GIZI INSTITUSI
DI CATERING IBU S. SLAMET
041511015
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahaui gambaran umum sistem penyelenggaraan makananan pada
institusi pelayanan jasa katering
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum institusi penyelenggaraan makanan pada
institusi pelayanan jasa katering
2. Mengetahui manajemen ketenagaan pada institusi pelayanan jasa
katering
3. Mengetahui infrasmobil boxtur yang terdapat dan dibutuhkan dalam
proses penyelengaraan makanan pada pelayanan jasa katering
4. Mengetahui alur kerja penyelenggaraan makanan pada pelayanan jasa
katering
5. Mengetahui perencanaan anggaran belanja dan perkiraan food cost
dalam penyelenggaraan makanan pada pelayanan jasa katering
6. Mengetahui proses penyelenggaraan makanan pada pelayanan jasa
katering mulai dari perencanaan menu, penerimaan, penyimpanan,
persiapan pengolahan bahan makanan hingga distribusi dan penyajian
makanan.
1.3. Manfaat
Setelah melakukan survey ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami
gambaran nyata sistem penyelenggaraan makanan pada institusi pelayanan jasa
katering mulai dari, gambaran institusi, ketenagaan, infrasmobil boxtur,
perencanaan angggaran dan proses penyelenggaraan makanan pada institusi
pelayanan jasa katering.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.2. Pengertian
Cakupan penyelenggaraan makanan sangat luas, tidak seperti yang dipahami hanya
sekedar merencanakan menu, mengolah, menyimpan dan menyajikan bahan makanan, tetapi
juga meliputi fasilitas, peraturan perundang-undangan, anggaran, ketenagaan, peralatan,
hygiene-sanitasi dan lain sebagainya (Aritonang, 2012).
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu, yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang. Adapun tujuan perencanaan menu, ialah agar tersedia siklus menu sesuai
klasifikasi pelayanan yang ada (misalnya 10 hari atau seminggu). Sedangkan prasyarat
perencanaan menu meliputi:
Characteri
stic,
needs,
and
preferanc
es for
those in
planning
care
Menu
Nutritional Practicaliti
content, es of
variety production
and
balance
Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah
bahan makanan yang akan diterima
Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun kuantitas di
gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporan. Tujuan
penyimpanan bahan makanan ialah agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan
kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan. Sedangkan prasyaratnya
meliputi:
Adanya sistem penyimpanan barang
Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan
Tersedianya kartu stok/ buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Setiap instalasi penyedia makanan haruslah memiliki ruang penyimpanan untuk bahan
makanan kering (gudang bahan makan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku (freezer)
yang umumnya dimiliki instansi besar. Luas dan jenisnya berbeda tergantung kebutuhan
instansi masing-masing. Freezer atau ruang pembeku digunakan untuk menyimpan bahan
makanan dalam jangka waktu yang agak lama.
Bahan makanan segar mudah sekali rusak dalam suhu tinggi atau sinar matahari.
Bahan makanan ini harus disimpan dalam tempat yang dingin (sesuai dengan suhu yang
diperlukan). Adapun beberapa syarat penyimpanan di ruangan/ lemari pendinginan
meliputi:
Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan makanan, agar
tidak menjadi rusak
Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan pembersihan lemari/
ruangan pendingin dilakukan setiap hari.
Pencairan es pada lemari pendingin harus segera dilakukan setelah terjadi
pengerasan.
Pada beberapa tipe lemari pendingin tertentu, terdapat alat pencairan otomatis
di dalamnya
Semua bahan yang akan dimasukkan ke lemari/ ruangan pendingin sebaiknya
dibungkus plastik atau kertas timah
Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan
makanan yang tidak berbau
Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan.
