PADA PEPES TAHU DI INTALASI GIZI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Oleh Asti Rizkia Prajasasmita P17331111027 Dian Karunia P17331111024
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI BANDUNG PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI 2014 1
HACCP WORKBOOK
FORM 1. TIM HACCP Rumah Sakit : Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Produk : Pepes Tahu Kelompok diagram alir : Kelompok makanan yang diolah dan dikonsumsi pada hari yang sama No Nama Tanggung Jawab di RS Keahlian dan Pelatihan yang sudah diikuti Tanggung jawab dalam kelompok 1 Asti Rizkia P Ahli Gizi - Ketua HACCP 2 Dian Karunia Ahli Gizi - Anggota
Tanggal : 1 Mei 2014 Disetujui Oleh : Ketua HACCP
2
FORM 2. DESKRIPSI PRODUK Rumah Sakit : Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Nama Produk : Pepes Tahu Kelompok diagram alir : Kelompok makanan yang diolah dan dikonsumsi pada hari yang sama Pepes tahu adalah menu makanan saring untuk ruang perawatan kelas I, II, dan III di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Pepes tahu berbahan dasar tahu yang ditambahkan telur, bumbu kuning (bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri), tomat, salam, sereh, dan garam. Pepes tahu ini dibuat dengan metode pengolahan pengukusan dengan menggunakan alat steamer bersuhu 100 0 C selama 45 menit. Pengolahan pepes tahu yaitu meliputi penggilingan tahu, pencampuran dengan bahan tambahan, pembungkusan adonan dengan daun pisang yang disemat dengan tusuk kayu kecil, dan pengukusan. Produk akhir dari pepes tahu adalah pepes tahu berwarna kuning berbentuk lunak, memiliki rasa khas tahu, aroma khas sereh dan salam. Pepes tahu yang disajikan untuk pasien tetap terbungkus dengan daun pisang, namun penyemat telah dibuang sebelum proses pemorsian. Pepes tahu akan disajikan di atas piring plato stainless bersekat (5 sekat untuk kelas I & II, 3 sekat untuk kelas III) berbentuk bulat dan bertutup yang telah di sterilisasi, kemudian di distribusikan kepada pasien makanan saring.
3
1. Nama Produk Pepes Tahu 2. Bahan baku yang digunakan Tahu Telur Tomat Bawang merah Bawang putih Garam Kemiri Kunyit Salam sereh
3. Karakteristik produk akhir yang penting Warna : kuning Rasa : khas tahu Aroma : reseh dan salam Tekstur : lunak 4. Metode pengolahan (urutan pengolahan yang dilakukan) Penghancuran Pencampuran Pembungkusan Pengukusan 5. Kondisi penyimpanan sebelum disajikan Disimpan dalam etalase kaca tempat penyimpanan makanan matang dengan suhu ruang (27 0 C) 6. Metode Penyajian Disajikan pada piring plato stainless bersekat (5 sekat untuk kelas I & II, 3 sekat untuk kelas III) berbentuk bulat dan bertutup yang telah di sterilisasi 7. Metode transportasi Diletakkan pada trolly tertutup yang bersih
Tanggal : 1 Mei 2014 Disetujui Oleh : Ketua HACCP
4
FORM 4 : DIAGRAM ALIR
5
Pencucian Penggilinga n Penyimpananan Pendistribusian Pencucian Pemecahan Pencucian Pengirisan Pengupasan Pencucian Penghalusan Penerimaan tahu telur tomat Sereh salam Bw. P M kunyit garam kemiri Penyimpanan Pendistribusian Pencampuran Pembungkusan Pengukusan pemorsian distribusi Penyimpananan Penyimpananan Penyimpananan Daun Pisang Kayu Penyemat Pendistribusian Pendistribusian Pencucian Perebusan Pencucian Pengirisan Pembersihan 6
FORM 5 : DIAGRAM ALIR VERIFIKASI
7
8
9
FORM 3. Penggunaan Produk
Rumah Sakit : Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Nama Produk Pepes Tahu Deskripsi Cara Konsumsi Pepes tahu dapat dikonsumsi setelah pembungkus daun pisang dibuka Penggunaan Produk Pasien makanan saring di rumah sakit Prof. Dr. Margono kelas perawatan I, II, III
Tanggal : 1 Mei 2014 Disetujui Oleh : Ketua HACCP 10
FORM 4: DIAGRAM ALIR
tahu telur tomat Sereh dan salam Bawang merah, bawah putih, kunyit, jahe Ketumbar Sagu dan garam dicuci disimpan dihaluskan Pemisahan telur dari cangkang Iris dihaluskan Pencampuran didistribusikan Pembungkusan dicuci Pengukusan Pemorsian penyimpanan distribusi Penerimaan 11
FORM 5. DIAGRAM ALIR YANG SUDAH DIVERIFIKASI
Penerimaan 12
FORM 6: PRINSIP 1 ANALISIS BAHAYA Lembar Kerja 6. Identifikasi Bahaya, Penetapan Tindakan Pencegahan dan Signifikansi Bahaya (Risiko) RENCANA HACCP Rumah Sakit: Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Produk: Pepes Tahu Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi Penerimaan bahan kering Garam F Benda asing Garam - Penetapan standar dan spesifikasi bahan dengan supplier - pemeriksaan bahan yang datang secara visual m M TS Telur M
Mikroba Patogen Kontaminasi bahan baku Pengendalian proses h H S 13
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi
F
(Salmonella sp.)
