PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin memburuk karena tidak tercukupinya
kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh (PGRS, 2013).
Pengorganisasian pelayanan gizi rumah sakit mengacu pada SK Menkes Nomor
938 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan Menkes Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan
Departemen Kesehatan (PGRS, 2013).
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan di Instalasi
Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat
gizi pasien. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien.
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan
yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009).
Sistem penyelenggaraan makanan rumah sakit yang baik akan menjadi salah satu
penilaian pelayanan gizi rumah sakit. Berdasarkan buku pedoman PGRS tahun 2013,
pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam penilaian
standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint
Comission International (JCI) for Hospital Accreditation. Semakin baik pelayanan gizi
yang diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit
tersebut (PGRS, 2013).
1
Pada sebuah penyelenggaraan makanan diperlukan manajemen sistem
penyelenggaraan yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar dapat
memberikan kepuasan bagi pasien atau konsumen, tidak terkecuali di RSUD dr. Soedono
Madiun.
Penyelenggaraan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun menggunakan sistem
semi-outsourcing. Oleh karena itu, memungkinkan mahasiswa dapat belajar dan
mengidentifikasi bagaimana pengolahan makanan didapur jasaboga dan tempat distribusi
makan pasien, serta mengidentifikasi bagaimana distribusi makanan mulai dari dapur
sampai ke pasien.
Berdasarkan hal tersebut, kami Mahasiswa DIII Gizi Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin sebagai peserta didik yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
RSUD dr. Soedono Madiun akan mempelajari lebih dalam sistem penyelenggaraan
makanan di RSUD dr. Soedono Madiun agar diperoleh pendalaman ilmu bagi kami serta
kemajuan pelayanan gizi rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir Praktek Kerja Lapangan peserta didik mampu melaksanakan Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi (SPMI) yang meliputi pengorganisasian,
ketenagaan, pengelolaan penyelenggaraan makan, pengawasan mutu, pengembangan
resep, monitoring, evaluasi, penilaian dan pelaporan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pelayanan gizi sesuai dengan prinsip moral dan etika
b. Mendeskripsikan ketenagaan yang ada (jumlah, jenis, tupoksi dan kualifikasi)
c. Menyebutkan instrument dokumentasi kegiatan
d. Berpartisipasi dalam penetapan biaya pelayanan gizi
e. Menyusun standar makanan sesuai kebutuhan
f. Menyususn menu sesuai standar (standar porsi, standar resep dan standar kualitas)
g. Melakukan perhitungan kebutuhan bhan mkanan
h. Mengidentifikasi kegiatan pengadaan bahan makanan (pemesanan, pembelian,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan)
i. Mengidentifikasi kegiatan produksi makanan (mulai persiapan, pengolahan dan
evaluasi hasil pengolahan)
j. Mengidentifikasi kegiatan distribusi, transportasi dan penyajian makanan
k. Melakukan modifikasi resep makanan/formula dan uji cita rasa/uji organoleptic
l. Melakukan uji daya terima/sisa makanan
2
n. Mengkaji penerapan hygiene sanitasi dan keamanan makanan.
3
BAB II
4
Pelayanan kesehatan yang diberikan RSUD dr.Soedono Madiun kepada
masyarakat adalah :
1) Klinik Rawat Jalan
a) Klinik Anak
b) Klinik Asih
c) Klinik Kebidanan (Kandungan)
d) Klinik Keluarga Berencana
e) Klinik Mata
f) Klinik Telinga, Hidung dan Tenggorokan
g) Klinik Gigi dan Mulut
h) Klinik Penyakit Dalam
i) Klinik Kulit dan Kelamin
j) Klinik Jantung
k) Klinik Paru
l) Klinik Saraf
m) Klinik Bedah Saraf
n) Klinik Bedah Urologi
o) Klinik Bedah Umum
p) Klinik Bedah Orthopaedi
q) Klinik Gizi
r) Klinik General Chek Up
2) Rawat Inap
a) Wijaya Kusuma A (Dewasa KL I dan II)
b) Wijaya Kusuma B ( Infeksius dewasa, kelas II dan III)
c) Wijaya Kusuma C ( Kelas III)
d) Wijaya Kusuma D ( Kelas III)
5
f) Elekto Kardiographi (EKG)
g) Elektro Myographi (EMG)
h) Echo Cardiographi
i) Haemodialisa
j) Farmasi
k) Gizi
5) Pelayanan Penunjang Non Medik
a) ISS (Instalasi Sterilisasi Sentral)/ Loundry
b) IPL (Instalasi Penyehatan Lingkungan)
c) IPAME(Instalasi Pemeliharaan Alat Medik dan Elektronika)
6
d. Tujuan
1) Tujuan Umun
Terwujudnya pelayanan gizi rumah sakit yang optimal dengan selalu
memperhatikan aspek gizi, mutu dan kinerja yang baik serta menjunjung
tinggi nilai sosil, profesi dan etik.