Untuk buah-buahan, ada yang tidak memerlukan pendingin, perhatikan sifat
buah tersebut sebelum dimasukkan ke dalam ruangan/ lemari pendingin
- Penyimpanan Daging
Metode yang banyak digunakan untuk penyimpanan atau disebut dengan shelf luife
daging dan daging proses, adalah dengan pendinginan/ yang lazim disebut refrigerasi
pada temperatur antara -2°C hingga 5°C. Disamping itu, daging dapat diawetkan dengan
proses pembekuan, proses thermal (pemanasan) dan dehidrasi (pengeringan). Dapat pula
dilakukan dengan cara iradiasi, pengepakan dan perlakuan kimiawi. Cara curing adalah
penambahan campuran garam (sodium nitrit dan/atau sodium nitrat), gula dan bumbu-
bumbu. Pengasaman daging, misalnya dengan asam asetat, propionat, sorbat dan laktat,
karbon dioksida serta asam dehidroasetat, ozon, dan antibiotik.
- Penyimpanan Ikan
Ikan dan produk perikanan merupakan makanan sumber hewani yang relatif
murah dibandingkan dengan sumber-sumber protein hewani lainnya.
Pengesan (icing)
Keuntungan metode ini adalah menghasilkan pendinginan yang cepat,
es meleleh sehingga menghanyutkan bakteri, darah, dan lendir ikan.
Pendinginan dalam udara dingin (chilling in cold air)
Metode ini kurang menguntungkan karena laju pendinginan lebih
lambat, ikan mengalami kekeringan (dehidrasi), yang penampakannya kurang
menarik dan kehilangan berat.
Pendinginan dalam air (chilling in water)
Kelebihan metode ini adalah penarikan panas dari tubuh ikan
berlangsung cepat tanpa merusak kondisi fisik. Sedangkan kekuranganya
adalah kesukaran dalam teknik penanganan.
Pendinginan supra (super chilling)
Dilakukan pada pendinginan ikan basah dengan suhu pada pusat
produk berada pada deret titik beku ikan (-1,1°C sampai -2,2°C) dan terkadang
lebih rendah lagi. Metode ini dapat memperpanjang agar masa awet ikan
mencapai 10 hari lagi, dan mencegah proteolisis dari isi rongga perut tanpa
merusak mutu proteinnya. Kekurangannya adalah dalam prakteknya dianggap
kurang baik karena sebagian ikan mengalami pembekuan lambat.
Pembekuan (freezing)
Pembekuan pada suhu -10°C sampai -12°C dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dalam waktu yang lama. Untuk mencegah denaturasi
protein dan ketengikan lemak, penyimpanan ikan segar perlu dilakukan pada
suhu antara -20°C sampai -30°C. Kemungkinan terjadinya pengeringan ikan
beku, berakibat freezer burn, yaitu terbentuknya bercak putih, mengeras dan
mengerut pada bagian permukaan ikan.
- Penyimpanan Sayuran
Penyimpanan pada suhu kamar
Sayur yang akan disimpan pada suhu kamar jangan sampai terikat atau
terbungkus rapat. Sebaiknya sayuran diletakkan berserakan dengan tampah
(nyiru) atau keranjang. Namun, harus dibungkus demi kebersihan, sebaiknya
digunakan plastik yang sudah berlubang-lubang atau dilubangi. Bila
memungkinkan penyimpanan bawang merah dan bawang putih dilakukan
dengan cara digantung.
Penyimpanan dengan suhu terkendali
Penyimpanan dengan suhu terkendali (control atmosphere storage atau
CA storage) dapat menghambat kegiatan respirasi, sehingga dapat menunda
proses pelunakan, menunda pembentukan warna kuning, menghambat
perubahan kualitas dan kerusakan lainnya.
Penyimpanan pada suhu rendah
Sayuran yang akan disimpan dalam suhu rendah harus bersih. Sayuran
dipisahkan menurut jenisnya agar tidak terjadi reaksi yang tidak dikehendaki.
Masing-masing sayuran sebaiknya dikemas dengan plastik polietilen yang
berlubang-lubang atau plastik kedap udara dan diberi tanggal penyimpanan.
Penyimpanan dengan merendam pangkal batang
Wadah yang digunakan untuk merendam diusahakan dalam keadaan
bersih dan diisi air setinggi 5 cm. Air yang digunakan untuk merendam tidak
boleh terlalu banyak, karena justru akan mempercepat terjadinya kebusukan.
- Penyimpanan Telur
Penyimpanan pada suhu kamar
Telur yang masih segar dan sudah dalam keadaan bersih diletakkan
pada wadah terbuka selama 1-14 hari.