Kotoran
Kotoran ayam yang menempel pada cangkang telur penerimaan secara benar
Penerimaan bahan makanan basah Tahu M
K Aspergillus flavus
Bahan Kimia (Boraks & Formalin) Tahu
Tahu Pencucian tahu dengan air mengalir
Penerimaan tahu sesuai spesifikasi (berwarna putih, tidak asam, tidak mengandung h M S 14
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi formalin, bermerk karangsari, ukuran 70 gr) Bawang merah M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu dan waktu penyimpanan m M TS Bawang Putih M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu dan waktu penyimpanan m M TS Kemiri M Pertumbuhan jamur pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan m M TS Kunyit M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu m M TS 15
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi penyimpanan Jahe M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan m M TS Salam M Pertumbuhan mikroorganisma pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan m M TS Sereh M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan m M TS Tomat M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan m M TS Pencucian Bahan Makanan Kering dan Basah Tahu M Mikroorganisme Kontaminasi bahan Pencucian m M TS 16
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi patogen baku dan lingkungan yang bersih dan ditempatkan pada wwadah yang bersih Telur M Mikroorganisme patogen (salmonella) Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih m H S Bawang merah M
F Mikroba pembusuk Benda asing (tanah) Kontaminasi bahan baku
Pencucian yang bersih m M TS Bawang Putih M Mikroba pembusuk Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih m M TS Ketumbar M Mikroba pembusuk Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih m M TS Kemiri M Mikroba pembusuk Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih M M TS Kunyit M Mikroba Kontaminasi bahan Pencucian l M TS 17
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi
F pembusuk Benda asing (tanah) baku yang bersih Jahe M
F Mikroba pembusuk Benda asing (tanah) Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih L M TS Salam M Mikroba pembusuk Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih L M TS Sereh M Mikroba pembusuk Kontaminasi bahan baku Pencucian yang bersih L M TS tomat M Pertumbuhan mikroorganisme pembusuk Suhu Pengendalian suhu, tempat, dan waktu penyimpanan M M TS Penggilingan tahu F Benda asing (batu, rambut, plastik) Kontaminasi bahan baku, Hygiene pekerja, Kebersihan Menerapkan SOP m M TS 18
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi alat Penghalusan bumbu F Benda asing (batu, rambut, plastik, kulit) Kontaminasi bahan baku Hygiene pekerja Kebersihan alat Menerapkan SOP M M TS Pengirisan tomat F Benda asing (batu, rambut, plastik, kulit) Kontaminasi bahan baku Hygiene pekerja Kebersihan alat Menerapkan SOP M M TS Pencampuran tahu, irisan tomat dan bumbu Fisik Benda asing (batu, rambut, plastik, kuku) Kontaminasi bahan baku Hygiene pekerja Kebersihan alat Menerapkan SOP Penggunaan sarung tangan plastik M M TS Pembungkusan tahu Fisik Benda asing (tusukan) Pencemaran pada saat pembungkusan SOP pembungkusan pepes tahu M M TS Pengukusan Mikrobiologi Mikrobiologi patogen Suhu dan waktu pengukuran yang SOP pengendalian m H S 19
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi (Salmonella) tidak tepat suhu dan waktu pengukuran Penyimpanan Pepes tahu Mikrobiologi Mikrobiologi patogen Suhu dan tempat penyimpanan yang tidak tepat SOP penyimpanan pepes tahu H M S Pemorsian Mikrobiologi
Fisik Mikrobiologi patogen
Benda asing (tusukan) Waktu dan tempat pemorsian Penjamah makanan Alat harus dalam keadaan steril dan penjamah harus menerapkan personal hygiene M M TS Distribusi Mikrobiologi Mikroba Bakteri patogen, alat, dan suhu yang tidak tepat Penggunaan alat secara tepat dan steril Suhu harus dipantau sejak h M S 20
