimbulkan bahaya seperti :
(a) Pemakaian bahan palsu.
(b) Pemakaian bahan pangan rusak/rendah kualitasnya.
(c) Tidak bisa membedakan bahan pangan dan bukan bahan
pangan
(d) Tidak bisa membedakan jenis pewarna yg aman untuk bahan
makanan.
(e) Menerapkan perilaku-perilaku untuk mencegah pencemaran,
seperti yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 8 Syarat hygiene penjamah makanan
Parameter
1. Kondisi
Kesehatan
2. Menjaga
kebersihan diri
3. Kebiasaan
mencuci tangan
4. Perilaku
penjamah makanan dalam melakukan kegiatan pelayanan
28
penanganan
makanan
5. Penampilan
penjamah makanan
29
c. Bersihkan semua peralatan termasuk pisau, sendok, panci, piring
setelah dipakai dengan menggunakan deterjen/sabun dan air panas.
d. Letakkan peralatan yang tidak dipakai dengan menghadap ke bawah.
e. Bilas kembali peralatan dengan air bersih sebelum mulai memasak.
1) Prinsip Pencucian
Upaya pencucian peralatan makan dan masak meliputi
beberapa prinsip dasar yaitu:
(a) Tersedianya sarana pencucian
(b) Dilaksanakannya teknik pencucian yang benar
(c) Mengetahui dan memahami tujuan pencucian.
2) Sarana Pencucian Sarana pencucian terdiri dari 2 jenis yaitu
perangkat keras yaitu sarana fisik dan permanen yang digunakan
berulang - ulang dan perangkat lunak yaitu bahan habis pakai
dalam proses pencucian.
(a) Perangkat keras yaitu bagian untuk persiapan, bagian
pencucian yang terdiri dari 1 sampai 3 bak/bagian (bak
pencucian, bak pembersihan dan bak desinfeksi) dan bagian
pengeringan atau penirisan. Ukuran bak minimal 75 x 75 x 45
cm.
(b) Perangkat lunak yaitu air bersih, zat pembersih, bahan
penggosok dan desinfektan.
3) Teknik Pencucian
Teknik pencucian yang benar akan memberikan hasil
pencucian yang sehat dan aman. Tahapan-tahapan pencucian
adalah sebagai berikut :
(a) Scraping atau membuang sisa kotoran.
(b) Flushing atau merendam dalam air.
30
(c) Washing atau mencuci dengan detergen.
(d) Rinsing atau membilas dengan air bersih.
(e) Sanitizing/desinfection atau membebas hamakan.
(f) Toweling atau mengeringkan.
4) Bahan-Bahan Pencuci
Jenis-jenis bahan pencuci yang sesuai digunakan untuk
mencuci peralatan makan/masak antara lain detergen, detergen
sintetis, sabun dan pencuci abrasif.
5) Desinfektan
Jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam
pencucian antara lain hypochlorit, iodophor, QACs (Quarternary
Ammonium Compounds), amphoteric surfactants, dan penolik
desinfektan.
6) Sanitasi Air dan Lingkungan
Bahan baku termasuk air dan es dapat terkontaminasi oleh
mikroba patogen dan bahan kimia berbahaya. Lingkungan yang
kotor dapat menjadi sumber bahaya yang mencemari pangan, baik
bahaya fisik, kimia maupun biologis. Sebagai contoh bahaya fisik
berupa pecahan gelas yang terserak dimana-mana dapat masuk ke
dalam pangan. Demikian juga, obat nyamuk yang disimpan tidak
pada tempatnya dapat tercampur dalam pangan secara tidak
sengaja. Mikroba yang tumbuh dengan baik di tempat yang kotor
mudah sekali masuk ke dalam pangan. Berikut upaya sanitasi air
dan lingkungan yang dapat diterapkan:
(a) Menggunakan air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia
yang dapat membahayakan kesehatan.
(b) Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan kualitas air
bersih dan atau air minum. Air yang akan digunakan untuk
memasak atau mencuci bahan pangan harus memenuhi
persyaratan bahan baku air minum.
31
(c) Air yang disimpan dalam ember harus selalu tertutup, jangan
dikotori dengan mencelupkan tangan. Gunakan gayung
bertangkai panjang untuk mengeluarkan air dari ember/wadah
air.
(d) Menjaga kebersihan ketika memasak sehingga tidak ada
peluang untuk pertumbuhan mikroba.
(e) Menjaga dapur dan tempat pengelolaan makanan agar bebas
dari tikus, kecoa, lalat, serangga dan hewan lain.
(f) Tutup tempat sampah (terpisah antara sampah kering dan
sampah basah) dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat dan
tidak meninggalkan bau busuk serta buanglah sampah secara
teratur di tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
(g) Membersihkan lantai dan dinding secara teratur.
(h) Pastikan saluran pembuangan air limbah (SPAL) berfungsi
dengan baik.
(i) Sediakan tempat cuci tangan yang memenuhi syarat.
a. Pada indikator nomor 3 Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak,
terpelihara dan mudah dibersikan memiliki bobot 1. Namun pada saat
uji keyakan fisik untuk hygiene sanitasi makanan jasaboga yang telah
dilakukan mendapatkan hasil yaitu 0,5. Karena lantai pada ruang
produksi di Instalasi RSUD Dr.Moewardi masih licin sehingga
dikhawatirkan petugas dapat terpleset jika ada air / minyak yang jatuh.
b. Pada indikator nomor 4 dinding dan langit-langit dibuat dengan baik,
terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba) memiliki bobot 1.
Namun pada saat uji keyakan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasa
boga yang telah dilakukan mendapatkan hasil yaitu 0. Karena dinding
dan langit-langit pada ruang produksi di Instalasi RSUD Dr.Moewardi
masih berdebu dan membuat ruangan menjadi lembab.
c. Pada indikator nomor 22 perlinungan terhadap makan dan masak
dalam cara pembersihan,penyimpanan, penggunaan dan
pemeliharaannya memiliki bobot 2. Namun pada saat uji keyakan fisik
untuk higiene sanitasi makanan jasa boga yang telah dilakukan
mendapatkan hasil yaitu 1. Karena perlinungan terhadap makan dan
masak dalam cara pembersihan,penyimpanan, penggunaan dan
pemeliharaannya pada ruang penyimpanan di Instalasi RSUD
Dr.Moewardi masih berdebu dan kotor. Pada ruang penyimpanan pun
masih berbau kecoa dan terdapat
kecoa dikhawatirkan kecoa tersebut juga terbang-terbang ke alat-alat
yang telah dibersihkan dan disimpan.
d. Pada indikator nomor 24 proses pencucian melalui tahapan mulai dari
pembersihan sisa makanan , perendaman, pencucian dan pembilasan
memiliki bobot 5. Namun pada saat uji keyakan fisik untuk higiene
sanitasi makanan jasa boga yang telah dilakukan mendapatkan hasil
yaitu 4. Karena proses pencucian melalui tahapan mulai dari
pembersihan sisa makanan masih belum begitu bersih .
e. Pada indikator nomor 33 tempat memasak terpisah secara jelas dengan
tempat penyiapan makanan matang memiliki bobot 1. Namun pada saat
uji keyakan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasa boga yang telah
dilakukan mendapatkan hasil yaitu 0. Karena masih dirasa kurang jelas
terkait tempat memasak terpisah secara jelas dengan tempat penyiapan
makanan matang. Pada indikator ini menilai tentang persyaratan teknis
hygiene da sanitasi unuk melihat apakah memenuhi persyaratan untuk
disebut jasaboga golongan A3 maupun golongan B. Jika Golongan B
pada indikator golongan A3 harus terpenuhi.
f. Pada indikator nomor 41 ventilasi dilengkapi dengan alat pengatu suhu
memiliki bobot 1. Namun pada saat uji keyakan fisik untuk higiene
sanitasi makanan jasa boga yang telah dilakukan mendapatkan hasil
yaitu 0. Karena saat penguji menilai , tidak semua ventilasi terdapat
pengatur suhu mungkin hanya dibeberapa tempat saja yang ada
pengatur suhunya. Pada indikator ini menilai tentang persyaratan
teknis hygiene da sanitasi unuk melihat apakah memenuhi persyaratan
untuk disebut jasaboga golongan C . Sehingga pada indikator penilaian
khuss golongan C tidak harus terpenuhi jika pada penilai sebelumnya
sudah terpenuhi semuanya.
Selain indikator yang tidak disebutkan diatas , berarti pada uji
kelayakan fisik untuk hygiene sanitasi RSUD Dr. Moewardi sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1096/Menkes/Per/VI/201 dan mendapat skor nilai sesuai dengan
maksimal bobot yang tertera.
D. Perencanaan Anggaran dan Biaya Pelayanan Gizi (Food Cost)
Anggaran yang ada di Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi berasal dari
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang terdiri dari perencanaan
anggaran bahan makanan, anggaran pantry dan anggaran bahan bakar.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan badan yang
merencanakan anggaran kebutuhan makanan yang dibuat setahun yang lalu
dengan memperhitungkan kebutuhan yang diperlukan dalam satu tahun.
Penyusunan anggaran bahan makanan basah dan kering dilakukan
setiap hari, bahan makanan kering yang di susun anggarannya setiap hari
adalah kelapa, sedangkan penyusunan anggaran bahan makanan kering
yang memiliki umur penyimpanan cukup panjang disesuaikan dengan
stock bahan makanan kering pada gudang penyimpanan kering. Pembuatan
pesanan bahan makanan basah diadakan setiap hari kecuali pada hari sabtu,
minggu dan senin yang dibuat pemesanannya pada hari jumat. Pengadaan
bahan makanan tersebut diperoleh melalui system penunjukan langsung
oleh Sub Instalasi Administrasi Logistik.
1. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Perencanaan anggaran bahan makanan adalah kegiatan
merencanakan anggaran biaya bahan makanan yang ditujukan bagi
pasien dan non pasien dalam satu tahun anggaran, yang dilakukan oleh
Sub Instalasi Administrasi Logistik. Perencanaan bahan makanan
bertujuan untuk acuan pencapaian langkah – langkah dalam
perencanaan bahan makanan agar tercukupinya kebutuhan anggaran
untuk satu tahun ke depan. Penyusunan anggaran tersebut meliputi
anggaran bahan makanan basah dan anggaran bahan makanan kering.
Langkah–langkah dalam menyusun anggaran bahan makanan antara
lain :
a. Menentukan jenis spesifikasi kualitas dan kuantitas bahan makanan
yang akan digunakan.
b. Rencanakan jenis dan jumlah konsumen yang akan dilayani.
c. Melakukan survei harga di pasar secara langsung.
d. Perhitungkan rencanan kebutuhan makanan berdasarkan hal di atas.
e. Hitung jumlah total anggaran selama satu tahun ke depan.
f. Menyusun dokumen penyusunan anggaran.
g. Mengajukan kepada Kepala Instalasi Gizi untuk dikoreksi dan
mendapatkan persetujuan.
h. Serahkan kepada Direktur melalui Bidang Anggaran dan
Perbendaharaan.
2. Perencanaan Anggaran Pantry ( Alat Makanan dan Alat Dapur)
Penyusunan anggaran pantry adalah kegiatan penyusunan
anggaran pantry (alat makan pasien dan alat dapur) dalam satu tahun
anggaran yang dilakukan oleh Sub Instalasi Administrasi Logistik.
Perencanaan anggaran pantry memiliki tujuan sebagai acuan penerapan
langkah – langkah dalam merencanaan anggaran pantry agar
tercukupinya kebutuhan alat makan pasien dan alat dapur untuk satu
tahun ke depan. Prosedur dalam merencanaan anggaran pantry meiputi:
a. Merencanakan kebutuhan pantry ( alat makan pasien dan alat
dapur) b. Melakukan survey harga
c. Membuat perencanaan harga perkiraan
d. Menyusun dokumen penyusunan anggaran
e. Mengajukan dokumen penyusunan anggaran tersebut kepada
Kepala
Instalasi Gizi untuk dikoreksi dan mendapatkan persetujuan
f. Serahkan kepada Direktur melalui Bidang Anggaran dan
Perbendaharaan
3. Perencanaan Anggaran Bahan Bakar Gas
Kegiatan penyusunan anggaran bahan bakar gas dalam satu
tahun yang dilakukan oleh sub instalasi Administrasi Logistik.
Perencanaan anggaran bahan makan gas bertujuan sebagai penerapan
langkah-langkah merencanakan bahan bakar gas agar tercukupinya
kebutuhan bahan bakar gas selama satu tahun ke depan. Langkah
dalam merencanakan anggaran bahan makan gas meliputi :
a. Inventariskan kebutuhan berdasarkan berat gas ( 12 kg dan 50 kg)
b. Rencanakan kebutuhan yang akan digunakan dalam satu tahun ke
depan
c. Mengestimasi harga
d. Membuat perencanaan anggaran kebutuhan dan harga perkiraan
e. Menyusun dokumen penyusunan anggaran
f. Ajukan dokumen tersebut kepada Kepala Instalasi Gizi untuk
dikoreksi dan mendapat persetujuan
g. Menyerahkan kepada Direktur melalui bidang anggaran dan
perbendaharaan.