Penyimpanan pada suhu rendah
Telur yang akan disimpan harus bersih
Letakkan telur pada tempat telur yang tersedia di lemari es agar tidak
terjadi reaksi yang tidak diinginkan
Peletakan telur harus benar
Penyimpanan penutupan kulit secara direndam.
c. Penyaluran
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara distribusi bahan makanan
berdasarkan permintaan harian. Tujuan penyaluran bahan makanan ialah agar tersedia
bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai pesanan.
Sedangkan prasyaratnya meliputi: (1) Adanya bon permintaan bahan makanan; (2)
Tersedianya kartu stok/ buku catatan keluar-masuk bahan makanan.
a. Siklus menu
b. Peraturan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP)
c. Bahan makanan yang akan diolah
d. Peralatan pengolahan bahan makanan
e. Aturan penilaian
f. Prosedur tetap pengolahan.
Menggoreng, yaitu memasukkan bahan makanan dalam minyak yang banyak atau di
dalam mentega/ margarine, sehingga bahan menjadi kering dan dapat warna kuning
kecoklatan.
Menumis, yaitu memasak dengan sedikit minyak atau margarine untuk membuat layu
atau setengah masak dan air sedikit dan ditutup.
3. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan, adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai
jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa dan
makanan khusus). Tujuan distribusi makanan ialah agar konsumen mendapat
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
1. Sistem yang dipusatkan atau sentralisasi, yaitu dengan ketentuan makanan klien
dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan makanan.
Keuntungannya meliputi:
Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya dan pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
Makanan dapat disampaikan langsung ke klien dengan sedikit kemungkinan
kesalahan pemberian makanan
Ruangan klien terhindar dari keributan pada waktu pembagian makanan serta
bau masakan
Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat.
Sedangkan kerugiannya adalah sebagai berikut:
2. Sistem yang tidak dipusatkan atau desentralisasi, yakni makanan klien dibawa dari
tesecarampat pengolahan ke dapur ruang perawatan klien dalam jumlah besar,
selanjutnya disajikan dalam alat makan masing-masing klien sesuai dengan
permintaan makanan. Keuntungan sistem ini adalah:
Tidak memerlukan tempat yang luas, perlatan makan yang ada di dapur
ruangan tidak banyak
Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan pada klien
Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dengan porsi sesuai
kebutuhan klien.
Pengawasan dan evaluasi dapat dinilai apabila terlaksana sistem pencatatan pelaporan
yang baik. Adapun tujuannya:
Pengolahan
makanan
Bahan
makanan
Menu
Kebersihan
Distribusi
Pengemasan kepada
konsumen
Menu
Jarak
Suhu dan
tempuh
temperatur
Berdasarkan diagram di atas, alur penyelenggaraan makanan pada catering Ibu S. Slamet
adalah sebagai berikut:
1) Konsumen melakukan pemesanan produk makanan berdasarkan kebutuhan dan
keinginannya. Katering Ibu S. Slamet merupakan jasa boga yang melayani
penyelenggaraan makanan dalam event- event tertentu (rapat, pernikahan, ulang
tahun, dll) maupun penyelenggaraan makanan dalam waktu tetap/ harian (industri
pabrik).
2) Setelah dilakukan transaksi dan kesepakatan antara konsumen dan catering Ibu S.
Slamaet proses selanjutnya adalah belanja bahan makanan. Untuk pembelanjaan
bahan- bahan makanan seperti sayur dan buah biasanya pada H-1 proses produksi,
begitu juga dengan bahan- bahan segar hewani seperti jenis- jenis ikan, ayam, dll
yang dilakukan H-1 sebelum proses produksi. Untuk bahan bumbu- bumbu masak
(bawang merah, bawang putih, pala, dll) dilakukan ±2-5 hari sebelum proses
produksi. Prinsip dalam belanja bahan adalah memperhatikan daya tahan bahan
makanan, menghindari proses penyimpanan yang terlalu lama agar kualitas bahan
tetap segar dan baik.