Terciptanya Sistem Pelayanan Gizi di Rumah Sakit dengan memperhatikan
berbagai aspek gizi dan penyakit. Serta merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu
pelayanan gizi di Rumah sakit berdasarkan ketentuan teknis yang ditetapkan
oleh direktur Rumah sakit.
2) Tujuan Khusus
a) Tersedianya pelayanan makanan yang bermutu dan memenuhi syarat gizi
b) Tersedianya pelayanan Asuhan Gizi Klinik yang berkesinambungan bagi
pasien rawat inap
c) Tersedianya pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat
jalan, pengunjungan dan petugas rumah sakit.
d) Terlaksananya rujukan gizi
e) Terselenggaranya penelitian dan pengembangan gizi terapan
a) Tersedianya pelayanan asuhan gizi rawat inap
b) Tersedianya pelayanan asuhan gizi rawat jalan
c) Terlaksananya kegiatan pelayanan gizi sesuai perencanaan dan anggaran
kebutuhan makanan, sarana dan prasarana di Instalasi Gizi.
d) Tersedianya makanan untuk pasiendan pegawai sesuai standar dan
kebijakan direktur.
e) Terlaksannya penyuluhan/ konsultasi dan rujukan gizi bagi pasien,
pegawai dan masyarakat lain.
f) Terlaksananya pendidikan untuk peningkatan karir bagi petugas Instalasi
Gizi serta pendidikan bagi mahasiswa.
g) Terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
h) Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan
i) Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di Rumah Sakit.
a. Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian tugas pokok Direktur RS dibidang pelayanan gizi pasien
rawat inap dan rawat jalan secara paripurna, berdayaguna dan berhasilguna
berdasarkan peraturan dan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur RS
1) Pelayanan gizi rawat inap
2) Pelayanan gizi rawat jalan
7
3) Penyelenggaraan makanan pasien dan karyawan
4) Penelitian dan pengembangan gizi terapan
b. Fungsi
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan
makanan rumah sakit bagi pasien rawat inap dan petugas yang memerlukan guna
terciptanya pelayanan makanan yang profesional
2) Melaksanakan kegiatan pelayanan Asuhan Gizi Klinik
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi ruang rawat inap
2) Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi rawat jalan
3) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan pasien dan karyawan
4) Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan
DIREKTUR
8
WAKIL DIREKTUR
ASUHANGIZI
ASUHAN GIZIPASIEN
PASIENRAWAT
RAWAT PENGAWASANPROSES
PENGAWASSAN PROSESDISTRIBUSI
PRODUKSI
MUTU
LITBANG SDM
GIZI
KOORDINATOR MANAJEMEN MUTU INAP
JALAN MAKANAN
MAKANAN KOORDINATOR PELAYANAN MAKANAN
MUTU PELAYANAN
WORO PRIHATIN,SST ADMINISTRASI
FRIDA AFIANI, SST KEPALA
KOORDINATOR
W. SUCI
ESTI INSTALASI
ASUHAN GIZI
UNTARSIH,
WINDUSARI, GIZI
SSTPASIEN
DCN WAHYU DWI HASTUTI, SST
a. Ketenagaan di Instalasi Gizi
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi
kunci dalam keberhasilan kegiatan penyelenggaraan makanan di RSUD dr
Soedono Madiun. Sesuai dengan bidang kegiatannya, maka tenaga yang
diperlukan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan di RSUD dr. Soedono
Madiun meliputi tenaga profesi gizi, tenaga profesi non gizi serta tenaga
pelaksana teknis (PGRS, 2013).