Persyaratan perencanaan biaya pelayanan gizi di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Moewardi, terdiri dari :
1) Menentukan spesifikasi/desain masing – masing bahan
makanan, alat makan dan alat dapur serta gas
2) Merencanakan rata – rata jumlah dan jenis konsumen yang
akan dilayani meliputi pasien, pegawai, dokter dan penunggu
pasien (untuk kafe sehat)
3) Melakukan survey secara langsung harga pasar guna
mengetahui harga dari masing – masing bahan makanan, alat
makan dan alat dapur serta gas pada waktu tersebut, apabila
nanti terjadi kenaikan harga, maka dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan
4) Menghitung rencanan kebutuhan dengan menghitung rata – rata
penggunaan yang dikeluarkan dan siklus menu
5) Menghitung total anggaran selama satu tahun kedepan dalam
bentuk spesifikasi
6) Perencanaan dalam bentuk spesifikasi diajukan kepada Kepala
Instalasi Gizi untuk dikoreksi dan mendapatkan persetujuan
7) Kemudian setelah mendapatkan persetujuan, spesifikasi
tersebut diserahkan kepada Direktur melalui bidang anggaran
dan perbendaharaan
8) Apabila sudah mendapatkan persetujuan maka aka nada
pemberitahuan pada awal tahun dari Direktur kepada Instalasi
Gizi
51
porsi terutama pada makanan pokok dan sayur. Dalam pengamatan
ketepatan porsi,
52
penimbangan porsi sayur sedikit lebih rumit karena kandungan air/kuah
membuat angka tidak valid dengan prosentase 92% dengan berat ± 93gr.
Tapi dapat disiasati dengan penimbangan secara terpisah antara tempat
penyajian, kuah dan sayur/ampas. Karena pada pemorsiannya
menggunakan sendok sayur dan dengan perkiraan berdasarkan
kebiasaan para pramuboga yang memorsikan, sehingga porsi yang
disajikan kurang sesuai dengan standar yang seharusnya.Pengamatan
pada ketepatan porsi makanan pokok, menunjukkan porsi nasi tidak
tepat dengan kisaran
58,68% dengan berat ± 140gr. Karena, pemorsian dilakukan dengan
wadah mangkok yang kepadatannya berbeda – beda. Standar porsi dan
ketepatan porsi (Terlampir)
5. Standar Bumbu
Standar bumbu adalah komposisi bumbu yang telah dibakukan dan
diberlakukan di institusi dalam rangka penyeragaman rasa hidangan
(bumbu dasar). Standar bumbu yang ada di instalasi gizi dibuat per satu
menu harian yang berisi berapa jumlah bumbu yang digunakan pada
satu hari itu. Sedangkan untuk per menu masakan sudah ada standar
bumbu apa saja yang harus digunakan pada masakan tersebut. Pada
pengamatan, persiapan dan pengolahan bumbu selalu sama mengenai
bahan yang digunakan untuk setiap harinya. Bahan bahan di bersihkan
terlebih dahulu, kemudian di haluskan dengan blender yang ditambah
air secukupnya, kemudian ditumis agar kandungan kadar air berkurang
kemudian ditambah minyak goreng secukupnya untuk menumis bumbu,
setelah matang langsung di wadah kan pada stainless steel dan
didinginkan beberapa menit kemudian di tutup plastik wrap. Untuk
kemudian disimpan di cold room bagi bumbu yang akan digunakan sore
dan keesokan harinya. Dari pengamatan yang dilakukan penggunaan
bumbu pada saat memasak tidak ditimbang sesuai dengan standar
bumbu melainkan menggunakan estimasi.
6. Siklus Menu
a. Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang akan
disajikan kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu. Jangka
waktu siklus menu yang sering digunakan yaitu siklus 5 hari, 7 hari
dan 10 hari. Di instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi menggunakan
siklus menu 10 hari, dengan hari ke 31 menggunakan menu ke 6.
Pengolahan makanan di instalasi gizi telah sesuai dengan siklus
menu yang ada sehingga makanan selalu berganti-ganti tiap harinya.
siklus menu (Terlampir)
Beberapa siklus menu yang ada diantaranya :
b. Menu VVIP dan VIP (siklus menu terlampir)
Makanan biasa, dan lunak berupa bubur serta tim. Pada siklus
menu untuk VVIP dan VIP diberikan 2 lauk hewani untuk makan
siang dan makan sore.
c. Menu Kelas 2 dan 3 (siklus menu terlampir)
Makanan biasa, dan lunak yaitu tim dan bubur. Menu makanan
untuk kelas 2 dan 3 hampir sama dengan menu untuk VVIP dan VIP
maupun kelas 1. Perbedaan dengan VVIP dan VIP ada pada
pemberian lauk hewani. Jika pada menu VVIP dan VIP diberikan 2
lauk hewani untuk makan siang dan makan sore, pada menu kelas 2
dan 3 hanya diberi 1 lauk hewani. Dan perbedaan dengan menu kelas
1 yaitu pada olahan lauk hewani dan nabati dengan bahan yang sama
dan standar porsi yang sama. Tempat penyajian juga berbeda, untuk
VVIP dan VIP, kelas 1 dan 2 menggunakan piring keramik dan
ditutup plastik wrap, sedangkan kelas 3 menggunakan plato
berpenutup.
d. Menu Makanan Diit
Menu makanan diit diberikan pada pasien dengan diit khusus,
meliputi diit jantung, diit rendah garam, diit rendah protein, diit hati,
diit lambung, diit rendah lemak, diit rendah serat, diit pemeriksaan
benzidin. Masing-masing diit memiliki standar makanan yang sama
dengan standar makanan yang tidak berdiit khusus. Yang menjadi
pembeda adalah cara pengolahan dan untuk diit DM serta DM RP
ada tambahan 1 jenis menu masakan sayur.
e. Menu Makanan Saring
Pada menu makanan saring terdapat 10 jenis masakan untuk
siklus 10 hari, dan terbatas jenis bahan makanannya, seperti
penggunaan telur yang sering muncul pada susunan menu. Menu
makanan pokok untuk makanan saring sumbernya adalah tepung
yang diolah menjadi bubur dengan gula jawa.
f. Siklus Menu Snack
Snack/ selingan diberikan pada semua kelas dan pada semua
jemis standar makanan sebanyak 2 kali yaitu pada jam 10.00 dan
16.00. Namun khusus untuk diit DM diberikan 3 kali snack, yang
ketiga pada jam 21.00. Snack yang diberikan pada siklus 10 hari
bervariasi jenisnya sehingga dapat mencegah pasien menjadi cepat
bosan. Untuk snack sebagian besar dipesan dari rekanan, dan snack
yang dibuat oleh rumah sakit secara mandiri yaitu misalnya, mega
mendung, pisang goreng, risoles dan puding/agar-agar untuk diit
ataupun roti mentega.
g. Menu Pilihan untuk VVIP dan VIP
Untuk kelas VVIP dan VIP terdapat beberapa menu pilihan yang
dapat digunakan sebagai alternatif makanan selain dari siklus menu
yang telah disediakan instalasi gizi. Berdasarkan Standar Prosedur
Operasional yang berlaku di RSUD Dr. Moewardi pelayananan menu
pilihan bagi pasien VVIP dan VIP antara lain :
1) Berikan dan jelaskan formulir pemesanan menu pilihan kepada
pasien saat penyajian makan pagi.
2) Ambil formulir yang telah diisi pasien pada saat penyajian snack
pagi.
3) Serahkan kepada petugas produksi makanan untuk direkap,
direncanakan kebutuhan bahan makanannya dan disiapkan untuk
penyajian siang harinya.
4) Terima menu pilihan yang sudah siap
5) Distribusikan kepada pasien untuk makan siang.
h. Menu Makanan Penunggu Pasien/ kafe Sehat
Instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi melayani pemesanan
makanan untuk penunggu pasien (kafe sehat) dan juga staff rumah
sakit. Kafe sehat memiliki beberapa menu masakan yang dapat
dipesan, seperti nasi goreng. Bagian pemasakan menu kafe sehat ini
terletak diantara ruang persiapan sayur dan persiapan snack, buah.
59
daftar pesanan bahan makan basah di serahkan kepada rekanan
yang
60
ditunjuk sebagai penyedia bahan makanan basah yaitu CV sejahtera
dan CV harum mas.
3. Pembelian bahan makanan
Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan
penyediaan macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen atau pasien sesuai ketentuan atau
kebijakan yang berlaku.
62
makanan agar tetap tersedianya bahan makanan yang siap digunakan
dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
66
Apabila ditemukan bahan makanan yang sudah kadaluarsa
maka dilakukan hal sebagai berikut :
1) Tempel label HOLD di bahan makanan tersebut
2) Lapor kepada bagian sub administrasi logistik dan produksi
makanan
3) Keluarkan bahan makanan tersebut dari gudang setelah
mendapatkan persetujuan
4) Hancurkan bahan makanan tersebut. Cara pemusnahan :
a) Produk susu : buka kemasan, keluarkan isinya
b) Roti, mie : buka kemasan, hancurkan
c) Tepung : buka kemasan, keluarkan isinya.
5) Buang ditempat sampah
6) Catat di formulir pemusnahan bahan makanan yang berisi nama
bahan makanan, jumlah yang dimusnahkan, metode
pemusnahan, tanggal pemusnahan, serta nama dan paraf
petugas dan saksi.
6. Pemesanan dan pengeluaran bahan makanan
a. Pemesanan bahan makanan basah ke gudang gizi
Kegiatan memesan kebutuhan bahan makanan basah yang
akan diolah pada esok harinya ke gudang bahan makanan basah
yang dilakukan oleh kepala sub Instalasi produksi makanan.
Adapun prosedur dalam memesan bahan makanan basah :
1) Hitung jumlah pasien yang dilayani berdasarkan bon
permintaan makan dari rawat inap
2) Buat bon pemesanan bahan makanan basah yang terdiri dari
macam bahan makanan, jumlah kebutuhan, dan kelas perawatan
berdasarkan jumlah pasien yang dilayani, standar porsi, siklus
menu yang berlaku dan ditambah sejumlah :
a) Makan pagi ditambah 5 porsi setiap kelas
b) Makan siang :
(1) Kelas II, III dan VIP ditambah 15 porsi
(2) Kelas 1 ditambah 10 porsi
c) Makan soere :
(1) Kelas II, III dan VIP ditambah 20 porsi
(2) Kelas 1 ditambah 10 porsi
d) Snack ditambah 20 – 40 porsi tergantung jumlah pasien
pada hari perhitungan
3) Buat bon pemesanan maksimal 3 hari sebelum digunakan atau 1
minggu sebelum hari raya
4) Serahkan bon ke petugas gudang bahan makanan basah
b. Pemesanan bahan makanan kering ke gudang gizi
Kegiatan memesan kebutuhan bahan makanan kering yang
akan diolah pada esok harinya ke gudang bahan makanan kering
yang dilakukan oleh kepala sub Instalasi produksi makanan
Adapun prosedur dalam memesan bahan makanan kering :
1) menghitung jumlah pasien yang dilayani berdasarkan bon
permintaan makan dari rawat inap.
2) buat bon pemesanan bahan makanan basah yang terdiri dari
macam bahan makanan, jumlah kebutuhan pada setiap unit
produksi (persiapan lauk/ bumbu, snack, cair dll) berdasarkan
jumlah pasien yang dilayani, standar porsi dan siklus menu
yang berlaku.
3) Buat bon pemesanan maksimal 3 hari sebelum digunakan atau
1 minggu sebelu hari raya
4) Serahkan bon ke petugas bahan makanan kering.
c. Pengeluaran bahan makanan basah
Kegiatan mengeluarkan bahan makanan basah dari gudang
bahan makanan basah (cold room) berdasarkan bon permintaan
bahan makanan dari sub Instalasi Produksi makanan yang
dilakukan oleh petugas gudang basah.
Adapun prosedur dalam pengeluaran bahan makanan basah :
1) Terima bon permintaan bahan makanan dari sub instalasi
produksi makanan
2) Keluarkan bahan makanan dari cold room sesuai dengan bon
permintaan dengan pronsip FIFO dan FEFO
3) Beri tanda centang pada bon permintaan bahan makanan basah
untuk bahan makanan yang sudah diberikan
4) Serahkan bahan makanan kepada petugas pramuboga.
Bahan makanan basah yang akan di salurkan pada setiap unit
produksi ditimbang dan dibawa langsung oleh petugas persiapan,
setelah itu petugas gudang menulis jumlah bahan yang keluar di
kartu administrasi barang. Pengeluaran bahan makanan di gudang
basah menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) seperti
daging, buah, sayur dll serta FEFO (First Expired First Out) seperti
sosis, bakso dll. Bon pemesanan bahan makanan basah diserahkan
satu hari sebelumnya.
d. Pengeluaran bahan makanan kering
Kegiatan mengeluarkan bahan makanan kering dari gudang
bahan makanan kering berdasarkan bon permintaan bahan makanan
baik dari sub instalasi produksi makanan maupun unit lain dari luar
instalasi gizi yang dilakukan oleh petugas gudang kering.
Adapun prosedur dalam pengeluarkan bahan makanan kering :
1) Terima bon permintaan bahan makanan dari sub instalasi
produksi makanan atau unit dari luar instalasi gizi
2) Keluarkan bahan makanan dari gudang sesuai dengan prinsip
FIFO dan FEFO
3) Letakkan bahan makanan kedalam keranjang plastik
4) Beri tanda centang pada bon permintaan bahan makanan kering
untuk bahan makanan yang sudah diberikan
5) Serahkan bahan makanan kepada pramuboga atau petugas dari
unit diluar instalasi gizi
6) Rekap pengeluaran di formulir pengeluaran dan kartu stok
bahan makanan kering.