Tahap/ Input Bahaya (M/K/F) Jenis Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Tindakan pengendalian/ pencegahan Peluang (l/m/h) Keparahan (L/M/H) Siginifikansi pemorsian
Tanggal : 1 Mei 2014 Disetujui Oleh : Ketua HACCP 21
FORM 7: PENENTUAN TKK /CCP RENCANA HACCP Rumah Sakit: Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Produk: Pepes Tahu
Tahap Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Peluang (h, l, m) Keparahan (H, L, M) Tindakan pengendalian/ pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 TKK/ TK Alasan keputusan Penyimpanan bahan makanan kering dan basah Telur M
Mikroba Patogen (Salmonella sp.) H H Pengendalian proses penerimaan secara benar Y T Y Y TK Karena ada tahapan berikutnya untuk menghilagkan bahaya Tahu K Bahan Kimia (Boraks & Formalin) H M Pengendalian proses penerimaan secara benar Y T T TK Karena kontaminasi bahaya tidak 22
Tahap Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Peluang (h, l, m) Keparahan (H, L, M) Tindakan pengendalian/ pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 TKK/ TK Alasan keputusan melebihi tingkatan yang dapat diterima Pencucian bahan makanan kering dan basah Telur M Mikroorganisme patogen (salmonella) M H Pencucian yang bersih Y T Y Y TK Karena ada tahapan berikutnya untuk menghilagkan bahaya Pengukusan Mikrobiologi Mikrobiologi patogen (Salmonella) M H SOP pengendalian suhu dan waktu pengukuran Y T Y T TKK Karena tidak ada tahapan berikutnya untuk menghilangkan 23
Tahap Bahaya Penyebab/Sumber/ Justifikasi bahaya Peluang (h, l, m) Keparahan (H, L, M) Tindakan pengendalian/ pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 TKK/ TK Alasan keputusan bahaya Penyimpanan Pepes tahu Mikrobiologi Mikrobiologi patogen H M SOP penyimpanan pepes tahu Y T T TK Karena kontaminasi bahaya tidak melebihi tingkatan yang dapat diterima Distribusi Mikrobiologi Mikroba H M Penggunaan alat secara tepat dan steril Suhu harus dipantau sejak pemorsian Y T T TK Karena kontaminasi bahaya tidak melebihi tingkatan yang dapat diterima 24
FORM 8: RENCANA HACCP Produk: Pepes Tahu RENCANA HACCP Rumah Sakit: Prof. Dr Margono Soekarjo Purwokerto Produk: Pepes Tahu Prinsip 1 Prins ip 2 Prins ip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7 Tahap/ Input Bahaya Tindakan Pengenda lian TKK Bata s Kritis Pemantauan Tindakan koreksi Verifikasi Dokumen tasi Apa Dimana Bagaim ana Kapan siapa Apa & Siapa Apa & Siapa Penguku san mikrobiol ogi Dikukus pada suhu 80 o C selama 15-25 menit TKK Dikuk us deng an suhu 80 o C selam a 15 menit Waktu dan suhu penguku san Tempat pengola han makana n Mengec ek suhu dan lama pemasa kan Selama proses penguku san Tenag a penjam ah makan an Diisolasi produk yang dicurigai kemudian dimusnah kan. Memonito ring suhu dan waktu pemasak an setiap kali proses pemasak an dilakukan Rencana HACCP Dokumen monitoring Dokumen tindakan koreksi Dokumen verifikasi 25
PEMBAHASAN
Pepes tahu adalah salah satu bentuk pengolahan makanan saring untuk kelas perawatan I, II, dan III di RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. Pepes tahu berbahan dasar tahu. Proses pembuatan pepes tahu dimulai dari penerimaan, penyimpanan bahan makanan kering, persiapan bahan makanan, penggilingan tahu, pencampuran adonan, pembungkusan adonan, pengukusan, penyimpanan, pemorsian, dan pendistribusian kepada pasien. Penerimaan bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu penerimaan makanan basah dan penerimaan makanan kering. Penerimaan makanan basah dilakukan pada hari yang sama dengan proses pengolahan seperti tahu. Hal ini terkait dengan sifat tahu yang mudah rusak bila disimpan