PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kedokteran, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik. Pelayanan gizi dilaksanakan di
bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang dikelola usaha
jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan hygine sanitasi, agar tidak membahayakan
pengetahuan dan teknologi serta untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah (PGRS,
2013).
lebih luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan mengusahakan pelayanan yang luas dan merata. Sistem penyelnggaraan
Penyelenggaraan makanan Rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penyelnggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien.
vi
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan
(pegawai). Sesuai dengan kondisi Rumah sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan
bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang
memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk
biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan sedangkan standar porsi meliputi
makanan, persiapan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan dan pendistribusian
bahan makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan kepuasan
Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk kedalam tubuh sehingga
Asupan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan gizi adalah
jumlah zat gizi yang minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kebutuhan
zat gizi masing-masing orang berbeda, salah satunya karena faktor genetika. Kegunaan
perhitungan kebutuhan gizi adalah sebagai evaluasi konsumsi pangan dan gizi. Sedangkan
vi
zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
sistem transportasi, administrasi distribusi, kontrol mutu gizi serta standar kualitas
tenaga penyaji)
penyelenggaraan makanan
f. Menghitung kebutuhan bahan makanan sesuai menu 3 hari yang telah disusun
pasiean
vi
h. Mengamati penerapan higiene sanitasi dengan form penilaian kelayakan fisik
pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi pada responden (Instalasi Gizi)
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sidoarjo adalah dengan berdirinya beberapa rumah sakit negri maupun swasta RSUD
Sejaran berdirinya RSUD Kabupaten Sidoarjo dimulai pada tahun 1956 yang
Sidoarjo tentang pemakaian Rumah Sakit dan Poliklinik berlokasi di Jl. Mojopahit 667
Pada tahun 1979 RSUD Kabupaten Sidoarjo diakui oleh mentri kesehatan sebagai
Rumah Sakit Daerah D, sebagai UPT Dinas Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1983
dengan peraturan Daerah No. 20 Tahun 1983 menjadi RSUD Kelas sebagai Unit
pada tahun 1972 menjadi rumah Sakit tipe D, tahun 1978 peningkatan menjadi tipe C
dengan SK Menteri Kesehatan Nomoor : 134/ Menkes/ SK/ IV/ 78 dan Intruksi Gubernur
KDH Prop. Jatim No 16jo. Nomor : 26/ 1983 dengan pelayanan meliputi 4 (empat) dokter
spesialis dasar (bedah, penyakit dalam, spesialis anak, dan kandungan) plus THT san
syaraf dengan kapasitas tempat tidur 182 dan instalasi penunjang meliputi radiologi,
Pada tahun 1979 pula, dibangun ruang paviliun dengan kapasitas 39 tempat tidur.
Tahun 1980 rumah sakit sudah dapat menerima pasien rawat inap sebanyak 221 tempat
vi
tidur. Tahun 1997 RSUD menjadi RSUD tipe B Non Pendidikan dengan SK Menteri
Kesehatan Nomor : 478/ Menkes/ SK/ 1997 dan Perda Nomor : 11/ 1998. Pada tahun
1998 RSUD menjalankan proses uji coba menjadi Unit Swadana yang kemudian tahun
Mulai tahun 2005 sampai dengan 2008 secara resmi sistem keuangan RSUD Kab.
keuangan Daerah dimana rumah sakit menyetor seluruh pendapatan yang diperolehnya ke
kas daerah. Sehingga status RSUD Kab. Sidoarjo adalah rumah sakit Pemerintah Tipe B
Non Pendidikan milik Pemerintah Daerah Kab.Sidoarjo, teknis fungsional dibawah Dinas
Berdasarkan keputusan Bupati Sidorjo Nomor : 188/ 229/ 404. 1. 1. 2/ 2008 tanggal
8 september 2008 tentang RSUD Kab. Sidoarjo sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
Yang Menerapkan Pola Pengolahan Keuangan Badan Layanan Umum, maka sejak 1
januari 2009 RSUD Kab. Sidoarjo menerapkan Pola Pengolahan Badan Layanan Umum
Daerah dengan status BLUD penuh dimana RSUD Kab. Sidoarjo berhak untuk mengelola
keuangannya sendiri.
Nomor : HK. 02. 03/ 1/ 1889/ 2013 RSUD Kab. Sidoarjo ditetapkan sebagai rumah sakit
pendidikan.Status RSUD Kab. Sidoarjo merupakan Rumah Sakit Tipe B Pendidikan milik
RSUD Kab. Sidoarjo dinyatakan telah memenuhi standar akreditasi dan lulus
tingkat paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit pada tanggal 3 Desember 2014.
RSUD Kab. Sidoarjo mengampu rurjukan dari wilayah Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
vi
Timur Nomor : 188/ 359/ KPTS/ 013/ 2015 tentang Pelaksanaan Regional Sistem Rujukan
2. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo
Rumah Sakit Mandiri dan Prima Dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian di
pelayanan kesehatan yang bermutu dam mandiri melalui peningkatan sumber daya
berkeadilan.