Bon yang berasal dari kepala unit produksi diterima oleh
petugas gudang, kemudian bahan-bahan yang diminta dimasukkan
ke dalam kontainer dan menulis jumlah bahan yang keluar pada
kartu administrasi barang, setelah itu diambil oleh pramuboga
menggunakan troli ke ruang persiapan. Pengeluaran bahan
makanan kering menggunakan prinsip FIFO (First In First Out)
seperti bumbu, sus kering dll serta FEFO (First Expired First Out)
seperti susu, roti tawar dll. Pada persiapan/ pengolahan, bon
pemesanan diserahkan sehari sebelumnya, sedangkan pada
pembuatan makanan cair, bon pemesanan makanan diserahkan 2
hari sebelumnya. Apabila bahan makanan yang tersedia di tempat
produksi sudah habis, maka pramuboga dapat meminta bahan
makanan langsung kepada petugas gudang tanpa menggunakan
bon, dan petugas gudang segera menuliskannya pada kartu
administrasi barang.
Di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi menyelenggaran kafe
sehat yang ditujukan kepada staf Rumah Sakit dan Penunggu
pasien. Untuk pemesanan bahan makanan pada unit produksi
kafe sehat petugas menyerahkan bon pemesanan bahan makanan
secara langsung kepada petugas gudang rutin 3 hari sekali
berdasarkan pesanan, namun apabila terdapat pesanan baru pada
hari itu , maka petugas unit produksi kafe sehat dapat langsung
menyerahkan bon pemesanan bahan makanan yang di butuhkan
kepada petugas gudang.
Proses pengadaan bahan makanan merupakan zona risiko
rendah. APD yang harus digunakan adalah celemek/ jas tamu/ jas
penyelia dan hairnet. Hasil pengamatan yang dilakukan petugas
sudah menggunakan APD dengan baik, namun masih terdapat
petugas yang tidak menggunakan hairnet.
G. Produksi Makanan (Persiapan, Pengolahan, Permosian, Distribusi dan
Penyajian )
Dapur adalah bangunan fisik beserta pelengkapnya yang digunakan
untuk mengolah makanan, penerimaan, penyimpanan, pemorsian,
penggolahan, dan penyajian. Dapur berperan penting dalam menentukan
keberhasilan upaya sanitasi makanan secara keseluruhan. Hal terpenting
dalam menentukan terciptanya dapur yang bersih adalah konstruksi, tata
letak, ukuran, fasilitas sanitasi, serta kebersihan ruang dan peralatan.
Dalam melakukan pelayanan gizi rumah sakit ada hal yang harus
dipertimbangkan adalah
1. Jumlah konsumen yang dilayani
2. Jumlah makanan yang dihidangkan
3. Tipe atau cara pelayanan
4. System penyajian
5. Waktu penyajian makanan
6. System pembelian dan penerimaan
77
prosedur operasional harus menggunakan talenan dan pisau yang
berwarna putih. Persiapan bumbu meliputi pengupasan, pencucian,
pemotongan, penghalusan, dan pemasakan kecuali untuk bawang
merah dan bawang putih tidak dilakukan pengupasan karena
pemesanannya sudah dalam keadaan tanpa kulit sehingga
mempercepat proses persiapan bumbu dan menghemat waktu.
Pada persiapan bumbu pramuboga menyiapkan bumbu yang
akan digunakan untuk menu makan siang, sore dan pagi keesokan
harinya. Bumbu yang sudah ditumis diletakkan di wadah stainless.
Bumbu yang digunakan untuk menu makan siang, langsung
didistribusikan ke ruang pengolahan, bumbu untuk menu sore
diletakkan di atas trolly di ruang persiapan bumbu dalam keadaan
tertutup, sedangkan bumbu yang digunakan untuk makan pagi
disimpan di cold room A dan diberi label terlebih dahulu sebelum
disimpan. Begitu pula saat persiapan bumbu, terkadang ada bumbu
yang tidak dikupas seperti kunyit, lengkuas, dan jahe. Akan tetapi
semua bumbu yang disiapkan telah dicuci bersih terlebih dahulu
sebelum digunakan. Proses pembuatan bumbu disesuaikan dengan
jenis masakan yang akan disajikan pada hari itu yaitu makan siang,
makan sore dan makan pagi hari berikutnya. Berikut adalah
beberapa jenis bumbu dan proses persiapannya sebelum diolah :
1) Bawang merah dan bawang putih, diterima sudah dalam
bentuk kupasan, proses persiapan bawang merah dan bawang
putih yang dilakukan oleh petugas yaitu dengan cara diiris
tipis-tipis.
2) Jahe, kencur, lengkuas, kunyit, proses persiapan yang
dilakukan oleh petugas yaitu dengan cara pengupasan, diiris
tipis-tipis kemudian dihaluskan menggunakan blender.
Setelah itu dimasak diwajan.
3) Daun serai, daun jeruk, salam, proses persiapan yang
dilakukan yaitu dengan cara penyiangan, pemilihan yang
masih layak.
Tahapan selanjutnya setelah proses tersebut adalah dengan
mencampuran bumbu-bumbu sesuai standar bumbu masing-masing
jenis masakan. Semua bumbu dihaluskan menggunakan blender
kemudian bumbu di tumis untuk menghilangkan kadar air yang
sebelumnya ditambahkan pada saat memblender bumbu. Bumbu
yang sudah siap ditempatkan di wadah stainless steel dan diberi
label. Untuk bumbu yang akan digunakan keesokan harinya,
disimpan di cold room A.
Proses persiapan bumbu termasuk Zona High Risk, APD yang
harus digunakan adalah celemek, hairnet, masker, sarung tangan
dan sepatu safety. Secara keseluruhan pramuboga sudah
menggunakan APD yang sesuai dengan ketentuan. Tetapi, masih
ada beberapa pramuboga yang tidak menggunakan masker dan
sarung tangan. Karena menurut pramuboga, menggunakan masker
membuat suasana menjadi panas dan susah berkomunikasi antar
rekan kerja.
d. Persiapan Snack dan Buah
Tenaga persiapan buah dan snack terdiri dari 4 orang yang
terbagi menjadi 2 shift. Shift pagi pukul 06.00-13.00 WIB, petugas
menyiapkan snack pagi dan buah untuk makan siang. Sedangkan
shift siang pukul 11.00-18.00, petugas menyiapkan snack sore dan
buah untuk makan sore. Tugas pramuboga bagian persiapan buah
adalah memotong, memorsikan dan distribusi buah sesuai dengan
jumlah pasien yang ada. Kegiatan yang ada di unit persiapan snack
dan buah meliputi:
1) Persiapan buah
Buah yang akan disiapkan diambil dari ruang
penyimpanan. Untuk jenis buah potong dilakukan proses
pengupasan. Pemotongan buah dilakukan oleh petugas dengan
cara metode estimasi. Setelah buah diporsikan, selanjutnya
buah disajikan pada piring snack atau mika yang kemudian
ditutup menggunakan plastik wrap (bagi pasien VIP dan kelas
I) dan sedangkan bagi pasien kelas I, II, dan III, buah dikemas
dalam plastik dan kemudian didistribusikan kepada pasien.
Sebelum buah didistribusikan, buah ditempatkan pada box
container yang sudah ada label nama ruangan masing-masing
sehigga mempermudah petugas dalam menempatkan buah
sesuai dengan ruangan pasien.
Berdasarkan Standar Prosedur Operasional, dalam
persiapan buah, setelah buah diterima dari petugas gudang buah
langsung dicuci dengan air mengalir dan kupas buahnya
(misalnya : pepaya, semangka, dan melon) atau bersihkan
dengan tisu untuk buah yang tidak dikupas (misalnya apel,
jeruk, pir). Saat memotong buah gunakan talenan dan pisau
yang berwarna putih. Potong buah sesuai dengan standar porsi.
Masukkan ke dalam kantong plastik untuk buah semangka,
melon, pepaya (kelas II dan III) atau letakkan di piring buah
ditutup dengan wrap (VVIP, VIP dan Kelas I). Distribusikan
sesuai jumlah pasien. Untuk pasien diet DM/RP biasanya buah
digantikan juga berupa pudding yang dibuat sendiri oleh
RSDM yang dikemas pada cup pudding bening.
Saat proses persiapan buah di Instalasi Gizi RSUD
Dr.Moewardi, sudah cukup memenuhi ketentuan yang ada
sesuai SOP (Standar Prosedur Operasional), namun terkadang
pramuboga tidak menggunakan sarung tangan dan tidak
menggunakan masker saat melakukan pemotongan buah dan
saat memasukkan buah ke dalam plastik. Selain itu, ketika
pramobuga memotong buah, tempat sampah dibiarkan
membuka, namun setelah pemotongan buah selesai tempat
sampah ditutup kembali, hal tersebut untuk mempermudah dan
80
mempercepat proses persiapan buah. Tetapi dalam ruang
persiapan buah tidak ada lalat sama sekali dan buah yang sudah
dipotong langsung dimasukan dalam plastik putih bening dan
diikat kemudian masukan dalam box makanan.
2) Persiapan Snack
Snack untuk diit DM siklus menu 1, 8 dan 9 di buat
sendiri oleh pihak RSDM, selain yang disebutkan diatas
dipesankan dari luar yaitu sus kering, krackers, bronis dan lain-
lain . Snack yang disediakan dibedakan berdasarkan jenis diet
yang diberikan kepada pasien yaitu diet makanan biasa / lunak,
diet RP/DM. Pada siklus ke 2, 6 dan 8 pasien kanker diet biasa
juga mendapatkan snack berupa agar - agar dan susu nutrican
pada bangsal Mawar 3 dan Anggrek 3 biasanya dibuat 1 hari
sebelumnya. Untuk jumlah pasien menyesuaikan dengan
melihat papan. 1 box susu nutrican dan 2 bungkus agar - agar
untuk 20 pasien kanker diet biasa. Untuk penambahan coklat
bubuk diselang-seling. Setiap pembuatan agar - agar HD + 65
pasien. Standar 1 bungkus agar - agar yaitu 800 cc air.
Pemorsian bahan makanan dilakukan pada saat persiapan
bahan makanan. Bahan makanan diporsikan dengan cara
estimasi untuk menentukan besar porsi makanan. Untuk
menentukan besar porsi makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi terlebih dahulu melakukan penelitian sehingga
estimasi yang digunakan sebagai cara menentukan besar porsi
sesuai dengan standar porsi makanan yang sudah ada di
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi.
Hygiene dan sanitasi di masing - masing ruang persiapan
lauk hewani nabati, sayuran, buah dan snack yang terdapat di
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi sudah baik, karena petugas
sudah memakai APD sesuai daerah berbahaya yaitu medium
zona yang mengharuskan petugas memakai celemek, hairnet,
81
masker dan sandal karet, tetapi susuai dengan SPO yang ada
Di Instalasi Gizi Dr. Moewardi dalam ruang persiapan buah
dan snack harus memakai sarung tangan. Di masing – masing
ruangan sudah tersedia bak cuci yang dapat digunakan untuk
mencuci bahan makanan dan peralatan yang digunakan. Ruang
persiapan terletak di dekat tempat penyimpanan. Kebersihan
masing – masing ruangan pun sudah terjaga. Prosesnya pun
sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di PGRS tahun 2013.
2. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah suatu kegiatan mengolah bahan
makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan
aman dikonsumsi. Tujuan pengolahan bahan makanan adalah
mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan
nilai cerna, meningkatkan serta mempertahankan warna, rasa,
keempukan, penampilan makanan (Depkes RI, 2007).
Prosedur pengolahan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi dimulai dengan penetapan siklus menu dan standar porsi
bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pemesanan bahan
makanan sesuai anggaran, penerimaan bahan makanan, persiapan bahan
makanan dan yang terakhir adalah pengolahan bahan makanan.
Proses perlakuan terhadap bahan makanan dengan beberapa teknik
pemasakan, seperti menggoreng, merebus, dll. Pengolahan bahan
makanan yang ada di Instalasi gizi RSDM, dibagi menjadi 5 unit yaitu
unit pengolahan makanan biasa/diit, unit pengolahan makananVVIP dan
VIP, unit pengolahan makanan cair/sonde, unit pengolahan makanan
pokok, dan unit pengolahan makanan penunggu pasien.
Tenaga pengolahan terbagi dalam 3 shift, yaitu :
a. Shift subuh
b. Shift pagi
c. Shift sore
Urutan kegiatan pengolahan makanan adalah sebagai berikut :
a. Petugas pengolahan menerima bahan makanan dari bagian
persiapan, baik persiapan sayur, lauk, ataupun bumbu.
b. Petugas mengolah dengan cara mencampur bahan makanan tersebut
sesuai dengan menu siklus menu pada hari itu.
c. Setelah proses pengolahan selesai, dilanjutkan tahap pemorsian oleh
petugas dengan memorsikan makanan kedalam plato dari masing-
masing ruangan/ bangsal. Untuk pasien-pasien dengan penyakit
menular, makanan disajikan dalam plato diberi kode kuning.