terlalu lama. Penyebab tahu mudah rusak adalah kadar air dan protein tahu yang tinggi. Kadar air tahu adalah 86 persen dan kadaer protein tahu sebesar 8 12 persen. Disamping itu kandungan lemak 4.8 persen yang membuat tahu menjadi cepat rusak bila tidak langsung diolah. Pada penerimaan bahan makanan kering dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu di gudang bahan makanan kering. Bahan makanan kering akan disimpan dalam suhu kamar. Persiapan bahan makanan mencakup pencucian tahu, telur, tomat, salam, sereh, bawang putih, dan bawang merah. Pencucian bahan makanan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada bahan makanan dan menghindari bahaya fisik yang berada pada bahan makanan. Setelah pencucian, tahu yang digunakan akan digiling menggunakan alat khusus untuk menggiling lauk nabati. Penggilingan tahu sudah mengikuti SOP atau standar operational procedure yang ada. 26
SOP berguna untuk menghindari kontaminasi langsung dari alat yang bersentuhan langsung dengan bahan makanan. Bumbu yang digunakan untuk membuat pepes tahu adalah bumbu kuning dengan komposisi bawang merah, bawang putih, kemiri, dan kunyit, Bumbu akan dihaluskan sebelum digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pencampuran bumbu dan bahan utama. Pada penghalusan bumbu pepes tahu dilakukan satu hari sebelum proses pemasakan. Bumbu yang sudah dihaluskan akan disimpan di pendingin khusus bumbu dengan suhu sebesar 8 0 C. Penyimpanan bumbu bertujuan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari udara. Penyimpanan ini juga bertujuan untuk membuat bumbu tetap dalam kondisi baik ketika digunakan karena kandungan air yang tinggi pada bumbu yang telah dihaluskan. Pada proses pencampuran bahan dan bumbu harus memperhatikan sanitasi dan hygiene. Sebelum melakukan pencampuran bahan makanan, tenaga pengolah harus mencuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun untuk menghindari bahaya mikrobiologis yang terdapat pada tangan manusia. Berdasarkan data WHO, tangan manusia mengandung bakteri sebanyak 39.000 460.000 CFU per sentimeter kubik, yang berpotensi menyebabkan penyakit infeksi menular (Rosari, 2013). Setelah proses pencampuran bahan, adonan dibungkus dengan daun pisang yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi silang. Setelah proses pembungkusan, dilakukan proses pengukusan menggunakan steamer dengan suhu 100 0 C selama 2 jam. Pengukusan pepes tahu bertujuan untuk menghilangkan bahaya dan membuat rasa makanan lebih baik. Pengukusan adalah salah satu titik kendali kritis. Dimana bila proses pengukusan tidak sesuai dengan waktu dan suhu pengukusan akan menyebabkan bakteri pada pepes tahu tidak 27
mati. Pepes tahu yang telah matang akan disimpan selama setengah jam sebelum proses pemorsian. Penyimpanan pepes tahu pada suhu ruang tidak boleh melebihi 4 jam. Hal ini terkait dengan waktu generasi atau waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Waktu generasi pada suhu pertumbuhan yang optimal antara lain 20 menit untuk bakteri salmonella. Proses pemorsian pepes tahu dilakukan di ruang pemorsian. Pada saat pemorsian, tenaga penjamah sudah menggunakan APD (alat pelindungi diri) seperti apron, celemek, penutup kepala dan masker. Tujuan dari penggunaan APD adalah untuk melindungi seluruh tubuh penjamah terhadap kemungkinan adanya bahaya yang ditimbulkan kecelakaan kerja seperti tersiram air panas atau makanan panas. Adapun tujuan dari penggunaan masker adalah melindungi kontaminasi silang yang disebabkan oleh tenaga penjamah. Proses pendistribusian sendiri dilakukan oleh pramusaji menggunakan trolley yang bersih. Pendistribusian makanan dilakukan mulai dari jam 12 hingga jam 13. Semakin singkat waktu pendistribusian makanan kepada pasien akan semakin baik.