Berdasarkan penelitian Bahan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
kesehatan tahun 2012 mengenai kebutuhan tenaga gizi dengan metode
perhitungan Analisis Beban Kerja atau WISN, diperoleh jumlah optimal tenaga
menurut kelas rumah sakit, agar dapat melaksanakan pelayanan gizi yang baik
dan berkualitas untuk menjamin keamanan pasien.
Adapun tenaga di Instalasi Gizi disajikan pada Tabel 2.1:
9
RSUD dr. Soedono Madiun tergolong rumah sakit tipe B Madya. Menurut
PGRS (2013), rumah sakit tipe B harus memiliki tenaga dengan pendidikan S2
Gizi/Kesehatan, S1 Gizi/Kesehatan, D3-Gizi. Berdasarkan data di atas, RSUD dr.
Soedono Madiun belum memiliki tenaga dengan pendidikan S2 Gizi yang
bertugas dalam pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik.
Namun hal tersebut tidak menghambat proses pelaksanaan penyelenggaraan
makanan di RSUD dr Soedono Madiun.
Jumlah pegawai di Instalasi Gizi sebanyak 24 orang dengan kualifikasi
pendidikan S1 gizi sebanyak 2 orang ,S1 kesehatan masyarakat sebanyak 1 orang,
D-IV gizi sebanyak 18 orang , D-III gizi sebanyak 2 orang, dan D-I gizi sebanyak
1 orang.
b. Ketenagaan di Jasa Boga
CV NUTRI HEALTH adalah perusahaan jasa boga yang melayani
makanan untuk pasien di RSUD dr. Soedono Madiun, jumlah ketenagaan CV
NUTRI HEALTH sebanyak 76 orang. Dengan tingkat pendidikan mulai dari
SMA/SMK, D1, D3 dan S1 jumlah ketenagaan pada CV NUTRI HEALTH dapat
dilihat pada table 2.2
10
Petugas jasa boga di RSUD dr. Soedono Madiun terbagi menjadi 2 bagian yaitu
petugas dibagian pantry dan petugas dibagian dapur. Petugas pantry rumah sakit
terdiri dari Ahli Gizi, Pramusaji, dan Pencuci alat makan pasien. Sedangkan
petugas dapur rumah sakit terdiri dari ahli gizi jasa boga di pantry, petugas
administrasi dapur, pemasak, asisten pemasak, kurir, cleaning service, dan petugas
jaga malam.
c. Sarana dan Prasarana
Kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit dapat berjalan dengan optimal
bila di dukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap dan penyelenggaraan makanan. Sarana dan
prasarana di Instalasi Gizi RSUD dr. Soedono Madiun pada tahun 2018 sebagai
berikut :
1) Sarana
Sarana yang digunakan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan di
RSUD dr. Soedono Madiun meliputi :
a) Peralatan penyajian seperti alat makan berdasarkan kelas, yaitu :
- Kelas I menggunakan alat makan dari keramik
- Kelas II dan III menggunakan alat makan dari melamin
- Pasien ruang bersalin menggunakan plato stainless steel
- Pasien dengan penyakit infeksius menggunakan plato stainless steel
- Pavillium Merpati menggunakan alat makan sari sango
- Kelas intensif (ICU, ICCU) menggunakan alat plato stainless steel
b) Peralatan distribusi makanan, yaitu
- Kereta makan pasein untuk membawa makanan pasein
- Kereta makan kotor untuk membawa alat makan kotor dan sisa
makanan pasein
2) Prasarana
Instalasi gizi adalah unit yang mengelola kegiatan pelayanan gizi di rumah
sakit yang meliputi pantry. Pantry merupakan dapur kecil yang berada di dekat
ruan pasien yang berfungsi sebagai tempat pemorsian makanan sebelum
makanan didistribusikan kepada pasien. Terdapat 4 pantry di RSUD dr.