vi
3) Membangun Sumber daya Manusia (SDM) rumah sakit yang profesional,
akuntabel yang berorientasi pada mutu dan standarisasi layanan serta mempunyai
1
B. Gambaran Umum Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo
1
Instalasi gizi dan Dietetik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidaorjo
dipimpin oleh seorang kepala instalasi gizi yang dipimpin oleh Ibu Pudji Astutik, SKM,
M.Kes, yang dibantu oleh beberapa koordinator diantaranya; koordinator sektertariat dan
administrasi dipimpin Masudi, A,md, koordinator logistik dipimpin oleh Suyanto, A.md,
koordinator asuhan gizi rawat jalan dipimpin oleh Rab Wigawati, SKM, koordinator
asuhan gizi rawat inap dipimpin oleh Juwariah, S.Gz, koordinator produksi makanan
dipimpin oleh RR Endah Sulisyarini, BSC dan Yayuk Pratama, BSC, dan koordinator
RSUD Kabupaten Sidoarjo adalah rumah sakit tipe B pendidikan. Oleh karenanya
dilihat dari tabel 2 (kualifikasi tenaga kerja) telah memenuhi syarat berdasarkan rumah
Jumlah tenaga kerja di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Sidoarjo berjumlah 70 orang
dengan jabatan dan tugas masing-masing. Dari kebutuhan tenaga gizi RD berjumlah 4
orang yang seharusnya 10 orang oleh sebab itu dibutuhkan 6 orang penambahan tenaga
gizi RD, untuk tenaga gizi TRD berjumlah 12 orang yang seharusnya 15 orang maka dari
4
itu dibutuhkan penambahan 3 orang tenaga gizi TRD, tenaga untuk produksi makanan
berjumlah 26 orang yang seharusnya 29 orang oleh karena itu di butuhkan penambahan
sebanyak 3 orang tenaga untuk produksi, dan untuk pramusaji berjumlah 20 orang dimana
yang dibutuhkan sebanyak 23 orang untuk itu perlu penambahanya pramusaji sebanyak 3
orang.
makanan, maupun pramusaji masih harus ada penambahan ketenagaan dari kebutuhan
ini seluruh sumber daya yang diperlukan yang terdiri dari tenaga, metoda, sarana, dan
praserana disediakan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo, dan
untuk pengadaan bahan makan melalui dari rekanan yang telah ditunjuk.
menggunakan sistem swakelola dengan pengadaan bahan makanan dari rekanan, dimana
instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo bertanggung jawab dalam
5
dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo ini seluruh sumber daya
yang diperlukan yang terdiri dari tenaga, metoda, sarana, dan praserana disediakan oleh
pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo, dan untuk pengadaan bahan
1. Ketenagaan
bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan spesfikasi, jumlah konsumen, dan
macam atau jenis dalam menu. Pengadaan bahan makanan terdiri atas pemesanan dan
pengadaan bahan makanan yang telah ditunjuk. Pemesanan dan pembelian yang
dilakukan oleh berdasarkan bahan kering dan bahan basah. Pemesanan bahan
6
makanan memuat nama bahan makanan, kualifikasi, jumlah, keterangan dan terdapat
makanan serta juga biaya yang tersedia. Oleh karenanya, pemesanan dan pembelian
bahan makanan ada yang dilakukan setiap hari untuk bahan makanan basah sedangkan
Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Sidoarjo adalah rumah sakit tipe B
pendidikan, dimana dipimpin Dr. Atok Irawan, SpP selaku Direktur RSUD
Kabupaten Sidoar;jo, yang diwakili oleh DR. Syamsu Rahmadi, Sp.S selaku wakil
Instalasi gizi Rumah Sakit Umum daerah Kabupaten sidaorjo dipimpin oleh
seorang kepala instalasi gizi yang dipimpin oleh Ibu Pudji Astutik SKM, M.Kes
dimana yang bertanggung jawab terhadap instalasi gizi yang di pimpin. Di bantu oleh
dimana yang bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan makanan, sarana, dan
prasarana instalasi gizi. Pada sekratariatan dibantu oleh dua koordinasi yaitu
Masudi, A.md yang mengurus pencatatan dan pelapora atas pengadaan makanan,
sarana dan prasarana di instalasi gizi, pada coordinator logistic dipimpin oleh Suyanto,
A.md yang bertanggung jawab pada penyimpanan dan penyaluran bahan makanan.
Pada pelayanan gizi rawat jalan dipimpin oleh Rab Wigawati, AMG, SKM
selaku koordinasi asuhan gizi rawat jalan. Ruangan pelayanan gizi rawat jalan berada
7
di pelayanan rawat jalan, dimana di pelayanan gizi rawat jalan terdapat dua ahli gizi
yaitu Rab Wigawati, AMG, SKM dan Yenny Setyaningrum, S.gz. Selanjutnya pada
pelayanan gizi rawat inap dipimpin oleh Rukimin Harun, Amd. Gz selaku koordinator
pelayanan gizi rawat inap. Pada Pelayanan gizi rawat inap terdapat terdapat 12 ahli
gizi ruangan diantaranya; ruangan pavilion ruangan mawar kuning aatas dan bawah,
ruangan teratai atas dan bawah, ruangan tulip atas dan tulip bawah, ruangan mmp1
dan mmp2, ruangan ipid, dan ruangan VK. Untuk ruangan UGD dan Hemodialisa
makanan.
8
a. Sekretariat
Kabupaten Sidoarjo telah melakukan sesuai dengan Pelayanan Gizi Rumah sakit
bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan. Dari beberapa spesifikasi yang
Selain itu dan juga dilakukan survey pasar untuk mencari informasi mengenai
harga bahan makanan yang ada dipasaran sesuai dengan spesifikasi yang
Kabupaten Sidoarjo sudah tersusun dengan baik secara prosedur yang telah
bahan makanan pada bagian penunjang medis dan non medis, kemudian di setujui
oleh direktur pelayanan selanjutnya di berikan ke tata usaha (TU) disetujui oleh
yang membuat surat perintah kerja (SPK), kemudian rekanan mengirim barang
setiap satu hari sekali (bahan makanan basah) dan setiap satu bulan sekali
mengirim barang (bahan makanan kering) sesuai jumlah pasien dan menu setiap
hari.