3) Setelah dilakukan belanja bahan ada beberapa bahan makan yang mengalami proses
penyimpanan ataupun langsung diolah. Untuk penyimpanan makanan sudah
dibedakan antara penyimpanan bahan basah (berupa freezer) dan bahan kering
(berupa rak- rak lemari).
4) Proses berikutnya adalah pengolahan bahan makanan berdasarkan menu yang sudah
disepakati. Dalam sehari catering Ibu S. Slamet melakukan proses pengolahan
sebanyak dua kali. Pada pagi hari mulai pukul 05.00 dan didistribusi kepada
konsumen pukul 07.00, pada siang hari untuk didistribusikan di sore hari, dan pada
sore hari umtuk didistribusi di malam hari. Proses pengolahan ini menyesuaikan
dengan jenis bahan makanan dan menu. Dimulai dari proses pencucian bahan,
pemotongan hingga pemasakan dilakukan dengan memperhatikan aspek kebersihan
dan kualitas makanan.
5) Proses pengemasan dilakukan setelah semua produk makanan sudah tidak terlalu
panas. Catering Ibu S. Slamet menyediakan 2 jenis pengemasan berupa kotak box dan
prasmanan. Pada kotak box menu makanan sudah diletakkan terpisah antara nasi,
sayur, lauk dan buah, krupuk dikemas dalam plastik terlebih dahulu baru disertakan
bersama dengan kemasan.
Tahap selanjutnya adalah distribusi, biasanya catering Ibu S. Slamet menggunakan
motor atau mobil untuk yang jumlahnya 100 porsi tempat konsumen. Proses distribusi
memperhatikan jarak tempuh agar makanan yang dipesan bisa datang tepat waktu serta
kualitas makanan tetap terjaga sehingga kepuaasan konsumen terpenuhi
Berdasarkan uraian diatas pada tahap pengolahan makanan paling rawan terjadi
kontaminasi karena biasanya para karyawan melakukan proses pemotongan terlebih
dahulu baru proses pencucian, padahal hal itu menyebabkan kandungan zat gizi pada
makanan akan lebih banyak larut terbuang bersama air. Proses pencucian dilakukan
terlebih dahulu jika secara visual bahan makanan terlihat kotor. Untuk tahap alur
penyelenggaraan makanan yang lain dirasa sudah memenuhi prosedur yang baik dan
benar.
B. Struktur Organisasi
Untuk struktur organisasi di catering Ibu S. Slamet tidak ada. Awal membuka
catering Ibu S. Slamet ialah orang tua dari suami yang sekarang sudah
berkeluarga dan usaha ini di lanjutkan oleh anak laki-lakinya dengan sang istri
beserta anak-anaknya.
C. Ketenagakerjaan, Pendidikan dan TUPOKSI
Dalam pengolahannya, catering Ibu Slamet memberdayakan karyawan untuk
membantu proses produksi hingga distribusi makanan. Catering Ibu Slamet
mempunyai 6 orang karyawan yang semuanya bisa melakukan pekerjaan catering jadi
disini tidak ada masing-masing dalam pekerjaan, semua bisa pemasak dan tenaga
distribusi. Tetapi dengan keadaan seperti ini (Covid-19/Pandemi) hanya ada 3 orang
karyawan. Secara umum karwayan di catering Ibu Slamet berpendidikan SMA dan
sederajat.
2. Perencaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen atau pasien dan memiliki ketersediaan zat gizi yang
memenuhi prinsip gizi yang seimbang. Penyusunan menu berdasarkan jenis hidangan
sehingga memiliki variasi yang banyak, frekuensi penggunaan bahan berdasarkan pola
menu dan master menu, kombinasi warna dan konsistensi bentuk serta variasi dari
hidangan. Catering Ibu S. Slamet ialah jasa penyedia makanan untuk berbagai acara
seperti ulang tahun, pesta dll.
Siklus Menu
Siklus menu din ACS menggunakan istilah “ Cycle “ yang dibuat berdasarkan
permintaan dari masing-masing airlines yang mempunyai siklus menu yang berbeda-
beda tergantung jumlah penerbangan yang dijadwalkan.
Siklur menu di catering Ibu S. Slamet dibuat berdasarkan permintaan
konsumen atau sesuai pemesanan.