Soedono Madiun, yaitu :
a) Pantry B malayani kelas wijaya kusuma A, wijaya kusuma B, wijaya
kusuma E, melati, ROD, VK dan RR
11
b) Pantry C melayani kelas wijaya kusuma C, wijaya kusuma D, ICU, ICCU,
HCU dan stroke
c) Pantry Paviliun merpati lantai 1 melayani VVIP A, VVIP F dan VIP B
d) Pantry Paviliun merpai lantai 2 melayani VVIP C, VVIP D, VIP E dan HC
C. Sistem Penyelenggaraan Makanan
1) Sistem swakelola
2) Sistem diborongkan ke jasa boga
3) Sistem kombinasi
Berdasarkan PGRS RSUD dr. Soedono Madiun menggunakaan sistem semi-
outsourcing yaitu penyelenggaraan makanan dilakukan oleh jasa boga dengan
menggunakan sarana/prasarana milik Instalasi Gizi yaitu alat makan, kereta makan
pasein, dan kereta alat makan kotor.
12
a. Ketentuan Penyusunan anggaran belanja
1) Anggaran belanja direncanakan satu tahun sebelumnya
2) Dibuat berdasarkan data jumlah porsi makan pasien dan karyawan, data harga
makanan, serta perkiraan kenaikan harga pasar
b. Langkah perencanaan anggaran belanja makanan sebagai berikut :
1) Kumpulkan data tentang macam dan jumlah karyawan/pasien 1-2 tahun
sebelumnya.
2) Tetapkan macam dan jumlah pasien menurut kelas perawatan dan jenis
pegawai
3) Catat informasi tentang kemungkinan penyediaan dana untuk makanan dari
sumber yang dipercaya minimal sama dengan tahun sebelumnya
4) Kumpulkan informasi harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survei pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan,
5) Hitung indeks harga makanan perorang/hari dengan cara mengalikan berat
kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai
konsumen.pasien yang dilayani
6) Pihak Instalasi Gizi menerima dan menelaah usulan indeks harga dari pihak
Out-Sourcing
7) Hitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing-masing jenis
konsumen (pasien dan karyawan)
8) Usulkan hasil perhitungan anggaran belanja secara resmi melalui Bidang
Program dan Pengembangan
9) Usulkan rencana anggaran secara resmi melalui jalur administrasi yang
berlaku
Penyusunan standar bahan makanan sehari di RSUD dr. Soedono Madiun telah
sesuai dengan Permenkes No. 78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
14
Rumah Sakit. Standar bahan makanan telah berisi macam dan jumlah bahan makanan
(berat kotor).
4. Penyusunan Menu
Langkah penyusunan standar menu di RSUD dr. Soedono Madiun :
a. Membentuk tim kerja
b. Tim terdiri dari ahli gizi di Unit Pelayanan Makanan dan Jasaboga yang
dikoordinir oleh Koordinator Pelayanan Makanan
c. Menetapkan macam menu
d. Menu standar dan menu pilihan. Menu pilihan diberikan kepada pasien ruang
Merpati, WK A, WK E diperuntukan untuk pasien MB dan ML tanpa diet khusus
e. Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaannya
f. Siklus menu yang ditetapkan yaitu siklus menu 10 hari + menu ke-31, berlaku
dalam kurun waktu 6 bulan.
g. Menetapkan pola menu
h. Pola menu ditetapkan berdasarkan kelas perawatan dan harga makanan.
i. Menetapkan besar porsi
j. Besar porsi ditetapkan berdasarkan standar porsi dan standar diet
k. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan sore
l. Hidangan dikumpulkan untuk menampilkan variasi menu makanan, dengan
mempertimbangkan hasil angket/kuesioner yang dihimpun oleh ahli gizi ruang
rawat inap dan dikoordinir oleh Koordinator Manajemen Mutu.
m. Merancang format menu
n. Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang telah
ditetapkan. Setiap hidangan yang dipilih dimasukkan dalam format menu
o. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu
15
p. Penilaian menu dilakukan oleh tim kerja. Apabila ada menu yang tidak
dikehendaki, akan dilakukan revisi menu.
q. Menu dilakukan uji coba selama 1 siklus. Berdasarkan evaluasi terhadap hasil uji
coba menggunakan angket kuestioner. Jika hasil uji coba menu dapat diterima
oleh pasien selanjutnya menu dapat diberlakukan.