Beberapa macam pengolahan yang dilakukan yaitu :
a. Pengolahan Makanan Pokok
Petugas pengolahan makanan pokok sebanyak 6 orang terbagi
menjadi 2 shift kerja yaitu pukul 04.00-11.00 dan 11.00-18.00 WIB.
Tugas pramuboga dibagian pengolahan makanan pokok yaitu
memasak nasi, nasi tim, bubur nasi dan bubur saring sesuai jumlah
pesanan, kemudian mendistribusikan.
Pengolahan makanan pokok ini menyediakan untuk seluruh
kelas perawatan proses pengolahannya meliputi pencucian dan
pemasakan. Proses pengolahan makanan pokok, seperti nasi, bubur
dan tim menggunakan teknik penguapan, yaitu dengan cara
masukkan beras ke dalam saringan steam, masukkan saringan steam
ke dalam steam, tambahkan air hingga kurang lebih 5 cm diatas
saringan steam, naikkan saringan steam dan buang air steam setelah
kurang lebh 45 menit dan nasi sudah setengah matang, kukus nasi
kurang lebih 45 menit. Angkat nasi dari steam kemudian
distribusikan nasi sesuai dengan bon permintaan baik dibungkus
kertas (VVIP, VIP dan kelas I) maupun tidak dibungkus kertas
(kelas II dan III). Untuk hidangan bubur untuk VVIP, VIP, kelas I
disajikan dan kelas II pada mangkuk keramik, sedangkan untuk III
diasajikan langsung pada plato.
Proses pengolahan makanan pokok termasuk Zona Risiko
Tinggi, APD yang harus digunakan adalah celemek, hairnet,
masker, sarung tangan dan sepatu safety. Secara keseluruhan
pramuboga menggunakan APD yang sesuai dengan ketentuan,
Tetapi, masih ada beberapa pramuboga yang tidak menggunakan
masker dan sarung tangan.
b. Pengolahan VVIP dan VIP
Petugas pengolahan VVIP dan VIP sebanyak 4 orang terbagi
menjadi 2 shift kerja yaitu pukul 04.00-11.00 dan 11.00-18.00 WIB.
Tugas pramuboga di bagian pengolahan VVIP dan VIP adalah
memasak lauk hewani, lauk nabati dan sayur serta mendistribusikan
makanan khusus VVIP dan VIP.
Urutan kegiatan pengolahan makanan VVIP dan VIP sama
dengan urutan kegiatan pengolahan makanan biasa, yang
membedakan adalah tempat penyajian, pola menu dan adanya menu
pilihan. Untuk kelas VVIP dan VIP, makanan disajikan pada piring-
piring saji sesuai dengan macam/jenis masakannya dengan ditutup
wrapping plastic. Selesai pengolahan selagi menunggu waktu
pemorsian makanan diletakkan di au bain marie agar pada suhu 60 -
80°C. Pola menu pada kelas VVIP dan VIP terdapat dua lauk
hewani pada menu makanan utama, selain itu juga disediakan menu
pilhan untuk pasien kelas VVIP dan VIP.
Proses pengolahan VVIP dan VIP dilakukan setelah proses
penerimaan dari unit persiapan. Kegiatan di unit ini meliputi
pemasakan. Setelah matang, masakan dibawa kebagian distribusi.
Secara keseluruhan penggunaan sub unit pengolahan VVIP dan VIP
ini cukup baik.
c. Pengolahan Makanan Biasa dan Diet Khusus
Petugas pengolahan makanan biasa sebanyak 8 orang terbagi
menjadi 3 shift kerja yaitu pukul 04.00-11.00, 06.00-13.00, dan
11.00-18.00 WIB.
Pengolahan makanan biasa dan diet dari makanan biasa kelas II
dan III dan makanan diet untuk semua kelas perawatan. Secara
keseluruhan penggunaan sub unit pengolahan makanan biasa dan
diet khusus ini cukup baik. Selesai pengolahan selagi menunggu
waktu pemorsian makanan diletakkan di au bain marie agar suhu
tetap terjaga dalam suhu 60 - 80°C.
Proses pengolahan makanan biasa dan diet termasuk Zona
Risiko Tinggi, APD yang harus digunakan adalah celemek, hairnet,
masker, sarung tangan dan sepatu safety. Secara keseluruhan
pramuboga menggunakan APD yang sesuai dengan ketentuan,
Tetapi, masih ada beberapa pramuboga yang tidak menggunakan
masker dan sering berbicara dengan petugas lain saat diruang
pengolahan.
d. Pengolahan Kafe Sehat
Kafe sehat di Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi ini
merupakan pelayanan yang baru dibuka pada tanggal 4 Juni 2012.
Kafe sehat melayani pesanan makanan bagi semua civitas atau bagi
pasien yang berdiet khusus atau pun tidak berdiet khusus di RSUD
Dr. Moewardi. Kafe sehat ini merupakan revenue center untuk
salah satu sumber penghasilan rumah sakit .
Pengolahan kafe sehat merupakan pengolahan makanan yang
ditujukan untuk konsumen yang memesan makanan atau minuman
di kafe tersebut. Untuk cara pengolahan kafe sehat sudah cukup
baik karena terdapat ruangan khusus untuk mengolah kafe sehat ini,
untuk pramuboga kafe sehat hanya terdapat 1 orang dalam 1 shift
dan mereka bekerja dari jam 07.00-14.00 WIB.
Kafe sehat ini terletak di dalam ruang Instalasi Gizi RSUD
Dr.Moewardi, makanan diolah secara langsung oleh Instalasi Gizi
RSUD Dr, Moewardi. Kafe sehat ini menyediakan makanan sehat
yang terdiri dari makanan biasa atau makanan dengan diet khusus
dengan berbagai macam variasi menu. Kafe sehat berada dibawah
naungan Instalasi Gizi.
Petugas yang bekerja di bagian ini membuatkan makanan
ketika ada pesanan. Ketika belum ada pesanan maka petugas
membantu di unit lain seperti di persiapan sayur, buah dan snack.
Setiap ruang perawatan pasien di paviliun sudah disediakan
daftar menu beserta nomor telepon untuk pemesanan, sehingga
pemesanan dapat dilakukan via telepon. Sistem pemesanan dan
pembayaran pada pelayanan pemesanan makanan adalah sebagai
berikut:
1) Penunggu pasien memesan makanan dan minuman sesuai
dengan yang tertera dalam daftar menu dengan menelepon ke
Instalasi Gizi.
2) Penyelia di Instalasi Gizi menerima pesanan makanan via
telepon dengan mencatat nama pemesan, nama pasien, nama
ruang, dan nomer kamar serta menu yang dipesan.
3) Data pemesan pesanan dicatat dalam bon pemesanan atau
penerimaan, berupa bon NCR yang terdiri dari 3 lapis kertas
yaitu warna putih, merah muda dan kuning.
4) Bon pemesanan oleh penyelia diserahkan ke petugas pemasak
penunggu pasien.
5) Pemasak mengolah makanan sesuai dengan pesanan yang
dipesan. Setelah selesai, makanan diantarkan ke kamar pasien.
6) Pengantar makanan meminta tanda tangan penerima makanan
pada tempat yang tersedia pada bon pemesanan atau bon
penerimaan makanan.
7) Pengantar memberikan makanan dan minuman yang dipesan
beserta lembar bon yang berwarna merah merah muda.
8) Lembar bon yang berwarna kuning oleh pengantar diserahkan
ke operator masing-masing ruang rawat inap VVIP dan VIP
untuk bisa dilakukan billing system.
9) Lembar bon yang berwarna putih dibawa kembali ke Instalasi
Gizi sebagai data untuk laporan.
10) Petugas kafe sehat menginput data setiap harinya diruang
penyelia
11) Menyetor uang hasil penjualan makanan di kafe sehat setiap 10
hari sekali
e. Pengolahan makanan cair
Pengolahan makanan cair merupakan ruang pengolahan untuk
semua makanan cair untuk pasien yang memiliki gangguan fungsi
pencernaan, untuk tempat pengolahan makanan cair sudah cukup
baik karena tempat yang bersih dan tertutup serta tidak panas.
Makanan cair yang dibuat di pengolahan cair biasanya zonde biasa,
zonde lengkap, zonde tak susu, zonde DH, zonde RG, zonde DM,
minuman teh, bubur kacang hijau lauk saring dan sebagainya.
Untuk makanan cair yang sudah jadi disimpan dalam troli pemanas
yang bertujuan untuk menjaga suhu tetap pada 40- 60oC. Untuk
pramuboga yang berada di pengolahan makanan cair terbagi
menjadi
2 shift yaitu shift pagi (07.00 – 14.00) dan shift siang (11.00 –
18.00) Alur kerja unit pengolahan makanan cair antara lain
sebagai
berikut :
1) Bahan makanan dikeluarkan dari gudang basah atau kering
oleh petugas gudang.
2) Selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap bahan makanan
3) Dilakukan serah terima dan penghitungan dari petugas gudang
ke pengawas
4) Selanjutnya dilakukan pengecekan ulang penerimaan bahan
makanan
5) Setelah itu dilakukan pengolahan dan pemorsian.
87
6) Sebelum didistribusikan, makanan cair yang telah diporsikan
dan dikemas menggunakan plastik dan diberi etiket sebagai
tanda/label yang berisi nama pasien, ruangan dan jenis diit.
88
Proses pengolahan makanan cair termasuk Zona High Risk,
APD yang harus digunakan adalah celemek, hairnet, masker, sarung
tangan dan sepatu safety. Secara keseluruhan pramuboga
menggunakan APD yang sesuai dengan ketentuan, Tetapi, masih
ada beberapa pramuboga yang tidak menggunakan masker
dikarenakan pramuboga merasa panas saat proses pengolahan
berlangsung.
3. Pemorsian
Makanan yang telah diproduksi akan diletakkan di au bain mary
untuk dilakukan pemorsian. Untuk VIP , kelas 1 dan 2 menggunakan
mangkuk untuk sayur dan piring untuk nasi dan lauk, nasi dan lauk
menggunakan piring yang terpisah dan masing – masing akan diberi
garnish lalu di wrap. Untuk kelas 3 menggunaakan plato. Penyajian
minuman akan ditutup langsung dengan plastik wrap.
Proses pemorsian termasuk Zona High Risk, APD yang harus
digunakan adalah celemek, hairnet, masker, sarung tangan dan sepatu
safety. Secara keseluruhan pramuboga menggunakan APD yang sesuai
dengan ketentuan, Tetapi, masih ada beberapa pramuboga yang tidak
menggunakan masker dan mengobrol pada saat proses pemorsian.
Selain itu ada pramuboga yang menggunakan APD secara tidak tepat
yaitu masker dikalungkan di leher saja dan hairnet yang secara
keseluruhan tidak menutupi seluruh bagian rambut.
4. Distribusi
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang
dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus) (Kemenkes RI,
2013).
Distribusi dapat diartikan sebagai subsistem atau komponen dalam
sistem penyelenggaraan makanan yang mempunyai kegiatan
penerimaan hidangan, penungguan, penyajian, pelayanan, pencucian
alat dan pembuangan sampai dengan jumlah porsi dan jenis makanan
konsumen
yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus) (Depkes RI,
2007).
Di rumah sakit terdapat 3 sistem penyaluran makanan yang biasa
dilaksanakan di rumah sakit yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi),
sistem yang tidak dipusatkan (desenteralisasi) dan kombinasi antara
sentralisasi dan desentralisasi.
Pendistribusian makanan secara umum di Instalasi Gizi RSUD Dr.
Moewardi menggunakan sistem sentralisasi, dan desentralisasi. Sistem
distribusi sentralisasi dilakukan pada jenis makanan pokok, lauk hewani
dan nabati, sayur, buah, dan snack. Sedangkan sistem distribusi
desentralisasi dilakukan pada minuman teh dan air mineral dalam
kemasan. Alasan dari penggunaan kedua sistem tersebut untuk menekan
kelemahan dari kedua sistem tersebut sehingga dapat memaksimalkan
keuntungan dari sentralisasi dan desentralisasi. Keuntungan sentralisasi
sendiri adalah tenaga yang digunakan lebih sedikit sehingga dapat
menekan biaya, pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti,
sedikit kemungkinan dalam kesalahan pemberian makanan, ruang
pasien terhindar dari bau dan kebisingan, pekerjaan dapat dilakukan
lebih cepet, sedangkan keuntungan dari sistem desentralisasi adalah
makanan tetap hangat dan rapi serta baik dan terhindar dari kecelakaan
kerja karena kondisi medan yang ada di RSUD Dr. Moewardi naik
turun.
Jadwal distribusi makan RSUD Dr. Moewardi:
a. Makan pagi : 06.00-07.00 WIB
b. Selingan pagi : 09.00-10.00 WIB
c. Makan siang : 11.00 – 12.00 WIB
d. Selingan sore : 14.30-15.30 WIB
e. Makan sore : 16.30 – 17.30 WIB
Peralatan makan yang digunakan pada tiap kelas perawatan
berbeda, berikut peralatan makanan yang digunakan: Kelas VVIP, VIP,
kelas I dan II menggunakan peralatan makan keramik yang terdiri
dari piring
makan, mangkuk dan piring kecil yang ditutup dengan cling wrap. Kelas
III menggunakan plato tertutup dengan bentuk bulat.
5. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan
sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan
saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi
penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Adapun persyaratan penyajian
makanan (PERMENKES no. 1204 tahun 2004) :
a. Makanan harus terhindar dari bahan pencemar
b. Peralatan yang digunakan untuk penyajian harus terjaga
kebersihannya
c. Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang
bersih
d. Penyajian dilakukan dengan perilaku sehat dan perilaku bersih
e. Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada
fasilitas penghangatan makanan dengan suhu minimal 60°C
A. Administrasi Logistik
1. Perhitungan Food Cost
2. Perhitungan Ketenagaan
3. Ketepatan Porsi
B. Produksi Makanan
1. Laporan Harian :
a. Pengolahan diet, Makanan Biasa , VIP dan dinas subuh
b. Unit Persiapan Lauk, Sayur, dan Bumbu
c. Unit Persiapan Makanan Cair
d. Unit Persiapan Snack dan Buah
e. Penerimaan dan penyaluran bahan makanan
2. Pengembangan Resep
C. Penelitian dan Pengembangan
1. HACCP
2. Membuat Menu untuk Kelompok Sasaran
3. Angket Pelayanan Gizi
Lampiran 1. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI RSUD Dr. MOEWARDI
DIREKTUR
PRAMUSAJI PRAMUSAJI
RAWAT INAP RAWAT INAP
REGULER VIP
93
Lampiran 2. Food Cost
1. MAKANAN BIASA
Nasi Beras
Rawon
daging Daging
taoge
Kemangi
Minyak
6 Pagi
Tempe
goreng Tempe
Minyak
Ca Taoge
wortel Wortel
taoge
Minyak
Teh
manis gula
Cake
buah kering
Snack
Nasi Beras
Ayam bb
Opor Ayam
Minyak
Perkedel
tahu Tahu
Telur
Siang
Minyak
Sop
oyong Oyong
Wortel
Buah Pepaya
Air
Minuman mineral
95
Nasi Beras
Telur bb
rujak Telur
Minyak
tahu
goreng Tahu
Minyak
cabai
sore merah
Gulai
kacang panjang Kacang panjang
Labu
siam
Santan
Minyak
Teh
manis gula
total anggaran tanpa bumbu
bumbu 10%
96
anggaran/pasien/hari
anggaran/pasien/bulan
Nasi Beras
Bandeng
goreng bandeng
minyak
telur
Tempe bb
rujak tempe
minyak
7 Pagi
Santan
Ca bunga
kol wortel bunga kol
wortel
sawi
minyak
97
lumpur
snack manis
nasi beras
ikan
goreng ikan
Minyak
Tahu
terik tahu
santan
siang minyak
sayur
bening bayam
bayam
labu siam
jagung
buah pepaya
air
minuman mineral
98
nasi beras
galantin ayam
ayam giling
tepung
roti
telur
kecap
inggris
gula
santan
minyak
tumis
sawi hijau wortel
sawi
wortel
minyak
99
total anggaran tanpa bumbu
bumbu 10%
anggaran/pasien/hari
anggaran/pasien/bulan
nasi beras
daging bb
bali daging
santan
kacang
panjang
kecap
8 pagi
tahu
bacem tahu
minyak
gula
merah
orak arik
sayur kol
wortel
100
telur
minyak
nasi beras
ayam bb
kare ayam
minyak
tahu bb
bali tahu
minyak
siang
sayur kacang
asem panjang
labu siam
daun so
kol
jagung
muda
101
kacang
tanah
tomat
pisang
buah ambon
air
minuman mineral
nasi beras
ikan
goreng tepung siram bb rujak
ikan
tepung
terigu
sore
telur
tempe
kering basah
tempe
minyak
gula
merah
102
sambal
goreng labu siam
labu siam
santan
bumbu 10%
anggaran/pasien/hari
anggaran/pasien/bulan
nasi beras
telur bb
rendang telur
santan
9 pagi
minyak
tempe
goreng tempe
minyak
103
sup
jagung jagung
wortel
tepung
meizena
nasi beras
bola bola
daging kecap
daging
kecap
siang minyak
telur
ayam
tempe
goreng tempe
minyak
sayur
timlo wortel
104
kentang
kapri
jamur
kuping
minyak
buah pepaya
air
minuman mineral
sanck brownis
nasi beras
ayam bb
rujak ayam
minyak
tahu
sore
bacem tahu
minyak
gula
merah
sayur
podomoro kangkung
105
kelapa
bumbu 10%
anggaran/pasien/hari
anggaran/pasien/bulan
nasi beras
telur bb
kare telur
minyak
tempe bb
rujak tempe
10 pagi
minyak
santan
sayur kacang
brongkos tolo
buncis
106
labu siam
minyak
santan
nasi beras
daging bb
semur daging
kecap
margarin
perkedel
siang
tahu tahu
telur
minyak
asem
asem buncis wortel
buncis
107
wortel
kecap
minyak
buah pepaya
air
minuman mineral
nasi beras
ikan
goreng tepung
ikan
telur
tepung
sore
terigu
oseng-
oseng tempe
tempe
minyak
sup
oyong oyong
108
wortel
misoa
minyak
bumbu 10%
anggaran/pasien/hari
anggaran/pasien/bulan
109
2. MAKANAN VVIP DAN VIP
Siklu s
Waktu Nama Masakan
Taoge
Kemangi
Minyak
goreng
Kerupuk Kerupuk
Udang udang
Minyak
goreng
Tempe goreng Tempe
Minyak
goreng
Ca taoge +
wortel Taoge
Wortel
Minyak
goreng
110
Winnersnitzel Daging sapi
Jeruk lemon
Telur ayam
Bakso Ayam Bakso ayam
Tahu bumbu
kare Tahu
Sup sawi hijau Sawi hijau
Minyak
goreng
Jeruk Jeruk
16.00 Panrisol
Kacang
panjang
111
Kelapa parut
Melon Melon
Nama
Siklus Waktu
Masakan M
1 Pagi Nasi Beras
Terik
Daging sapi
daging
Santan
Minyak
Tempe
Tempe
bacem
Lalap timun Timun
Lodeh kc.
Kacang panjang
Panjang+ter ong
Terong
Kelapa parut
112
Pisang rebus Pisang
Snack
kepok kuning
Siang Nasi Beras
Ayam
bumbu kecap Daging ayam
Minyak
Santan
Tumis
Terong
terong
Minyak
Soto
Kol
lengkap
Taoge
Kentang
Soon
Minyak
goreng
Buah Pear
Snack Kroket
113
Sore Nasi Beras
Rendang daging
Daging sapi
Minyak
Minyak
Santan
Tumis
Bayam
bayam
Minyak
Sayur oseng
kacang panjang+la bu siam Kacang panjang
Labu siam
Minyak
Buah Melon
Kentang
Snack Kentang
rebus
Total anggaran tanpa bumbu
Bumbu 10%
114
Anggaran/pasien/hari
Anggaran/pasien/bulan
115
Sup segar Wortel
Kembang kol
Kapri
Makaroni
Minyak
Melon Melon
Snack Pastel sayur
Sore Nasi/lunak Beras
Bola-bola
Daging
daging
Minyak
Tahu bacem Tahu
Minyak
Oseng
Buncis
buncis
Minyak
Sup sawi
hijau Sawi
Buah Apel
Pisang
Snack
rebus
Total anggaran tanpa bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/pasien/hari
Anggaran/pasien/bulan
116
3 Pagi Nasi/lunak Beras
Ayam
kecap Daging ayam
Minyak
Tempe opor Tempe
Minyak
Cah taoge Taoge
Wortel
Minyak
Asem-asem
buncis wortel
janten Buncis
Wortel
Janten
Minyak
Lumpur
Snack
asin
Siang Nasi/lunak Beras
Telur rica-
Telur
rica
Minyak
Tahu
bumbu bali Tahu
Minyak
Timun Timun
117
Bobor
bayam labu siam Bayam
Labu siam
Gula jawa
Kelapa parut
Buah Apel
Snack Apel Apel
Sore Nasi/lunak Beras
Semur
Daging sapi
daging
Minyak
Tempe
Tempe
bacem
Tumis
Wortel
wortel
Minyak
Tumis
oyong taoge Oyong
Taoge
Buah Pear
Rot tawar
Snack Roti tawar
panggang
Total anggaran tanpa bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/pasien/hari
Anggaran/pasien/bulan
118
4 Pagi Nasi/lunak Beras
Daging opor Daging sapi
Kelapa parut
Tempe terik Tempe
Santan
Tumis
Terong
terong
Minyak
Oseng oseng
Kangkung
kangkung
Minyak
Snack Sus ragout
Siang Nasi/lunak Beras
Ayam gulai Daging ayam
Minyak
Tahu kare Tahu
Gula Jawa
Minyak
Santan
Tumis
oyong Oyong
Minyak
Ca brokoli
wortel Brokoli
Wortel
119
Minyak
Buah Pear
Snack Lumpur asin
Sore Nasi/lunak Beras
Ikan asam
manis Ikan
Minyak
Tp. Maizena
Tp. Sagu
Tempe
rendang Tempe
Santan
Timun Timun
Acar kuning Wortel
Labu siam
Buncis
Kelapa parut
Buah Melon
Snack Sus kering
Total anggaran tanpa bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/pasien/hari
Anggaran/pasien/bulan
120
5 Pagi Nasi/lunak Beras
Ayam kecap Daging ayam
Minyak
Tempe
Tempe
bumbu bali
Minyak
Lalap tomat Tomat
Oseng
kacang panjang Kacang panjang
wortel
Wortel
Minyak
Snack Martabak
Siang Nasi/lunak Beras
Ikan bumbu
Ikan laut
rujak
Minyak
Tahu opor Tahu
Minyak
Santan
Tumis
bayam Bayam
Minyak
Sayur laksa Soon
Kentang
Taoge
121
Ayam suwir
Minyak
Kelapa parut
Buah Melon
Snack Pear Pear
Sore Nasi/lunak Beras
Ayam asam
manis Daging ayam
Nanas
Tp.sagu
Tp.meizena
Minyak
Tempe
rendang Tempe
Minyak
Kacang
Sayur lodeh
panjang
Terong
Daun so
Kulit melinjo
Kelapa
Tumis sawi
Sawi hijau
hijau
Minyak
Buah Apel
Kentang
Snack Kentang
rebus
122
Total anggaran tanpa bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/pasien/hari
Anggaran/pasien/bulan
Nama B
Siklus Waktu
Masakan M
Kelapa Parut
Lodeh Kc
Panjang Kacang
Terong Panjang
Terong
Daun So
Kulit Melinjo
Tempe
Bosok
123
Rese
Kelapa Parut
Cantik
Snack
Manis
Siang Nasi Beras
Ayam
Daging
Bumbu
Kecap Ayam
Minyak
Tumis
Wortel Wortel
Minyak
Labu Siam
124
Minyak
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
Nasi /
2 Pagi Beras
Lunak
Telur Opor Telur Ayam
Minyak
Santan
Paklay Wortel
Kembang
Kol
Sawi
Snack Roti
Pagi Kismis
Nasi/
Siang Beras
Lunak
Ikan
Bumbu Ikan
Rujak
125
Minyak
Sup Segar Wortel
Kapri
Jamur Putih
Sosis Ayam
Snack Pastel
Siang Sayur
Sore Nasi/Lunak Beras
Bola-Bola
Daging
Daging
Minyak
Sup Sawi
Sawi Hijau
Hijau
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
126
Cake
Snack Coklat
Pagi
Meises
Siang Nasi/Lunak Beras
Telur Rica-
Telur
Rica
Minyak
Bobor
Bayam
Bayam
Jepan Labu Siam
Kelapa Parut
Snack Muka
Siang Manis
Sore Nasi/Lunak Beras
Semur
Daging Sapi
Daging
Minyak
Minyak
Taoge
Minyak
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
127
4 Pagi Nasi/Lunak Beras
Opor
Daging Sapi
Daging
Minyak
Oseng
Kangkung
Kangkung
Minyak
Snack
Muffin
Pagi
Siang Nasi/Lunak Beras
Daging
Ayam Gulai Ayam
Minyak
Ca Brokoli Brokoli
Wortel Wortel
Minyak
Snack Lumpur
Siang Asin
Sore Nasi/Lunak Beras
Ikan Asam
Manis Fillet Ikan
Minyak
Acar
Kuning Labu Siam
Wortel
Buncis
Kelapa Parut
128
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
129
Minyak
Sayur Kacang
Lodeh Panjang
Terong
Daun So
Kulit Melinjo
Tempe
Bosok
Rese
Kelapa Parut
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
Minyak
130
Tempe Bacem Tempe
Lodeh Kc. Kacang
Panjang+Terong Panjang
Terong
Kelapa
Parut
Snack Banana Roll
Santan
Taoge
Kentang
Soon
Minyak
Goreng
131
Buah Jeruk
Minyak
Santan
Sayur Oseng
Kacang Kacang
Panjang+Labu Panjang
Siam
Labu Si
Minyak
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
132
Rp
Anggaran/Pasien/Bulan 132,523.02
133
Minyak
Buah Pepaya
Snack Nagasari Pisang
Sore Nasi/Lunak Beras
Bola-Bola
Daging
Daging
Minyak
Tahu Bacem Tahu
Minyak
Oseng Buncis Buncis
Minyak
Sup Sawi Hijau Sawi
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
134
Tempe Opor Tempe
Minyak
Asem-Asem
Buncis Wortel Buncis
Janten
Wortel
Janten
Minyak
Cake Coklat
Snack Meisis
Siang Nasi/Lunak Beras
Telur Rica-Rica Telur
Minyak
Tahu Bumbu
Tahu
Bali
Minyak
Timun Timun
Bobor Bayam
Labu Siam Bayam
Labu Sia
Gula Jaw
Kelapa
Parut
Buah Semang
135
Snack Muka Manis
Sore Nasi/Lunak Beras
Daging
Semur Daging
Sapi
Minyak
Tempe Bacem Tempe
Tumis Oyong
Oyong
Taoge
Taoge
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
136
Minyak
Snack Muffin
Siang Nasi/Lunak Beras
Daging
Ayam Gulai Ayam
Minyak
Tahu Kare Tahu
Gula Ja
Minyak
Santan
Ca Brokoli
Brokoli
Wortel
Wortel
Minyak
Buah Semang
Pastel Kacang
Snack
Ijo
Sore Nasi/Lunak Beras
Ikan Asam
Manis Ikan
Minyak
Tp.