Bahan makanan yang tidak sesuai harus dikembalikan karena barang harus
9
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo dalam kebijakan
menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang diperlukan dalam
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan pemberian makan rumah sakit.
peraturan pemberian makan rumah sakit, stok bahan makanan, standar harga pasar,
jumlah pasien, standar porsi, standar resep, siklus menu, standar bumbu,
dibutuhkan dalam waktu atau periode tertentu yang ditetapkan oleh kebijakan
rumah sakit.
memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh instansi yang menginginkan penyedia
jasa dapat memenangkan tender bila mampu bersaing untuk menawarkan harga.
b. Administrasi
sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo telah sesuai dengan yang ditetapkan
10
Dengan adanya formulir pemesanan bahan makanan harian, maka
dilakukan pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang instalasi
gizi pada hari tersebut. Kemudian untuk bahan makanan basah maupun bahan
pemakaian dan stok bahan makan yang telah digunakan maupun bahan makanan
c. Logistik
bon tersebut digunakan untuk meminta bahan untuk di produksi, juga terdapat
Dalam pelayanan gizi pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum
dokter dari poliklinik yang ada dirumah sakit atau dari luar rumah sakit, kemudian
11
pada pasien/klien, dan juga pada penyuluhan gizi dilakuakn penyampaian materi
dan tanya jawab dengan materi sesuai kebutuhan yang telah disampaikan.
Untuk Asuhan Gizi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sidoarjo sudah menjalankan kegiatan asuhan gizi yang telah sesuai dengan
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) 2013, meliputi skrining gizi yang dilakukan
pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk rumah sakit, bila hasil skrining
selanjutnya.
personal, setelah semua data telah diperoleh dilanjutkan dengan tahap diagnosa
gizi penjelasan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi
yang ada, dilanjutkan dengan intervensi gizi merujuk pada diagnosis yang telah
ditegakan dengan berdasarkan Problem Etiologi Sign dan Symptom (PES), dari
tindakan dan intervensi yang telah dilakukan akan juga dimonitoring dan
keberhasilannya.
f. Produksi makanan
rekanan, dimana instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo
12
Kabupaten Sidoarjo ini seluruh sumber daya yang diperlukan yang terdiri dari
tenaga, metoda, sarana, dan prasarana disediakan oleh pihak Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sidoarjo, dan untuk pengadaan bahan makan melalui dari
1) Perencanaan Menu
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja, biaya yang tersedia, dan keadaan
pasar.
konsumen, dan macam atau jenis dalam menu. Pengadaan bahan makanan
kering dan bahan basah. Pemesanan bahan makanan memuat nama bahan
juga biaya yang tersedia. Oleh karenanya, pemesanan dan pembelian bahan
13
makanan ada yang dilakukan setiap hari untuk bahan makanan basah sedangkan
penerimaan bahan makanan sesuai faktur dan spesifikasi, satuan, jumlah yang
dipesan, jika tidak sesuai maka akan dikembalikan dan dapat diganti pada hari
itu juga.
Sidoarjo dibedakan antara bahan makanan kering dan bahan makanan basah.
Penyimpanan bahan makanan dilakukan bila ada bahan makanan yang perlu
disimpan karena ada pula sebagian bahan makanan yang langsung digunakan
menggunakan sistem FIFO (Frist In First Out) dimana bahan makanan pertama
makanan kering disimpan pada suhu ruang. Bahan makanan basah, lauk hewani
disimpan di freezer, buah biasanya disimpan pada suhu ruang tetapi biasanya
14
4) Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan disesuaikan agar tidak terjadi pengurangan nilai gizi
dipenuhi oleh kapasitas alat, fungsi dan kondisi alat yang memadai yang sesuai
makanan.
sedangkan makanan untuk snack biasanya ada juga mengolah sendiri biasa
seperti kentang rebus, labu rebus, jus jambu, setup nanas, puding labu.
5) Distribusi Makanan
15
dengan jenis diet yang ada pada label dan dibawa oleh pramusaji ke masing-
tersebut.
rantang tetapi setiap jenis makanan yang ditempatkan dalam wadah terpisah dan
tertutup, dan makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah,susu) dicampur
makan tiga kali makanan utama dan dua kali selingan dalam sehari berdasarkan
diet yang telah ditentukan. Untuk waktu pemberian selingan tergantung pada
16
1. Penyusuan Bahan Makanan Rumah Sakit Umum Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di rumah sakit ini menu anak
yang telah kami teliti dan kurang bervariasi , tetapi nilai gizi pada menu anak di rumah
sakit ini sudah mencukupi kebutuhan bagi 10-18 tahun , menu yang kurang bervariasi
dirumah sakit ini ialah pada pengolahan sayuran nya , dari pengamatan yang kami
teliti bahwa menu sayuran yang ada diruamh sakit ini seperti pengolahan lauk hewani
kebanyakan menggunakan bahan ikan bandeng dan telur dan dari sayuran yang di
tumis atau sayuran bening saja , seharusnya lauk hewani tersebut di variasi kan seperti
ikan mujair , ikan tenggriri atau ikan lainnya , dan sayuran nya juga harus di variasi
kan lagi seperti di sup , karena sup bisa di olah dengan berbagai macam sayuran .
a. Kumpulkan data data dan hasil evaluasi dari tanggapan tanggapan tentang keluhan
d. Susun pola menu atau master menu 10 hari dan meni 31 hari
e. Tentukan lauk hewani yang serasi warna posisi dan variasi nya sesuai kelas
perawatan
f. Tentukan hidangan lauk nabati sayur buah dan snack sesuai tarif kelas perawatan
17
g. Evaluasi hasil menu melalui uji cita rasa manajemen komplain , survai kepuasan
i. Usulkan menu yang sudah dinbuat dan di perbaiki kepada kepala instalasi gizi
mengamati data dan hasil evaluasi menu yang ada di RSUD Sidoarjo sudaj sesuai
Agar anak dapat memenuhi kebutuhan gizinya perlu di perhatikan beberapa hal
seperti :
a. Pada masa pertumbuhan cepat berikan zat gizi yang lebih banyak seperti energi ,
b. Berkan makanan padat atau kasar dn porsi kecil tapi sering agar terpenuhi
kebutuhan energi
f. Hindari memberikan anak makanan yang manis dan gurih pada dekat waktu
makan
Standar operational prosedur menu anak untuk sementara belum ada , yang
Proses pembuatan menu anak terdiri dari jenis hidangan untuk pagi , siang dan
malam dan hidangan tersebut terdiri dari karbohidrat , lauk nabati , lauk hewani ,
18
sayuran dan buah , menu nak harus bervariasi yang serasi untuk memenuhi selera
Pembuatan menu anak selain kebutuhan zat gizi yang harus di penuhi , bentuk
makanan nya juga harus sesuai dengan kondisi pasien jika pasien tersebut sedang
mengalami penyakit susah untuk menelan maka di berikan bubur kasar atau bubur
saring .