16
Penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan pemesanan makan
dan rata-rata jumlah karyawan/ pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan yang
ditetapkan. Pemesanan bahan makanan kering dilakukan setiap 10 hari sekali,
sedangkan bahan makanan basah dipesan setiap hari.
Langkah-langkah pemesanan bahan makanan :
a. Tentukan frekuensi pemesanan bahan makanan basah dan kering
b. Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan standar porsi
dengan jumlah konsumen, kemudian dikalikan dengan kurun waktu pemesanan
Pemesanan bahan makanan yang dilakukan oleh ahli gizi jasa boga RSUD dr.
Soedono Madiun dibagi atas pemesanan bahan makanan kering dan bahan makanan
basah. Pemesanan bahan makanan kering seperti beras, telur, gula, garam, tepung –
tepungan, kecap, dan susu komersial dipesan 10 hari sekali tergantung dengan
persediaan dan jumlah pasien. Sedangkan pemesanan bahan makanan basah
dilakukan setiap hari sesuai dengan jumlah pasien yang di bon oleh pantry.
17
pasien dating pagi dan sore maka catatan pasien baru (OB) didapatkan dari buku
pramusaji.
b. Mengisi bon pembatalan makan
Bon pembatalan makanan merupakan non yang digunakan untuk
membatalkan permintaan makan pasien karena alasan tertentu seperti pasien
pulang atau meninggal dunia.
c. Mengisi bon perubahan makanan
Bon perubaan makan merupakan yang digunakan untuk mengganti
permintaan makanan pasien berdasarkan buku daftar makanan dari ahli gizi
ruangan.
d. Membuat daftar kekuatan makan pasien berdasarkan permintaan makanan dari
ahli gizi ruangan
e. Crosscheck jumlah pasien pada Buku Daftar Makanan Pasien, merekap daftar
makan pasien pagi dan sore melalui buku daftar makanan yang dibawa oleh
pramusaji.
Metode penerimaan bahan makanan terdiri dari 2 yaitu secara buta (blind
receiving) dan secara konvensional (conventional receiving) (Bakrie, 2013). Metode
sistem penerimaan bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun menggunakan
metode penerimaan bahan makanan secara konvensional (conventional receiving).
Convetion atau konvensional yaitu petugas penerimaan bahan makanan menerima
faktur dan spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Petugas
penerimaan memeriksa dan mengecek, jumlah bahan makanan, spesifikasi bahan
18
makanan. Jika jumlah dan mutu tidak sesuai, petugas penerima berhak
mengembalikannya. Jika tidak sesuai dengan spesifikasi dikembalikan dengan batas
maksimal 2 jam kemudian barang yang sudah memenuhi spesifikasi dimasukan
didalam gudang ruang penyimpanan berdasarkan jenis bahan.