Maizena
Tp. Sag
137
Tempe
Tempe
Rendang
Santan
Acar Kuning Wortel
Labu Si
Buncis
Kelapa
Parut
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
138
Siang Nasi/Lunak Beras
Ikan Bumbu
Ikan La
Rujak
Minyak
Tahu Opor Tahu
Minyak
Santan
Sayur Laksa Soon
Kentan
Taoge
Ayam
Minyak
Kelapa
Buah Melon
Pisang
Snack Pisang Rebus Kepok
Sore Nasi/Lunak Beras
Ayam Asam Daging
Manis Ayam
Nanas
Tp.Sag
Tp.Me
Minyak
139
Tempe
Tempe
Rendang
Minyak
Kacang
Sayur Lodeh
Panjan
Terong
Daun S
Kulit M
Kelapa
Total Anggaran Tanpa Bumbu
Bumbu 10%
Anggaran/Pasien/Hari
Anggaran/Pasien/Bulan
140
Lampiran 3. Perhitungan Ketenagaan
ISN Instalasi Gizi RSUD Dr Moewardi
a. Ka Instalasi Gizi
Jumlah Ka instalasi gizi saat ini ada 1 orang
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
x1
�����ℎ ��� ����� �������
1 �������
8 � 1 ��ℎ��
: 365
1928
: 1,5 1 orang
1928
: 1,5 1 orang
Jadi, berdasarkan perhitungan ISN jumlah Ka Sub Administrasi dan
141
Logistik sudah memenuhi standar ketenagaan
c. Staff Administrasi Logistik
Jumlah staff administrasi logistik saat ini ada 4 orang
Kebutuhan Tenaga ISN:
141
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � � ����� �
365 ℎ�� �
x1
�����ℎ ��� ����� �������
4 ������
� 8 � 365 1 ��ℎ��
: �
1
1928
: 6,05 6 orang
Jadi, berdasarkan perhitungan ISN jumlah Staff Administrasi Logistik
kurang 2 orang sehingga belum memenuhi standar ketenagaan
d. Ka Sub Asuhan Gizi
Jumlah Ka unit asuhan gizi saat ini ada 1 orang
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
1928
: 1,5 1 orang
Jadi, berdasarkan perhitungan ISN jumlah Ka Sub Asuhan Gizi sudah
memenuhi standar ketenagaan
e. Staff Asuhan Gizi
Jumlah Staff Asuhan Gizi saat ini ada 17 orang
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
142
1421
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
143
1431
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
1928
: 1,5 1 orang
Jadi, berdasarkan perhitungan ISN jumlah Ka Sub Produksi sudah
memenuhi standar ketenagaan
i. Penyelia
Jumlah penyelia saat ini ada 4 orang
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
143
1431
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
144
1441
� �������� 𝑝 � ��� �� � ��� �� ��� � �
Kebutuhan Tenaga ISN:
����� � 365 ℎ�� �
145
Daging sapi Segar
12 Kg
super kimia
Daging giling Bersi
13 Kg
sapi super forma
Fillet dada Bersi
14 Pak
ayam borax
15 Fillet ikan Kg Bersi
Ikan Laut Bersi
16 Kg
tengiri forma
Segar
17 Paru Kg
forma
Bersi
18 Rempelo ati Biji
borax
19 Telur puyuh Biji Mata
20 Telur ayam Kg Bersi
Udang basah
21 Kg Bersi
ukuran besar
Bersi
22 Tahu putih Biji
borax
Tempe
23 bungkus plastik Biji Murn
146
Nagasari
28 Bh Baru,
Pisang
29 Pastel sayur Bh Baru,
30 Roti kismis Bh Baru,
31 Muka manis Bh Baru,
32 Lumpur asin Bh Baru,
Cake coklat
33 Bh Baru,
meises
34 Muffin Bh Baru,
35 Kroket Bh Baru,
36 Khamir Bh Baru,
37 Martabak Bh Baru,
38 Lapis ijo Bh Baru,
39 Pastel daging Bh Baru,
Sosis
40 Bh Baru,
panggang
41 Lumpur manis Bh Baru,
42 Sawut Bh Baru,
43 Prol nyes Bh Baru,
44 Putu gula jawa Bh Baru,
Cake buah
45 Bh Baru,
kering
46 Talam kentang Bh Baru,
Bakpao
47 Bh Baru,
daging
48 Brownies Bh Baru,
147
Lapis legit
49 Bh Baru,
philipine
Resoles
50 Bh Baru,
kentang
51 Sus vla Bh Baru,
52 Sus rogout Bh Baru,
53 Sosis solo Bh Baru,
Pastel kacang
54 Bh Baru,
hijau
55 Putu belanda Bh Baru,
56 Panrisol Bh Baru,
Pinneaple
57 Bh Baru,
croisant
Gulung
58 Bh Baru,
pandan
148
DAFTAR PERINCIAN DAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN HARIAN (SAYUR DAN BUAH)
No Bahan makanan
SAYUR
1 Asem
2 Bayam
3 Buncis
4 Brokoli
5 Bumbon
6 Bunga kol
7 Ceme/ oyong
8 Daun bawang
9 Daun Brambang
10 Daun kemangi
11 Daun melinjo(so)
12 Daun pandan wangi
13 Daun pisang
14 Daun selada
15 Janten/Jagung putih
16 Jepan/ labu siam
Jagung manis muda
17 bonggol
149
20 Kool
21 Kacang panjang
22 Kangkung
23 Kulit melinjo
24 Lombok hijau
25 Lombok merah
26 Lombok rawit
27 Prei
28 Peterseli
29 Sledri
30 sawi hijau
31 Sawi putih
32 Sawi sendok
33 Terong
34 Timun
Tokolan/ taoge kacang
35 hijau
36 Tomat buah
37 Wortel
BUAH
38 Apel fuji
39 Apel merah
40 Belimbing
41 Jambu merah biji
150
42 Jeruk keprok
43 Jeruk lemon
44 Jeruk peras
45 Jeruk nipis
46 Melon super
47 Nanas
48 Pear
49 Pepaya
Pisang ambon
50 tawangmangu
52 pisang raja
53 Semangka
DAFTAR PERINCIAN DAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN UNTUK PERSEDIAAN STOK (BAHAN KERING)
151
7 Baking powder
8 Cuka
9 Ebi
10 Fermipan
11 Garam Dapur
12 Garam halus
13 Kecap asin
14 Kecap rendah kalori
15 Kecap manis
16 Kecap ikan
17 Saus bumbu
18 Saus bumbu asam manis
19 Moto
20 Mustard
21 Merica biji
22 Merica hitam biji
23 Merica halus
24 Oregano
25 Pengembang kue
26 Pelembut kue
27 Penyedap masakan
28 Rese
29 Saos inggris
30 Saos tiram
152
31 Saos sambal sachet
39 Tomato Pasta
40 Tong Cai/sawi asin
41 Terasi udang
42 Bawang bombay
43 Bawang Merah
44 Bawang putih
45 Cengkeh
46 Jahe
47 Jamur kuping
48 Jamur putih
49 Jamur kancing
50 Jinten
51 Kluwak
52 Kayu manis
53 Kemiri kupas
153
54 Kencur
55 Ketumbar
56 Kunci
57 Kunir
58 Pala
KARBOHIDRAT
59 Tepung Beras
60 Tepung bumbu
61 Tepung kanji
62 Tepung maizena
63 tepung panir
64 Tepung terigu
65 Beras
66 Kentang
MINUMAN
Air Minum dalam kemasan
67 botol
Air minum dalam kemasan
68 gelas
Air minum dalam kemasan
69 galon refill
70 Coklat bubuk
71 Coklat blok
72 Kopi rasa Chococinno
Kopi instan berlogo "RSUD Dr
73 Moewardo"
154
74 Kopi instan kemasan botol
75 Non dairy creamer
76 Teh cair kemasan
77 Teh celup
78 Teh wangi
155
Formula Enteral untuk pasien
86 Luka bakar, Kanker, Bedah
156
Susu bayi 0-6 bulan kemasan
97 200 gr
157
106 Susu anak 1-5 tahun
111
Nutrition Support Rendah
Laktosa dilengkapi serat pangan (inulin) kemasan 53,8 g ensure
112
158
Makanan Enteral untuk pasien
114 Diabetes Melitus
117
159
GULA
129 Gula halus
130 Gula jawa diabetik
131 Gula jawa/Merah
Gula pasir branded setara
132 Gulaku
133 Gula Pasir
134 Gula pasir kemasan
135 Diabetic Sweetener
136 Sirup
KACANG-KACANGAN
137 Kacang polong
138 Kacang Hijau
139 Kacang Tanah
140 Kacang Tolo
MIE
141 Mie Instan kemasan
142 Mie telur
143 Misoa
144 Soon
145 Sopaghetti
LEMAK
146 Butter rhum
147 Margarine
148 Margarine putih
160
149 Minyak goreng kemasan 2 lt
150 Minyak goreng kemasan 1 lt
151 Minyak jagung
152 Minyak eijen
153 Kelapa
KEMASAN
154 Alumunium foil
155 Cake cases
Flexible Drinking straw
156 (sedotan bengkok)
Gelas plastik disposible uk. 7,5
157 x 5 cm
158 Gelas plastik disposible (kecil)
Gelas plastik disposible
159 berlogo RSUD Dr Moewadi
160 Kantong plastik es uk : 1 kg
161 Kantong Plastik es: 1/2 kg
162 Kantong plastik uk 1/2 kg
163 Kantong Plastik uk 1 Kg
164 Kantong Plastik klip besar
165 Kantong plastik klip kecil
166 Keranjang buah
Kertas pembungkus nasi, food
167 grade
168 Kertas roti
169 Kertas pembungkus makanan
161
Kardus makanan berlogo
170 RSUD Dr Moewardi
171 Mangkuk mika
172 Mika snack kecil
173 Mika snack besar
174 Cling wrap
175 Plastik spluit Jumbo
176 Serbet kertas
177 Sterofoam tempat saji
178 Sendok makan plastik
179 Sendok garpu makan plastik
180 Plastik pembungkus sendok
181 Tusuk buah
182 Tusuk sate
183 Pisau oles roti
LAIN-LAIN
184 Abon daging sapi
185 Agar-agar
186 Krupuk udang
187 Krupuk udang kecil
188 Makaroni
189 Meses
190 Madu
191 Permen
162
192 Rempeyek
193 Sukade
194 Shoestring
195 Outmeal
163
Lampiran 5. Ketepatan Porsi
MENU DIIT DM
Tanggal : 1 Februari 2018
No
1
2 150 (T)
3
4 145 (T)
5
6 150 (T)
7
8 150 (T)
9
10
11
12
13
14
15 150 (T)
16 145 (T)
17
18
19
20 145 (T)
21 145 (T)
22 145 (T)
23 150 (T)
24
25 145 (T)
26
27
28 155 (T)
29
30
Rata-
rata
%
tepat
%
tidak tepat
164
164
MENU DIIT DM Tanggal
: 2 Februari 2018
No
1
2 150 (T)
3
4
5 145 (T)
6 145 (T)
7 145 (T)
8
9
10
11 145 (T)
12
13
14
15 150 (T)
16
17
18 150 (T)
19
20
21 150 (T)
22 150 (T)
23 150 (T)
24 150 (T)
25 145 (T)
26
27
28 150 (T)
29
30 150 (T)
Rata-
rata
% 43,3%
tepat
% 56,7%
tidak tepat
MENU DIIT RP Tanggal :
2 Februari 2018
No
1 150 (T)
2
3 150 (T)
4
5
6 145 (T)
7 150 (T)
8 150 (T)
9 150 (T)
10 150 (T)
11
12
13 150 (T)
14
15
16 150 (T)
17
18
19
20 145 (T)
21
22
23
24 145 (T)
25 145 (T)
Rata-
rata
%
tepat
%
tidak tepat
MENU DIIT DM Tanggal
: 5 Februari 2018
No
1
2
3
4 145 (T)
5
6
7
8 150 (T)
9
10
11 150 (T)
12
13
14 150 (T)
15 150 (T)
16
17 150 (T)
18
19
20 145 (T)
21 145 (T)
22 145 (T)
23
24 150 (T)
25 150 (T)
26 150 (T)
27
28
29 150 (T)
30
Rata-
rata
% tepat 43,3%
% tidak 56,7%
tepat
MENU DIIT RP Tanggal :
5 Februari 2018
No
1 150 (T)
2
3
4 150 (T)
5
6
7 150 (T)
8
9
10
11 145 (T)
12
13
14
15 145 (T)
16 145 (T)
17
18
19
20
21 150 (T)
22 145 (T)
23
24
25
Rata-
rata
%
tepat
%
tidak tepat
MENU DIIT DM Tanggal
: 6 Februari 2018
No
1 129.00
2 126.00
3 141.00 (T)
4 117.00
5 127.00
6 141.00 (T)
7 137.00
8 127.00
9 114.00
10 156.00 (T)
11 136.00
12 129.00
13 133.00
14 125.00
15 128.00
16 128.00
17 149.00 (T)
18 125.00
19 124.00
20 132.00
21 129.00
22 143.00 (T)
23 122.00
24 131.00
25 111.00
26 143.00 (T)
27 147.00 (T)
28 134.00
29 132.00
30 133.00
Rata-
rata 131.63
% tepat 23.3%
% tidak
76.7%