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien , kepala
masak , pengawas makanan atau chef yang khusus membuat menu anak.
tetapkan macam menu, yaitu menu standar , menu pilihan dan kombinasi
keduanya.
Pola menu yang maksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam
hidangan yang di rencanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu.
19
e. Menetapkan besar porsi
f. Menggumpulkan macam hidangan untuk pagi , siang , dan malam pada satu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai pola menu yang telah
ditetapkan , setiap hidangan yang terpilih di masukan dalam format menu sesuai
lakukan setiap 1 tahun. Anggaran yang terserap selama setiap bulannya , kemudian di
totalkan. Yang meliputi penyerapan bahan basah dan penyerapan bahan kering. Pada
saat tribulan di kalikan 4, maka di sususnlah RKBU ( rencana kerja belanja umum)
untuk mengusulkan anggaran pada bulan mei yang meliputi anggaran bahan makanan,
sistem billing ( rincian harga barang). Yang biasanya sebelum mengeluarkan anggaran
di adakan rapat besar yang bertujuan anggaran tersebut bisa di terima atau tidak.
tersebut berkurang ataupun bertambah, untuk biaya 1 tahun untuk kebutuhan bahan
makanan tidak sesuai dengan harga yang sudah di tetapkan tetapi juga bisa berkurang
atau bertambah, jika anggaran tersebut kurang maka di buatlah laporan dan di sertakan
alasan, dengan anggaran yang di terima dan anggaran yang kurang. Atau melakukan
20
pelampoan. Pelampoan adalah meminjamkan anggaran yang akan datang) atau PAK.
PAK adalah pengajuan anggaran kekurangan (yang di laksanakan pada bulan juni atau
juli).
ajukan kurang dari anggaran, maka di alihkan ke peralatan lain. Alur penetapan biaya
Mengajukan
Imk. Kabit
Perencanaan
Keuangan
21
Variable yang mempengaruhi penentuan biaya pengadaan bahan makanan di
antaranya yaitu :
a. Menu
b. Dengan memodifikasikan menu dan membuat makanan dalam bentuk lain, tetapi
c. Peraturan rumah sakit yang paling mementukan variasi menu, dan jumlah
d. pasien.
e. Harga pasar
makanan dengan kualitas yang bagus dari segi kebersihan bahan makanan terjaga.
Di bawah ini merupakan tarif makan pasien mulai dari klas 1, klas II, klas III, dahlia
dan alamanda pavilyun, bougenvile dan anggrek pavilyun, dan diet khusus di RSUD sidoarjo.
Berdasarkan pengamatan di RSUD sidoarjo mengenai tarif biaya makan pasien sudah
modifikasi bahan makanan ke menu yang lebih sederhana lagi tetapi tidak mengurangi
porsinya. Sehingga untuk kebutuhan konsumsi pasien tercukupi. Untuk setiap kelas memiliki
alat makan yang berbeda untuk kls I,II, dan III menggunakan plato, dan untuk dahlia,
22
alamanda pavilyun, bougenvile dan anggrek paviliun menggunakan bahan kramik seperti
piring, gelas dan mangkok yang dimana pada saat penyajian makanan di bungkus
menggunakan plastik warp. untuk menu yang di gunakan merupakan siklus menu 10 hari
yang dimana setiap kelas memiliki menu dan penggunaan bahan yang berbeda-beda dengan
harga bahan yang berbeda juga. Biaya makan mencakup bahan-bahan yang di pakai untuk
menghasilkan makanan yang di perlukan. Biaya ini merupakan variable langsung karena
makan per orang per hari merupakan biaya yang di butuhkan untuk menyelenggarakan
makanan.
terdapat juga faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu seperti bahan makanan
daging hewani jika bahan makanan dengan harga yang sudah di tetapkan dan mengalami
kenaikan harga yang tinggi maka untuk menekan biaya agar tidak terjadi pengeluaran yang
lebih banyak lagi maka di buatlah makanan ke dalam menu lain. Dan dari segi spesifikasi
pemilihan bahan makanan yang di gunakan seperti sayur dan buah di RSUD sidorjo
menggunakan spesifikasi bahan yang bagus, tidak hanya buah dan sayur seperti daging
hewani, telur, bumbu, tahu , tempe dll juga di perhatikan spesifikasi bahan yang di gunakan,
dan tentu saja dari segi harga lebih mahal di bandingkan dengan harga pasar.
Untuk mengetahui unit cost setiap klas rumah sakit, adapun perhitungan yang di
Food cost + alat habis pakai + bahan bakar + air + listrik + upah
Dari hasil perhitungan tersebut maka di dapatkanlah unit cost setiap klas Rumah sakit.