19
makanan: Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan
kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Proses penyimpanan bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun sudah
sesuai dengan dengan prasyarat penyaluran bahan makanan, yaitu tersedia ruang
penyimpanan, gudang atau ruang pendingin dan tersedia buku catatan keluar
masuknya bahan makanan. Jadi, sebelum bahan makanan masuk ke dalam ruang
penyimpanan, maka bahan makanan yang diterima dicatat di buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
Penyimpanan Bahan Makanan Kering :
a. Bahan makanan kering disimpan di gudang yang bebas binatang pengerat dan
serangga, dengan suhu 25oC, bersih, pintu harus terkunci dan dibuka pada saat
diperlukan saja
b. Tersedia rak dengan ketentuan jarak dari lantai 15 cm, dari dinding 5 cm, dari
langit-langit 60 cm
c. Bahan makanan yang telah diterima dan memenuhi kriteria, dibungkus rapat,
ditulis tangal kedatangan (di beri label), tujuannya agar masa simpan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (batas waktu tergantung pemakaian bahan
makanan)
d. Bahan makanan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan sistem FIFO (First
In First Out)
e. Catat jumlah bahan makanan yang masuk dan keluar, pada kartu stok
20
Penyimpanan bahan makanan basah seperti ayam, daging dan ikan setelah
penerimaan dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu kemudian disimpan di dalam
freezer dengan dibungkus plastic dengan diberi label, tujuannya agar masa simpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (batas waktu 2 hari). Sebagian sayuran yang
diperlukan untuk proses pengolahan besok hari di persiapkan kemudian disimpan di
penyimpanan suhu dingin yang dibungkus dengan plastik. Sedangkan bahan makanan
kering setelah penerimaan disimpan langsung kedalam gudang penyimpanan bahan
kering dan diberi label tanggal dating bahan tersebut.
Penyimpanan bahan makanan di dapur jasa boga RSUD dr. Soedono Madiun
sudah memenuhi kriteria untuk penyimpanan bahan makanan, bahan makanan basah
dan bahan makanan kering sudah sesuai karena tidak adanya bahan makanan yang
rusak dan m elebihi tanggal kadaluarsa selama proses penyimpanan.
Proses penyaluran bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun sudah sesuai
dengan prasyarat penyaluran bahan makanan, yaitu sebelum bahan makanan keluar
dari penyimpanan bahan makanan, maka disediakan dahulu bon permintaan bahan
makanan dan bahan makanan yang dikeluarkan untuk disalurkan dicatat di buku
catatan keluar masuknya bahan makanan.
21
untuk hari minggu diambil pada hari sabtu. Penyaluran bahan makanan sore dimulai
dari jam 15.30 WIB. Persiapan bumbu untuk makan pagi dimulai setelah proses
makan sore selesai dan untuk formula dibawa di dalam kemasan box untuk ke pantry
sesuai permintaan tanpa dilakukan pengolahan (susu formula).
c. Bahan makanan siap untuk diolah dalam jumlah dan bentuk yang sesuai.
22
Pada persiapan buah petugas menggunakan APD lengkap (sarung tangan,
plastik, celemek, dan masker). Pada persiapan bahan makanan basah seperti sayur
dan buah menggunakan pisau yang sesuai dengan kelompok bahan makanannya.
Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi silang antar bahan makanan.
Talenan yang digunakan sesuai dengan pengelompokkan bahan makanan dan pada
persiapan digunakan talenan untuk bahan makanan mentah. Kebersihan lantai di
ruang persiapan tetap selalu dijaga karena selalu disapu dan dipel setiap saat lantai
kotor.
23
tertutup sehingga tidak tercemar atau terkontaminasi. Petugas jasa boga di RSUD dr.
Soedono Madiun sudah melaksanakan peraturan sesuai dengan persyaratan yaitu
selalu berperilaku menjaga kebersihan diri dan lingkungan selama melakukan
kegiatan, melaksanakan prosedur cuci tangan sesuai prosedur cuci tangan, serta
menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat melakukan pengolahan.
24
f. Pengawasan lebih sulit dan memerlukan jumlah tenaga yang lebih banyak
g. Kadang terjadi kesulitan dalam penataan hidangan bila tenaga pantry tidak
terampil.
Pada saat menyajikan makanan kepada pasien, cocokkan nama dan tanggal
lahir pasien dengan gelang identitas yang dipakai pasien, untuk menghindari
kesalahan pemberian diet. Pembagian makanan disertai bukti penerimaan
makanan pasien yang ditandatangani perawat ruangan. Selama kegiatan distribusi
makanan, petugas selalu berperilaku menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
melaksanakan prosedur cuci tangan sesuai SPO cuci tangan serta menggunakan
alat pelindung diri sesuai SPO penggunaan APD.
25
E. Layout Dapur
Layout dapur pada CV. Nutri Health menggunakan system back to back (saling
membelakangi) dengan semi pararel.