tepat
MENU DIIT RP Tanggal :
6 Februari 2018
No
1 129.00
2 118.00
3 130.00
4 125.00
5 135.00
6 131.00
7 140.00
8 126.00
9 141.00
10 156.00 (T)
11 128.00
12 137.00
13 129.00
14 126.00
15 143.00(T)
16 132.00
17 127.00
18 131.00
19 136.00
Rata-
rata 132.63
%
10.5%
tepat
%
tidak tepat 89.5%
170
1701
MENU DIIT DM Tanggal
: 7 Februari 2018
No
1 124.00
2 118.00
3 124.00
4 129.00
5 128.00
6 132.00
7 139.00
8 148.00 (T)
9 132.00
10 127.00
11 139.00
12 143.00 (T)
13 141.00
14 146.00 (T)
15 139.00
16 136.00
17 135.00
18 136.00
19 148.00 (T)
20 129.00
21 128.00
22 144.00 (T)
23 142.00 (T)
24 136.00
25 139.00
26 144.00 (T)
27 147.00 (T)
28 143.00 (T)
29 146.00 (T)
30 142.00 (T)
Rata-
rata 136.80
%
36.7%
tepat
%
tidak tepat 63.3%
MENU DIIT RP Tanggal :
7 Februari 2018
No
1 137.00
2 139.00
3 121.00
4 141.00
5 145.00 (T)
6 141.00
7 133.00
8 146.00 (T)
9 136.00
10 140.00
11 137.00
12 139.00
13 136.00
14 137.00
15 139.00
16 150.00 (T)
17 128.00
18 137.00
19 139.00
20 129.00
Rata-
rata 137.50
%
tepat
%
tidak tepat
MENU DIIT DM Tanggal
: 8 Februari 2018
No
1 115.00
2 112.00
3 102.00
4 109.00
5 110.00
6 115.00
7 110.00
8 115.00
9 108.00
10 101.00
11 120.00
12 101.00
13 109.00
14 111.00
15 117.00
16 108.00
17 131.00
18 128.00
19 109.00
20 107.00
21 100.00
22 123.00
23 112.00
24 110.00
25 134.00
26 120.00
27 104.00
28 120.00
29
30 115.00
Rata-
rata 112.37
%
tepat
%
tidak tepat
MENU DIIT RP Tanggal :
8 Februari 2018
No
1 102.00
2 110.00
3 107.00
4 102.00
5 120.00
6 122.00
7 126.00
8 125.00
9 131.00
10 125.00
11 118.00
12 127.00
13 126.00
14
15 122.00
16 124.00
17 127.00
18 118.00
19 120.00
20 127.00
21
22 124.00
23 115.00
Rata-
rata 117.83
%
tepat
%
tidak tepat
MENU DIIT DM
Tanggal :
Tanggal : 9 Februari 2018
No
1 125.00
2 128.00
3 124.00
4 123.00
5 119.00
6 132.00
7 131.00
8 133.00
9 134.00
10 119.00
11 116.00
12 122.00
13 134.00
14 121.00
15 144.00 (T)
16 121.00
17 121.00
18 124.00
19 125.00
20 124.00
21 123.00
22 125.00
23 124.00
24 132.00
25 121.00
26 122.00
27 137.00
28 134.00
29 117.00
30 126.00
Rata-
rata 126.03
%
tepat
%
tidak tepat 96.7%
MENU DIIT RP Tanggal :
9 Februari 2018
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Rata-
rata 121.74
%
tepat
%
tidak tepat
Lampiran 6. Siklus Menu dan Standar Porsi
1. Standar Porsi
STANDAR PORSI
No Nama Hidangan
LAUK HEWANI
1 Abon daging sapi
2 Ayam
3 Bandeng Asin
4 Bandeng segar
5 Daging sapi
6 Daging sapi giling
7 Hati sapi
8 Ikan laut
9 Lele
10 Telur Puyuh
11 Paha ayam
12 Paru
13 Rempelo Ati
14 Sayap Ayam
15 Telur asin
16 Telur ayam
17 Udang
18 Fillet Ayam
19 Nugget Ayam
20 Galantin
21 Daging Ayam Giling
22 Fillet ikan
LAUK NABATI
1 Tahu
2 Tempe
STANDAR PORSI SAYUR
No Nama Hidangan
1 Sayur
STANDAR PORSI BUAH
1 Apel Malang
2 Apel Merah
3 Jeruk Keprok
4 Melon
5 Nanas
6 Pepaya
7 Pisang Ambon
8 Pisang Kepok
9 Semangka
STANDAR PORSI BERAS
No Nama Hidangan
1 Nasi VIP
2 Nasi Bangsal
3 Nasi co-ass
4 Nasi Lemburan
5 Nasi TPA
6 Tim
7 Bubur
8 Bubur saring
STANDAR PORSI KELAPA
No Nama Hidangan
178
1 Bubur / Sumsum
2 Lauk Pauk
3 Sayur
4 Kacang hijau
5 Snack
Oblok-
6 oblok/gudangan
7 Minyak Goreng
Menu
1 Nasi / Lunak
Terik daging
Tempe jamur kecap
(potong dadu)
Lodeh kacang panjang
+ Terong
2 Nasi / Lunak
Santzel goreng
Tahu bb gulai
Pak lay ( wortel, sawi, kembang
179
3 Nasi / Lunak
Nugget Ayam
Tempe goreng/ tempe bumbu o
Asem – asem ( wortel, buncis, j
4 Nasi / Lunak
Ayam opor
Tempe mendoan /
tempe terik
Oseng kangkung
5 Nasi / Lunak
Bandeng goreng
Tempe bb Bali
Oseng kcg panjang, wortel
6 Nasi / Lunak
Rawon daging
Krupuk Udang
180
Tempe goreng/ Tempe
terik
Ca taoge + wortel
7 Nasi / Lunak
Lapis daging
Tempe medoan / Tempe bb ruja
Ca bunga kol wortel
8 Nasi / Lunak
Ayam saos inggris
Tahu lombok ijo
(potong dadu)
Orak – arik sayur
(wortel, kol, telur)
9 Nasi / Lunak
Galantin daging
Tempe goreng / tempe saus tira
Sup cream jagung (wortel, bunc
10 Nasi / Lunak
181
Ayam bb kecap
Tempe bb rujak
Sayur brongkos (wortel, buncis,
MENU PAGI
1 Nasi / Lunak
Terik daging (poton
Tempe jamur kecap
2 Nasi / Lunak
Snitzel goreng Tahu
3 Nasi / Lunak
Nugget ayam Tempe
182
Asem-asem wortel,
buncis, janten
4 Nasi
Ayam opor
Tempe mendoan /
tempe terik
Oseng kangkunga
5 Nasi / Lunak
Bendeng goreng Tem
6 Nasi / lunak
Rawon daging Temp
Ca taoge + wortel
7 Nasi / lunak
Bandeng goreng Tem
183
8 Nasi / lunak
Daging bumbu bali
Tahu bacem
Orak-arik sayuran
(wortel, kol, telur)
9 Nasi / lunak
Terur bumbu rendin
Sup jagung
10 Nasi / lunak
Telur bumbu kare T
184
4. Siklus Makanan Diit
MENU MAKANAN DIIT
HARI
1 Nasi / Lunak
Daging terik
Tempe bacem
Lodeh kacang panjang
+ terong
DM : lalap timun
DM RP : tumis buncis
2 Nasi / Lunak
Telur opor Tahu bacem Paklay
DM : lalap timun
DM RP : tumis kacang panjang
3 Nasi / Lunak
Ayam kecap
Teme opor
Asem-asem buncis, wortel,jant
DM : Ca taoge
DM RP : tumis jepan
4 Nasi / Lunak
Opor daging Tempe terik Osen
DM : tumis terong
185
5 Nasi / Lunak
Ayam kecap Tempe bumbu ba
DM : lalap tomat DM RP : tum
6 Nasi / Lunak
Rawon
Tempe terik
Tumis wortel taoge
DM : tumis oyong
7 Nasi / Lunak
Daging lapis
Tempe bumbu rujak Ca brokol
DM RP : tumis labu siam
8 Nasi / Lunak
Daging bumbu bali
Tahu bacem
Orak arik sayuran
DM : ca kangkung
186
9 Nasi / Lunak
Rendang telur Tempe saos tira
10 Nasi / Lunak
Telur kare
Tempe bumbu rujak
Sayur bronkos
DM : timun
DM RP : tumis kacang panjang
Menu
1 Nasi/Lunak
Terik daging
Tempe goreng/tempe bacem
Lodeh kacang panang
+ Terong
2 Nasi /Lunak
Telur dadar
187
Tahu goreng bb gulai
Paklay sayuran (wortel, sawi,
3 Nasi/Lunak
Bandeng goreng Tempe bb op
4 Nasi/Lunak
Telur bb gulai Tempe terik O
5 Nasi/Lunak
Ayam goreng asam manis
Tempe bb bali Oseng kcg pan
6 Nasi/Lunak
Rendang daging Tempe goren
188
Ca taoge + wortel
7 Nasi/Lunak
Bandeng goreng
Tempe bb rujak
Ca bunga kool, wortel
8 Nasi/Lunak
Daging bb bali
Tahu bacem
Orak arik sayuran
(wortel, kool, telur)
9 Nasi/Lunak
Telur bb rendang Tempe gore
Suap jagung
10 Nasi/Lunak
Telur bb kare Tempe bb rujak
189
6. Siklus Menu snack
MEN U JENIS DIET
1 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
2 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
3 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
4 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
190
5 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
6 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
7 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
8 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
191
9 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
10 Biasa/luna
k
BS
DIET
RP
DM
DM RP
2 Bubur tepung
Lapis tahu, wortel, daging
Saus gula jawa
3 Bubur tepung
Telur cetak
Saus gula jawa
4 Bubur tepung
192
Telur ceplok kukus
Saus gula jawa
5 Bubur tepung
Telur ruai
Saus gula jawa
6 Bubur tepung
Telur ceplok kukus
Saus gula jawa
7 Bubur tepung
Galantine
Saus gula jawa
8 Bubur tepung
Telur ruai
Saus gula jawa
9 Bubur tepung
Telur ceplok kukus
Saus gula jawa
10 Bubur tepung
Galantine
Saus gula jawa
193
8. Siklus Makanan cair
MENU
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
9. Standar Modisco
Nama Bahan
Susu Skim
Susu Full
Cream
Gula
Minyak Kelapa
Margarin
Nilai Gizi
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
194
1941
10. Standar Sonde DM 1000 kkal
Waktu Pemberian
Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang Snack Sore Makan Sore Makan Malam
Waktu Pemberian
Makan Malam
Waktu Pemberian
Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang Snack Sore Makan Sore Makan Malam
196
Lampiran 7. Uji Daya Terima/ Sisa Makanan
I. SISA MAKANAN PASIEN
A. JENIS HIDANGAN MAKANAN
POKOK
Tanggal Pengamatan
Tanggal 1
Tanggal 15
Tanggal 22
Tanggal 23
Tanggal 26
Tanggal 27
Total Pasien
Total Pasien x Presentase Sisa
Presentase Sisa Makanan
Tanggal Pengamatan
Tanggal 1
Tanggal 15
Tanggal 22
Tanggal 23
Tanggal 26
Tanggal 27
Total Pasien
Total Pasien x Presentase Sisa
Presentase Sisa Makanan
C. JENIS HIDANGAN
LAUK NABATI
Tanggal Pengamatan
Tanggal 1
Tanggal 15
Tanggal 22
197
1971
Tanggal 23
Tanggal 26
Tanggal 27
Total Pasien
Total Pasien x Presentase Sisa
Presentase Sisa Makanan
D. JENIS HIDANGAN
SAYUR
Tanggal Pengamatan
Tanggal 1
Tanggal 15
Tanggal 22
Tanggal 23
Tanggal 26
Tanggal 27
Total Pasien
Total Pasien x Presentase Sisa
Presentase Sisa Makanan
Tanggal Pengamatan
Tanggal 1
Tanggal 15
Tanggal 22
Tanggal 23
Tanggal 26
Tanggal 27
Total Pasien
Total Pasien x Presentase Sisa
Presentase Sisa Makanan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan selama 6 hari, tanggal 1,
15, 22, 23, 26 dan 27 Februari 2018 pada pasien dengan menu makanan biasa
diwaktu makan siang. Diketahui persentase sisa makanan pokok sebesar 30.16%,
untuk persentase sisa makanan hidangan lauk hewani sebesar 13.2%, persentase
sisa makanan hidangan lauk nabati sebesar 9.4%, persentase sisa makanan
hidangan sayur sebesar 39.4%, dan persentase sisa makanan pada hidangan
buah sebesar
2.3%. Rata-rata persentase sisa makanan dari makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, dan buah sebesar 18.892%.