Unit cost adalah biaya yang di hitung untuk satuan produk pelayanan. Perhitungan tersebut
informasi tentang biaya, proses sekaligus produk makanan yang di hasilkan. Informasi ini
23
dan penetapan tarif makan . hasil analisis dapat pula di gunakan untuk memperbaiki tindakan
manajemen di masa yang akan datang sehingga diharapkan dapat mengurangi atau
mengoptimalkan biaya dengan perbaikan tindakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
Kemudian untuk mengetahui biaya makan/ hari, adapun perhitungan yang di gunakan
Dari hasil perhitungan tersebut di dapatkan biaya makan pasien yang sesungguhnya
yang kemudian di bagi 4 hari selama pasien di rawat setelah di totalkan maka di dapatkan
biaya makan/hari atau di sebut juga dengan tarif. Mengapa harus dibagi dengan 4 karena 4
bahan makanan pada waktu yang telah ditentukan dalam macam dan jumlah yang
cukup serta kualitas yang sesuai kebutuhan dalam macam dan jumlah yang cukup
meliputi kegiatan penyimpanan bahan makanan kering, bahan makanan segar, dan
Untuk menentukan macam dan jumlah makanan yang dibutuhkan, perlu dibuat
dibuat perkiraan berdasarkan menu, standar porsi, dan jumlah konsumen. Pengadaan
bahan makanan sangat erat hubungannya dengan kebijakan institusi dalam hal
24
bahan makanan perlu memperhatikan barang yang dibutuhkan dalam jumlah, waktu
makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan dan
Didalam salah satu alur aktivitas pembelian terdapat langkah untuk menulis
spesifikasi dari bahan makanan. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan
makanan yang ditetapkan oleh unit/Instalasi Gizi sesuai dengan ukuran, bentuk,
untuk menentukan standar kualitas bahan makanan yang akan dibeli. Jika suatu
kualitas yang konsisten, maka diperlukan kualitas bahan makanan yang konsisten
pula. Dalam membuat spesifikasi bahan makanan, ahli gizi dapat merujuk pada
kebijakan direktur rumah sakit, maupun bahan makanan yang tersedia dipasaran. Di
Instalasi Gizi RSUD Kab Sidoarjo sudah terdapat dokumen spesifikasi bahan
spesifikasi tersebut terkait jumlah bahan makanan per kg, karakter fisik maupun
Tipe Spesifikasi :
25
1) Spesifikasi Tehnik
instrument tertentu. Secara khusus digunakan pada bahan makanan dengan tingkat
2) Spesifikasi penampilan
c) Tingkat kualitas
f) Identifikasi pabrik
adalah tanpa tulang atau fillet, berat ½ kg/ptg, daging tidak berlendir, kenyal,
3) Spesifikasi pabrik
Diaplikasian pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu pabrik
dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk makanan kering.
26
yang disediakan oleh CV. Pirantika Jaya merupakan barang yang ada didapatkan
HUSADA”. Berikut ini bahan makanan yang disuplai oleh CV. Virantika Jaya :
a) Bahan makanan kering: susu, mie, bihun, gula, garam, beras, dll
spesifikasi bahan makanan setiap hari untuk bahan makanan yang basah dan
c. Survey Pasar
Survey pasar adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan
makanan yang ada dipasaran, sesuai spesifikasi yang dibutuhkan sebagai dasar
perencanaan anggaran bahan makanan. Dari survey tersebut akan diperoleh perkiraan
harga makanan yang meliputi harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang dan
RSUD Kab Sidoarjo melakukan survey pasar sebanyak satu kali dalam satu
bulan yang dikukan oleh tim survey dibagian logistik di Instalasi gizi.
27
Tujuan dari adanya pemesanan bahan makanan adalah untuk tersedianya
daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu pemesanan, standar porsi bahan
Prasyarat :
d) Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama periode
menggunakan form pemesanan/ nota dinas. Instalasi Gizi RSUD Kab Sidoarjo
menyediakan form pembelian untuk bahan makanan basah dan kering. Form
pembelian ini berisi nama bahan makanan, spesifikasi, satuan, dan jumlah bahan
28
konsumen/pasien sesuai ketentuan/kebijakan yang berlaku. Pembelian bahan
biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat
berlangsung.
29
Metode pembelian yang digunakan di RSUD Kab Sidoarjo yaitu metode
pembelian pelelangan. Pada metode pelelangan ini, semua peserta yang memenuhi
syarat yang telah ditentukan oleh instalasi yang menginginkan penyedia jasa dapat
dari pelelangan yaitu jumlah peserta lelang relatif lebih banyak sehingga dengan
banyaknya peserta yang mengikuti lelang maka proses lelang lebih transparan
selain itu,pengguna jasa lebih leluasa dalam memilih penyedia jasa dikarenakan
jumlah yang cukup untuk menetapkan pemenag yang konpetitif. Dengan alur
permintaan pembelian :
a) Membuat nota dinas (usulan dari Instalasi Gizi) dimana isi nota mencakup
b) Instalasi Gizi mengajukan nota dinas kepada Kabid penunjang medis dan non
Wadir pelayanan, selanjutnya ke pihak Wadir umum dan disetujui oleh pihak
Sistem yang diterapkan sudah baik dan tidak pernah ada masalah yang
30
1) Identifikasi kebutuhan
2) Menuliskan spesikasi
yang akan dibeli kemudian mentabulasi dan mengevaluasi daftar bahan permintaan
methode (memberiikan kutipan harga yang kemudian memilih supplier dan tempat
pembelian
sudah tersusun secara rapi secara prosedur ataupun aktualisasi. Pengajuan pengadaan
TU Rumah Sakit
TU Rumah Sakit
31
e. Alur pengadaan bahan makanan
basah ataupun kering ke pihak rekanan yang telah disetujui oleh ULP dan PPKOM.
Alur diatas berdasarkan SOP Pengadaan Bahan Makanan yang sudah diterapkan di
meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan yang diterima sesuai dengan
Cara penerimaan yang digunakan di Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo adalah cara
jumlah yang dipesan. Jika tidak sesuai maka akan dikembalikan dan dapat diganti
atau ditambahkan pada proses penerimaan berikutnya. Selain itu ada catatan
Penyimpanan bahan makanan dilakukan bila ada bahan makanan yang perlu
disimpan karena ada pula sebagian makanan yang langsung digunakan saat setelah
FIFO (Frist In Friat Out) dimana bahan makanan pertama masuk (disimpan) akan
32
Penyimpanan bahan makanan disesuaikan dengan bahan makanannya dan
suhu penyimpanan. Bahan makanan kering disimpan pada suhu ruang. Bahan
makanan basah, lauk hewani disimpan di freezer, buah pisang biasanya disimpan pada
suhu ruang tetapi buah papaya, melon dan semangka disimpan di lemari es dengan
suhu 10ºC dan biasanya langsung digunakan, sayuran dan lauk nabati biasanya
RSUD Sidoarjo adalah 1 buah timbangan dengan kapasitas 50kg dan 1 buah troli.