(Lihat Lampiran)
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan
pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dan sebelum
makanan diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjual
sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk di konsumsikan kepada
konsumen.
Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku, mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/KEP/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Kebersihan diri dan kesehatan penjamah merupakan kunci kebersihan dalam
pengolahan makanan yang aman dan sehat, karena penjamah makanan juga merupakan
salah satu vector yang dapat mencemari bahan pangan baik berupa cemaran fisik, kimia
maupun biologis. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan prinsip-prinsip
personal hygiene.
Untuk hygiene sanitasi perorangan tenaga penjamah RSUD dr.Soedono Madiun
dilakukan setiap hari dengan meliputi berbagai pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan rambut
2. Pemeriksaan gigi dan mulut
3. Pemeriksaan kuku
4. Kelengkapan kerja
5. Penampilan kerja
26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kegiatan pelayanan penyelengaraan makanan RSUD dr.Soedono Madiun sudah
sesuai dengan PGRS tahun 2013 yang meliputi : perencanaan anggaran belanja,
penyusunan standar bahan makanan, penyusunan standar makanan/diet, penyusunan
menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pemesanan bahan makanan dan
makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makan, penyaluran bahan
makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan distribusi
makan.
2. Jumlah pegawai di Instalasi Gizi sebanyak 24 orang dengan kualifikasi pendidikan
S1 gizi sebanyak 2 orang ,S1 kesehatan masyarakat sebanyak 1 orang, D-IV gizi
sebanyak 18 orang , D-III gizi sebanyak 2 orang, dan D-I gizi sebanyak 1 orang. CV
NUTRI HEALTH adalah perusahaan jasa boga yang melayani makanan untuk pasien
di RSUD dr. Soedono Madiun, jumlah ketenagaan CV NUTRI HEALT sebanyak 76
orang.
3. Tugas pokok dan fungsi dari instalasi gizi RSUD Dr.Soedono yaitu :
c. Tugas Pokok : Pelayanan gizi rawat inap, Pelayanan gizi rawat jalan,
Penyelenggaraan makanan pasien dan karyawan, Penelitian dan pengembangan
gizi terapan
d. Fungsi : Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi ruang rawat inap, Melaksanakan
kegiatan pelayanan gizi rawat jalan, Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan
makanan pasien dan karyawan, Melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan gizi terapan
4. Pada penetapan biaya pelayanan gizi di RSUD Dr.Soedono Madiun didibedakan
berdasarkan jenis diet nya yakni non-diet dan diet khusus
27
dievaluasi dan direvisi, setelah itu diajukan ke Kepala Instalasi Gizi untuk disetujui
kemudian dikoordinasi oleh pelayanan makanan agar diselenggarakan
8. Pemesanan bahan makanan yang dilakukan oleh ahli gizi jasa boga RSUD dr.
Soedono Madiun dibagi atas pemesanan bahan makanan kering 10 hari sesuai (sesuai
kebutuhan) dan bahan makanan basah setiap hari.
10. Proses penyimpanan bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun sudah sesuai
dengan dengan prasyarat penyaluran bahan makanan (FIFO).
11. Proses penyaluran bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun sudah sesuai
dengan prasyarat penyaluran bahan makanan, yaitu sebelum bahan makanan keluar
dari penyimpanan bahan makanan, maka disediakan dahulu bon permintaan bahan
makanan dan bahan makanan yang dikeluarkan untuk disalurkan dicatat di buku
catatan keluar masuknya bahan makanan.
12. Langkah persiapan bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun : Menyiapkan
bahan makanan dan bumbu yang akan diolah sesuai standar menu dan standar resep
kemudian dilakukan pencucian, pemotongan, perendaman, penirisan yang semuanya
itu dilakukan sesuai SOP
13. Pengolahan bahan makanan di RSUD dr. Soedono Madiun dilakukan sesuai jadwal
shif.
28
14. Proses distribusi makanan di RSUD dr. Soedono Madiun dilakukan secara
desentralisasi yaitu makanan didistribusikan dalam porsi besar, kemudian dibagi
sesuai porsi di pantry.
B. Saran
29
30