No. Unsur T
200
Respon ahli gizi dan pramusaji
baik saat mendapat keluhan dari pasien
11
Ahli gzi dan pramusaji
12 bersikap ramah dan sopan
Petugas mempunyai
pengetahuan tentang makanan yang disajikan
13
Petugas meluagkan waktu
untuk berkomunikasi dengan pasien
14
Jumlah 2.00
Untuk menentukan nilai kinerja unit instalasi gizi RSUD Dr. Moewardi adalah dengan identifikasi kepuasan pelayanan
makanan (IKM ) di beberapa bangsal pada pasien yang tidak berdiit khusus dan sudah menjalani perawatan selama 3 hari, dan
pengamatan dilakukan pada satu kali waktu makan pagi/siang/sore yang memiliki nilai interval sebagai berikut :
201
2012
Dari pengamatan yang telah dilakukan, diketahui nilai identifikasi kepuasan makanan (IKM) sebesar 3.00 dan memiliki
nilai 75.00, sehingga dapat dikategorikan memiliki kinerja unit yang baik.
III. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
No Tanggal
1 30-01-18
2 01-02-18
3 05-02-18
4 15-02-18
5 22-02-18
6 23-02-18
7 26-02-18
8 27-02-18
Jumlah
203
2032
Lampiran 8. Hasil Pemeriksaan Sarana Prasarana dan Makanan
Hasil Pemeriksaan Kegiatan Sub. Instalasi Sanitasi Sarana Prasarana Dan
Makanan
Bulan Januari 2018
A. Pengelolaan Hygiene Sanitasi Makanan
1. Pemeriksaan angka kuman alat makan dan minum Instalasi Gizi
Petugas : Endang Wahyunungsih, Titik hartanti, Hamidah
No Tanggal,
Jam
Pengambilan
1. 9 - 01 - 2018
09.03
2. 9 - 01 - 2018
09.09
3. 9 - 01 - 2018
09.16
2. Pemeriksaan angka E.Coli makanan Instalasi Gizi
Petugas : Tri Hastuti Retnoningsih, Yudha Hupayanti, Niam Rahma I
No Tanggal,
Jam
Pengambilan
1. 10 - 01 -
2018
10.48
10 - 01 -
2018
10.48
3. Pemeriksaan angka kuman alat makan dan minum Instalasi Gizi
Petugas : Endang Wahyunungsih, Titik hartanti, Hamidah
No Tanggal,
Jam
Pengambilan
1. 16 - 01 -
2018
08.00
2. 16 - 01 -
2018
08.02
3. 16 - 01 -
2018
08.04
4. 16 - 01 -
2018
08.06
5. 16 - 01 -
2018
08.08
6. 16 - 01 -
2018
08.10
7. 16 - 01 -
2018
08.12
8. 16 - 01 -
2018
08.14
9. 16 - 01 -
2018
08.17
Lampiran 9. Modifikasi Resep
I. Scoth egg
1. Resep Asli Scoth egg
Nama menu
Porsi
Bahan
Cara
membuat
207
Nilai gizi per porsi
Porsi
Bahan
Cara
membuat
208
Nilai gizi per
porsi
3. Pengembangan Resep
Resep asli 6 porsi = 1 porsi 150 gr
Koreksi = 1 porsi = 70 gr
STEP 1
Jumlah Porsi A
6
STEP 2
Jumlah porsi yang d
10
STEP 3
Berat hasil akhi
700
No Nama Bahan
1 Daging sapi giling
2. Tepung terigu
3 Telur
4 Seledri
5 Daun bawang
209
2092
No Nama Bumbu
1 Bawang putih
Jenis
Pengujian
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
5. Hasil Pengamatan
a. Warna
60%
pada indikator warna, sebagian besar menyukai warna dari scoth egg yaitu
sebanyak 6 orang (60%) dari 10 panelis, sangat suka 3 orang (30%) dan yang
b. Aroma
210
2102
Aroma
0% 0%
Tingkat Kesukaan Sangat
10% Suka
20% Tingkat Kesukaan Suka
pada indikator aroma, sebagian besar menyukai warna dari scoth egg yaitu
sebanyak 7 orang (70%) dari 10 panelis, sangat suka 1 orang (10%) dan yang
c. Tekstur
Tekstur
0% 0%
Tingkat Kesukaan Sangat
10% Suka
20% Tingkat Kesukaan Suka
pada indikator aroma, sebagian besar menyukai warna dari scoth egg yaitu
sebanyak 7 orang (70%) dari 10 panelis, sangat suka 1 orang (10%) dan yang
d. Rasa
Rasa
0%
Tingkat Kesukaan Sangat
10% Suka
pada indicator rasa, sebagian besar menyukai warna dari scoth egg yaitu
sebanyak 4 orang (40%) dari 10 panelis, sangat suka 3 orang (30%), biasa saja
Nama Menu
Porsi
Bahan
Cara 1. Bahan utama tempe katsu: Hancurkan tempe
Membuat
menjadi kecil-kecil dan halus. Masukan 1 btr telur,
bawang putih bubuk, 2 sdm tepung terigu, lada
bubuk dan garam sesuai selera (kira-kira -+ 1/2 sdt)
uleni sampai semua tercampur rata. Jika terlalu
lengket boleh ditambah tepung sedikit.
2. Jika sudah tercampur, bagi dua/tiga adonan, buat
menjadi oval lalu pipihkan.
3. Setelah itu kukus adonan tempe tadi menggunakan
panci yang dibawah diisi air dan ada pembatas lalu
di tutup. Tunggu sampai matang, dan matikan api.
4. Kemudian siapkan bahan pelapis: tepung terigu,
telur, dan tepung panir di wadah yang berbeda.
5. Masukan adonan yg telah dikukus ke dalam tepung
terigu baluri hingga merata, lalu ke telur, dan ke
tepung panir rekan-rekan biar padat.
6. Panaskan minyak goreng. Beri minyak goreng agak
banyak supaya tempe, matang merata.
7. Jika sudah panas masukan adonan tempe yg sudah
diberi tepung panir ke minyak. Bolak-balik agar
tidak gosong. Jika warna sudah kuning, bisa
diangkat. Lalu tiriskan.
8. Sajikan dipiring dan diiris-iris.
9. Membuat saus teriyaki: masukan margarin, bawang
putih dan bawang bombay lalu tumis hingga layu.
10. Masukan lada bubuk, semua saus, dan kecap lalu
aduk-aduk.
11. Kemudian masukan air kaldu dan cicipin. Jika
sudah pas, tuang maizena yg sudah dilarutkan.
(Maizena gunanya untuk mengentalkan)
Nilai Gizi
Per Porsi
2. Pengembangan Resep
4
Jumlah Porsi yang
diinginkan
10
Berat Hasil Akhir
Baru
504
No Nama Bahan
1 Tempe
2 Telur Ayam
3 Tepung terigu
4 Tepung panir
215
No Nama Bumbu
1 Bawang putih
2 Bawang bombay
3 Lada hitam
4 Margarin
5 Kecap manis
6 Saus tiram
7 Kecap inggris
8 Saus tomat
9 Saus sambal
10 Maizena
11 Air kaldu
Jenis
Pengujian
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
a. Warna
Warna
10% 0% 10% Sangat suka
Suka
20% Biasa
Tidak suka
60% Sangat tidak suka
216
2162
Berdasarkan penilaian uji organoleptik aroma kepada 10 panelis didapatkan
sebanyak 1 orang (10%) dari 10 panelis sangat suka, 6 orang (60%) suka, yang
b. Aroma
Aroma
0%
20% 10%
Sangat Suka
Suka
Biasa
10%
Tidak Suka
Sangat tidak suka
60%
sebanyak 1 orang (10%) dari 10 panelis sangat suka, 6 orang (60%) suka, yang
c. Tekstur
Tekstur
0% 0%
10% Suka
Biasa
Tidak suka
didapatkan sebanyak 8 orang (80%) suka, yang biasa saja 1 orang (10%), dan 1
d. Rasa
Rasa
0% 0%
20% Sangat Suka
30%
Suka
Biasa
Tidak suka
50% Sangat tidak suka
sebanyak 2 orang (20%) dari 10 panelis sangat suka, 5 orang (50%) suka, yang
Nama Menu
Porsi
Bahan
Cara
Membuat
Nilai Gizi
Per Porsi
2. Pengembangan Resep
Jumlah porsi
awal
3
Jumlah porsi
yang diinginkan
10
Berat hasil
akhir baru
400
1. Bahan utama :
No Nama Bahan
1 Ikan kakap
2 Tepung maizena
2. Bumbu
Bahan
220
2202
Garam
Jahe
Bawang putih
Saus tomat
Bawang bombay
Cabai merah besar
Saus sambal
Kecap ikan
Gula pasir
Air
Minyak wijen
Jenis
Pengujian
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
1. Warna
Warna
0% Sangat suka
20%
0% Suka
Biasa
Tidak suka
80% Sangat tidak suka
2. Rasa
Rasa
10% sangat suka
10%
0% suka
0%
biasa
tidak suka
Berdasarkan hasil uji organoleptik kepada 10 panelis dari segi rasa 8 orang (80%)
menilai rasa suka, 1 orang (10%) sangat menyukainya dan 1 orang (10%) menilai rasanya
biasa saja.
3. Aroma
Aroma
10% sangat suka
0%
0% suka
0%
biasa
tidak suka
Berdasarkan dari uji organoleptik kepada 10 panelis didapatkan hasil dari segi
aroma sebanyak 9 orang (90%) dari 10 panelis menilai suka terhadap aroma, sebanyak 1
orang (10%) sangat suka.
4. Tekstur
Tekstur
0% 10% Sangat suka
0% Suka
0% Biasa
Tidak suka
Sangat tidak suka
90%
Berdasarkan hasil uji organoleptik kepada 10 panelis dari segi tekstur didapatkan 9
orang ( 90%) menyukai teksturnya , 1 orang (10%) menilai sangat suka.
B. Pembahasan
Cah Kakap Bumbu Sechuan merupakan modifikasi lauk hewani dari bahan dasar ikan
yang diolah dengan metode pengovenan dan diolah kembali bersama rempah-rempah bumbu
sechuan.
Setelah dilakukan uji organoleptik pada segi warna, rasa, aroma, dan tekstur,
didapatkan hasil sebagian besar panelis menyukai warna dari Cah Kakap Bumbu Sechuan
yaitu sebanyak
8 orang (80%) dari 10 panelis. Kemudian dari segi aroma ada yang menyukai aroma dari Cah
Kakap Bumbu Sechuan sebanyak 9 orang (90%) tetapi juga ada yang menilai sangat suka
sebanyak 1 orang (10%). Selanjutnya dari segi tekstur sebagian besar menyukainya yaitu
sebanyak 8 orang (80%) dan terdapat 1 orang (10%) menilai sangat suka dan terdapat 1 orang
(10%) yang menilai biasa saja, hal itu dikarenakan tekstur ikan masih sedikit agak keras . Dari
segi rasa sebagian besar menilai suka yaitu sebanyak 8 orang (80%), terdapat juga orang
yang menilai rasa Cah Kakap Bumbu Sechuan biasa saja hal tersebut dikarenakan rasa Cah
Kakap Bumbu Sechuan terlalu menonjol rasa mericanya, ada juga yang menilai rasa Cah
Kakap Bumbu Sechuan sangat suka.
D. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil uji organoleptik sebagian besar sudah menyukainya. Akan tetapi
pada segi rasa harus lebih diperbaiki jumlah bumbu yang diberikan, sehingga tercipta Cah
Kakap Bumbu Sechuan yang lebih baik. Yang perlu diperhatikan lagi adalah tekstur ikan,
perlu diperbaiki ketebalan ikan sehingga tercipta tekstur ikan yang lunak secara merata.
Lampiran 10. Uji Kelayakan Fisik
UJI KELAIKAN FISIK UNTUK HIGIENE SANITASI MAKANAN JASABOGA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama perusahaan : I n s t a l a s i g i z i RSUD Dr. Moewardi Alamat perusahaan : Jl. Kolonel Sutarto
No. No. UR
LOKASI,
BANGUNAN, F
1. Halaman bersi
500 meter da
2. Konstruksi b
aman, terpelih
3. Lantai kedap
licin, tidak r
4. Dinding dan la
10.
5. Bagian dinding
11
No.
PEMBUANGAN SAMPAH
12. Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan
13. Tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja pada bangunan,
14. Ruangan bersih dari barang yang tidak berguna. (barang tersebut dis
KARYAWAN
15. Semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit menular, seprti pe
16. Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek, bebas kosmetik dan
17. Pakaian kerja, dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas p
226
19. Bahan makanan terolah dalam kemasan asli, terdaftar, b
227
No.
Surakarta,
Maret 2017
Pemeriksa
……………………………
228
Lampiran 11. Denah Dapur
229