2) Peralatan yang terdapat diruang penyimpanan bahan makanan basah dan kering
yaitu, freezer untuk bahan makanan basah, dan lemari kaca untuk bahan makanan
gizi dan tidak melebihkan biaaya opersional. Persiapan bahan maknaan juga dipenuhi
oleh kapasiatas alat fungsi dan kondisi alat dan memadai yang sesuai dengan
yaitu:
33
1) persiapan bahan makanan sayur
4) persiapan bumbu
idengan pelayanan gizi Rumah Sakit. Ada beberapa hal yang perlu
dibersihkan dengan cara menghilangkan akar dan batang yang tidak terpakai,
kemudian sayur dipotong sesuai kebutuhan dan jenis masakannya, setelah itu
pengolahan. Dalam persiapan sayur ini ada beberapa hal yang harus
terlebih dahulu karena tidak semua sayur akan kehilangan kandungan zat
34
gizinya, pencucian sayur yang dipotong terlebih dahulu sebelum dilakukan
Instalasi gizi RSUD Sidoarjo sayur di olah dengan proses perebusan, pada
saat perebusan sebaiknya banyak hal yang perlu diperhatikan karena proses
kehilangan vitamin A sebanyak 3% oleh karena itu pada saat perebusan perlu
terdapat dalam sayuran mudah rusak dan hilang dalam temperatur panas.
b) Persiapan buah
telah sesuai dengan ketentuan peyanan gizi Rumah Sakit. Adapun langkah
pertama yang dilakukan dalam persiapan buah yaitu , menyiapkan alat dan
wadah yang akan digunakan terlebih dahulu, dan menggunakan sarung tangan
pemotongan buah, untuk pisang dipotong kedua ujung kulit tanpa memotong
bagian buah.
35
dilakukan sudah sesuai dengan pelayanan gizi Rumah Sakit. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk persiapan bahan makanan lauk yang dilakukan
makanan disusi dengan air bersih dan mengalir, kemudian ditiriskan dan
Dalam persiapan bahan makanan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
d) Persiapan bumbu
sidoarjo telah sesuai dengan ketentuan peyanan gizi Rumah Sakit. Adapun
alat dan wadah yang akan digunakan terlebih dahulu, dan menggunakan
dengan menu yang akan diolah, petugas membersihkan bumbu dengan air
bersih dan mengalir, petugas membersihkan bahan bumbu dari kotoran yang
melekat dan membuang bagian luar bumbu. Bumbu yang telah dibersihkan di
rajang dan digiling halus bumbu yang telah digiling halus dimasak. Bumbu
yang telah dimasak di tempatkan pada tempat tertutup dan diberi label sesuai
fungsi bumbu untuk bahan makanan yang akan dipersiapkan dan diolah
keesokan sesuai menu yang akan diolah. Setelah pemberian label bumbu
disimpan
36
b. Standar porsi
Standar porsi adalah standar makanan yang diberikan RSUD Sidoarjo yang
diperoleh dari penimbangan sebelum penyajian.
Berdasarkan Standar porsi yang telah ditetapkan oleh Instalasi Gizi RSUD
Sidoarjo , menurut pengamatan yang telah saya lakukan untuk proses pemorsian
buah dan sayur yang ada di instalasi gizi RSUD Sidoarjo dalam pemorsian buah
menggunakan metode estimasi dimana hasil ukuran potongan buah tersebut
memiliki bentuk yang hampir sama dikarenakan jika dalam pemorsian dilakukan
penimbangan satu persatu pada buah tersebut akan membutuhkan waktu yang lama
dan memerlukan tenaga kerja yang lebih.
Berikut hasil estimasi porsi buah diinstalasi gizi RSUD Sidoarjo yang telah
di evaluasi dengan melakukan penimbangan.
% estimasi 98,5%
Dari tabel diatas dapat dilihat dari hasil persentase perbandingan estimasi
dengan standar porsi yaitu 98,5% , hasil tersebut sudah cukup baik karena
mendekati standar porsi yang telah ditetapkan oleh RSUD Sidoarjo.
37
2) Standar porsi bahan makanan lauk dan bumbu
Berdasarkan Standar porsi yang telah ditetapkan oleh Instalasi Gizi RSUD
Sidoarjo , menurut pengamatan yang telah saya lakukan untuk proses pemorsian
bahan makanan lauk yang ada di instalasi gizi RSUD Sidoarjo dalam pemorsian
bahan makanan lauk menggunakan metode estimasi dimana hasil ukuran potongan
bahan makanan tersebut memiliki bentuk yang hampir sama dikarenakan jika
dalam pemorsian dilakukan penimbangan satu persatu pada bahan makanan
tersebut akan membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan tenaga kerja yang
lebih.
Berikut hasil estimasi porsi daging diinstalasi gizi RSUD Sidoarjo yang
% estimasi 99,6%
Dari tabel diatas dapat dilihat dari hasil persentase perbandingan estimasi
dengan standar porsi yaitu99,6%, hasil tersebut sudah cukup baik karena
mendekati standar porsi yang telah ditetapkan oleh RSUD Sidoarjo.