Standart Resep
Catering Ibu S. Slamet sudah memiliki standar resep sendiri. Adapun untuk
standar resep isian pastel, kue surga sesuai dengan kebijakan yang berwenang tidak dapat
dipublikasikan.
Standart Bumbu
Pada penyelenggaraan makanan di catering Ibu S. Slamet sudah terdapat standart
bumbu, sehingga cita rasa dan kualitas makanan sama untuk setiap menu yang dihasilkan.
Standart Porsi
Catering Ibu S. Slamet tidak memiliki standar porsi dalam usahanya.
Standart Mutu Makanan GRIU
Makanan yang dikirimkan ACS dalam bentuk makanan jadi antara lain main
course dan snack, apabila terjadi tambahan makanan maka makanan akan dimasak di
dapur GRIU. Untuk sayuran ACS hany amengirimkan sayur ynag sudah dipotong-potong
dn siap untuk dimasak. Untuk bahan makanan ynag dikirim berupa buah-buahan, dan
tambahan daging untuk kekurangan menu dan persiapan pasien baru.
Bahan Resep dan Kendala dalam Menu Makanan
Mengenai resep- resep dari menu makanan catering Ibu S. Slamet ada yang
menggunakan bumbu rahasia, semuanya sesuai standar dan sesuai karyawan catering
Ibu S. Slamet dari pihak produksi. Setiap jasa penyedia makanan pasti memiliki
tantangan dan kendala, begitu juga dengan catering Ibu S. Slamet yang pernah
mengalami keluhan- keluhan dari konsumennya mengenai porsi makanan yang tidak
sesuai, maksudnya dalam jumlah yang berbeda dari sebelumnya.
Standar menu;//
Standar resep
Standar porsi
3. Pemesanan bahan makanan
Sistemnya, spesifikasi bahan
4. Pembelian Bahan Makanan
Dari segi anggaran belanja dalam proses produksi yang dipesan, catering Ibu
Slamet hanya memesan bahan atau belanja sesuai dengan kebutuhan yang dipesan.
Catering Ibu Slamet membeli bahan makanan secara langsung ke pasar sesuai dengan
pesanan. Catering ini mempunyai penjual yang sudah menjadi langganan. Biasanya
pembelian bahan makanan dilakukan setiap jam 04:00/05:00 WIB pagi hari di pasar
genjing atau pasar johar. Bahan makanan pesanan catering sesuai pesanan konsumen
jadi untuk belanja di pasar seperlunya saja karena sifat bahan makanan yang cepat
rusak/membusuk, catering Ibu Slamet menyediakan pesanan yang bahan makanannya
fresh. Misalnya ada pesanan untuk siang hari Ibu Slamet membeli di pagi hari lalu
bahan-bahan di bersihkan dan siapkan bila sifatnya yang mudah layu di letakkan di
kulkas, biasanya Ibu Slamet membeli bahan makanan lalu langsung mengolahnya.
Bila pesanan yang siang hari sudah selesai lalu bahan-bahan makanannya masih
tersisa di letakkan di tempat sesuai dari masing-masing bahan untuk kembali di
pakaikan pada pesanan di pagi hari pada pukul 06:00 WIB diambil untuk dibawa ke
kantor dll jadi untuk mengolahnya pada waktu subuh sudah menyiapkan/mengolah.
Untuk tepung terigu membeli yang perball/25 kg lalu untuk telur ayam membeli 5 kg.
G. Distribusi Makanan
Dalam proses pendistribusian makanan catering ini menerapkan sistem
distribusi desentralisasi dan sentralisasi sesuai permintaan konsumen. Wadah yang
digunakan untuk distribusi makanan adalah box. Alat transportasi makanan yang
digunakan mengirim ke tempat pesanan menggunakan motor/mobil. Sistem pelayanan
makanan yang digunakan tergantung dengan permintaan konsumen.
H. Sarana prasarana
Denah, alur kerja
I. Pencucian Alat
Pencucian alat masak dan alat makan menggunakan cara manual kemudian
dikeringkan di rak penyimpanan alat. Alat masak disimpan di ruang produksi
sedangkan alat makan disimpan di ruang ditribusi.