38
menerapkan standar porsi yang telah di tentukan instalasi gizi dan tidak ada
diletakkan standar bumbu seperti standar porsi yang tertera dipapan. Mereka hanya
pada siklus menu yang akan diolah pada kesokan harinya.
c) Pisau
d) Talenan
e) Troli
f) Keranjang
2) Persiapan bumbu
a) Blender
b) Pisau
c) Talenan
e) Wajan
f) Sutil
g) Kompor gas
39
h) Kantong plastic
i) Sendok makan
diartikan sebagai sebuah proses panas pada makanan sehingga lebih enak, mudah
dikunyah dan mengubah bentuk dan penampilan dari bahan makanan itu, serta
mematikan bakteri yang merugikan kesehatan. Ada pun makanan enteral merupakan
makanan dalam bentuk cair yang diberikan kepada penderita melalui oral atau pipa
Pengolahan makanan pokok dibedakan menjadi 3 yaitu nasi, bubur kasar, dan
bubur saring. Nasi digunakan untuk makanan biasa. Makanan bubur kasar dan bubur
adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah , ditelan , dan dicerna.
Makanan dalam brntuk lunak yang mudah dItelan dan dicerna sesuai dengan keadaan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada ruang pengolahan rumah sakit untuk
pasien kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Menu rumah sakit disesuaikan dengan siklus
menu 10 hari. Pada pengolahan makanan rumah sakit untuk menu lauk hewani
40
petugas menyiapkan pada malam hari untuk diolah keesokan harinya sedangkan untuk
Alat yang digunakan untuk pengolahan makanan rumah sakit adalah kompor
besar (big stove), panci besar berbahan stainless, kuali besar stainless, spatula, sendok
sayur, sayur, baskom ukuran besar stainless, baki stainless, penjepit, centong/gayung
paviliun juga berbeda dari menu rumah sakit seperti bahan, dan juga menu yang
digunakan. Dari segi penyajian juga berbeda dengan penyajian rumah sakit. Untuk
penyajian paviliun menggunakan mangkuk keramik, piring keramik, dan piring kecil
keramik dibungkus dengan menggunakan kertas wrap. Untuk lauk hewani yang
digunakan dipaviliun menggunakan lauk ikan bandeng, dada ayam tanpa kulit yang
Alat yang digunakan untuk pengolahan paviliun adalah kompor gas, panci
ukuran kecil, kuali ukuran sedang berbahan stainless, teflon, pisau, penjepit, spatula ,
Makanan diet dikhususkan untuk semua pasien yang berdiet DM, RG, RPRG,
dan Rendah Serat. Untuk diet DM perlu diperhatikan pemberian gulanya tetapi
biasanya juga ada penambahan kecap khusus untuk DM, sedangkan untuk diet RPRG
pemberian protein dibatasi jika protein hewani sudah diberikan untuk pemberian lauk
nabati tidak diberikan begitu juga sebaliknya. Hal utama yang diperhatikan adalah
dari segi variasi menu, rasa, tekstur, dan warna Pengolahan ayam cacah atau daging
cacah diberikan untuk pasien yang memiliki gangguan pencernaan ataupun pasien
41
pasca operasi. Untuk snack diit khusus diberikan labu kuning, kentang rebus, dan
pisang rebus, dan bubur mutiara. Pengemasan susu ensure dikemas dalam 100cc dan
200cc. Untuk pengemasan susu lactona dan dancow yang dicampur dengan
Alat yang digunakan untuk pengolahan makanan diet adalah kompor gas,
bowl, penjepit, pisau, spatula, blender, baskom stainless, teflon, cetakkan telur, gelas
ukur, wajan, talenan, mangkuk kecil plastik, ballon whisk, dandang pengukus, dan
parutan
b) Air 200 cc
42
Cara membuat bistik ayam:
b) Haluskan bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, dan merica bubuk.
d) Masukkan potongan daging ayam kedalam wadah dan rendam daging ayam
e) Panaskan wajan dan masukkan daging ayam dan bumbu yang sudah
f) Beri sedikit air sambil diaduk biarkan 15 menit sampai daging matang dan
Untuk standar resep khususnya untuk Diit DM 1900 kkal, lauk hewani
menggunakan daging ayam yang diolah menjadi bistik ayam untuk 1 porsi dagingnya
menggunakan 100 gram dan 200 cc untuk air. Menggunakan bumbu bistik yang
terdiri dari bawang merah 6 siung, bawang putih 8 siung, merica 1 sdt, dan jahe bubuk
menggunakan ½ sdt.
1) Syarat Diet
43
b) Protein disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kerja ginjal dan hati
i) Suhu makanan cair saat pemberian sesuai dengan suhu tubuh normal.
ginjal kronik (RPRG), dengan kebutuhan asupan protein susu skim tetapi tidak melebihi dari
berat badan yang sudah di tetapkan.Jadi dengan pemenuhan kebutuhan 1500 kkal untuk
makanan enteral yaitu 254 kebutuhan dengan 6 kali pemberian yang dapat memenuhi satu
pemberian 250 kalori sekali minum dalam 6 kali kerap pemakaian adalah 1524 kal yang
44
Nilai gizi Jumlah
Kalori 36
Protein 3,5
Lemak 0,1
Karbohidrat 5,1
Kalsium 123
Fosfor 97
Besi 0,1
Vitamin B1 0,04
Vitamin C 1
Air 90,5
b.d.d. (%) 100
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembuatan makanan formula enteral khusus
untuk penyakit gagal ginjal kronik yang menggunakan diet jenis RPRG (rendah protein
1. Tepung beras 14 gr
2. Margarin 10 gr
3. Labu kuning 10 gr
4. Susu skim 14 gr
5. Gula pasir 14 gr
6. Telur 50 gr
7. Air 200cc
Prosedur pembuatan
2. Kupas,cuci bersih, dan rebus labu kuning di tempat yang terpisah hingga
4. Air yang sudah mendidih kemudian di tuang ke dalam wadah ukuran sedang,
masukan gula pasir terlebih dahulu aduk hingga larut setelah itu tepung beras
di masukan sedikit demi sedkit agar tidak terjadi gumpalan dan aduk hingga
rata
46
5. Tambahkan susu skim dan margarin ke dalam wadah berisikan tepung beras
yang sudah di encerkan , aduk hingga tepung beras, susu skim dan margarin
tercampur rata.
7. Selanjutnya labu kuning dan telur rebus di blender bersama bahan yang sudah
Setelah melakukan uji organoleptik makanan enteral terhadap panelis adapun hasil
1. Enteral RPRG 4 4 4 4
Keterangan
2 = tidak suka
3 = suka
4 = sangat suka
Berdasarkan hasil uji organoleptik tingkat kesukaan dari segi di dapat warna,
rasa, aroma, dan tekstur yaitu 4 ( sangat suka). Untuk warna cream rasa manis aroma
47
48
1
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
PAGI 10 HARI
No Jenis Pengukuran Sisa Makanan
Makanan 0% % 25% % 50% % 75% % JUMLAH
1 TULIP 2 31 3 18 25 15 21 7 9 71
2 TULIP 3 42 49 18 21 12 14 13 15 85
3 MK ATAS 29 52 11 20 10 18 5 9 55
4 MK 41 61 10 14 9 13 7 10 67
BAWAH
5 TERATAI 20 37 16 30 10 18 7 13 53
ATAS
6 TERATAI 42 53 15 18 11 13 11 13 79
BAWAH
7 MMP 1 24 33 25 35 8 11 14 19 71
8 MMP 2 25 53 18 38 1 2 3 6 47
9 VK 30 37 30 37 9 11 11 13 80
10 IPIT 20 32 23 37 9 14 9 14 61
SIANG 10 HARI
No Jenis Pengukuran Sisa Makanan Jumlah
Makanan 0% % 25% % 50% % 75% %
1 TULIP 2 31 50 16 26 9 14 5 8 61
2 TULIP 3 37 64 12 21 5 8 3 5 57
3 MK ATAS 31 62 8 16 6 12 5 0 50
4 MK 33 61 10 18 5 9 6 11 54
BAWAH
5 TERATAI 37 62 13 22 5 8 4 6 59
ATAS
3
6 TERATAI 36 63 10 17 6 10 5 8 57
BAWAH
7 MMP 1 27 48 12 21 10 13 7 12 56
8 MMP 2 6 28 8 38 2 9 5 23 21
9 VK 35 47 17 23 12 19 12 73
6
10 IPIT 16 43 11 29 1 2 9 24 37
4
SORE 10 HARI
No Jenis Pengukuran Sisa Makanan
Makanan 0% % 25% % 50% % 75% % JLH
1 TULIP 2 27 34 21 26 16 20 14 17 78
2 TULIP 3 38 63 10 16 8 13 4 6 60
3 MK ATAS 45 52 25 29 9 10 6 7 85
4 MK 44 55 18 22 13 16 5 6 80
BAWAH
5 TERATAI 30 50 9 15 13 22 7 11 59
ATAS
6 TERATAI 41 53 23 29 8 10 5 6 77
BAWAH
7 MMP 1 30 41 23 31 9 12 10 13 72
8 MMP 2 7 50 2 14 4 28 1 7 14
9 VK 35 46 19 25 13 17 8 10 75
10 IPIT 25 47 13 24 9 16 6 11 53
B. DIAGRAM
5
PAGI
70 65 65
61 61 61
60 55 53 53
52
49 50 47
50 44 46
43
40 37 37 37
33 32
30
20
10
0
TULIP 2 TULIP 3 MK ATAS MK TERATAI TERATAI MMP 1 MMP 2 VK IPIT
BAWAH ATAS BAWAH
SIANG
70 64 63 63
62 61 62
60 54
50 48
50 47 47
43 43 43
40 34 33
31 32 31
28
30
20
10
0
TULIP 2 TULIP 3 MK ATAS MK TERATAI TERATAI MMP 1 MMP 2 VK IPIT
BAWAH ATAS BAWAH
6
SORE
70 63 63
60 55 56
52 53 52 51
50 48 50 49
50 46 45 46 47
44
41
40 34 35
30
20
10
0
TULIP 2 TULIP 3 MK ATAS MK TERATAI TERATAI MMP 1 MMP 2 VK IPIT
BAWAH ATAS BAWAH
C. PEMBAHASAN
Sisa makanan adalah volume atau persentase makanan yang tidak habis dan dibuang
sebagai sampah dan dapat digunakan untuk mengukur efektifitas menu. Berdasarkan
pengamatan waste selama 10 hari di RSUD Sidoarjo yang dilaksanakan dari tanggal 18
februari 2017 – 27 februari 2017 pada waktu makan pagi hari, siang hari dan sore hari yang
terdiri dari 10 ruangan dimana masing-masing ruangan diambil 10 sampel. Adapun beberapa
ruangan tidak mencapai target yaitu 10 sampel dan jenis makanan yang diambil merupakan
makanan pokok.
Pada pagi hari terdapat banyak sisa makanan pada ruangan Ipit sebesar 65 % dan untuk
jumlah makanan yang dikatakan habis atau tidak tersisa (0%) adalah ruangan Mawar Kuning
Bawah sebesar 61 %. Untuk siang hari terdapat banyak sisa makanan pada ruangan Mawar
Merah Putih 2 sebesar 63 % dan untuk jumlah makanan yang dikatakan habis atau tidak
tersisa (0%) adalah Tulip 3 sebesar 64 %. Untuk waktu makan sore hari terdapat banyak sisa
makanan pada ruangan Tulip 2 sebesar 63 % yang dikatakan habis atau tidak sisa (0%)
7
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa makanan yang dikatakan habis
atau tidak ada sisa sebesar 64% terdapat pada ruangan tulip 3. Dan untuk persentase makanan
sisa di pagi hari yaitu diruangan mawar putih 1 dan Ipit yaitu sebesar 65%, sedangkan untuk
siang harinya makanan yang masih ada sisa yaitu mawar merah putih 2, untuk sore harinya
makanan yang masih tersisa terdapat diruangan tulip 2 yaitu sebesar 63%.
B. Saran
Untuk ruangan yang masih memiliki makanan sisa perlu diperhatikan dari segi mutu